SINOPSIS MAHAPUTRA episode 231 (25 Juni 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 231 (25 Juni 2014) By. Vany Desky Di kerajaan Mughal, Agra nampak Jalal sedang bermain catur dengan Bhairam Khan. Dan Nasir juga sudah berdiri didekat Jalal, "saya sudah melakukan apa yang Anda perintahkan kepada saya." Ucap Nasir pada Kalal, dan Jalal senang mendengarnya dan memuji Nasir yang sudah melakukan tuganya dengan baik. Kemudian jalal beralih pada Bhairam khan "Saya senang karena rajput akan bertarung satu sama lain dan itu bermanfaat bagi kita. Aku akan membunuh pratap perlahan-lahan." Ucap Jalal pada Bhairam Khan, dan Bhairam khan menjawab ucapan jalal, "karena lubang ini rajputana dalam bahaya.". "Tentara yang tewas akan kita ganti pakaiannya seperti tentara Marwar, kita akan mengirim mayat tentara itu kepada maldev ji. setelah melihat ini, dia akan sangat marah." Ucap Jalal dengan liciknya 

Di kerajaan Marwar, saat Maldev Ji berjalan dengan beberapa prajuritnya, saat itu pula Maldev Ji bertemu dengan Sobhagyawati, setelah Maldev menyuruh prajuritnya pergi, Sobhagyawati mulai mengatakan pendapatnya pada maldev ji, tentang perang yang sudah salah dinyatakan oleh Maldev Ji dan ia mengingat Maldev Ji harus memikirkan perasaan Phool. Sejenak Maldev terdiam mendengar ucapan Sobhagyawati namun Maldev teringat kembali pengkhianatan Raja Uday, Maldev ji berteriak pada Sobhagyawati, "jika Anda berpikir saya salah, maka Anda tidak akan menjadi Ratu dari marwar dari sekarang dan seterusnya." Tiba2 saja Phool datang menghampiri kakeknya ia mengungkapkan kekesalannya pada Maldev Ji namun Maldev ji dengan tenang menjawab semua ucapan Phool, "Dayang tidak membolehkan saya untuk melakukan apa pun." Ucap Phool dengan kesalnya, setelah itu Phool segera pergi dari hadapan kakeknya. Kemudian sobhagyawati mengatakan kepada Maldev Ji, "sekarang lihat dari mata Anda, bagaimana perasaan Phool saat ini?" Saat mereka hendak berdebat lagi, tiba2 salah seorang prajurit datang menginformasikan pada Maldev Ji. 

Di kerajaan Mewar, Pratap dan Raja Uday sudah pulang ke chittor, Ratu Jaywanta menyambut mereka dengan nampan Arti namun Ratu Jaywanta tidak jadi melakukan Arti pada keduanya karena melihat suasana tidaklah memungkinkan. Setelah pratap mengungkapkan rasa amarahnya, ia segera masuk kedalam istana. Raja Uday yang masih berada diluar, mengatakan pada Ratu Jaywanta kalau mereka Sudah diserang oleh Marwar, dan kini ia akan segera berperang dengan Marwar. Ratu Jaywanta tegang mendengarnya, dan hanya bisa terdiam menatap Raja Uday yang melangkah masuk kedalam istana. 

Di kerajaa ,Marwar, Mayat2 tentara Marwar sudah banyak yang bergelimpangan didepan istana Raja Maldev. Maldev ji dan Sobhagyawati kaget melihat banyak tentara mereka yang mati. Salah seorang Prajurit membacakan surat jalal dihadapan Maldev ji, Jalal mengambing hitamkan Mewar dalam surat tersebut. . Dengan amarah dan suara lantangnya Maldev ji menyatakan perang dengan Mewar "sekarang hanya perang yang akan terjadi, tidak ada seorang pun yang bisa menghentikanya." 

Dimewar, saat ketiga Ratu hendak melakukan pemujaan. Ratu Bathiani mengejek Vee Baiji, "semua ini terjadi adalah karena kau, kaulah yang menyebabkan peperangan ini. Ratu Bathiani semakin menyudutkan Veebaiji karena kehadiranya, pernikahan Pratap dibatalkan hingga peranglah yang akan terjadi antara mewar dan mawar. Veebaiji merasa sedih mendengar semua ucapan Bathiani yang ditujukan untuknya. Ratu Bathiani segera melangkah lebih dekat dihadapan Veebaiji dan semakin menyudutnya dengan berbagai cacian, Veebaiji tampak berkaca2 mendengarnya hingga Ratu Jaywanta segera menghentikan Ratu Bathiani dan menyuruh Veerbaiji untuk pergi kekamarnya. Setelah Veerbaiji pergi, Ratu Btahiani mengungkapkan kekesalanya pada Ratu Jaywanta yang memilih membela Veerbaiji, Ratu Bathiani pun segera pergi meninggalkan Ratu Jaywanta sendirian. 

