SINOPSIS MAHAPUTRA episode 230 (24 Juni 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 230 (24 Juni 2014) by. Sally Diandra Di desa, Pratap segera menemui gurunya yang terkapar karena terluka di dalam gubuk, tubuhnya bersimbah darah, Pratap segera meletakkan kepala gurunya di pangkuannya “Pangeran Pratap, pasukan Mughal telah berhasil menerobos masuk pintu keamanan kita” Pratap sangat geram melihat kondisi guru dan daerah perbatasan kerajaannya yang mulai porak poranda, tak lama kemudian Guruji meminta minum, Pratap segera keluar dari gubuk tersebut berusaha mencari air, ketika Pratap keluar dari gubuk itu, pasukan Jalal melihat Pratap “Lihat itu Pratap ! Tangkap dia ! Maka Yang Mulia Raja Jalal akan membuat kita kaya !” Pratap segera berlari dan menghindari pasukan Mughal, Pratap berhasil lolos dari pasukan Mughal dan kembali ke gubuk dimana gurunya berada dengan sebuah kendi berisi air untuk Guruji, Pratap berusaha untuk membersihkan luka di tubuh Guruji “Semua orang akhirnya harus meninggalkan dunia ini suatu hari nanti, pangeran” ujar Guruji lemas “Aku bersumpah di depanmu, Guru ,,, kalau aku akan terus mempertahankan Mewar sampai titik darah penghabisan !” kemudian Pratap bertanya tentang barood (bubuk mesiu), Guruji segera menunjukkan dimana barood itu berada, 8u

Pratap bergegas mengambilnya “Guruji, aku mohon, jangan tidur ! Aku akan kembali nanti !” ujar Pratap dan segera keluar dari gubuk tersebut, diluar Pratap berusaha menjebak pasukan Mughal dengan bubuk mesiu yang di taruhnya di tanah hingga membuat sebuah garis yang memanjang, kemudian Pratap berusaha membuat api dari dua buah batu yang hentakkan bersama sama, pada saat yang bersamaan pasukan Mughal melihat keberadaan Pratap “Lihat itu, Pratap ! Tangkap dia !” prajurit segera berlari mendekat ke arah Pratap, Pratap pun langsung berlari mendekat ke arah bubuk mesiu tersebut, para prajurit itu segera mengitari Pratap sambil tertawa senang karena akhirnya mereka bisa menangkap Pratap yang saat itu tidak memegang senjata apapun, sedangkan pasukan Mughal bersenjata lengkap, 

Dari kejauhan Jalal dan Bhairam Khan melihat kejadian ini sambil tertawa senang. Namun tak lama kemudian, Pratap langsung melempar batu yang dibawanya sedari tadi dan batu itu tepat mengenai batu besar yang telah di hentakkannya tadi, sedetik kemudian batu itu menimbulkan api dan meledakkan mesiu yang ada di sekitar prajurit Mughal, satu per satu prajurit Mughal pun tumbang sementara Pratap langsung tiarap begitu melemparkan batu tersebut, hanya Pratap yang selamat dengan api di tangannya, Jalal dan Bhairam Khan merasa geram melihat kondisi Pratap yang baik baik saja. Sementara itu ketiga raja sekutu Jalal juga melihat Pratap dari kejauhan di atas kuda mereka masing masing “Sekarang kita harus menjebak, Pratap !” ujar Nasir, sedangkan dari tempat Jalal, Bhairam Khan semakin geram melihat Pratap “Lihat, Jalal ! Pratap itu sendirian dia mampu melumpuhkan pasukannya sebegitu banyaknya” ujar Bhairam Khan Pratap kembali ke gubuk, ke tempat gurunya terkapar “Guruji, aku akan membawa kamu ke tempat yang terdekat yang aman, dengan begitu aku bisa melawan pasukan Mughal yang lain !” ujar Pratap, tiba tiba Guruji meminta air kembali, 


Pratap berusaha mencari air di luar namun ketika hendak menuju ke gubuk satunya, tiba tiba kalung Ajabde yang di kenakan di lehernya tersangkut pada sebuah bambu, sejenak Pratap berhenti dan menoleh ke belakang dan dilihatnya kalungnya tersangkut, tepat pada saat itu Pratap melihat ada dua penjaga yang sedang berjaga di depan sebuah gubuk melalui sebuah jendela dan dilihatnya di dalam gubuk tersebut ada setumpuk persenjataan yang disimpan disana, Pratap langsung melumpuhkan kedua penjaga itu dengan sepatunya yang di ujungnya terdapat tombak kecil, kedua penjaga itupun segera tewas seketika itu juga, Pratap segera masuk ke dalam gubuk tersebut kemudian mengambil kendi yang berisi air dan bergegas menemui gurunya, setelah selesai memberikan minum, Pratap bertanya pada Guruji tentang Chakrapani “Aku tidak akan pergi kemana mana tanpa Chakrapani” ujar Pratap sedih “Pangeran, lebih baik, pertama tama kamu harus menyelamatkan dirimu sendiri demi tanah air kita dan ini adalah perintahku !” namun Pratap menolak, Pratap tetap berusaha untuk menyelamatkan gurunya dan Chakrapani 

