Sinopsis Ashoka Samrat, episode 291 (8 Maret 2016) by. Kusuma Rasmana

Sinopsis Ashoka Samrat, episode 291 (8 Maret 2016) by. Kusuma Rasmana Di arena latihan, di halaman istana Magadha, Pattaliputra, Ashoka sedang berlatih menombak sasaran yang berupa orang-orangan dari rumput kering dari atas kuda yang berderap. Dia sudah beberapa kali gagal dan luput dalam menombak sasaran. Saat dia akan mencoba lagi, Ashoka kaget karena Kaurwaki berdiri tepat didepan sasaran bidik tombaknya. "Aku dengar kau sangat ahli dalam menggunakan senjata. Apakah yang aku dengar salah atau kau pernah gagal?", tanya Kaurwaki. Ashoka yang sedang terganggu pikirannya, sangat kesal melihatnya. "Minggir sekarang atau kau akan terluka!", kata Ashoka. Kaurwaki malah memanas-manasi Ashoka agar membidik sasaran dengan tombak. "Konsentrasimu kacau karena seorang gadis? Apa yang akan dipikirkan orang-orang tentang kau? Coba pikirkan itu. Ini tentang kebanggaan Magadha sekarang!", kata Kaurwaki lagi. Ashoka pun mulai berderap dengan kudanya mengelilingi arena itu beberapa kali. Kemantapan hati Ashoka pulih kembali, dia melempar tombak ke arah sasaran dan kena secara sempurna kali ini tanpa melukai Kaurwaki. 

Kaurwaki senang melihat keberhasilan bidikan Ashoka. "Masalahnya bukan pada senjata atau niatmu, namun ini adalah tentang konsentrasimu", kata Kaurwaki, sementara Ashoka turun dari kudanya dan mendekati Kaurwaki. Namun Ashoka mengeluh dan bicara bagaimana kalau ada halangan. Kaurwaki bertanya, "apakah kau fokus pada semua halangan atau pada cara menghilangkan halangan?". Ashoka diam menunggu. "Bila kau fokus pada yang terakhir (menghilangkan halangan) maka kau akan mencari pemecahan dengan segala cara", kata Kaurwaki. Ashoka menyimak kata-kata Kaurwaki dan mengerti bahwa dia harus melakukan untuk mewujudkan impian mempersatukan tanah India. Ashoka pergi dari arena itu untuk bertemu Acharya Radhagupta. Dharma sedang melangkah di serambi ruang dalam. Dia mengetuk pintu kamar ruangan Bindushara. 

Di dalam, Bindushara berdiri dengan gelisah. Di ruangan lain, Charumitra berkata kepada Sushima, "kemarahan Samrat akan reda. Kau harus membuat nama Ashoka jelek dan jahat di mata samrat". Namun belum sempat Sushima berkata apapun, Mahamatya datang ke ruangan itu. Dia melaporkan kepada Charumitra dan Sushima tentang pertemuan pribadi Ashoka yang baru saja terjadi. Kilas balik menampilkan, di ruangan milik Chanakya, sudah berkumpul beberapa orang termasuk Radhagupta dan seorang pelayan yang bernama Iswari. Iswari berbicara kepada Ashoka tentang keraguan Rani Dharma mengenai kematian Acharya Chanakya. "Rani Dharma telah meminta Kasturi untuk mencari petunjuk tentang hal itu. Namun Kasturi menghilang sejak beberapa hari ini", kata Iswari. Ashoka berkata, "kita harus segera menemukan Kasturi dengan segala cara. Dia mungkin tahu sesuatu yang penting". Namun tanpa disadari mereka semua, salah seorang yang hadir di situ adalah pengkhianat suruhan Mahamatya. Dia menyimak pembicaraan itu dengan cermat dan penuh minat, kilas balik berakhir. "Jadi Ashoka mulai mencari keberadaan Kasturi", kata Mahamatya. 

