SINOPSIS MOHABBATEIN episode 37 by. Sally Diandra
Nyonya Bhalla sedang ngobrol dengan Simmi “Simmi, kalau kakakmu tahu tentang hal ini, dia pasti akan marah pada kita” ujar nyonya Bhalla cemas, saat itu mereka melihat Shagun di klinik Ishita “Ibu, lihat ada Shagun, dia datang kesini untuk melakukan apa yang kita lakukan, ayooo kita dengar apa yang ingin dia katakan” mereka berdua kemudian mencoba menguping pembicaraan Shagun dan Ishita, Shagun rupanya berterima kasih pada Ishita karena telah mengurusi Ruhi “Aku tadi sepertinya melihat ibu mertuaku dan adik mertuaku, mereka pasti mencoba menyuap kamu, apakah kamu melihat mereka ?”, “Bagaimana kabarnya Ruhi ?” Ishita mencoba mengalihkan pembicaraan “Dia baik baik saja, aku sangat bahagia, aku merasa beruntung karena kamu selalu ada dalam hidup Ruhi, kamu selalu menginginkan Ruhi berada dengan ibunya” ujar Shagun
Nyonya Bhalla yang mendengarnya diluar, langsung terjatuh di pintu dan masuk kedalam ruangan tersebut “Yaaaa ampuuun, aku benar benar tidak percaya !” ujar Shagun kesal, Simmi dan Shagun akhirnya bertengkar satu sama lain “Kalian ini memang bukan orang orang yang berkelas !”, “Kami akan mengambil kelasmu itu!” bentak nyonya Bhalla “Aku tidak ingin kamu bersama dengan Ruhi !” Shagun kembali berteriak “Sidang tidak akan membuat sebuah keputusan berdasarkan keinginanmu !” bentak nyonya Bhalla tidak kalah sengit, melihat pertengkaran keduanya semakin memanas, Simmi segera menelfon Raman dan memintanya untuk datang ke klinik Ishita, sementara itu Ishita yang sedari tadi berusaha merelai pertengkaran Shagun dan nyonya Bhalla, tiba tiba saja terluka karena kesalahan nyonya Bhalla, Shagun segera melakukan pertolongan pertama untuk Ishita,
Saat itu Raman datang dan Ishita meminta semua orang untuk keluar dari kliniknya “Orang orang ini memang payah !” ujar Shagun kesal “Shagun, apakah kamu tidak bisa melihat kalau Ishita terluka ?” sela Raman “Aku minta maaf, Ishita” Shagun kemudian pergi dari sana menyusul nyonya Bhalla dan Simmi yang sudah duluan keluar tadi “Dimana perbannya ?”, “Aku tidak membutuhkan bantuanmu !” ujar Ishita ketus “Biar aku melakukannya, berikan tanganmu”, “Sudahlah, pergilah saja sana !” Ishita masih bersikeras “Sudah cukup hentikan !” ujar Raman sambil mulai mengolesi salep ke tangan Ishita, setelah selesai Ishita berterima kasih ke Raman “Aku akan mengantarmu pulang karena aku yakin kamu pasti tidak akan bisa menyetir mobil dengan tanganmu yang terluka” ujar Raman datar
Pada saat yang bersamaan ibunya Bala menemui Amma, ibunya Ishita dan menunjukkan fotonya Varun, cucunya, anak dari Subbu, Amma kaget melihat videonya Mihika di ponselnya dan bertanya “Apa apaan ini ? Vandu, apa ini ? Siapa laki laki ini ? Apakah ini MIhika ?” Vandu tidak bisa memberikan jawaban yang pasti “Hal ini tidak pantas baginya ! Mihika telah merusak reputasi keluarga kita ?!” bentak Amma, melihat situasinya sedikit tegang, Bala meminta ibunya untuk tidak menghina Amma dan memintanya untuk pulang “Baiklah, aku akan pulang sekarang” ibunya Bala bergegas pulang dengan perasaan dongkol
Amma sendiri menangis begitu mengetahui tentang video porno itu “Kenapa Mihika melakukan hal ini ? Apa yang akan kita katakan pada semua orang ? Bagaimana bisa kita menunjukkan wajah kita di depan mereka semua ?” Amma benar benar merasa terpukul “Ibu, siapapun yang melakukan hal ini akan diberi hukuman, jangan khawatir, ibu” hibur Vandu,
Sementara itu Appa bertemu dengan ibunya Bala di jalan, ibunya Bala segera mengeluh ke Appa “Bala yang menyuruhku untuk pulang !” ujar ibunya Bala kesal, saat itu tuan Bhalla mendengar pembicaraan mereka berdua, ibunya Bala menghina Appa, tuan Bhalla segera menengahi “Maaf, aku ini adalah tetangganya tuan Iyer dan anda seharusnya tidak perlu mengatakan hal semacam itu kepada tuan Iyer ! Kalian berdua ini saling berhubungan dan kamu itu sebetulnya beruntung, nyonya mempunyai keluarga seperti mereka !” ucapan tuan Bhalla membuat ibunya Bala sedikit berfikir “Baiklah, aku akan memikirkan hal imi” ibunya Bala segera pergi dari sana, tuan Bhalla akhirnya mengajak tuan Iyer untuk pulang ke rumah