Sementara itu di kerajaan Mewar, dari jendela keluarga kerajaan Mewar yang saat itu sedang mengadakan perayaan Johar, mendengar dentuman dan awan hitam yang mengepul sebagai tanda ledakkan di daerah perbatasan Peragarh, semua orang terjekut dan khawatir dengan keadaan Pratap “Aku akan pergi kesana ! Dan kamu Rawal Ji amankan Mewar !” ujar Raja Udai Singh, pada saat yang sama Pratap akhirnya bisa menemukan Chakrapani yang sedang terkulai lemas di pojokkan sebuah gubuk, Pratap berusaha membangunkan Chakrapani “Chakrapani, kita harus segera meninggalkan tempat ini secepatnya !” Pratap segera membawa Chakrapani keluar dari tempat itu namun beberapa pasukan Mughal melihat Pratap, mereka segera mengejar Pratap, Pratap berusaha menghindar kemudian kembali membunuh prajurit itu dan Chakrapani di letakkannya di dalam sebuah gubuk yang lain, kemudian Pratap kembali menemui gurunya 

Di tempat sekutu Jalal yang masih terus memantau keadaan di perbatasan mendapat laporan dari salah satu prajuritnya “Kami sudah mengecek semua gubuk tapi kami tidak bisa menemukan Pratap dimanapun !” ketiga Raja sekutu Jalal merasa semakin geram, Pratap sendiri sudah berada di gubuk tempat gurunya “Pangeran Pratap, bagaimana kamu bisa bertarung dengan pasukan Mughal yang ada disini ?”, “Aku tidak bertarung sendirian, guru” ujar Pratap “Aku tidak bisa berdiri diatas kakiku sendiri” ujar Guruji “Guru, aku akan membuat sebuah rencana untuk itu ! Kita harus hidup untuk tanah air kita !” ujar Pratap geram “Aku bangga padamu, pangeran” puji Guruji “Aku harus membawa Chakrapani juga !”, “Hidup Mewar ! Hidup Mewar ! Hidup Mewar !” ujar Guruji,

Pada saat itu Chakrapani berhasil di tangkap oleh ketiga raja sekutu Jalal dan para prajuritnya, Chakrapani yang telah lemas dan tidak berdaya menjadi bual bualan mereka, Chakrapani hanya bisa mengerang menahan sakit, tak lama kemudian Pratap sudah muncul di depan mereka bersama dengan Guruji, rupanya Pratap mengikatkan tubuh Guruji di tubuhnya sehingga Guruji bisa berdiri dan ikut bertarung dengannya, pertarungan diantara mereka pun tak terelakkan, dengan gagah berani dan sekuat tenaga Pratap dan Guruji berusaha melumpuhkan pasukan Nasir dan pasukan Mughal yang mengepung mereka, Nasir sangat marah melihat pasukannya tumbang “Aku akan bertarung dengan Pratap !” Nasir segera maju ke depan menghadap ke Pratap dan bertarung dengannya, Pratap berhasil membunuh Nasir, sementara dua temannya bersembunyi ketika salah satu teman Nasir berusaha melemparkan sebuah belati, ternyata tubuhnya malah tewas di depan Pratap, rupanya bala tentara Raja Udai Singh telah tiba disana dan membantu Pratap, salah satu teman Nasir yang masih hidup segera melarikan diri ketika melihat Pratap mendapat bantuan 

Setelah semua kondisi aman, Pratap sangat berterima kasih dengan kedatangan ayahnya namun sayangnya Guruji malah terkulai lemas setelah pertarungan yang menguras tenaganya, Pratap sedih dan menangis “Tenang, Pratap ,,, gurumu masih hidup !” ujar Raja Udai Singh, kemudian Raja Udai Singh memerintahkan agar Guruji segera di obati, Pratap sangat berduka ketika melihat hasil dari peperangan, dimana banyak mayat mayat yang bergelimpangan, Pratap melihat mayat teman temannya yang tewas demi mempertahankan perbatasan kerajaan, Pratap menangis sedih, apalagi ketika melihat mayat Rana Kheta Ji yang tewas tertindih sebuah beton bundar memanjang yang menimpa tubuhnya, Pratap segera mennyingkirkan beton itu dan teringat akan sumpah yang mereka lakukan berdua antara dirinya dan Rana Kheta Ji, Pratap kembali bersumpah di depan mayat Rana Kheta Ji untuk terus mempertahankan Mewar kemudian mencium tangan Rana Kheta Ji yang bersimbah darah, Raja Udai segera menghampiri Pratap dan memberikan dukungan pada Pratap sambil memegang bahunya seraya berkata “Mereka telah mengorbankan diri mereka demi tanah air kita, Pratap” ujar Raja Udhai Singh “Kerajaan Marwar harus membayar ini semua, ayah ,,, mereka harus membayarnya !” ujar Pratap geram SINOPSIS MAHAPUTRA episode 231
Bagikan :
Back To Top