Dimughal, tampak Jalal memainkan sebuah permainan bersama Bharam Khan. Jalal yang melihat kegelisahan pada Bharam khan, mencoba menanyakan keadaan pamanya, "apa yang terjadi?" Bahram khan mengatakan, "saya mengkhawatir tentang pratap." Karena ia berpikir Pratap adalah seorang ksatria yang kuat, Bharam Khan khawatir pratap tidak bisa dikalahkan jika dipeperangan nanti. Namun dengan tenang Jalal mengatakan kalau Maldev pasti mempunyai cara lain untuk mengalahkan Pratap. 

Di marwar, Raja Maldevji dengan beberapa pejabat tampak mengadakan sebuah rapat untuk perang nanti,. Sedangkan Bharam khan masih menceritakan kekuatan pratap pada jalal, namun Jalal merasa yakin maldevji pasti bisa menemukan kelemahan pratap. Dan dimarwar apa yang dikatakan oleh jalal benar tentang pemikiran maldevji, jika Maldev Ji mengetahui kelemahan Pratap, Maldev ji mengatakan didepan pejabat istananya, "saya tahu pratap sangat berbahaya dalam perang, tetapi baginya saya akan memilih guru raghvendra." Jalal dan Bharam Khan masih berbicara tentang peperangan, mereka membayangkan perang yang akan terjadi antara mewar dan Marwar nantinya. 

Dimewar, Raja Uday dan Pratap sedang mengawasi Prajurit mereka yang sedang berlatih untuk persiapan perang nanti. Keduanya tampak membahas perang dan pratap juga membicarakan stratedi dari gurujinya dimedan perang nanti. Kemudian Jait singh ji datang, Raja uday heran dengan kedatangan Jait singh keistananya. Raja Uday menyambut kedatangan Jait singji dengan baik. "Ranaji, saya akan mendukung Anda, perang ini terjadi karena anak saya." Ucap Jaith singji yang mengungkapkan maksud tujuannya pada Raja Uday. "kami sangat berterima kasih kepada Anda." Ucap Raja Uday sambil memeluk Jait singh ji. 

DiBijolia, Mamrat ji menggendong putra kecilnya, dengan semangatnya Mamrat ji menceritakan tentang nenek moyang mereka kepada putra kecilnya. Ajabde yang juga ada disana, juga ikut mendengarkan cerita dari ayahnya. "Ayah, juga menceritakan kisah kerjasama kita dengan Mewar secara baik." mamrat ji marah mendengarnya "mereka juga menghinaku." Tutur Mamrat ji geram. "Bagaimana tentang persahabatan kita selama ini?" Tanya Ajabde yang sudah berdiri menghampiri Mamrat Ji. Dengan amarahnya Mamrat ji menceritakan penghinaan mereka pada putrinya selama berada dichittor. "Kau sudah melakukan persahabatan dengan dia, tapi apa yang terjadi? keluarganya menghinamu." Dengan perasaan sedih Ajabde segera pergi meninggalkan ayahnya. 

Dimewar, jait singh menemui putrinya dikamar. Mereka tampak membahas siapa yang akan didukung saat perang nanti,karena keluarga mereka juga Ada di Marwar yaitu Sobhagyawati. Jait singh mengatakan, "Aku akan mendukung uday singh." Setelah mengatakan hal tersebut Jait sing segera pergi dan dari balik tirai Ratu Jaywanta menguping pembicaraan antara mereka berdua. 

Dimarwar, Maldev memerintahkan kepada mentrinya untuk memanggil guru raghvendra ji, untuk persiapan perang nanti. Namun UMa Devi datang ditengah2 pembicaraan mereka. Uma Devi menyuruh semua mentri untuk pergi, karena ia ingin berbicara secara pribadi dengan Maldev Ji, setelah semua orang pergi, Maldev ji menanyakan apa yang ingin dibicarakan oleh Uma Devi. "Guru raghvendra adalah titik kunci dari perang ini. Jadi Andalah yang harus mengundang dia secara pribadi." Maldev ji bertanya maksud dari ucapan istrinya, "mengapa kau menyuruhku melakukan ini?" Uma Devi ingin Pratap dikalahkan, "saya ingin jagmal menjadi raja dimewar." Uma Devi segera pergi meninggalkan Maldev Ji setelah ia mengungkapkan tujuannya pada suaminya tersebut. 

