SINOPSIS MAHAPUTRA episode 313 (13 November 2014) by. Sally Diandra
Di Bijolia, Pratap sedang bertarung dengan prajurit Bijolia atas permintaan Fatta, melihat hal ini Badshah Khan teringat akan kata kata ayahnya, Shams Khan yang menggambarkan bagaimana pangeran Pratap, Badshah Khan baru menyadari kalau laki laki di depannya kali ini adalah Pangeran Pratap, tepat pada saat itu Ajabde datang kesana dan melihat Pratap sedang bertarung dengan prajuritnya, dalam ingatan Badshah Khan, Shams Khan berkata “Pratap sangat membenci musuhnya dan menyayangi rakyatnya, dia akan menjaga rakyatnya dan berdiri di depan mereka, Pratap tidak akan melukai siapapun” Shams Khan sangat memuji Pratap, Badshah Khan teringat semua kata kata almarhum ayahnya dan terkejut begitu melihat Pratap yang berhasil memenangkan pertarungan tersebut dan menghampiri Fatta, Pratap segera melemparkan pedangnya dan tersenyum ke arah Fatta, Pratap menunjukkan pada Fatta kalau semua prajuritnya telah terkapar di tanah, Fatta tersenyum dan berkata “Ya, kamu memang benar” sementara itu dari kejauhan Parwat Singh yang melihat pertarungan mereka berkata “Tidak ada darah yang keluar dari prajurit manapun”, “Karena mereka adalah rakyatnya, dia itu Pangeran dari Mewar pangeran Pratap” Parwat Singh terkejut mendengar ucapan Badshah Khan “Ayoo, lekas kita pergi dari sini, kita punya banyak pekerjaan yang harus kita kerjakan !” ujar Badshah Khan kemudian meninggalkan tempat tersebut bersama Parwat Singh,
Saat itu para prajurit mulai bangun “Fatta, apa maksudnya ini ?” tanya Ajabde heran, Fatta juga terkejut ketika melihat Ajabde “Kakak, dengarkan aku dulu” namun Ajabde sudah berjalan ke arah Pratap dengan menahan marahnya “Beraninya kamu menyerang prajurit kamu sendiri ? Kamu ini adalah menteri mereka !” ujar Ajabde lantang “Kakak, dengarkan aku dulu !” sela Fatta, namun Ajabde tidak menggubris ucapan Fatta “Hentikan ! Bagaimana bisa kamu menghentikan aku setelah Pratap melukai mereka semua ! Jika kamu menghormati aku maka diamlah !” bentak Ajabde “Bersumpahlah padaku, hentikan semua ini !”, “Paling tidak kamu mendengarkan aku terlebih dulu” pinta Pratap “Kamu ini memang membuktikan kalau kamu ini seperti orang Chittor, aku telah membuat sebuah kesalahan dengan mempercayai kamu dan aku akan meralatnya hari ini juga !” ujar Ajabde sambil mengeluarkan pedangnya dan berusaha menyerang Pratap “Kamu telah kehilangan hak untuk berbicara denganku ! Mereka adalah prajuritku ! Dan kamu telah menyerang mereka !” Pratap semakin bingung dengan ucapan Ajabde “Mereka ini prajuritmu ?” tanya Pratap heran “Iya ! Aku yang telah menjadikan kamu sebagai menteri ! Itu bukan berarti aku memberikan kamu hak untuk menyerang mereka !” ujar Ajabde lantang dengan marahnya “Kau membuat aku menjadi seorang menteri ?” Pratap kembali bertanya tanya “Ya ! Itu adalah kesalahanku !”
