SINOPSIS MAHAPUTRA episode 299 (21 Oktober 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 299 (21 Oktober 2014) by. Sally Diandra Di kerajaan Bijolia, Pratap menyuruh Chakrapani untuk mengirimkan sejumlah uang pada pimpinan Bijolia atas kesalahannya dalam membakar kandang tersebut, Chakrapani menuruti perintah Pratap, pada saat yang bersamaan Fatta mengumumkan pada rakyat Bijolia tentang acara Diwali Mela yang akan diselenggarakan, Chakrapani ingin sekali menangkap Fatta namun Pratap memintanya untuk bersabar “Tunggulah beberapa saat, Chakrapani” Fatta mengatakan pada semua orang untuk fokus mengadakan persiapan acara Diwali Mela “Ini adalah keinginan Bai ji lal !” ujar Fatta lantang, Pratap dan Chakrapani mulai berfikir, saat itu Fatta melihat Pratap yang sedang berdiri diantara rakyat Bijolia, Fatta memberikan kode pada prajuritnya dan membisikkan sesuatu di telinganya, prajurit itu langsung menganggukkan kepalanya, Fatta kemudian membubarkan mereka semua, saat itu Pratap ingin mengetahui siapa itu Bai ji lal “Sepertinya orang ini sangat penting sekali ! Dia juga bisa memegang rakyat Bijolia” Chakrapani ingin mengatakan sesuatu tapi sebelumnya Chakrapani mengambil belati milik Pratap “Aku tidak membutuhkan sebuah belati untuk membunuh kamu, Chakrapani ! katakan !” bentak Pratap, 

Chakrapani merasa penasaran tentang Bai ji lal, menurut Chakrapani, Bai ji lal itu tidak lain adalah Ajabde “Sebaiknya kamu coba untuk mengeceknya, Chakrapani ,,, dari beberapa tabib yang ada disini, bukankah kamu ingat bagaimana dia selalu takut, bahkan dia tidak punya nyali untuk bicara dengan siapapun pada setiap waktu, apakah kamu bisa mengira kalau gadis yang seperti itu bisa begitu kuat ?” Chakrapani mengakui kesalahannya, saat itu dari kejauhan Fatta masih terus memperhatikan mereka berdua, Fatta tidak ingat nama mereka berdua jadi Fatta memanggilnya dengan sebutan teman, Pratap langsung memperingati Chakrapani untuk tidak melakukan tindakan bodoh di depan Fatta Fatta memuji kemampuan Pratap dan Chakrapani yang akhirnya bisa masuk ke Bijolia dengan selamat setelah melewati begitu banyak penjagaan “Aku tidak akan seperti ini, aku akan berhenti jika ada orang yang menyuruh aku berhenti” lagi lagi Fatta terkesan pada Pratap “Sepertinya ada sesuatu tentang kamu, oh ya ,,, bagaimana kalau kalian makan siang dirumahku, bagaimana juga aku harus membayar hutangku pada kalian” saat itu Chakrapani menolak sementara Pratap langsung menerima undangan Fatta, Chakrapani tidak ingin mengambil kesempatan dalam hal ini sehingga dia ingin diundang oleh temannya ini dengan baik, Fatta sangat senang karena sekarang mereka telah berteman, 

Sementara itu salah satu prajurit mengabarkan pada Ajabde tentang kedatangan Pratap dan Chakrapani di Bijolia “Aku benar kan, Dhanika (kaki tangan Ajabde yang perempuan yang menemaninya ke Chittor) ? Laki laki itu pasti datang ke sini dengan tujuan tertentu, kita harus mencari tahu apa yang ada di dalam benaknya” ujar Ajabde “Rasanya akan salah jadinya kalau kamu menemui laki laki itu dengan identitasmu yang sesungguhnya sebagai tuan putri Ajabde, dia mungkin saja dia mata mata yang telah dikirim dari Chittor” ujar Dhanika cemas “Dia tidak boleh tahu jati diriku yang sebenarnya, tidak akan pernah !” Ajabde ingin mengirimkan sebuah pesan untuk Fatta secepat mungkin 