Malam harinya, teman teman Rumi sangat sangat panik dan ketakutan karena mungkin bisa saja merekadi akan ditangkap polisi “Tidak usah cemas” hibur Rumi “Jika kami semua ini ditangkap, kamu akan menyebut nama kamu juga !” ujar salah satu teman Rumi yang merasa gelisah”Aku melakukan hal semacam inibukan untuk pertama kalinya” ujar Rumi sambil memberikan sejumlah uang pada dan meminta mereka untuk bersembunyi dulu beberapa hari, saat itu Simmi menelfon Rumi dan bertanya tentang pasword komputer “Baik, kak ,,, aku akan pulang” ujar Rumi sambil teringat sesuatu “Waah gawat, salinan videonya ada didalam komputer, kalau Mihir sampai tahu, ini akan menjadi masalah besar !” Rumi bergegas pulang kerumah
Sesampainya dirumah dilihatnya Mihir sedang berada di depan komputer “Rumi, apa paswordnya ? Karena aku ingin melacak melalui komputer untuk menangkap pelakunya !” ujar Mihir kesal, tak lama kemudian polisi datang dan bertanya pada Mihir, rupanya polisi datang untuk menahan Mihir karena telah mengedarkan video porno tersebut “Apa yang kamu katakan ?” Simmi merasa heran “Aku ini bukan pelakunya, pak polisi ,,, aku tidak melakukan hal ini” Rumi juga berusaha mendukung Mihir namun mereka tetap membawa Mihir ke kantor polisi
Raman dan Ishita akhirnya sampai juga dirumah, Ishita mengucapkan terima kasih pada Raman karena telah mengantarnya pulang “Aku mempunyai sebuah solusi untuk permasalahan Ruhi, aku bisa saja membayar kamu kalau kamu mau untuk membuat anakku pulang ke rumahku” Ishita tertegun “Aku benar benar tidak percaya”, “Aku minta maaf, tunggu ,,, ini memang kesalahanku lagi, seharusnya aku mendiskusikan kesepakatan ini dengan ibumu, bukan dengan kamu” Ishita terperangah “Beraninya kamu mengatakan hal seperti itu padaku” saat itu mereka melihat polisi sedang menggiring Mihir ke mobil polisi, Raman kaget dan langsung keluar dari mobilnya
“Apa yang terjadi ini ?”, “Dia ini orangnya yang telah melakukan hal tersebut” ujar Ishita geram, Raman bingung “Tapi apa buktinya ?”, “Raman, aku tidak melakukan apa apa” sahut Mihir sedih “Pak polisi, sampai penyelidikan anda selesai, Mihir tidak akan pergi kemana mana, lepaskan dia !” pinta Raman, saat itu polisi tersebut mendapat telfon dari atasannya, akhirnya polisi melepaskan Mihir
Ishita langsung menegur Raman dengan keras “Begitu kami mendapatkan bukti buktinya, apa yang akan kamu lakukan ?”, “Ketika kamu sudah mendapatkan buktinya, kamu bisa datang padaku” Ishita benar benar tidak suka dengan gaya Raman “Pak polisi, kenapa kamu melepaskan dia ?” tanya Ishita geram, polisi tidak menjawab pertanyaan Ishita dan segera melepaskan Mihir, Ishita menangis sedih, sedangkan nyonya Bhalla merasa lega
Keesokan harinya, tuan Bhalla dan tuan Iyer bertemu di koridor apartemen, mereka kemudian saling ngobrol satu sama lain “Tuan Iyer, apa yang sedang kamu pikirkan ? Aku tahu kalau kamu ini butuh waktu untuk memikirkannya tapi Ruhi tidak mempunyai waktu, aku sangat berharap pada Ishita, apalagi sidang selanjutnya akan segera di gelar” ujar tuan Bhalla penuh harap “Aku tahu kalau Raman tidak memberikan kesan yang baik padamu dengan mendukung Mihir, aku benar benar minta maaf, aku mempunyai harapan padamu saja tapi aku bisa mengerti”, “Kamu benar, tuan Bhalla ,,, aku telah memikirkannya dengan baik, aku juga merasa kalau Ishita dan Raman seharusnya menikah” tuan Bhalla sangat senang mendengarnya dan langsung berterima kasih ke tuan Iyer yang bisa memahaminya
“Aku kira kalau kamu tidak akan memaafkan Raman”, “Aku tidak marah sama Raman, aku sempat mendengar Raman sedang ngobrol dengan ibunya, Raman bilang kalau Mihir memang benar benar salah maka dia tidak akan mendukung Mihir, tapi jika Mihir tidak bersalah maka dia akan selalu mendukung Mihir bahkan jika hal itu membuat Ishita marah dan berpengaruh melawan Ruhi” tuan Bhalla merasa lega mendengarnya “Raman itu sebenarnya orangnya baik yang selalu menghargai sebuah hubungan, rasanya memang tidak mengenakan dengan apa yang terjadi pada keluarga kita selama ini tapi aku pikir kita bisa semakin dekat dengan pernikahan ini, Raman, Ishita dan Ruhi akan bisa bersama sama dengan keputusan ini” tuan Bhalla terharu mendengar ucapan tuan Iyer “Aku punya sebuah ide yang bisa membuat keluarga kita setuju dengan keinginan kita ini” tuan Iyer kemudian berjabat tangan dengan tuan Bhalla dengan perasaan senang SINOPSIS MOHABBATEIN episode 38 by. Sally Diandra