Namun Sushima meyakinkan dia bahwa mustahil ada orang lain bisa mengetahui keberadaan Kasturi. Kilas balik lain ditampilkan, Charumitra yang berjalan berdampingan dengan Sushima berbicara tentang kematian Chanakya. Kasturi diam-diam mendengarkan dari belakang. Ketika Sushima tiba-tiba berbalik, dia pun bersembunyi dibalik pilar. Tak sengaja Kasturi menjatuhkan sesuatu sehingga Charumitra dan Sushima mengetahui ada seseorang yang bersembunyi dibalik tirai dan pilar dibelakangnya. "Siapa di sana?", tanya Charumitra, namun tidak ada jawaban. Sushima berpura-pura di depan ibunya ada sesuatu yang jatuh karena angin. Dia sekuat tenaga mengayunkan belatinya ke arah tirai pilar. Ayunan itu melukai tangan Kasturi dan dia pun terkapar jatuh, kilas balik berakhir. Sushima berkata, "jadi saat ini Kasturi adalah tamu (maksudnya tawanan) kita" . "Dia dikelilingi pengamanan begitu ketat sehingga tak seorang pun bisa mengendusnya atau tidak seorang pun bisa mengetahui apa yang kita lakukan melalui dia", kata Sushima lagi. 

Dalam kilas balik, Sushima masuk ke ruangan rahasia dan dia menggelandang Kasturi yang tangannya terikat ke dalam ruangan rahasia itu. Kasturi berteriak, "Jay Janani! (hidup ibu pertiwi) berkali-kali, namun Sushima tak peduli. Sushima lalu mengikat badan Kasturi ke pilar dan menyumpal mulutnya dengan kain yang diikatkan juga, kilas balik berakhir. Rajmata Helena yang tiba-tiba datang ke ruangan itu bersama Siamak, bertanya, "mengapa Kasturi tidak dibunuh saja?". Charumitra berkata, "Rajmata, karena malam itu adalah malam sebelum acara Abhiseka bagi Sushima. Itu sangat berbahaya buat kami bila melakukan sesuatu". Helena lalu minta mereka menyelesaikan pekerjaan itu sekarang. "Jangan sampai Ashoka mengetahui hal ini, Cepat lakukan!, sebelum semuanya terlambat", kata Helena. 

Di ruangan rahasia, sudah beberapa hari Kasturi tengah berjuang melawan ikatan talinya. Dia berusaha membebaskan dirinya dari kamar pengap itu. Setelah bisa bebas, dia berusaha kabur dari ruangan itu melalui pintu rahasia yang juga dilalui Sushima. Sejenak setelah itu Sushima yang datang bersama Mahamatya terkejut melihat pintu rahasia terbuka. Keduanya lalu masuk ke kamar rahasia dan benar saja Kasturi tidak ada di dalam ruangan. "Dia pasti melarikan diri!", kata Sushima dengan panik. Ashoka yang bermaksud menemui ayahnya, melihat Rani Dharma mengetuk-ngetuk pintu kamar Bindushara, dia segera bersembunyi. Dharma minta agar Bindushara membuka pintu, namun Samrat minta dia pergi meninggalkan dia sendiri. 

Dharma lalu pergi dengan sedih. Setelah Dharma pergi, Ashoka lalu mendekati pintu kamar itu dan akan mengetuk pintu kamar ayahnya dengan rasa ragu. Namun dia melihat Kaurwaki berdiri di belakangnya. Ashoka pun mendekati Kaurwaki. "Aku tidak ingin kejadian ini tersebar, ini tidak pernah terjadi sebelumnya. Ayah selalu membagi masalahnya dengan ibu. Ini pasti karena aku", kata Ashoka. Kaurwaki menjawab, "setiap ayah akan bingung dan sedih melihat putra-putranya berkelahi seperti ini. Yakinlah, segalanya akan baik kembali". Ashoka berkata hanya ingin meminta maaf kepada ayahnya, namun ayahnya sedang tidak ingin ditemui siapapun. Kaurwaki merasa menemukan gagasan dalam benaknya. 

