SINOPSIS MOHABBATEIN episode 135 by. Sally Diandra
Appa sedang mengenakan pakaian seperti seorang pahlawan “Aku tidak percaya kalau Madhu pernah menyukai seorang Punjabi seperti Kakkad, aku ini tidak lebih dari seorang pahlawan” ujar Appa heran, Vandu dan Bala terkejut melihat penampilan Appa, Amma datang kesana dan tertawa geli sambil berkata “Suamiku, kamu ini punya dua anak dan dua cucu, apakah kamu mau menemui pacar lamamu ?”, “Aku ini tidak seperti kamu, Madhu ,,, yang masih saja menyimpan perasaan pada pacar lamamu itu !” ujar Appa kesal, sementara itu Raman sangat marah dan berkata pada dirinya sendiri didalam kamar “Bagaimana bisa dia menyebut perhiasan yang indahnya seperti itu terlalu mencolok ? Apakah dia tidak tahu tentang artinya terlalu mencolok ? Orang orang Madrasis itu yang terlalu mencolok, tapi ada satu masalah, aku tidak bisa mengatakan apa apa padanya karena dia itu juara menari Salsa atau dia tidak akan membantu aku dalam menari” kemudian Raman menelfon seseorang dan berkata
“Aku ingin pakaian Salsaku siap hari ini ! Aku ingin mengenakannya dan berlatih dengan pakaian itu” ujar Raman, saat itu Ishita menemuinya dan melihat Raman sedang berlatih “Aku telah mengatakan banyak hal padanya, dia pasti sangat terluka, jika aku meminta maaf, dia pasti akan jengkel, aku harus merencanakan semuanya dengan baik, aku akan mengajaknya keluar dan mengatakan padanya” bathin Ishita penuh penyesalan, sementara itu Raman masih sibuk dengan latihan tarian Salsanya “Aku tidak bisa menari Salsa !” Raman menggerutu, tiba tiba Ishita masuk kedalam kamar “Apa ini ? Apakah kamu tidak bisa mengetuk pintu dulu ?”, “Memangnya kenapa ? Ini adalah kamarku dan suamiku” bela Ishita “Ya sudah, mau apa ?”, “Raman, kita telah melakukan banyak sekali persiapan dan bekerja, sampai sampai aku tidak punya waktu untuk diriku sendiri, aku hanya berfikir seharusnya aku pergi ke kedai kopi dan bersantai disana selama 1 jam” Raman mengangguk “Manis sekali kan ? Aku tahu kalau kamu ini sangat sibuk dan kamu akan mengajak aku keluar”, “Kapan aku mengatakan hal itu ?” Raman tertegun
“Ayooolah, kita ini kan berteman” ajak Ishita “Sejak kapan kita berteman ? Apakah kamu sudah minum obat dengan tepat ? Apa kamu sedang kurang waras ?” ejek Raman “Baiklah, kalau begitu, aku akan mengajak Ruhi” Raman langsung mencegah Ishita “Baiklah, berikan aku waktu 2 menit untuk ganti baju” tepat pada saat itu Raman mendapat telfon dari Tandon “Raman, aku akan datang dengan membawa bajunya Mihir”, “Ya sudah datanglah, tuan Tandon ,,, aku ada dirumah seharian” ujar Raman sambil tersenyum senang lalu mengabarkan pada Ishita kalau dirinya tidak bisa ikut dengan Ishita, Ishita segera menelfon Tandon “Tuan Tandon, maaf ya, sebenarnya kami akan keluar sebentar tapi seluruh keluarga ada dirumah”, “Oke, tidak masalah, tidak apa apa, aku hanya datang mau memberikan baju pengantinnya Mihir dan bertemu dengan dia” Ishita sangat senang mendengarnya
