SINOPSIS MOHABBATEIN episode 148 by. Sally Diandra
Amma bergegas pergi ke rumah keluarga Bhalla, rupanya Simmi yang membuka pintu rumahnya “Ada apa, nyonya Iyer ?”, “Dimana Romi ? Aku ingin bertemu dengannya !” ujar Amma geram “Kenapa ?”, “Panggil dia ! Aku ingin bicara dengannya ! Aku harus menanyakan sesuatu padanya dan aku akan menghukum dia !” ujar Amma ketus “Katakan saja padaku, apa yang terjadi ? Dia tidak ada dirumah saat ini”, “Sama saja ! Katakan saja padanya untuk menemui aku !” Amma bergegas pergi dari sana, Simmi langsung berfikir “Apa lagi yang terjadi ? Aku harus mengatakannya pada Romi tentang hal ini, apalagi dia membawa laptopnya Romi” bathin Simmi,
Sedangkan Amma juga berfikir “Apa yang akan aku katakan pada suamiku tentang hal ini ? aku akan menelfon Ishita dulu” namun sayang sekali berulang kali Amma menelfon tetap saja gagal, sementara itu Simmi sudah menelfon Romi, Romi merasa gelisah “Tunggu saja, aku akan melakukan sesuatu, jika kak Raman tahu tentang hal ini maka dia pasti akan membunuh aku” Romi bergegas mengatakan pada teman temannya “Kasus yang lama rupanya mencuat lagi, aku harus menyelesaikan permasalahan ini, aku butuh mobilmu tapi kalian pergi saja dari sini !” pinta Romi
Malam itu Amma sedang mencari bajaj, Amma sedang berjalan dijalan raya sambil terus mencoba menghubungi Ishita, kebetulan Sarika masuk keruangannya Ishita dan melihat ada telon dari Amma, Sarika segera mengangkatnya “Bilang saja pada Ishita untuk menunggu disana, aku akan ke klinik sekarang” Amma lalu mencoba untuk menghentikan bajaj tapi tidak dapat juga, Sarika kemudian mematikan telfonnya, Amma masih memegang laptop Romi dan berkata pada dirinya sendiri “Bagaimana bisa Romi melakukan hal sekeji ini pada Mihika, Romi ,,, aku tidak akan memaafkan kamu !” tepat pada saat itu seseorang dengan sengaja menabrak Amma dijalan dengan sebuah mobil berwarna putih dan bergegas meninggalkan tempat itu, Amma langsung terjatuh bersamaan dengan laptop tersebut, Amma terluka cukup parah, darahnya keluar sangat banyak, semua orang yang ada disana langsung mengerumuninya,
Kebetulan saat itu Raman lewat jalan tersebut ketika hendak pulang ke rumah, Raman mendapat kabar kalau ada seorang wanita tua yang terkena kasus tabrak lari dan saat ini terkapar dijalan dan terluka parah, mobil yang menabraknya warnanya putih, beberapa orang yang menolong Amma bertanya “Laptop siapa ini ?” Raman sekilas melihatnya dan merasa heran “Itu laptop adikku” Raman semakin kaget ketika melihat Amma yang tergeletak di jalan dengan bersimbah darah, Raman bergegas menghampiri Amma dan meminta mereka untuk menelfon ambulance “Ibu, buka matamu, ibu ,,, tolong ambilkan air !” teriak Raman
Ishita masuk ke dalam ruangannya dan melihat begitu banyak miskol dari Amma, Sarika lalu menemuinya “Dokter Ishita, tadi ibu anda menelfon dan bilang kalau ada hal penting yang akan disampaikannya, dan dia sedang dalam perjalanan kesini”, “Oh iya, terima kasih, aku menelfonnya balik” ujar Ishita, sementara itu karena ambulance tidak datang juga, Raman bergegas membawa Amma ke rumah sakit dengan mobilnya, dibaringkannya Amma di kursi belakang, di klinik Ishita, Sarika meminta Ishita untuk tidak pergi dulu karena Amma akan datang kesana, Ishita berusaha untuk menelfon Amma lagi, hati kecilnya merasa cemas, Raman mengambil ponsel yang ada di tangan Amma dan dilihatnya Ishita menelfon, Raman segera mengangkat telfon itu dan menangis “Amma akan baik baik saja, jangan khawatir, Amma kecelakaan, aku akan membawanya ke rumah sakit kota, kamu langsung kesana saja bersama yang lain” Ishita menangis mendengar kabar dari Raman “Baiklah, aku akan datang” ujar Ishita
