Sinopsis Ashoka Samrat episode 290 (7 Maret 2016) by. Kusuma Rasmana

Sinopsis Ashoka Samrat episode 290 (7 Maret 2016) by. Kusuma Rasmana Dalam ruang sidang istana Magadha, Pattaliputra, semua orang sedang mengelu-elukan Ashoka, "hidup putra mahkota Ashoka! Hidup putra mahkota Ashoka!". Ashoka duduk di kursi Putra Mahkota dengan bangga. Hampir semua orang ikut bahagia kecuali Siamak yang terlihat marah dan cemburu, demikian juga Helena dan Mahamatya terlihat kurang senang. Samrat mengangkat tangan memberi tanda agar semua orang tenang. Samrat lalu meminta Ashoka agar turun dari kursi yuwaraja dan minta restu kepada semua orang terutama pada orang lebih tua. Ashoka menuruti perintah samrat, dia pun mulai minta berkat dan restu dimulai dari Helena. Helena merestuinya dengan ucapan "dirghayu" (panjang umur), walaupun dengan rasa enggan. Lalu Ashoka minta restu kepada Rani Subhrasi dan kepada ibunya, Rani Dharma, kepada Mahamatya yang juga merestui Ashoka walaupun harus melawan keinginannya. Ashoka juga minta restu kepada Radhagupta, kepada Jagannatha yang turut menghayu bagya. Kaurwaki ikut mengucapkan selamat kepada Ashoka. 

Samrat Bindushara bertanya karena tidak melihat Rani Charumitra di ruang sidang itu. Rani Subhrasi pun menjelaskan bahwa Sushima kurang sehat sehingga Rani Charumitra harus menjaganya. Ashoka menawarkan diri untuk pergi menemui Sushima secara pribadi. Bindushara ingin ikut menjenguk bersamanya, namun Ashoka beralasan ingin bertemu dan berbicara kepada kakaknya, Shusima hanya berdua saja. Samrat pun menyetujui keinginan Ashoka. Ashoka pun melangkah keluar sidang, diikuti oleh pandangan mata para hadirin di ruang sidang. Kembali seruan, "hidup putra mahkota Ashoka!" terdengar. 

Di kamarnya, Sushima masih dalam kondisi panik dan meracau seperti ketakutan akan sesuatu. Dia juga meronta-ronta seperti tanpa alasan. Charumitra menutup semua jendela untuk menenangkannya. Sejenak kemudian ada ketukan pintu di kamar itu. Charumitra terkejut melihat Ashoka yang datang. Ashoka membungkuk untuk meminta restunya, namun Charumitra malah beringsut mundur dan tidak peduli. Sushima yang di pembaringan tiba-tiba menggigil seperti susah bernafas. Melihat air teko di ruangan itu habis, Charumitra keluar kamar untuk mencarikan air untuk putranya. Ashoka yang melihat dari pintu kamar itu segera mendekati Sushima yang dalam kondisi kejang-kejang. Dia menekan dan memukulkan tangan ke dada Sushima agar jantungnya bisa berdetak normal kembali. Sushima akhirnya bisa sadar dan bernafas normal kembali. Namun dia marah saat melihat Ashoka. "Apa yang kau lakukan disini? Pergi!", teriak Sushima. Charumitra kembali sambil membawa air. Dia juga minta Ashoka pergi dari ruangan itu. Ashoka pun pergi dengan perasaan sedih, sementara Charumitra meminumkan air itu kepada Sushima. Sushima menyebut tentang Ashoka seperti ketakutan dan marah. Charumitra berusaha menenangkannya, menyentuh dan membelai kepalanya dan membuat Sushima terbaring. Ashoka berjalan dengan langkah gontai dan sedih di koridor atas istana. Instingnya merasakan sesuatu dan dia berbalik sambil menghindar tepat saat sebatang tongkat meluncur berputar ke arahnya. Sushima menerjang maju, dia menyerang Ashoka dengan pot beberapa kali. Namun berkali-kali Ashoka bisa menyelamatkan dirinya. 

"Apa yang kau lakukan, Kak?", tanya Ashoka. Sushima menjawab parau, "Aku melakukan yang seharusnya aku lakukan sejak dulu. Aku ini putra tertua, aku yang seharusnya menjadi Yuwaraja, bukan kau. Itu adalah hakku". Ashoka menjawab, "usia dan tradisi tidak diperlukan dalam hal ini. Yang penting dari putra mahkota seharusnya adalah orang yang mengerti tentang masalah rakyatnya dan membantu mereka. Aku sudah bilang aku minta jabatan itu demi tanggungjawabku, bukan karena hak". "Aahh.. itu alasan saja", kata Sushima serak. "Acharya Chanakya menginginkan aku mewujudkan mimpinya mempersatukan tanah India. Aku tidak punya niat serakah dan aku merasa cara itu masih baik, aku mohon kau mengerti. Tapi kau ternyata tidak pernah mengerti!", kata Ashoka. Sushima kembali menyerangnya dengan tongkat tadi. Ashoka berusaha mengindar dengan menaiki tangga, namun Sushima terus menyerangnya dengan tongkat. Ashoka berhasil menangkap tongkat dan menahan serangan Sushima bahkan menyerang balik dengan mendesak Sushima ke dinding. Namun Sushima terus menghina Ashoka, "Orang biasa mencoba mengajari aku sekarang? Ingatlah batasmu Dassiputra!". 