Di ruangan Rani Charumitra, berkumpul Charumitra, Sushima, Helena, Siamak dan Mahamatya Khalatak. Mereka tidak habis pikir dan mengerti bagaimana bisa Kasturi kabur dari tempat itu. Helena sangat khawatir bila Kasturi bisa bertemu Ashoka, Dharma atau Bindushara. "Padahal aku ingin mengunjungi ayahku namun kita harus membereskan masalah dari Kasturi ini dulu. Keinginan terakhir ayah tidak akan tercapai sekarang", kata Helena. Di serambi depan ruangan Bindushara, Kaurwaki membawa Drupada ke depan kamar ayahnya. Sementara Ashoka mengamati dari tempat sembunyi di balik pilar. "Besok adalah hari kelahiranmu, kau seharusnya minta hadiah kepada ayahmu", kata Kaurwaki. Drupada menjawab, "aku ingin diberikan sebuah ekor". "Ekor?", tanya Kaurwaki heran. "Ya, aku ingin ekor seperti Sri Hanuman (panglima tentara wanara dalam kisah Ramayana)", kata Drupada. 

Kaurwaki setuju dan memujinya, dia pun minta Drupada agar bergegas. Drupada lalu mengetuk pintu kamar ayahnya sementara Kaurwaki segera pergi bersembunyi juga. Ashoka masih melihat semua itu dari balik pilar. Kasturi masuk ke kamar Dharma, namum Dharma tidak ada di kamar itu. Sushima dan sekutunya terus berusaha mencari Kasturi, mereka berpencar ke tempat atau kamar yang kira-kira akan didatangi Kasturi. Bindushara menolak berbicara kepada Drupada. "Ini bukan waktu yang tepat", jawab Bindushara dari dalam kamar. Kaurwaki sekali lagi meminta Drupada mengetuk pintu kamar ayahnya bila dia ingin hadiah. Drupada mengangguk dan sekali lagi dia mengetuk pintu kamar samrat itu. 

Di kamar Dharma, Kasturi bersembunyi karena mendengar ada orang masuk ke ruangan itu. Orang itu ternyata Helena yang tidak menemukan siapapun di kamar Dharma. Sushima melihat sekilas Dharma sedang berjalan di koridor. Sushima dan Dharma berhenti bersamaan. Dharma menoleh karena merasa melihat seseorang, namun Sushima sudah bersembunyi didekatnya. Kasturi juga melihat Dharma yang berjalan di koridor itu berusaha mendekati Dharma dan akan memanggilnya. Namun Kasturi harus bersembunyi saat melihat Mahamatya yang tidak melihatnya datang juga ke tempat itu. Melihat Mahamatya pergi dari koridor itu, Kasturi keluar dan berusaha mengejar Dharma. Dharma datang ke serambi depan kamar Bindushara. Dia heran melihat Ashoka dan Kaurwaki bersembunyi dibalik pilar, sedangkan Drupada di depan pintu kamar Samrat. Ashoka secepatnya menarik lengan ibunya agar ikut bersembunyi. Dharma bertanya, "apa yang terjadi?". Ashoka menjawab, "Kaurwaki sedang mencoba membuat ayah membuka pintu ini". Dharma pun ikut berdiri didekatnya sambil melihat ke arah pintu kamar Samrat. 

Dari dalam Bindushara sekali lagi minta Drupada agar datang diwaktu yang tepat. Drupada berkata, "maaf, aku tidak akan mengetuk pintu kamar ayahanda lagi". Drupada berbalik akan pergi ketika Bindushara membuka pintu kamarnya. Dia memanggil Drupada dengan panggilan Nanhe Samrat (Samrat kecil). "Aku yang harusnya minta maaf kepadamu", kata Bindushara berjongkok didepan Drupada. "Aku marah tidak beralasan. Katakan apa yang kau inginkan?", tanya Samrat. Drupada menjawab, "aku sudah lupa karena melihat ayah marah". Sementara Kasturi yang berusaha mengejar Dharma, melihat Samrat dan Drupada di tempat itu dari jauh, namun ternyata Helena juga melihat Kasturi diwaktu yang tepat itu. Kasturi hanya mengingat untuk berbicara kepada samrat secepatnya. Dia lari menuju samrat namun Helena yang lebih cepat berhasil menyergap dia keluar dari jalannya saat itu, tanpa dilihat oleh siapapun. Bindushara meminta Drupada memikirkan apa yang ia inginkan. 

