SINOPSIS MOHABBATEIN episode 118 by. Sally Diandra
Parmeet mencoba menggoda Ishita “Kamu menginginkan hal ini bukan ? Hanya kamu dan aku”, “Hentikan, Parmeet !” bentak Ishita “Baiklah, kita mempunyai banyak waktu saat ini”, “Apa yang kamu pikirkan Parmeet ? kamu menakutkan aku dirumahku sendiri, aku ini menantu dirumah ini, aku bukan seperti Sarika yang bisa menerima ketidakadilan ini, kamu kenal Sarika kan ? Dia seorang perempuan yang tidak berdaya characterless tapi kamu berbeda, kamu itu orang yang sangat murahan” Parmeet tertawa senang “Aku ini pelayanmu, Ishita ,,, kamu tinggal bilang sama aku saja apa yang bisa aku lakukan” ujar Parmeet senang “Aku peringatkan kamu ! Pergi kamu dari sini !” Parmeet lalu memegang tangan Ishita dan memberinya segelas air “Tinggalkan aku !” namun Parmeet terus berjalan ke arah Ishita “Aku ini peduli dengan kebaikanmu, Ishita ,,, sejak aku datang dirumah ini, kamu telah melakukan banyak hal untukku dan keluarga ini, untuk Raman, Ruhi tapi aku sungguh sangat menyesal karena Raman mengabaikan kamu” Parmeet membuat Ishita duduk dikursi
“Aku harus mengatakan kalau aku sangat terluka, Raman tidak mengerti tentang kamu, aku akan memberikan semuanya padamu dimana kamu tidak mendapatkannya dari Raman, ayolah mendekat padaku, kamu akan tahu betapa menyenangkannya berada dipelukkan seorang laki laki”, “Diam kamu, Parmeet !”, “Tidak akan terjadi apa apa, Ishita ,,, kamu kan tidak bisa menjadi seorang ibu, jadi tidak akan ada efek sampingnya, Raman mungkin sedang berada disebuah hotel di Mumbai dan kamu seharusnya mempunyai seseorang yang merawat dirimu” Ishita langsung menampar pipi Parmeet dengan keras “Diam kamu, Parmeet !” Parmeet mulai marah “Aku akan menunjukkan padamu jawaban dari tamparanmu ini !” Parmeet berusaha mendekat kearah Ishita, Ishita segera berlari menjauh dari Parmeet namun Parmeet segera memegang tangan Ishita sambil berkata “Aku tidak akan melepaskan kamu dengan mudah, aku akan melakukan hal itu, Ishita ,,, sehingga kamu tidak bisa lagi memperlihatkan wajahmu ini pada siapapun” saat itu Ishita terjatuh sambil menangis dan mencoba bangun kembali namun Parmeet berjalan mendekatinya
Sementara itu Raman sudah tiba di Delhi dan cuacanya saat itu tidak menentu, akhirnya Raman tiba dirumah dan bertemu dengan keluarganya “Raman, kenapa kamu tinggal bersama Shagun ? Ashok menelfon ibu dan menghina ibu, kenapa kamu memberikan dia kesempatan ?”, “Aku pergi kesana menemani Adi, ibu ,,, dia sedang sakit, dia makan makanan yang beracun tapi sekarang dia sudah sembuh, dimana Ruhi dan Ishita ?” tanya Raman heran “Ruhi sedang bersama Vandu dan Ishita tidak ada dirumah, ibu tidak tahu kemana dia pergi ? Ibu pikir mungkin dia merasa kesal, mungkin saja Ashok memberitahu padanya tentang kamu dan Shagun” ujar nyonya Bhalla “Dia meninggalkan rumah tanpa mengatakan pada siapapun, ini sudah kelewat batas, apakah dia tidak peduli, dia kan tahu kalau pernikahan ini hanya kompromi belaka, dasar perempuan konyol, aku sudah menelfonnya berulang kali, dia pasti akan kembali, aku tidak akan mencarinya !” ujar Raman kesal “Raman, pergilah dan cari dia dirumah keluarga Iyer, mungkin saja Ishita ada disana, dia mungkin telah menceritakannya pada semua orang, ini kesalahanmu, Raman ,,, pergilah sana !” ujar nyonya Bhalla
Raman kemudian berkunjung ke rumah keluarga Iyer dan disana Raman bertemu dengan Trisha “Semua orang tadi pergi ke rumahnya Vandu, hari ini kan ulang tahunnya Shravan” Trisha bisa melihat kalau Raman sedang gelisah, Raman kemudian menelfon Romi “Romi, aku akan mencari Ishita di kliniknya” Romi segera mengabarkan hal ini pada seluruh keluarganya, Parmeet juga mendengar hal ini “Ini pasti rencananya Ishita untuk melawan Parmeet” gumam Simmi, Parmeet kemudian menelfon seseorang “Aku telah memberikan sebuah pelajaran padanya dimana dia akan mengingatnya sepanjang hidupnya” Parmeet merasa senang
Raman mencoba menelfon Bala tapi ternyata ponselnya mati juga, Raman juga menelfon Vandu dan Ruhi yang bicara dengan Raman “Ayah, kenapa ayah dan ibu tidak datang ?”, “Ayah datang terlambat sayang jadi kami tidak bisa datang” ujar Raman “Aku akan membawakan kue untuk ayah”, “Baiklah, ayah sayang kamu, selamat malam” setelah menutup telfonnya lalu Raman kemudian berkunjung ke kliniknya Ishita dan bertanya tentang Ishita, penjaga klinik berkata “Dokter Ishita tidak ada disini, kenapa semua orang mencarinya ? Dia tadi pergi dengan Sarika”, “Aku ini suaminya” ujar Raman kesal “Sepertinya ada yang tidak beres, tuan” ujar penjaga klinik “Telfon aku kalau kamu tahu sesuatu tentang Ishita” Raman kemudian berlalu dari sana “Ishita telah menghilang sejak 6 atau 7 jam yang lalu, aku akan lapor ke polisi saja” bathin Raman
