SINOPSIS BEINTEHAA episode 108 (27 Mei 2014)

SINOPSIS BEINTEHAA episode 108 (27 Mei 2014) by. Sally Diandra Di rumah Aaliya, di Bhopal, ketika Aaliya memasuki rumahnya, Aaliya melihat kedua orang tuanya sedang berdiri menanti kedatangannya dengan wajah yang serius dan sedikit marah “Aaliya, ibu sudah bicara dengan Zain dan dia menceritakan semuanya pada ibu” Aaliya hanya terdiam mendengarkan ucapan ibunya, di lain sisi, di Mumbai, Usman juga sedang menginterogasi Zain pagi itu diruang tengah “Zain, Aaliya telah menelfon ayah dan dia memberikan alasan kenapa dia pulang ke Bhopal” Zain hanya terdiam, kembali ke Bhopal, Shabana masih mengomel sama putri sulungnya ini “Jika kamu pulang untuk merayakan Shab - e - meraj, kamu seharusnya membawa Zain ikut bersamamu” dalam hati Aaliya malah memikirkan Zain yang mungkin sudah membaca jadwal yang sudah dibuatnya, sedangkan di Mumbai ,,, Usman juga masih mengomel sama Zain “Aaliya bilang ke ayah, kalau dia mau mengambil gelar diplomanya” Zain masih terus terdiam mendengarkan ucapan ayahnya, sementara di Bhopal, Aaliya berusaha membela diri “Ibu, Zain itu sangat sibuk, jadi aku tidak mungkin mengajaknya pulang ke Bhopal” akhirnya Sabhana bisa mengerti alasan Aaliya “Baiklah, sekarang kamu harus membantu ibu untuk menyiapkan makanan” Aaliya merasa lega ketika akhirnya kedua orangtuanya bisa menerima alasan kepulangannya kali ini, sementara di Mumbai, Usman masih memberikan nasehat ke Zain “Zain, bagaimanapun juga, Aaliya itu adalah istrimu dan kamu tidak seharusnya membiarkan dia pergi sendirian” tiba tiba Surayya muncul dan menyela pembicaraan mereka “Sudahlah, ayah ,,, Aaliya itu bukan anak kecil lagi dan dia pergi menggunakan pesawat, jadi tidak usah khawatir soal Aaliya” ujar Surayya sambil melirik ke arah Zain yang tersenyum padanya 

Siang itu, Aayath sedang menonton film horor sendirian di kamarnya, tiba tiba Aayath terkejut dan berteriak ketakutan ketika Rizwan datang menemuinya dengan semangkok pop corn, Aayath langsung memeluk Rizwan erat, dalam hati Rizwan merasa senang dan berkata “Rasanya aku menjadi salah satu penggemar film horor saja, karena dengan begitu Aayath bisa memelukku seperti ini” Aayath yang baru menyadari tingkahnya segera melonggarkan pelukkannya dan berkata “Apa yang kamu lakukan di kamarku ?”, “Sejak Aaliya pulang ke Bhopal, aku ingin kamu merasa dirumah sendiri, Aayath ,,, itulah mengapa aku datang kesini menemui kamu” Rizwan mencoba membela dirinya “Tapi ini kan rumah pamanku dan kak Zubbu juga ada disini untuk menjagaku” Rizwan langsung marah dan kesal ketika mendengar nama Zubair, kemudian Rizwan berpura pura menakuti nakuti Aayath, Aayath merasa ketakutan, Aayath segera memukuli Rizwan dengan bantak sambil berlari lari mengitari sofa yang berada di kamar Aayath, dari luar pintu kamar, Zain yang kebetulan melihatnya, sejenak berhenti dan memperhatikan ulah mereka sambil teringat ketika Aaliya memukuli dirinya dengan bantal 

Zain bersama teman temannya dan Zubair sedang menonton pertandingan cricket melalui televisi yang ada di kamar Zain, Zubair memprediksi kalau Batsma akan menendang penyerang ternyata benar Batsman menendang penyerang itu, semua teman teman Zain memuji kepintaran Zubair “Ibuku bilang kalau aku tidak menjadi pegawai bank, maka aku harus menjadi seorang bandar taruhan” Zubair mencoba bergurau dengan teman teman Zain, Zain tidak suka dengan tingkah Zubair yang terlalu menonjol, tiba tiba Zain membayangkan Aaliya ada di depan pintu kamarnya “Rupanya kamu sedang bersantai dengan teman temanmu tanpa aku” Zain segera menghampiri Aaliya dan mencoba bicara dengannya, salah satu teman Zain langsung menegur Zain yang sedang berbicara sendirian “Zain, kamu sedang bicara dengan siapa ?” Zain merasa bingung dan secepatnya menutup pintu kamarnya 

Sementara itu di Bhopal, Aaliya sedang membuka kopernya untuk di rapikannya di dalam lemari di kamarnya, tiba tiba Aaliya melihat ada kemeja Zain yang terbawa di dalam kopernya, Aaliya memperhatikan kemeja Zain dan mulai mengenakan kemeja Zain sambil membayangkan ketika Zain mengenakannya ke kantor, kemudian Aaliya membayangkan Zain muncul dibelakangnya dan bertanya “Kenapa kamu mengenakan kemejaku ?” Aaliya nampak gugup melihat Zain dari kaca riasnya dan berbalik menengok ke arah Zain yang masih berdiri di belakangnya “Aku minta maaf, kemejamu terbawa begitu saja dalam koperku ketika aku terburu buru menyiapkan pakaian kemarin” tiba tiba saudara sepupu Aaliya menemui Aaliya dan bertanya “Kak Aaliya, kamu ini bicara sama siapa ?” Aaliya baru sadar kalau dirinya baru berhalusinasi “Tidak, tidak dengan siapapun” ujar Aaliya sambil menutup tirai di depan pintunya dan masuk ke dalam kamar 