Drupada melihat ke arah Kaurwaki, Ashoka dan Dharma. Mereka semua akhirnya keluar. Bindushara tersenyum, "rupanya ini memang rencana kalian?". Dharma menoleh kepada Ashoka, Ashoka yang diam menoleh kepada Kaurwaki. Kaurwaki menggelengkan kepalanya, karena merasa jadi tertuduh. Namun Samrat yang kemarahannya sudah reda hanya tersenyum. Ashoka mendekati ayahnya dan menyentuh kakinya. "Aku menyesal telah mengecewakan ayah", kata Ashoka mencakupkan tangannya. Bindushara menjawab, "bila aku tidak mempercayaimu maka aku tidak akan menjadikanmu sebagai putra mahkota. Aku telah mendengar dari banyak orang bahwa kau tidak bisa mengendalikan amarahmu. Aku merasa itu tidak bagus. Kau harus lebih sabar dan tenang. Itulah cara kau bisa melaksanakan tanggungjawabmu". Ashoka setuju dengan saran itu. "Banyak yang akan Aku bicarakan sesuatu denganmu, Ashoka", kata Samrat. Mereka lalu saling berpelukan. 

Di ruangan rahasia, hadir disana Sushima, Charumitra, Helena dan Siamak. Helena menampar Kasturi, hingga terjengkang. Mahamatya datang membawa karung berisi seekor ular beracun. "Kau akan bertemu dengan Guru Chanakya segera setelah ular ini mematukmu", kata Sushima. Mahamatya meletakkan karung yang ujungnya sudah dibuka itu didekat kaki Kasturi. Siamak yang ketakutan berusaha menenangkan dirinya. Sushima menyarankan Siamak agar keluar kamar bila dia memang pengecut. "Pergilah!", kata Sushima. Siamak demi harga dirinya berusaha untuk tetap di kamar itu, namun Helena ikut menyuruh dia keluar kamar itu. "Kita harus cepat, kita tidak punya banyak waktu", kata Helena. 

Di ruangan Chanakya, Acharya Radhagupta berkata kepada Ashoka bahwa dia tidak mendapat kabar tentang Kasturi. "Tak seorang pun melihat dia dalam beberapa hari ini", katanya. "Apa mungkin dia sudah bernasib sama dengan tabib istana (yang mati terbunuh)?", tanya Radhagupta seperti kepada dirinya sendiri, sementara Ashoka berpikir dengan keras. Drupada tanpa sengaja melihat Siamak yang keluar dari tempat rahasia yang asing bagi dirinya. "Tidak ada jalan menuju tempat itu, bagaimana kakak Siamak bisa keluar dari tempat itu?", batin Drupada. Di ruang rahasia, ular dari dalam karung mematuk dan menggigit Kasturi, dia meraung-raung kesakitan. Charumitra, Helena, Sushima dan Khalatak yang melihatnya di ruangan rahasia itu tertawa puas melihat tontonan Kasturi yang menggeliat-geliat kesakitan yang amat sangat. 

CUPLIKAN: Ashoka menemukan Kasturi yang sekarat menjelang ajalnya. Kasturi berguman tentang kematian Acharya Chanakya. Siamak yakin Ashoka telah mencurigai dirinya. "Aku ingin tahu apakah Kasturi telah mengatakan sesuatu kepada Ashoka saat menjelang nafas penghabisannya?", gumannya lirih.Sinopsis Ashoka Samrat, episode 292 by. Kusuma Rasmana
Bagikan :
Back To Top