“Baiklah, kami akan bertemu denganmu nanti, bye” Raman sangat kesal “Kamu pikir kamu ini siapa ?”, “Orang yang cerdas ! Ayoo kita pergi temanku !” ajak Ishita “Kamu tahu, aku harus menelfon banyak orang dan bicara dengan Ruhi jika kamu tidak mau ikut, ayoo bersiaplah dan ikut denganku” Ishita segera keluar dari kamar dengan perasaan senang, sedangkan Raman mulai menggerutu “Benar kata orang, dunia telah berubah ! Wanita diatas laki laki !” ujar Raman ketus Ishita lalu menemui Mihika dan bertanya “Mihika, kapan Vibhu datang ? Telfon dia sekarang ! Aku mempunyai rencana yang jitu, kamu harus melakukan sesuatu seperti yang aku katakan” ujar Ishita,
Tak lama kemudian Tandon datang dan memberikan baju pengantin pada Mihir dan bertanya tentang keluarganya “Aku hanya mempunyai Raman”, “Kami juga ada untukmu, Mihir ,,, oh iya, Trisha yang memilih ini buat kamu” ujar Tandon, Mihir melihat Mihika dan Vibhu sedang berada di pintu rumah mereka sendiri, Mihika dengan sengaja memeluk Vibhu didepan Mihir, Mihir pun cemburu, sedangkan Vibhu membelai rambut Mihika dan Mihir mendengar pembicaraan mereka berdua “Aku suka kain saree yang kamu belikan untukku, kita akan mengenakan pakaian yang warnanya sama pada saat acara pertunangan nanti”, “Aku juga telah merencanakan bulan madu kita, Mihika” ujar Vibhu sambil memegang tangan Mihika, tiba tiba Mihir berjalan kearah mereka dan berkata “Lepaskan tangannya ! Atau akan aku patahkan tanganmu nanti !” ujar Mihir sambil membanting pintu rumah keluarga Bhalla,
Begitu Mihir tidak ada, Vibhu langsung melepaskan tangannya dan berkata “Maafkan aku, Mihika”, “Tidak apa apa, Vibhu ,,, kita kan hanya bersandiwara tapi aku tidak bisa melakukannya lagi sekarang” ujar Mihika cemas “Jangan khawatir, Mihika ,,, Mihir pasti akan mengungkapkan cintanya, dia sangat mencintai kamu, seseorang harus mengingatkannya” hibur Vibhu
Di dalam rumah keluarga Bhalla, Mihir berkata pada Tandon “Tuan Tandon, aku tidak senang dengan ini semua”, “Apa ? Tentang apa ini ? Pakaian atau rencana bulan madu, apa yang terjadi ? Trisha sangat mencintai kamu dan kamu juga sangat baik dengan tidak melukainya, jika kamu melukai perasaannya maka Ramanlah yang harus membayar setiap tetes airmatanya, jadi pikirkanlah, Mihir ,,, katakan apapun yang ingin kamu katakan tapi pikirkan tentang perusahaan Raman” Mihir tertegun
“Apa yang kamu katakan ? Aku tidak mengatakan tentang acara pertunangan ini tapi tentang pakaiannya, pakaian ini sangat berat tapi aku akan tetap memakainya jika kamu menyukainya, tuan”, “Aku minta maaf, Mihir ,,, aku memang terlalu mendramatisir keadaan” ujar Tandon sambil memegang tangan Mihir “Kamu tahu, Trisha itu sudah seperti anakku, jadi aku sedikit emosi untuknya tadi” ujar Tandon “Tapi sekalinya kamu menikah, maka kamu bisa merubah sifatnya” dalam hati Mihir berkata “Aku mungkin bisa membuat Trisha bahagia, tapi bukan diriku sendiri” bathin Mihir sedih
Ishita dan Raman akhirnya sampai juga di kedai kopi, semua orang menyambutnya “Selamat datang tuan dan nyonya Bhalla, hari ini adalah ulang tahun kedai kami yang ke 10 tahun, kami memberikan hadiah untuk 50 pelanggan kami yang pertama” sapa manager kedai kopi, dalam hati Ishita berkata “Ravan Kumar pasti tidak akan begitu kasar saat ini tapi sangat sulit membuatnya tersenyum manis, seperti mencari sumur dipadang tandus, apakah aku harus meminta maaf atau apa ?” bathin Ishita bingung sambil menatap kearah Raman “Apakah kamu datang kesini hanya untuk melihat wajahku ? Atau ingin mengatakan sesuatu ?”, “Raman, sebenarnya ,,,” saat itu kopi pesanan mereka datang