Ashoka memperingatkan dia agar berhadapan dengan dirinya saja. "Jangan mencoba menghina ibuku, aku tidak akan pernah menerimanya", kata Ashoka. Sebuah pot jatuh kebawah karena pergulatan itu. Beberapa prajurit tersita perhatiannya dan melihat ke atas. Mereka melihat Sushima menyerang putra mahkota. Lalu para prajurit pun naik ke koridor atas tempat pertarungan itu. Ashoka menghentikan langkah prajurit agar tidak ikut campur. Mereka semua disuruh mundur. Kembali Sushima menyerang Ashoka, yang kali ini dia memakai pedang yang dipajang didinding, Ashoka pun mengimbangi dengan pedang yang diambil juga dari tempat yang sama. Charumitra datang ke ruang sidang dan menangis di depan Samrat Bindushara. Dia melaporkan bahwa Sushima kabur dari kamarnya. "Aku telah mencarinya namun tidak terlihat dimanapun. Mohon bantulah aku mencari putraku!", ratap Charumitra. Samrat pun mengikuti langkah Charumitra mencari Sushima. Beberapa orang lain mengikuti langkah Samrat keluar dari ruang sidang. 

Sementara itu di koridor atas masih berlangsung pertarungan antara Ashoka dan Sushima yang keduanya memakai pedang. Ashoka berkata, "kelakuan kakak sangat memalukan keturunan Maurya". Namun Sushima tak peduli, dia terus mengayunkan pedangnya yang berhasil ditepis Ashoka. Seorang prajurit tergopoh-gopoh melaporkan tentang pertarungan antara Ashoka dan Sushima kepada Samrat dan beberapa orang yang sedang melangkah bergegas. "Mereka berdua bertarung seperti menghadapi musuh, berusaha saling membunuh", kata prajurit itu. Bindushara, Charumitra dan orang-orang yang mengikuti bertambah panik dengan laporan itu. Dalam pertarungan, Ashoka berhasil membuat Sushima roboh ke lantai. Melihat itu Ashoka mecampakkan pedang ke lantai dan mengulurkan tangannya membantu Sushima bangun. Namun bukan terima kasih yang diucapkan Sushima, dia malah menyerang Ashoka lagi dengan mencekiknya dan menghantamkan ke pilar. Ashoka yang hampir kehabisan nafas berusaha menyelamatkan diri. Dia berhasil mendorong kakaknya hingga terpelanting dan hampir jatuh kebawah. Namun Sushima bisa bergantungan di rolling pagar koridor. Ashoka mengulurkan tangan berusaha menolong Sushima, Sushima berusaha menerima uluran tangan adiknya dan dia akhirnya berhasil memegang tangan Ashoka. 

Namun melihat Charumitra dan Bindushara bersama yang lain datang, dia pun memainkan akalnya. Dia berakting ketakutan dan berteriak. "Tolong aku Ashoka, jangan biarkan aku jatuh. Selamatkan aku!", kata Sushima sekeras-kerasnya. Bindushara dan Charumitra panik melihat kondisi itu. Namun Sushima dengan berbisik terus menghina Ashoka dan memprovokasi Ashoka dengan panggilan Dassiputra. "Kau akan jatuh seperti ini juga, Dassiputra. Aku akan membuatmu jatuh seperti ini segera", bisik Sushima melihat ke halaman dibawah. "Walaupun aku harus jatuh lebih dulu", bisik Sushima lagi lalu melepaskan pegangan Ashoka dan jatuh kebawah menimpa tumpukan karung dihalaman. Charumitra dan Bindushara terkejut melihatnya. Radhagupta sedang di ruangan Chanakya. Dia sedang gembira dan terharu karena Ashoka bisa melangkah mencapai posisi ini. "Aku berharap tidak ada penghalang ini di jalan kita sekarang", katanya di depan terompah Chanakya. Seorang prajurit menginformasikan Radhagupta apa yang terjadi di halaman istana. Bindushara, Charumitra dan yang lainnya segera mendekati Sushima yang baru saja jatuh dari koridor atas. Charumitra lalu memapah Sushima dan menanyakannya, Sushima mengedipkan matanya kepada ibunya bahwa dia tidak apa-apa. 