Sesampainya dirumah sakit, Raman meminta dokter untuk menyelamatkan nyawa Amma “Aku mohon, dok ! Selamatnya nyawa ibu mertuaku bagaimanapun caranya, karena dia sudah seperti ibuku sendiri”, “Baik, tenang, tuan Raman ,,, kami akan berusaha semaksimal mungkin” ujar dokter, saat itu Ishita datang dan mencari cari Amma “Raman, dimana ibu ?” Ishita melihat darah Amma menempel dibaju Raman, Ishita menangis sedih “Dimana ibu ? Katakan padaku ! Bagaimana keadaannya ?” teriak Ishita histeris sambil menangis “Ishita, lukanya cukup serius tapi percayalah tidak akan terjadi apa apa padanya” hibur Raman, saat itu Ishita melihat Amma melalui jendela kaca, Ishita benar benar terkejut begitu melihat keadaannya,
Ishita langsung lunglai dan lemah tidak berdaya “Selamatkan ibuku, aku mohon” pinta Ishita sambil terus menangis, Raman menyuruh Ishita untuk duduk sambil terus menghiburnya “Ibu akan baik baik saja, Ishita ,,, kamu harus kuat” saat itu Bala, Vandu dan Mihika sampai juga disana “Bagaimana keadaan ibu ?” tanya Bala “Lukanya cukup parah dikepalanya dan ibu juga banyak kehilangan darah, tapi kita harus terus berharap ibu akan baik baik saja dan aku harap kamu tidak mengatakan hal ini pada ayah mertua” pinta Raman “Iyaaa, kami memang berbohong padanya”, “Lalu apa yang akan kita katakan pada ayah ?” Ishita menyela ucapan Bala,
Appa datang kesana dan bertanya pada Raman “Raman, darah apa ini ? Dan kenapa mereka semua ada disini ?” tanya Appa heran “Ayah, aku mohon, ayah harus kuat dan dengarkan aku” Appa menyimak ucapan Raman “Ayah, saat ini ibu sedang dioperasi, dia baru saja mengalami kecelakaan, kepalanya terbentur cukup keras dan operasinya masih berlangsung hingga sekarang, keadaan ibu cukup serius”, “Apa yang dokter katakan ? Apakah dia akan sembuh ?” Appa mulai menangis “Rumah sakit ini adalah rumah sakit yang terbaik, dokter sedang berusaha menolong ibu, aku yakin ibu pasti akan sembuh, aku tidak akan membiarkan hal sekecil apapun terjadi padanya” Appa lalu bilang ke Ishita “Ishita, suamimu ini benar, tidak akan terjadi apa apa pada ibumu, nak ,,, Raman sampai disana tepat waktu” Ishita menangis dan memeluk Appa erat
“Jangan khawatir, ayah ,,, ibu pasti akan segera sembuh” hibur Ishita, tak lama kemudian dokter keluar dari ruang operasi dan berkata “Operasinya sudah selesai, kita lihat bagaimana responnya nanti” Ishita langsung menyela “Aku juga seorang dokter, katakan padaku, bagaimana keadaan yang sesungguhnya” pinta Ishita “Ada gumpalan darah dalam otaknya, sangat penting baginya untuk sadar kembali”, “Lalu kapan dia bisa merasakan hal ini ?” tanya Raman cemas “Kita akan melihatnya selama 24 jam kedepan karena kalau tidak nyonya Iyer bisa coma” Vandu langsung menangis begitu mendengar penjelasan dokter tentang keadaan Amma, Ishita memeluk kakaknya,
Raman lalu memberikan beberapa barang barang yang dibawa oleh Amma dan diberikannya ke Ishita kemudian Raman melakukan beberapa formalitas pendaftaran terlebih dulu, Ishita merasa heran ketika melihat laptop Romi “Kenapa laptop Romi ada bersama ibu ?” Ishita mulai penasaran “Tadi Sarika mengatakan padaku kalau ibu ingin bertemu denganku dan bicara sesuatu yang penting, aku tidak mengerti ada masalah apa ini ?” Ishita segera membuka laptop tersebut dan melihat polisi datang kesana “Kakak, tolong panggilkan Raman” Vandu bergegas memberitahu Raman kalau polisi telah datang, inspektur polisi lalu menanyai Bala dan Raman “Aku yang membawanya kerumah sakit, pak polisi”, “Kami ingin bertemu dengan pasien” Raman segera membawanya ke ruang ICU lalu mereka memotret Amma
Nyonya dan tuan Bhalla datang juga kesana dan bertanya tentang Amma, Mihir juga datang menemui Mihika, Mihika menangis dan memeluk Mihir, Raman kemudian meminta inspektur polisi untuk menangkap pelaku tabrak lari ini bagaimanapun caranya atau dia akan mendatangi ke komandan polisi SINOPSIS MOHABBATEIN episode 149 by. Sally Diandra