Raman lalu datang ke kantor polisi dan mengisi formulir pengaduan, di kantor polisi Raman sempat bersitegang dengan inspektur polisi, Raman sangat marah “Apakah aku harus menelfon komandanmu ?” polisi itu lalu menunjukkan foto Ishita “Apakah dia seorang dokter ?” Raman kaget sambil melihat ke arah foto itu “Bagaimana kamu bisa tahu ?” polisi itu segera mengajak Raman masuk ke dalam “Kamu mau mengajak aku kemana ?”, “Sudah masuk saja, kamu akan tahu nanti semuanya” tak lama kemudian Raman melihat Ishita sedang meringkuk di balik jeruji penjara, Raman kaget, Ishita juga melihat kearahnya sambil menangis “Ishita, kamu dipenjara ?” tanya Raman heran
Diluar Bala datang ke kantor polisi “Aku datang untuk membebaskan Ishita, dia itu adalah seorang wanita terhormat, ini pasti ada kesalahpahaman, kami akan mengatasinya, aku ini kakaknya”, “Suaminya juga ada disini, bawa dia ke dalam juga” ujar polisi, sementara itu Raman bertanya pada Ishita “Ishita, apa yang sudah kamu lakukan ?” Raman meminta jawaban dari Ishita namun Ishita hanya diam saja sambil menangis “Bagaimana aku bisa membantumu kalau kamu tidak mengatakannya padaku ?”, “Raman, kamu ada disini rupanya, jangan cemas, semuanya akan baik baik saja” Raman merasa lega begitu melihat Bala “Untung Bala datang ,,, Bala, tolong tanyakan padanya, apa yang telah dia lakukan ?” tanya Raman gelisah
“Dokter Ishita ada disini karena dia telah melakukan sebuah perbuatan yang memalukan, itulah mengapa kakaknya diam saja” sindir polisi “Tapi tidak ada bukti yang memberatkan dirinya, dia ini tidak bersalah”, “Dokter Ishita telah melakukan tindakan kekerasan pada karyawannya yang bernama Sarika dan memperlakukannya dengan tidak baik, bahkan dia juga akan membunuh ibunya” Raman kaget “Bagaimana bisa ? Dia ini seorang dokter yang berpendidikan, berasal dari keluarga baik baik, bagaimana bisa kamu menahannya tanpa ada bukti apapun ?” bentak Raman kesal “Sarika memberikan pernyataan yang melawan dokter Ishita jadi kami tidak akan melepaskannya sebelum pagi”, “Aku akan memberikan haknya !” ujar Raman, kemudian Bala bertanya lagi pada Ishita tentang apa yang telah dilakukannya
Tak lama kemudian pengacara datang dan berkata pada Raman kalau Ishita bisa mendapatkan jaminan “Jangan khawatir, tuan Raman ,,, nyonya Ishita bisa keluar penjara dengan jaminan” Raman memintanya untuk bicara dengan inspektur polisi “Iya, kalian bisa mengeluarkan dokter Ishita dengan jaminan, mereka ini orang kaya, keluarkan dokter Ishita dari penjara” ujar polisi itu, begitu Ishita keluar, Raman segera mengajaknya pulang “Tuan, kami mempunyai beberapa formalitas yang harus dipenuhi”, “Biarkan mereka pergi, pak inspektur ,,, aku yang akan mengerjakannya, sudah Raman bawa Ishita pulang” Ishita hanya memberikan kode kemudian berlalu dari sana bersama Raman “Ishita, siapa itu Sarika ? Dan ada apa dengan semua ini ?”, “Raman, aku tidak akan tetap diam, aku akan menceritakan semuanya, tapi tidak disini, dirumah didepan semua orang” ujar Ishita geram “Tapi ,,, “ Ishita sudah berjalan menjauh dari Raman
Di rumah keluarga Bhalla, Parmeet menelfon Sarika “Ishita dalam perjalanan pulang saat ini, Ishita pasti tidak akan tinggal diam sekarang, jangan dukung dia atau aku tidak akan membiarkan kamu !”, “Aku telah melakukan seperti yang kamu katakan, ini bukan kesalahanku” Sarika teringat ketika Parmeet mengancamnya tentang ibunya dan berkata “Lakukan apa yang telah aku katakan padamu, kalau kamu bertindak macam macam maka aku tidak akan membiarkan kamu !” Parmeet langsung menutup telfonnya dan merasa gelisah “Aku yakin Ishita pasti akan membuat sebuah cerita yang sangat besar dirumah, pikirkan apa yang harus aku lakukan !” bathin Parmeet kesal, saat itu Raman dan Ishita sedang dalam perjalanan pulang ke rumah “Ishita, katakan padaku ,,, ada apa ?” Ishita teringat ketika Parmeet berbuat tidak pantas padanya, Ishita hanya bisa menangis
SINOPSIS MOHABBATEIN episode 119 by. Sally Diandra