Namun didepan ayahnya, Sushima berakting memelas kesakitan dan ketakutan. "Ashoka ingin membunuhku, selamatkan aku, Ayahanda. Lakukan sesuatu", kata Sushima. Samrat tidak percaya dengan pengaduan itu, namun Sushima berbohong kepada Bindushara dan orang-0rang yang ada disitu. "Aku pergi ingin meminta maaf kepadanya. Namun dia malah tidak memperhatikanku. Aku sudah bergelantungan dipagar dia malah mendorongku", kata Sushima. Dharma terkejut tidak percaya dengan tuduhan itu. Ashoka yang ikut turun sangat marah dan menyebut dia berbohong namun Charumitra ikut-ikutan menuduhnya. "Apa kesalahan kami sehingga kau berprilaku memusuhi kami semua? Apakah membunuh sesama saudara menjadi tradisi keluarga kita?", ketus Charumitra. Ashoka menyangkal telah melakukan yang dituduhkan. Bindushara minta kepada semua orang agar menyelesaikab urusan ini dalam ruang keluarga saja. Samrat kesal dan pergi dari tempat itu, disusul semua orang di tempat itu menyusul ke dalam istana. 

Di ruang dalam istana, di depan anggota keluarganya yang sudah berkumpul termasuk Samrat, Mahamatya dan Radhagupta, Sushima terus berbohong dan mendebat Ashoka yang berusaha menjelaskan kebenaran kepada mereka. Charumitra menolak percaya kepada Ashoka. Ashoka bertanya, "apa yang aku dapatkan dengan menyerang Sushima?". Siamak menjawab, "kau pasti ingin menghabisi pesaingmu. Kau dapat melakukan apa saja dalam kemarahanmu". Ashoka terkejut, "Kau telah mengenalku dengan baik. Bagaimana kau bisa menuduhku seperti itu?". Siamak menjawab, "Kakak Sushima tidak serakah akan tahta", dan kata-kata Siamak diamini oleh Sushima. Sushima terus berbicara culas dan menghasut Ashoka. Ashoka menyebut dia pembohong. "Kau seharusnya berani bicara kebenaran kalau sanggup. Aku menyerangnya hanya setelah dia terus memprovokasiku, dia terus menghina ibuku. Aku sudah minta dia agar tidak melakukan itu, namun dia tidak mendengarkan aku. Siapa yang tidak marah atas kelakuannya?", kata Ashoka. Helena bertanya, "apa kau mau menjadi seperti Justin? Kau dapat bercerita kepada ayahmu. Sushima hidup karena beruntung". Ashoka berusaha menjelaskan bahwa apa yang dikatakan Sushima adalah kebohongan. 

Namun Samrat menjadi jengkel melihat pertengkaran dan adu kalimat itu. Dia tidak ingin mendengarkan apapun lagi. Samrat pergi dari ruang pertemuan itu. Semua orang mengikuti Samrat keluar, yang tinggal hanya Sushima dan Ashoka. Sushima melangkah mendekat dan mengejek Ashoka yang marah. "Ini baru permulaan, tunggu dan lihatlah, Ashoka. Rama pergi ke pengasingan selama 14 tahun, tapi Aku akan mengirimmu ke pengasingan selama hidupmu. Jangan anggap ini peringatan, ini adalah prediksi", kata Sushima tersenyum puas. Ashoka berkata dengan nada tinggi, "aku mengerti sekarang, aku melakukan langkah yang benar dengan menginginkan tahta. Kita punya tujuan berbeda untuk mendapatkannya. Aku tidak akan pernah membiarkan kau berhasil demi rakyatku". Ashoka lalu pergi meninggalkan Sushima yang tersenyum penuh kemenangan. Ashoka melakukan latihan kanuragan di arena geladi. Dengan berkuda yang lari berderap, dia melakukan lemparan tombak ke arah sasaran berupa orang-orangan yang dibentuk dari rumput kering. 

Di ruang atas, Charumitra bersama Sushima melihat latihan Ashoka, yang ternyata beberapa kali gagal menombak sasaran. Charumitra memuji Sushima karena berhasil berlakon membengkokkan kebenaran demi keuntungan mereka. "Samrat tidak meragukanmu. Dia malah terganggu dan bingung kepada Ashoka. Mereka semua melihat Ashoka tidak sanggup untuk memukul ke arah sasaran dibawah", kata Charumitra. Sushima menjawab, "Ashoka akan mendapat penghinaan seperti dia telah membuatku terhina. Aku bersumpah akan mengirim Dassiputra itu kembali ke hutan bersama ibunya. Aku tidak akan berhenti hingga hal itu terjadi". 

CUPLIKAN : Charumitra berkata kepada Sushima tentang kematian Acharya Chanakya. Kasturi, pelayan Dharma menguping pembicaraan itu. Sushima berhasil menyergap dan mengurung Kasturi. Ashoka menemui Kasturi dalam keadaan sekarat menjelang ajalnya. Dia berguman tentang kematian Acharya Chanakya Sinopsis Ashoka Samrat episode 291 by. Kusuma Rasmana
Bagikan :
Back To Top