SINOPSIS MAHAPUTRA episode 311 (11 November 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 311 (11 November 2014) by. Sally Diandra Di kerajaan Bijolia, Pratap kaget ketika dibukanya kain hitam yang menutupi matanya ternyata ada Ajabde didepannya “Kenapa kamu membuat aku bertarung dengan seorang perempuan ?” tanya Pratap kesal “Aku hanya ingin menguji kamu, untuk mengetahui apakah Bai ji lal telah memilih menteri yang benar atau tidak ?” Pratap hanya tersenyum sinis dan berkata “Aku kira dia akan selalu menguji aku”, “Aku akan mengirimkan obat untuk kamu” ujar Ajabde sambil melihat luka Pratap “Tidak, aku tidak membutuhkan itu”, “Ini adalah tugasku untuk menghentikan perdarahan, jika ada seseorang yang terluka demi Bijolia” namun Pratap tidak menggubris ucapan Ajabde “Penjaga, ayoo kita pergi ke pekan raya !” ujar Pratap kemudian berlalu meninggalkan Ajabde 

Di kerajaan Mewar, Ratu Bhatyani sedang mencari cari Jagmal sambil memanggil manggil namanya, Jagmal menjawabnya dari dalam sebuah peti, Ratu Bhatyani terkejut ketika mendengar suara Jagmal ada didalam peti tersebut, Ratu Bhatyani segera berteriak meminta bantuan “Jagmal, apakah kamu ada di dalam, nak ?” ujar Ratu Bhatyani sambil berusaha membuka peti tersebut, Ratu Bhatyani mulai menangis sambil mengetuk ngetuk pintu tersebut “Bagaimana cara membukanya, Jagmal ?” tiba tiba Jagmal keluar dari peti tersebut dan mengambil nafas dalam dalam “Jagmal, apakah kamu baik baik saja ?” tanya Ratu Bhatyani cemas sambil memeluk anak sulungnya ini, tiba tiba Jagmal terbatuk batuk, Ratu Bhatyani segera memberikan segelas air putih untuk Jagmal “Jagmal, siapa yang melakukan hal ini padamu ? Katakan pada ibu, ibu akan memanggil penjaga” Jagmal tersenyum sambil berkata 

“Rani Ma, aku melakukan sebuah eksperimen dengan diriku sendiri, aku ingin tahu jika seseorang terkunci di dalam peti ini, maka berapa lama dia bisa bertahan hidup” Ratu Bhatyani langsung marah begitu mendengar ucapan Jagmal “Kamu ini gila dengan melakukan hal ini !”, “Aku baik baik saja, Rani Ma ,,, aku hanya merencanakan sesuatu dalam benakku, aku ingin membuat sebuah kotak yang kecil yang bisa untuk bersembunyi dan mendengar semuanya tapi seharusnya kotak itu ada lubangnya untuk mendapatkan udara” ujar Jagnal senang “Tapi itu bisa berbahaya, Jagmal”, “Tenang, Rani Ma ,,, aku tahu banyak hal, ibu tidak tahu kan kalau saat ini paman Rawat Ji sedang bersama ayah ? Pergi dan lihatlah” Ratu Bhatyani segera menuruti perintah Jagmal dan berlalu meninggalkan ruangan itu “Sekarang aku akan membuat sebuah lubang disini” ujar Jagmal, 

Sementara itu Raja Udai Singh sedang ngobrol dengan Rawat Ji “Apa kamu bilang, Rawat Ji ? Bagaimana ada seseorang yang merencanakan untuk menentang kita di Chittor ?” tanya Raja Udai Singh heran “Aku akan mencarinya semaksimal mungkin, Maharana Udai Singh” tiba tiba Ratu Bhatyani memasuki ruangan dan bertanya “Ada masalah apa ini ?” kemudian Raja Udai Singh menceritakan semuanya pada istri kesayangannya ini, Ratu Bhatyani berkata dalam hati “Apakah Rana Ji tahu tentang serangan yang dilancarkan ke Pratap ?” bathin Ratu Bhatyani “Aku rasa Rawat Ji tidak mengatakan semuanya, Rana Ji” Raja Udai Singh menuruti perkataan istrinya ini “Sebenarnya pangeran Pratap di serang di Bijolia” Ratu Bhatyani pura pura kaget dan khawatir dengan keadaan Pratap “Lalu apakah dia baik baik saja ?” Rawat Ji segera mengangguk “Dia baik baik saja, Maharani” namun Ratu Bhatyani meragukan kesetiaan Rawat Ji dan menegurnya dengan keras 

“Kamu tahu tahu kan kalau pangeran Pratap itu putra mahkota yang sesungguhnya ? Lalu kenapa kamu meninggalkan dia sendirian disana ?” bentak Ratu Bhatyani “Iyaa, betul itu, aku bahkan juga merasa kalau kamu telah membuat sebuah kesalahan dengan meninggalkan dia sendirian disana” timpal Raja Udai Singh “Rasa khawatirmu itu memang benar, Maharana Udai Singh ,,, tapi dia berada disana untuk sebuah tugas yang sangat penting”, “Aku ingin Pratap pulang segera ! Siapapun bisa mencari tahu tentang permasalahan yang terjadi di Bijolia, aku tidak bisa mengambil resiko dengan nyawa Pratap yang dalam bahaya, aku ingin kamu mengirimkan sebuah surat ke dia !” ujar Raja Udai Singh kesal, Rawat Ji hanya bisa mengiyakan ucapan Raja Udai Singh dan berlalu meninggalkan mereka 