Pada saat yang bersamaan Pratap sedang menikmati makan siang ditempat Fatta bersama Chakrapani, Chakrapani merasa senang karena akhirnya mereka bisa berteman lagi dengan Fatta “Aku minta maaf atas apa yang terjadi pada kalian berdua, gara gara aku kalian harus mengalami hal tersebut” ujar Fatta tulus “Kami bisa mengerti kalau Bai ji lal sangat peduli sama kamu setelah kamu mengatakan kepada kami tentang penderitaan di Bijolia” ujar Pratap “Bagimana kamu tahu tentang Bai ji lal ?” tanya Fatta heran “Bukankah tadi kamu menyebutnya ketika memberikan pengumuman di luar pada rakyat Bijolia” Fatta segera menganggukkan kepalanya, saat itu rupanya teman teman Chakrapani sedang berada di luar, Chakrapani membisiki Pratap untuk tidak usah takut pada Fatta “Para telik sandiku akan mengurusi dia, kemudian Pratap mengijinkan Chakrapani keluar, Pratap juga sangat penasaran dengan Bai ji lal yang disebutkan oleh Fatta, sementara Fatta mulai menyadari kalau apa yang dikatakan oleh Ajabde itu benar kalau laki laki yang ada didepannya kali ini bukanlah orang biasa “Dia itu yang memberikan aku perintah disini tapi bagaimana kamu bisa sampai kesini sementara kamu bahkan tidak di sambut dengan baik disini ?” ujar Fatta heran, 

Pratap mulai bisa merasakan kalau Fatta mulai sedikit mencurigai dirinya “Seharusnya kamu tidak usah heran dengan hal ini, aku dipecat karena telah menolong kamu, jadi aku tidak mempunyai pilihan lain selain datang kesini” Pratap berusahan meyakinkan Fatta, sementara Fatta sangat berharap Ajabde bisa datang segera ke tempatnya kali ini atau dia akan mulai mempercayai Pratap lagi “Aku bisa melihat adanya kejujuran dalam ucapannya” bathin Fatta dalam hati, Pratap mulai bisa melihat kalau Fatta mulai bimbang, kemudian Fatta mengantar Pratap ke halaman belakang untuk mencuci tangannya di sumur 
Di luar Chakrapani sedang menemui para telik sandinya, Chakrapani mulai memberikan solusi untuk mereka satu per satu, pada saat yang bersamaan Ajabde melihat ke arah keramaian yang berada di depannya “Aku tidak bisa pergi menemui mereka dengan pakaian seperti ini, mereka pasti akan menanyakan banyak pertanyaan padaku, aku akan masuk melalui belakang saja” kemudian Ajabde melihat ke arah dinding yang ada di depannya yang sekiranya bisa dipanjatnya nanti untuk memasuki rumah Fatta, saat itu Pratap sudah sampai dibelakang rumah Fatta untuk mencuci tangannya, sedangkan Ajabde mulai memanjat dinding itu dengan sebuah bangku, dari atas dia bisa melihat Pratap tapi tiba tiba saja tangannya terpeleset, Ajabde kehilangan keseimbangan dan akhirnya terjatuh dari atas dinding, Pratap segera menangkapnya pada saat yang tepat, mereka berdua saling memandang satu sama lain, Ajabde sedang berada dalam gendongan Pratap, Pratap segera menurunkan Ajabde dan Ajabde langsung beralih ke lain sisi dengan perasaan yang aneh dan tidak menentu, Ajabde sangat berterima kasih pada Pratap “Kenapa kamu memanjat dinding itu ketika pintu depan terbuka lebar ?” tanya Pratap heran, 

Ajabde saat itu hendak menerangkan pada Pratap namun diurungkan niatnya “Itu adalah keinginanku sendiri, aku bisa masuk dan pergi dari mana saja yang aku inginkan” ujar Ajabde “Aku sering melakukannya, bagaimanapun juga aku tahu bagaimana caranya menyelamatkan diriku sendiri” Fatta yang saat itu pergi kebelakang, sangat terkejut begitu melihat Ajabde yang tiba tiba ada di belakang rumahnya, Ajabde merasa khawatir kalau Fatta menceritakan siapa dirinya sesungguhnya pada Pratap, Fatta sendiri bingung ketika melihat pakaian yang dikenakan oleh Ajabde, Ajabde kemudian meminta pada Fatta untuk masuk ke dalam untuk membawakan air untuknya, tak lama kemudian seorang pembawa pesan datang menemuinya, pembawa pesan itu menyapa Ajabde dengan sebutan Bai ji lal, semua orang terkejut, namun dia segera mengoreksinya “Maaf, maksudku, aku akan terlambat mengerjakan tugas dari Bai ji lal” ujar si pembawa pesan sambil mengajak Fatta masuk ke dalam, Fatta semakin bingung karena tadi Ajabde memintanya untuk masuk ke dalam mengambilkan air untuknya, akhirnya Fatta meninggalkan tempat itu, memenuhi permintaan Ajabde dan si pembawa pesan, Pratap yang sedari tadi terdiam, mulai curiga begitu melihat gelagat mereka “Rupanya Bai ji lal telah menghipnotis semua orang disini, siapa itu sebenarnya Bai ji lal ?” tanya Pratap penasaran “Kamu ini orang asing disini, jangan bertingkah seolah olah kamu ini adalah teman dekat kami, aku tidak akan mengatakan apapun padamu !” ujar Ajabde, 