“Sekarang katakan padaku”, “Ini tentang kalung itu” Raman langsung menyela “Iyaa aku tahu, kalung itu sangat jelek kan ? Lemparkan saja !”, “Apakah kamu tidak bisa berhenti bicara ? Biarkan aku mengatakannya dulu” pinta Ishita “Aku ini temanmu jadi bicaralah seperti itu !”, “Baiklah, aku harus menyebut kamu apa ? Ketika aku dengan temanku, semua orang pasti mengata ngatai tentang suaminya” Ishita mulai mengeluh dan mempermainkan Raman seolah olah sedang berpura pura kalau dia sedang bicara dengan temannya sendiri yang bernama Rama “Dia itu sangat keras dan kasar”, “Sungguh ? Mungkin saja dia mempunyai sisi yang baik lalu kenapa kamu bersamanya ?” Ishita tidak menggubris pertanyaan Raman
“Tapi dia manis juga, dia telah membelikan aku sebuah kalung yang sangat mahal untukku dan ,,,” belum juga selesai kalimatnya, Ishita terkejut melihat Trisha dan Romi ada disana, sedangkan Raman sedang menunggu nunggu kalimat Ishita yang belum selesai “Lalu apa lagi ? Bilang saja kalau kalung itu terlalu mencolok, jelek dan kamu tidak suka !”, “Tunggu sebentar, berbaliklah dan lihat sendiri” Raman pun berbalik menuruti permintaan Ishita “Bagaimana aku benar kan ? Ada sesuatu antara Romi dan Trisha”, “Jadi kamu mengajak aku kesini hanya untuk menunjukkan mereka ? Karena kamu tahu kalau mereka akan kesini kan ?” ujar Raman kesal “Aku sendiri juga terkejut melihat mereka, Raman” ujar Ishita heran
“Sudah diam kamu ! Ayoo ikut denganku !” Raman segera menggandeng tangan Ishita dan menemui Trisha dan Romi “Romi, Trisha, Ishita ingin menanyakan sesuatu pada kalian berdua” Ishita menggeleng “Tidak !”, “Tanyakan padanya !” bentak Raman “Trisha, ini sangat aneh untuk ditanyakan tapi ada apa diantara kamu dan Romi ?” Trisha tertawa tergelak “Tidak ada apa apa, Ishita”, “Iyaa, kamu salah paham, kakak ipar ,,, kami kesini untuk melihat daftarnya DJ” saat itu temannya Romi yang bernama DJ datang dan menyapa mereka, Ishita heran
“Lalu siapa yang Trisha temui tempo hari kalau bukan Romi ?” Ishita semakin penasaran dibuatnya, Raman segera menggeret Ishita menjauh dari mereka dan berkata “Berakhir semuanya sekarang, Ishita ! Ayooo kita pergi, pertemanan kita telah berakhir, mereka itu datang rumah yang sama dan datang ke sini untuk minum kopi bersama, gunakan pikiranmu ! Aku masih punya pekerjaan, jika kamu mau ikut, ayo ikut denganku !” Raman bergegas pergi dari sana, dalam hati Ishita merasa sedih “Gagal sudah ! Aku membawa Raman kesini untuk meminta maaf, tapi mungkin aku dapat kesempatan untuk bicara dengannya malam nanti” bathin Ishita
Malam harinya, Raman sedang menunggu Ishita dipelataran parkir, Ishita datang dan melihat beberapa gadis sedang memperhatikan Raman sambil berkata kalau Raman itu imut, Raman segera melambaikan tangannya kearah mereka begitu melihat Ishita “Sepertinya ada sesuatu yang terbakar, aku rasa kamu tidak percaya kalau kamu sedang bersama laki laki yang tampan, semua gadis menyukaiku”, “Iyaa aku beruntung” puji Ishita “Aku yang tidak beruntung, apa yang kamu lakukan disini, kamu