Di kerajaan Bijolia, Ajabde sedang melihat patung Dewa Khrisna dan melihat kearah lampu Diya, Ajabde mulai menyalakan lampu Diya yang pertama ketika Saubhagyawati menunjukkan padanya pakaian yang baru untuk patung Dewa Khrisna “Ajabde, apa yang kamu lakukan di sini ?” tanya Saubhagyawati “Aku sedang melakukan Kumkum” ujar Ajabde sambil mengambil air, Saubhagyawati semakin heran “Apa yang kamu lakukan, Kumkum di dalam air ?” Ajabde kemudian melihat tangannya sendiri dan dilihatnya ada warna merah disana, Pratap teringat pada darah yang keluar dari tangan Pratap, Ajabde segera melempar kendi yang berisi air itu dan berkata “Aku tidak tahu, apa yang terjadi padaku ? Aku harus pergi ke pekan raya dan melihat lihat senjata disana” ujar Ajabde kesal “Kamu tidak bisa pergi dengan keadaan seperti ini, lebih baik kamu berdandan dulu, Ajabde” pinta Saubhagyawati 

Pada saat yang bersamaan, Fatta menyambut semua orang yang datang di pekan raya, dalam hati Pratap berkata “Seharusnya ada seseorang yang akan mengubah keadaan disini” Pratap kemudian menyuruh para prajurit untuk tetap waspada dan mengawasi sekitarnya “Ambil posisi dan tetap awasi sekeliling !”, “Tapi bagaimana kita bisa mengetahui mereka ?” tanya para penjaga heran “Mudah saja ! Para penjual itu akan berusaha dengan keras untuk menjual senjatanya dan yang lain akan membeli dengan menawarnya terlebih dulu, lalu yang lainnya lagi hanya melihat melihat dan berjalan jalan disekitar sini, awasi orang orang yang menunjukkan gerak gerik seperti itu, bisa jadi dia adalah musuh kita” Fatta mendengarkan penjelasan Pratap pada para penjaga “Seseorang yang ingin menyerang kita, bisa melakukannya di waktu kapan saja, kita harus waspada” tepat pada saat itu Badshah Khan datang kesana dengan berganti penampilan seperti seorang Rajput, sementara itu begitu Pratap pergi, Fatta bertanya pada para penjaga apa yang Pratap katakan pada mereka, kemudian para penjaga menceritakan segalanya pada Fatta “Aku akan mengawasi Pratap !” ujar Fatta, 

Saat itu Badshah Khan mempermainkan para penjaga dan mulai marah ketika mendapati banyak pertanyaan dari penjaga, para penjaga memprovokasi Badshah Khan, Badshah Khan sangat marah, Parwat Singh datang mencegah Badshah Khan yang hendak menyerang para penjaga, kemudian Parwat Singh mengajak Badshah Khan bersamanya “Waaah, pasarnya sangat bagus, aku kira para prajurit itu akan mendapatkan senjata mereka segera” puji Badshah Khan “Iyaa dan Prataplah yang mengatur semuanya” ujar Parwat Singh sambil menunjuk ke arah Pratap yang saat itu sedang berdiri tak jauh dari mereka “Jadi dia yang ingin melindungi Bijolia ?” saat itu Pratap sedang melihat lihat seekor kuda yang berwarna coklat dan berkata “Kuda ini sangat muda, lebih baik uji dia, dia hanya meminum air putih, itu tidak baik baginya” ujar Pratap sambil memperhatikan kuda itu, sementara itu di sebrang Parwat Singh mengabarkan pada Badshah Khan “Fatta baru saja tertangkap di tenda pasukan Afghanistan dan dia diselamatkan oleh Pratap dengan menghajar semua prajurit itu sendirian dan setelah hal itu, dia datang kesini dan semua orang membicarakan tentang keberaniannya” ujar Parwat Singh 

“Orang orang yang dia bunuh itu adalah anak buahku” ujar Badshah Khan kesal “Iya, itu betul ,,, makanya aku mengatakan hal ini padamu, agar kamu tahu tentang keberaniannya, lihat saja tuan putri Ajabde, dia itu tidak pernah mempercayai siapapun tapi dia sanagt mempercayai orang itu !” ujar Parwat Singh, kemudian mereka berdua berbalik dan melihat ada seekor kuda putih yang berjalan ke arah mereka, kuda itu menyerang Badshah Khan “Kenapa kuda ini sangat marah ?” tanya Badshah Khan kesal “Tidak ada seorangpun yang mau membelinya sampai sekarang karena tidak ada seorangpun yang bisa mengatasinya” ujar si penjual kuda “Kuda ini kuda liar !”, “Tidak, tuan ,,, dia akan memilih sendiri pemiliknya dan aku tidak akan menjualnya, dia harus mendapatkan seorang pemilik yang pantas” ujar si penjual kuda lagi, Badshah Khan tersenyum dan berkata “Cobalah untuk menjualnya pada laki laki itu !” ujar Badshah Khan sambil menatap ke arah Pratap yang masih berdiri di sebrangnya SINOPSIS MAHAPUTRA episode 312 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top