Kemudian Pratap menghampiri pinggir sumur dan mulai membasuh tangannya sambil berkata “Belati yang berada di pinggangmu itu terbalik, sebaiknya kamu membaliknya sebelum kamu terluka” Ajabde kaget sambil memperhatikan belatinya dan berkata “Posisi ini yang aku suka, apakah kamu keberatan ?” tantang Ajabde, Pratap hanya tersenyum sambil terus membasuh tangannya, namun kemudian Ajabde berbalik dan memperbaiki posisi belatinya, Pratap masih terus memperhatikan gerak gerik Ajabde sambil membasuh tangannya, kemudian Ajabde berbalik dan menatap ke arah Pratap yang masih terus menatapnya, mereka berdua saling memandang dalam dia untuk waktu yang cukup lama, sebuah tatapan mata mata yang lama dan dalam 

Si pembawa pesan kemudian menjelaskan pada Fatta tentang rencana Ajabde “Dia itu masih ragu dengan temanmu yang tukang kuda itu karena dia bisa jadi adalah mata mata dari Chittor, tuan putri Ajabde akan terus menyembunyikan identitasnya sebagai sebuah rahasia, itulah mengapa aku mengajak kamu kesini” Fatta akhirnya bersumpah kalau dirinya akan mengatur semuanya dengan baik, pada saat yang bersamaan Ajabde dan Pratap masih terus saling memandang “Kamu itu bertingkah seperti seorang ksatria yang pemberani tapi tidak tahu bagaimana caranya mencuci tangan, mungkin kamu lupa juga bagaimana caranya mencuci tangannya sambil memandikan kudamu” sindir Ajabde, 

Saat itu Fatta menghampiri mereka sambil membawa segelas air untuk Ajabde, Fatta kemudian mengenalkan Pratap pada Ajabde, Pratap menunjukkan tangannya yang terluka pada mereka “Rasanya sakit sekali ketika berusaha untuk menyelamatkan diriku dari serangan kamu” Pratap pura pura merasa kesakitan, sementara Ajabde teringat dengan insiden tersebut, Ajabde semakin penasaran “Bagaimana kamu tahu kalau itu adalah aku ?” Pratap tersenyum dan berkata “Dengan menutupi wajahmu kamu tidak bisa menutupi karatermu sendiri, dimana seorang gadis di Bijolia yang menunggang seekor kuda, membawa sebuah belati dan memanjat dinding ? Aku tidak pernah melihat seorang gadis yang seperti itu”, “Kalau kamu tahu begitu tahu banyak maka seharusnya kamu juga mengerti kami ! Kami rakyat Bijolia bahkan tidak bisa membersihkan luka luka yang telah kalian berikan pada kami !” kemudian Ajabde meminta tangan Pratap, Pratap mengulurkan tangannya dan sedikit tersentak ketika Ajabde menuangkan air diatasnya, melihat hal itu, Ajabde berusaha melakukannya secara hati hati, mereka berdua kembali saling memandang satu sama lain sesaat, Fatta pura pura terbatuk batuk untuk mengalihkan perhatian mereka, Ajabde kemudian ingin langsung membicarakan pada pokok permasalahan namun Fatta ingin berkenalan dulu dengan Pratap karena dirinya lupa siapa nama Pratap, Pratap kemudian mengenalkan dirinya “Namaku Gyaan Singh, oh bukan ,,, tapi Pratap !” Ajabde dan Fatta yang mendengar Pratap menyebutkan nama aslinya, langsung kaget dan terperangah SINOPSIS MAHAPUTRA episode 300 by. Sally Diandra
Bagikan :

Related Post:

Back To Top