seharusnya mengenakan gaun ala barat bukan dengan kain saree ini”, “Aku rasa aku akan ganti baju disana nanti” saat itu beberapa gadis memanggil Raman dengan sebutan tampan, Raman tersenyum senang, Pammi yang saat itu ada disana berkata pada Ishita “Ishita, kamu harus menjaga Raman baik baik karena gadis manapun bisa mengambilnya nanti” Ishita tersenyum, sedangkan Raman berkata dalam hati “Sekarang aku akan menunjukkan padanya tarian Salsaku” bathin Raman SINOPSIS MOHABBATEIN episode 136 by. Sally Diandra
“Aku ingin pakaian Salsaku siap hari ini ! Aku ingin mengenakannya dan berlatih dengan pakaian itu” ujar Raman, saat itu Ishita menemuinya dan melihat Raman sedang berlatih “Aku telah mengatakan banyak hal padanya, dia pasti sangat terluka, jika aku meminta maaf, dia pasti akan jengkel, aku harus merencanakan semuanya dengan baik, aku akan mengajaknya keluar dan mengatakan padanya” bathin Ishita penuh penyesalan, sementara itu Raman masih sibuk dengan latihan tarian Salsanya “Aku tidak bisa menari Salsa !” Raman menggerutu, tiba tiba Ishita masuk kedalam kamar “Apa ini ? Apakah kamu tidak bisa mengetuk pintu dulu ?”, “Memangnya kenapa ? Ini adalah kamarku dan suamiku” bela Ishita “Ya sudah, mau apa ?”, “Raman, kita telah melakukan banyak sekali persiapan dan bekerja, sampai sampai aku tidak punya waktu untuk diriku sendiri, aku hanya berfikir seharusnya aku pergi ke kedai kopi dan bersantai disana selama 1 jam” Raman mengangguk “Manis sekali kan ? Aku tahu kalau kamu ini sangat sibuk dan kamu akan mengajak aku keluar”, “Kapan aku mengatakan hal itu ?” Raman tertegun
“Ayooolah, kita ini kan berteman” ajak Ishita “Sejak kapan kita berteman ? Apakah kamu sudah minum obat dengan tepat ? Apa kamu sedang kurang waras ?” ejek Raman “Baiklah, kalau begitu, aku akan mengajak Ruhi” Raman langsung mencegah Ishita “Baiklah, berikan aku waktu 2 menit untuk ganti baju” tepat pada saat itu Raman mendapat telfon dari Tandon “Raman, aku akan datang dengan membawa bajunya Mihir”, “Ya sudah datanglah, tuan Tandon ,,, aku ada dirumah seharian” ujar Raman sambil tersenyum senang lalu mengabarkan pada Ishita kalau dirinya tidak bisa ikut dengan Ishita, Ishita segera menelfon Tandon “Tuan Tandon, maaf ya, sebenarnya kami akan keluar sebentar tapi seluruh keluarga ada dirumah”, “Oke, tidak masalah, tidak apa apa, aku hanya datang mau memberikan baju pengantinnya Mihir dan bertemu dengan dia” Ishita sangat senang mendengarnya
“Baiklah, kami akan bertemu denganmu nanti, bye” Raman sangat kesal “Kamu pikir kamu ini siapa ?”, “Orang yang cerdas ! Ayoo kita pergi temanku !” ajak Ishita “Kamu tahu, aku harus menelfon banyak orang dan bicara dengan Ruhi jika kamu tidak mau ikut, ayoo bersiaplah dan ikut denganku” Ishita segera keluar dari kamar dengan perasaan senang, sedangkan Raman mulai menggerutu “Benar kata orang, dunia telah berubah ! Wanita diatas laki laki !” ujar Raman ketus Ishita lalu menemui Mihika dan bertanya “Mihika, kapan Vibhu datang ? Telfon dia sekarang ! Aku mempunyai rencana yang jitu, kamu harus melakukan sesuatu seperti yang aku katakan” ujar Ishita,