Malam harinya, Zain nampak sedang duduk seorang diri di kamarnya sambil merenung, Usman yang kebetulan melintas di depan kamar Zain, memasuki kamar Zain dan bertanya “Siapa yang menang di pertandingan tadi, Zain ?”, “Yang menang Australia, ayah” ujar Zain lirih “Maksud ayah, pertandingan antara Inggris dengan India, ayah tahu hal itu kadang terjadi ketika kita berfikir kalau kita seharusnya menghabiskan waktu sendirian, tapi ketika kesepian itu karena seseorang maka tempat orang itu tidak bisa diisi oleh orang lain” Zain tertegun dengan ucapan ayahnya “Tidak ada seorangpun yang bisa mengisi tempat Aaliya di hati kamu” kemudian Usman memberikan tiket ke Bhopal untuk Zain “Pergilah dan bawa Aaliya pulang kembali ke Mumbai”, “Dia akan pulang dalam satu dua hari ini, ayah ,,, dan lagi aku harus bekerja di kantor” Zain mencoba menolak tiket ayahnya dengan halus “Cobalah kamu pikirkan dulu malam ini, pesawatnya berangkat besok pagi” ujar Usman, Zain mulai merenungkan ucapan ayahnya 

Shaziya menegur ayahnya yang sedang menyiapkan makanan untuk orang orang yang sedang syuting film “Selama ini ayah berada di penjara dan kamu tidak membantu ayah, sekarang kamu malah marah marah ke ayah !” bentak Chakkiwala “Ayah, ayah seharusnya tidak berada disini, ayah seharusnya masih berada di penjara” ujar Shaziya kesal “Kamu sendiri tidak menebus ayah supaya ayah bisa keluar !” tepat pada saat itu ada salah satu crew film yang meminta pada Chakkiwala agar segera mengirimkan makanan pada tempatnya Dada, perempuan itu menemui mereka dan mengenali Shaziya sebagai temannya “Heeii, apa yang kamu lakukan disini ?” tanya Shaziya penasaran “Aku ini penari pemula disini, heeii ,,, apakah itu ponselmu ?”, “Iyaa, ini ponselku” ujar Shaziya sambil menunjukkan foto foto di dalam ponselnya, tiba tiba teman Shaziya  mengenali foto Barkath dan menyebut namanya Bobby “Dia ini Bobby, dia ini artis pendatang baru sama seperti aku dan dia juga sering keluar masuk penjara” Shaziya terkejut mendengar ucapan temannya 

Di rumah tuan Usman, Shaziya sengaja memasuki kamar Barkath yang saat itu sedang menerima telfon dari Meer Khan, Shaziya langsung memanggilnya dengan sebutan Bobby “Bobby ! Bagaimana kabarmu hari ini ?”, “Namaku memang Bobby ketika aku bekerja di dunia perfilman dan itu adalah masa laluku, kak ,,, dan aku ingin melupakannya” Shaziya tersenyum sinis “Lalu bagaimana dengan orang orang yang telah kamu khianati dan mendekam di penjara karena kamu ? Dan lagi apa yang akan ayah dan ibu lakukan ketika mereka tahu tentang hal ini ?” ujar Shaziya sinis “Apa yang kamu inginkan, kak ?”, “Kamu harus berpengalamanan dan mengetahui bagaimana caranya untuk mendapatkan kesepakatan” ujar Shaziya senang “Kakak, aku mohon jangan katakan hal ini pada ayah dan ibu, apa yang kamu perlukan ? Aku akan memenuhinya” Shaziya tersenyum senang “Aku membutuhkan uang setiap minggunya !” Barkath tertegun 

Di halaman depan rumah Aaliya di Bhopal, saat itu Aaliya hendak menjemur dupattanya, tiba tiba Aaliya melihat ke ponselnya dan teringat pada kenangan manisnya bersama dengan Zain, selama bekerja ingatannya terus tertuju pada Zain “Kitkit bahkan sama sekali tidak menelfon aku” ujar Aaliya sambil memperhatikan ponselnya terus “Kak, dari tadi kamu menunggu telfon dari siapa ? Kenapa kak Aaliya selalu mengecek ponsel itu, kalau dihitung hitung hampir 150 kali kakak mengeceknya, apakah kak Aaliya kangen sama kak Zain ?” Aaliya hanya tersenyum dan berkata “Aku tidak merindukan siapapun” ujar Aaliya yang kembali menyelesaikan pekerjaannya namun kembali Aaliya teringat pada Zain, tiba tiba ketika Aaliya sedang menjemur dupattanya, Aaliya merasa ada seseorang yang sedang berdiri dibelakangnya, ketika Aaliya menengok kebelakang, ternyata Zain yang berdiri disana dengan tas ransel di punggungnya, dalam hati Zain berkata “Kelihatannya dia baik baik saja, karena dia telah melarikan diri dariku dan merasa senang karena aku tidak berada disampingnya” sementara dalam hati Aaliya juga berkata “Dia baru saja menikmati pestanya tanpa diriku dan kelihatannya dia tidak sedih karena aku tidak ada disampingnya” kemudian mereka berdua saling mendekat dan saling memandang satu sama lain ke dalam kedua bola mata mereka masing masing. SINOPSIS BEINTEHAA episode 109 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top