Pratap langsung menatap Ajabde dengan tatapan tidak percaya dan kembali teringat pada semua ucapan Ajabde, namun tidak mengungkapkan identitasnya, mereka berdua kemudian saling bertarung satu sama lain “Aku benar benar tidak mengerti, kita harus bicara !” pinta Pratap sambil menangkis semua serangan Ajabde “Kamu itu pengkhianat !” Pratap sangat marah begitu dianggap sebagai seorang pengkhianat oleh Ajabde “Kamu telah menipu kami semua !” Pratap segera melemparkan pedangnya sendiri dan berkata “Cukup !” bentak Pratap,
Sementara itu di tempat Parwat Singh dan Badshah Khan “Tuan Badshah Khan, apa yang ada dalam benakmu sekarang ?” tanya Parwat Singh “Pratap ,,, waktu itu aku baru berusia 10 tahun dan aku hanya mempunyai satu keinginan yaitu membunuh Pratap, sama seperti ketika dia membunuh ayahku, aku tidak ingin membuat kesalahan apapun dan rencana ini harus sempurna” ujar Badshah Khan,
Di tempat Pratap dan
Ajabde “Beraninya kamu mengatakan hal seperti ini !” bentak Pratap kesal
“Apa yang kamu katakan ?” ujar Ajabde sambil mengangkat pedangnya ke
arah Pratap, Pratap segera memegang pedang Ajabde dan darah mengalir
ditangannya “Lebih baik kamu pergi dari sini !” bentak Ajabde “Siapa
kamu yang berani beraninya menyuruh aku pergi dari sini ?” tanya Pratap
kesal “Aku adalah satu satunya orang yang selalu menyelamatkan rakyatku,
aku adalah Bai ji lal !” Pratap kaget dan teringat pada semua kenangan
manis mereka berdua, Pratap juga teringat dengan pernikahannya dengan
Ajabde dan ucapan Ratu Bhatyani yang mengatakan kalau ibunya telah pergi
ke suatu tempat meninggalkan istana, Pratap juga teringat pada
ucapannya sendiri pada Ajabde kalau dirinya membenci Ajabde dan cintanya
telah mati ! Pratap segera mendorong pedang yang dipegang oleh Ajabde
dan langsung meninggalkan mereka dengan rasa kebencian di matanya
“Pratap, berhenti” Fatta mencoba menghentikan Pratap namun gagal, Pratap
terus berlalu meninggalkan mereka, di tempat Parwat Singh dan Badshah
Khan “Bagaimana caranya mengungkap identitas Pratap, ketika Ajabde dan
Pratap tidak bisa mengidentifikasi atau mengenal satu sama lain sebagai
suami dan istri” Badshah Khan tersenyum sambil berkata “Musuh itu kurang
lebih sama daripada seorang kekasih, aku sudah punya rencana yang telah
aku siapkan”
Di pekan raya, penjual kuda putih kembali menemui Pratap dan memintanya untuk melihat kudanya sekali lagi “Kamu itu sama saja dengan orang orang yang ada disini” ujar Pratap kesal “Kudaku ini tidak mau diam, mungkin dia berharap bisa menghabiskan waktu dengan kamu” tanpa menjawab sepatah katapun Pratap segera meninggalkan si penjual kuda dengan menggunakan kuda yang lain, sepeninggal Pratap, si penjual kuda berbisik pada kuda putih “Tenang saja, teman ,,, aku akan menjualmu dan menemukan pembeli terbaik untukmu, kita juga bisa pergi ke pekan raya yang lain” kuda putih itu langsung berhenti, si penjual kuda tidak mengerti dengan tingkah laku kudanya “Aku muak ! Sekarang tenanglah ! Aku fikir aku akan membuat masa depanmu menjadi baik tapi aku pikir sepertinya kamu ingin pergi dengan laki laki itu, baguslah ! Katakan pada menteri itu, Dewa telah memilih kamu untuknya, pergi dan carilah dia ! Doaku bersamamu, jaga dirimu baik baik” ujar si penjual kuda kemudian mencium si kuda putih dan membebaskan kuda putih tersebut, si kuda putih langsung meringkik penuh semangat dan berlari sekencang mungkin mencari Pratap
Badshah Khan dan Parwat Singh sedang menyusun sebuah rencana “Aku akan menggunakan prajuritku yang akan berpakaian seperti itu maka mereka tidak akan bisa dilihat dari jauh, sekarang Pratap sudah ada didepan mataku, jadi aku harus fokus ke dia !” ujar Badshah Khan geram “Aku telah belajar dari ayahku, kalau membunuh seekor harimau di dalam daerah kekuasaannya sangatlah tidak mungkin dan ketika seekor harimau dibawa keluar dari tempatnya maka akan sangat mudah untuk membunuhnya, ayahku telah melakukan kesalahan ini, tapi aku akan membuat Pratap datang ke tempatku” ujar Badshah Khan senang “Aku akan menggunakan perasaan cintanya untuk istrinya, Ajabde ,,, hal ini pasti akan berhasil dalam kebencianku melawan dia” saat itu mereka melihat Ajabde sedang melintas di dekat mereka dengan mengendarai seekor kuda “Dua tembakan dalam satu anak panah ! Kematian Bai ji lal dan pangeran Pratap !” ujar Parwat Singh sambil memperhatikan kepergian Ajabde “Luar biasa ! Aku akan menculik dia dan membuat Pratap datang ke tempatku !” ujar Badshah Khan senang,
Sementara itu di rumah Fatta, Pratap meminta Chakrapani untuk mengemasi barang barangnya “Kita akan pergi sekarang, Chakrapani !” Chakrapani bingung “Kenapa, pangeran ? Bagaimana dengan janjimu yang kamu berikan ke kakaknya Fatta ?” dengan perasaan marah Pratap berkata “Dia adalah Bai ji lal, Ajabde ! Dia dan Fatta telah menipu aku ! Selalu saja begitu menipu ! Dia memang sebuah idola penipuan dan menipu menipu lagi !” ujar Pratap marah SINOPSIS MAHAPUTRA episode 314 by. Sally Diandra