Tak lama kemudian Tandon datang dan memberikan baju pengantin pada Mihir dan bertanya tentang keluarganya “Aku hanya mempunyai Raman”, “Kami juga ada untukmu, Mihir ,,, oh iya, Trisha yang memilih ini buat kamu” ujar Tandon, Mihir melihat Mihika dan Vibhu sedang berada di pintu rumah mereka sendiri, Mihika dengan sengaja memeluk Vibhu didepan Mihir, Mihir pun cemburu, sedangkan Vibhu membelai rambut Mihika dan Mihir mendengar pembicaraan mereka berdua “Aku suka kain saree yang kamu belikan untukku, kita akan mengenakan pakaian yang warnanya sama pada saat acara pertunangan nanti”, “Aku juga telah merencanakan bulan madu kita, Mihika” ujar Vibhu sambil memegang tangan Mihika, tiba tiba Mihir berjalan kearah mereka dan berkata “Lepaskan tangannya ! Atau akan aku patahkan tanganmu nanti !” ujar Mihir sambil membanting pintu rumah keluarga Bhalla,
Begitu Mihir tidak ada, Vibhu langsung melepaskan tangannya dan berkata “Maafkan aku, Mihika”, “Tidak apa apa, Vibhu ,,, kita kan hanya bersandiwara tapi aku tidak bisa melakukannya lagi sekarang” ujar Mihika cemas “Jangan khawatir, Mihika ,,, Mihir pasti akan mengungkapkan cintanya, dia sangat mencintai kamu, seseorang harus mengingatkannya” hibur Vibhu
Di dalam rumah keluarga Bhalla, Mihir berkata pada Tandon “Tuan Tandon, aku tidak senang dengan ini semua”, “Apa ? Tentang apa ini ? Pakaian atau rencana bulan madu, apa yang terjadi ? Trisha sangat mencintai kamu dan kamu juga sangat baik dengan tidak melukainya, jika kamu melukai perasaannya maka Ramanlah yang harus membayar setiap tetes airmatanya, jadi pikirkanlah, Mihir ,,, katakan apapun yang ingin kamu katakan tapi pikirkan tentang perusahaan Raman” Mihir tertegun
“Apa yang kamu katakan ? Aku tidak mengatakan tentang acara pertunangan ini tapi tentang pakaiannya, pakaian ini sangat berat tapi aku akan tetap memakainya jika kamu menyukainya, tuan”, “Aku minta maaf, Mihir ,,, aku memang terlalu mendramatisir keadaan” ujar Tandon sambil memegang tangan Mihir “Kamu tahu, Trisha itu sudah seperti anakku, jadi aku sedikit emosi untuknya tadi” ujar Tandon “Tapi sekalinya kamu menikah, maka kamu bisa merubah sifatnya” dalam hati Mihir berkata “Aku mungkin bisa membuat Trisha bahagia, tapi bukan diriku sendiri” bathin Mihir sedih
Ishita dan Raman akhirnya sampai juga di kedai kopi, semua orang menyambutnya “Selamat datang tuan dan nyonya Bhalla, hari ini adalah ulang tahun kedai kami yang ke 10 tahun, kami memberikan hadiah untuk 50 pelanggan kami yang pertama” sapa manager kedai kopi, dalam hati Ishita berkata “Ravan Kumar pasti tidak akan begitu kasar saat ini tapi sangat sulit membuatnya tersenyum manis, seperti mencari sumur dipadang tandus, apakah aku harus meminta maaf atau apa ?” bathin Ishita bingung sambil menatap kearah Raman “Apakah kamu datang kesini hanya untuk melihat wajahku ? Atau ingin mengatakan sesuatu ?”, “Raman, sebenarnya ,,,” saat itu kopi pesanan mereka datang
“Sekarang katakan padaku”, “Ini tentang kalung itu” Raman langsung menyela “Iyaa aku tahu, kalung itu sangat jelek kan ? Lemparkan saja !”, “Apakah kamu tidak bisa berhenti bicara ? Biarkan aku mengatakannya dulu” pinta Ishita “Aku ini temanmu jadi bicaralah seperti itu !”, “Baiklah, aku harus menyebut kamu apa ? Ketika aku dengan temanku, semua orang pasti mengata ngatai tentang suaminya” Ishita mulai mengeluh dan mempermainkan Raman seolah olah sedang berpura pura kalau dia sedang bicara dengan temannya sendiri yang bernama Rama “Dia itu sangat keras dan kasar”, “Sungguh ? Mungkin saja dia mempunyai sisi yang baik lalu kenapa kamu bersamanya ?” Ishita tidak menggubris pertanyaan Raman
