SINOPSIS MAHAPUTRA episode 315 (18 November 2014) by. Sally Diandra
Di kuil tempat Pratap berada, Pratap terkejut ketika dirinya bertemu dengan Meera Maa yang berdiri di depannya dengan senyumnya yang mengembang, Pratap teringat pada pertemuannya dulu dengan Meera Maa ketika dirinya masih remaja, Pratap segera mengatupkan tangannya di depan dada dan menyapa Meera Ma “Meera Maa, maafkan aku” ujar Pratap, sementara itu Parwat Das memberikan manisan pada semua orang sambil berkata “Tuan putri Ajabde telah membuat manisan ini untuk dibagikan pada semua orang karena sebentar lagi prajurit akan bertarung melawan Afghanistan” Parwat Das melihat kearah mereka semua yang mulai makan manisan itu, pada saat yang bersamaan si kuda putih, Chetak sedang berlari keluar dari kandang kuda dan semua orang mencoba untuk menghentikannya,
Sementara itu di Bijolia, salah satu laki laki beteriak lantang “Orang orang Afghanistan menyerang kita ! Seseorang pergilah ke istana dan kabarkan hal ini pada Bai ji lal !” ujar pria tersebut, di tempat Pratap, Pratap merasa senang bisa bertemu dengan Meera Ma lagi “Meera Ma, kenapa kamu kelihatan seperti ini ?” tanya Pratap penasaran “Aku hanya merasa terkejut ketika melihat ada seorang pangeran yang sangat pemberani yang tidak mau menghadapi tantangan yang ada, malah sekarang sedang menghadapi yang bukan tugasnya” ujar Meera Maa sedih “Tidak ada yang terjadi padaku, Meera Ma ,,, aku baik baik saja”, “Aku bisa membacanya dari pancaran kedua bola matamu” Pratap akhirnya mengakui kebimbangannya “Lalu apa yang harus aku lakukan, Meera Maa ?”, “Kamu tidak bisa lari dari dirimu sendiri, kamu harus berani menghadapi situasi ini” ujar Meera Maa
Di Bijolia, para prajurit mulai berjatuhan dan mampu di lumpuhkan oleh pasukan Afghanistan, Ajabde dan Fatta sangat terkejut begitu melihat keadaan mereka “Kakak, ini sangat berbahaya, dan aku kira ini adalah rencana terbesar yang dibuat oleh Afghanistan untuk menyerang kita” ujar Fatta geram “Semua prajurit yang berada di bagian yang lain dari istana ini mulai jatuh bertumbangan” ujar Ratu Hansa Bai sedih “Kalian tidak usah begitu cemas, kita akan menghadapi situasi ini” Ajabde mencoba meredam suasana “Tapi prajurit kita tidak terlatih dengan baik, kak” ujar Fatta, Ajabde tahu kalau prajurit Afghanistan telah menyerang mereka “Fatta, selamatkan beberapa senjata yang ada, Fatta” pinta Ajabde “Lalu siapa yang akan bersama dengan dirimu, kak ?”, “Pergilah !” akhirnya Fatta meninggalkan Ajabde, kemudian Ajabde beralih ke Dhanika “Dhanika, bawa ibu ke tempat yang aman” pinta Ajabde “Aku tidak akan pergi kemana mana, Ajabde ,,, karena aku adalah ibumu dan aku tidak akan meninggalkan kamu sendirian” Ratu Hansa Bai bersikeras “Baiklah, kalau begitu, mudah mudahan kita tidak terlambat” ujar Ajabde, pada saat itu Chetak sedang berlari mencari Pratap
Fatta meminta pada salah satu prajuritnya untuk menghitung jumlah dari prajurit Afghanistan, Fatta memikirkan ucapan Ajabde, saat itu Fatta membunuh prajurit Afghanistan “Apakah kalian menyerang kami karena kalian ingin menjalankan motif yang lain karena aku lihat kalian tidak mengambil senjata senjata kami” ujar Fatta geram, salah satu prajurit mengatakan kalau istana telah di serang, Fatta kaget, sementara itu di dalam istana Bijolia, Ajabde sudah bersiap untuk bertarung dengan musuh musuhnya, Badshah Khan telah membunuh banyak orang di istana, pertarungan masih terus berlangsung, Ajabde membunuh beberapa prajurit Afghanistan dengan panahnya, Badshah Khan sempat menangkap anak panah yang di lesatkan oleh Ajabde dan tersenyum melihat ke arah Ajabde, Badshah Khan terkesan dengan Ajabde sambil berkata “Pangeran Pratap telah menikahi seorang wanita pemberani seperti kamu” puji Badshah Khan “Aku harus menculik kamu sebelum pangeran Pratap tahu tentang penyerangan ini !” ujar Badshah Khan geram “Mansood culik adiknya Ajabde yang paling kecil dulu atau pangeran Balwant !” perintah Badshah Khan, Ratu Hansa Bai meminta Balwant untuk menetapkan tujuannya dengan baik dalam membidikkan senjatanya, kemudian Balwant menembakkan senjatanya
Sementara itu di kuil tempat Pratap, Pratap akhirnya berjanji pada Meera Maa untuk tetap menjaga tugas pertamanya sebagai seorang Rajput dan dia tidak bisa menjaga janjinya pada ibunya, Pratap merasa telah gagal “Pratap, kamu juga telah membuat sebuah janji pernikahan dengan istrimu sendiri” Pratap terkenang akan pesta pernikahannya dengan Ajabde “Kalian berdua telah begitu sangat dekat hari ini, itu karena janji tersebut” ujar Meera Maa “Meera Maa, jangan katakan tentang hal ini, aku benar benar merasa bingung” ujar Pratap sedih “Kamu telah tahu hal tersebut dengan baik, Pratap ,,, pertama kamu harus melindungi Bijolia dan kamu harus kembali kesana, kenapa hatimu yang menghentikan langkahmu ?” Pratap semakin bingung “Aku tidak bisa mengerti tentang hal ini, Meera Maa” ujar Pratap, di kerajaan Bijolia, Badshah Khan menyuruh Mansood untuk menangkap Balwant, sementara itu Meera Maa sedang mendendangkan sebuah lagu Prem Deewani,
Di istana Bijolia, Badshah Khan menuju ke tempat Ratu Hansa Bai dan Balwant lalu memprovokasi Balwant untuk keluar istana dan bertarung dengan mereka “Diam kamu !” bentak Ratu Hansa Bai “Aku tidak takut, ibu ,,, aku akan keluar” Balwant segera keluar istana, Badshah Khan sangat senang melihatnya dan langsung menangkap mereka, Badshah Khan menunjukkan ke Ajabde kalau ibunya dan adiknya telah mereka tangkap, Ajabde kaget “Tuan putri Ajabde, lebih baik kamu menyerah saja atau kalau tidak, kami tidak segan segan membunuh ibu dan adikmu ini !” ujar Badshah Khan dengan senyum liciknya
SINOPSIS MAHAPUTRA episode 316 by. Sally Diandra