Disisi lain, guru ravendra sedang tertidur mendapat pengobatan dari seorang tabib, dalam tidurnya guru ravendra mengingat semua kejadian dimedan perang, ia ingat murid kesayanganya telah gugur membela tanah air mereka. Namun Guru Ravendra terbangun dan berteriak memanggil nama Pratap, tabib menenangkan Guruji, Cakrapani mengatakan kepada guruji atas kemenangan mereka karena sudah berhasil mengalahkan Prajurit mughal yang memasuki benteng mereka. "saya tidak senang dengan kemenangan ini." Jawab Guruji ketika mengingat kerabatnya banyak yang tewas. Vaid ji(tabib) menjawab, "itu belumlah seberapa, ketika mewar dan marwar nanti berperang, begitu banyak rajput akan akan mati di dalamnya." Guruji segera berdiri setelah mendengar ucapan dari tabib, Cakrapani berusaha membujuk gurunya untuk beristirahat karena kondisinya yang belum pulih "pratap akan membutuhkan bantuan saya melawan Raja Maldev." Saat itulah Guru Ravendra kaget melihat Raja Maldev datang ketempatnya, Gruji segera memberi salam pada Maldev ji. Maldev ji langsung mengatakan tujuanya kepada Guruji, "saya punya beberapa pekerjaan untuk Anda, tapi saya tidak akan mengambil lebih banyak waktu anda." Kemudian Raja Maldev ji menceritakan kisah mahabharat dan perangkap guru ji. "Apa kau akan melawan kami, kau pilih mewar, atau bergabung dengan marwar." Tiba2 saja salah seorang murid mengumumakan kedatangan Pratap, saat itulah Pratap langsung masuk kedalam perguruan dan memberis salam kepada gurunya. Maldev ji menatap kearah Pratap dengan amarahnya, ia mengingat penghianatan Raja Uday dulu. Maldev ji membuka pedangnya namun guru ji segera menghentikan Maldev ji. "Anda harus mematuhi aturan ashrama saya." Guruji memohon pada Maldev ji agar mematuhi peraturanya, Maldev ji pun menuruti ucapan Guruji untuk memasukan kembali pedanya. Sedangkan Pratap hanya memandangnya dengan geram. "nenek moyang Anda sudah berjanji kalau mereka akan berperang untuk membela kami. Aku ingin kau menepati janji nenek moyangmu dengan bergabung dengan Marwar dalam perang nanti." Tutur Maldev Ji pada Guruji Namun Pratap segera membantah ucapan Maldev Ji, "guruji akan bergabung dengan kami." Maldev ji juga ikut membantah ucapan Pratap. Pratap pun segera meminta kepastian dari Gurunya, ia ingin gurunya bergabung dengan Mewar. Maldev ji berusaha mengancam Guruji. Dan saat Pratap bersitegang dengan Maldev Ji, guru Ravendra segera menghentikan mereka. "Beri aku waktu untuk berpikir." Ucap Guru Ravendra sambil mengatup kedua tangannya dihadapan Maldev ji. 

Malam harinya, Pratap tampak mempersiapkan anak panahnya. Pratap mengingat semua ucapan Raja Maldev ji saat diperguruan tadi. Veer Baiji datang menghampiri Pratap, tanpa menoleh kearah Veer baiji Pratap mengungkapkan kegundahan hatinya pada ibu barunya itu. Namun Veer baiji meminta tolong pada Pratap untuk menghentikan perang ini. 

Dimughal, Jalal sedang makan bersama Bhairam Khan. "jika ada yang memohon ke Pratap untuk menghentikan perang ini maka apa yang akan terjadi?" tanya Bhairam khan pada Jalal. 

Beralih kemewar, dimana Veerbaiji masih memohon pada Pratap untuk menghentikan perang tersbut. "Jika perang terjadi, aku tidak ingin melihat kakakku menjadi janda. Aku mohon, tolong hentikan perang ini." Pinta Veer baiji sambil mengatupkan kedua tanganya dihadapan pratap. Kembali kemughal, Jalal. Menjawab rasa penasaran dari Bhairam khan, "saya tahu Pratap, ia tidak akan menghentikan perang ini, karena pratap adalah seorang yang percaya dengan prinsipnya. Pratap akan melakukan apapun." 

Kembali ke Mewar, Ucapan Jalal benar tentang pemikiran pratap, dimana Pratap tetap pada pendiriannya untuk berperang. Dengan geram Pratap mengatakan, "Raja Maldev Singh telah menyerang duluan dan saya berjanji pada diri saya sendiri, saya akan membalas dendam, hingga perang ini akan tetap terjadi." Ucap Pratap dengan lantang. SINOPSIS MAHAPUTRA episode 232
Bagikan :
Back To Top