“Tapi dia manis juga, dia telah membelikan aku sebuah kalung yang sangat mahal untukku dan ,,,” belum juga selesai kalimatnya, Ishita terkejut melihat Trisha dan Romi ada disana, sedangkan Raman sedang menunggu nunggu kalimat Ishita yang belum selesai “Lalu apa lagi ? Bilang saja kalau kalung itu terlalu mencolok, jelek dan kamu tidak suka !”, “Tunggu sebentar, berbaliklah dan lihat sendiri” Raman pun berbalik menuruti permintaan Ishita “Bagaimana aku benar kan ? Ada sesuatu antara Romi dan Trisha”, “Jadi kamu mengajak aku kesini hanya untuk menunjukkan mereka ? Karena kamu tahu kalau mereka akan kesini kan ?” ujar Raman kesal “Aku sendiri juga terkejut melihat mereka, Raman” ujar Ishita heran
“Sudah diam kamu ! Ayoo ikut denganku !” Raman segera menggandeng tangan Ishita dan menemui Trisha dan Romi “Romi, Trisha, Ishita ingin menanyakan sesuatu pada kalian berdua” Ishita menggeleng “Tidak !”, “Tanyakan padanya !” bentak Raman “Trisha, ini sangat aneh untuk ditanyakan tapi ada apa diantara kamu dan Romi ?” Trisha tertawa tergelak “Tidak ada apa apa, Ishita”, “Iyaa, kamu salah paham, kakak ipar ,,, kami kesini untuk melihat daftarnya DJ” saat itu temannya Romi yang bernama DJ datang dan menyapa mereka, Ishita heran
“Lalu siapa yang Trisha temui tempo hari kalau bukan Romi ?” Ishita semakin penasaran dibuatnya, Raman segera menggeret Ishita menjauh dari mereka dan berkata “Berakhir semuanya sekarang, Ishita ! Ayooo kita pergi, pertemanan kita telah berakhir, mereka itu datang rumah yang sama dan datang ke sini untuk minum kopi bersama, gunakan pikiranmu ! Aku masih punya pekerjaan, jika kamu mau ikut, ayo ikut denganku !” Raman bergegas pergi dari sana, dalam hati Ishita merasa sedih “Gagal sudah ! Aku membawa Raman kesini untuk meminta maaf, tapi mungkin aku dapat kesempatan untuk bicara dengannya malam nanti” bathin Ishita
Malam harinya, Raman sedang menunggu Ishita dipelataran parkir, Ishita datang dan melihat beberapa gadis sedang memperhatikan Raman sambil berkata kalau Raman itu imut, Raman segera melambaikan tangannya kearah mereka begitu melihat Ishita “Sepertinya ada sesuatu yang terbakar, aku rasa kamu tidak percaya kalau kamu sedang bersama laki laki yang tampan, semua gadis menyukaiku”, “Iyaa aku beruntung” puji Ishita “Aku yang tidak beruntung, apa yang kamu lakukan disini, kamu seharusnya mengenakan gaun ala barat bukan dengan kain saree ini”, “Aku rasa aku akan ganti baju disana nanti” saat itu beberapa gadis memanggil Raman dengan sebutan tampan, Raman tersenyum senang, Pammi yang saat itu ada disana berkata pada Ishita “Ishita, kamu harus menjaga Raman baik baik karena gadis manapun bisa mengambilnya nanti” Ishita tersenyum, sedangkan Raman berkata dalam hati “Sekarang aku akan menunjukkan padanya tarian Salsaku” bathin Raman SINOPSIS MOHABBATEIN episode 136 by. Sally Diandra