SINOPSIS MAHAPUTRA episode 208 (15 Mei 2014) by. Sally Diandra
Di kerajaan Mewar, ketika Phool hendak berlalu meninggalkan Raja Udai Singh, Raja Udai Singh bertanya pada Phool “Oh iya, siapa namamu ?” kedua istri Raja Udai Singh dan Phool nampak panik dan bingung “Oooh, apakah aku belum menyebutkan namaku ? Apakah anda tidak bisa menidentifikasi namaku ?” Raja Udai Singh nampak bingung dan menerka nerka nama Phool “Anda hanya bisa mengindentifikasi namaku, lalu dimana kamarku ?” Phool berusaha untuk bersikap biasa di depan Raja Udai Singh, tepat pada saat itu salah seorang prajurit mengabarkan padanya kalau Rawat Ji telah kembali, Raja Udai Singh segera berlalu meninggalkan mereka,
Sementara itu Pratap dan Ajabde sedang berjalan di sepanjang koridor menuju ke kuil Meera Bai “Apa yang kamu lakukan itu benar juga dengan melawan Gohar Jaan” ujar Pratap, tak lama kemudian Pratap dan Ajabde berpapasan dengan para ratu bangsa Rajput bersama putri mereka, semua putri raja bangsa Rajput terpesona begitu melihat Pratap, Pratap sedikit bingung sedangkan Ajabde tertawa geli melihat tingkah Pratap, tiba tiba salah satu putri menjatuhkan nampan yang dibawanya yang berisi bunga, Pratap segera berjongkok dan membantu mengumpulkan bunga bunga itu bersama salah satu putri yang menjatuhkan nampan, putri tersebut tidak mengalihkan pandangannya menatap Pratap terus, Pratap jadi salah tingkah dan bingung, setelah semua bunga dimasukkan ke dalam nampan, tiba tiba semua putri raja itu menjatuhkan nampan mereka sehingga semua bunga jatuh berserakan, Ajabde tertawa geli ketika Pratap semakin kebingungan, semua putri raja berharap agar Pratap mau memunguti bunga bunga yang berjatuhan itu, Pratap segera memanggil pelayannya dan menyuruh mereka untuk memunguti bunga bunga tersebut sambil berkata “Hari ini rupanya grafitasi bumi cukup kuat, itulah mengapa piring piring mereka berjatuhan” Ajabde masih tertawa geli, sedangkan para putri raja itu merasa kecewa kemudian Pratap mengajak Ajabde untuk melanjutkan perjalanan mereka menuju ke kuil Meera Bai
Ratu Sajja Bai saat itu sedang mengantar Phool menuju ke kamarnya, ketika mereka berjalan menyusuri koridor, tiba tiba Phool berhenti dan melihat kamar Ratu Bhatyani, sementara Ratu Bhatyani masih mengurung dirinya di kamar dengan mengenakan pakaian hitamnya sebagai tanda berduka “Rani Sajja, kamar siapa ini ?” tanya Phool sambil memperhatikan pintu kamar yang tertutup dan mendekat ke arahnya, ketika Phool hendak memegang pintu kamar yang besar itu, Ratu Sajja langsung berteriak “Putri Phool ! Mari sini ,,, kita tidak bisa membicarakan tentang kamar ini, ayooo kita ke kamarmu” pinta Ratu Sajja kemudian mereka beriringan menuju ke kamar Phool, ketika Phool sudah memasuki kamarnya tiba tiba salah seorang putri raja datang menghampirinya sambil berkata “Aku ingin kamar ini !” ujarnya dengan nada manja, namun Phool kesal dan marah sambil menghardik putri raja itu “Kamu tahu, aku mempunyai barang yang sangat banyak, itulah alasannya aku harus tinggal di kamar ini !” putri raja itu akhirnya menyerah pada Phool
Di ruang pribadi raja, Raja Udai Singh sedang berdiskusi dengan Rawat Ji, Raja Udai Singh sangat marah ketika mengetahui pertarungan antara Pratap dan Jalal “Aku benar benar tidak tahu, Maharaja ,,, kalau Jalal ada disana pada saat itu” sementara itu Pratap dan Ajabde sudah sampai di kuil Meera Bai, mereka berdua melihat patung Dewa Khrisna, Pratap teringat akan Meera Maa dan juga Jalal, kemudian Pratap dan Ajabde berdoa pada Dewa Khrisna, setelah selesai berdoa, mereka berdua saling memandang satu sama lain dengan pandangan penuh arti, namun tak lama kemudian Raja Udai Singh memasuki kuil Meera Bai dengan perasaan marah “Pratap ! Kenapa kamu tidak menceritakan pada ayah kalau kamu bertarung dengan Jalal ?” Pratap tertegun “Ayah, aku tidak mengatakannya padamu karena aku tahu kalau ayah percaya padaku” Raja Udai Singh terharu mendengar ucapan Pratap “Pratap, ayah hanya merasa takut ketika mendengar semua ini” ujar Raja Udai Singh
Di kerajaan Mughal di Agra, Bhairam Khan akhirnya sampai juga di Agra, Maham Anga sangat khawatir dengan keadaan Jalal, sementara ibu suri Hamida, ibu kandung Jalal menemui mereka “Aku tahu dimana Jalal berada saat ini, dia sekarang pergi ke makam ayahnya di Delhi” ujar ibu suri Hamida, sementara pada saat itu Jalal sedang menangis di makam ayahnya sedangkan Pratap sedang meminta restu pada ayahnya, Raja Udai Singh mengajak Pratap memasuki ruangan dimana gambar para leluhurnya terpampang disana, Raja Udai Singh mengatakan pada semua para leluhurnya “Hari ini Pratap telah menghajar Jalal telak jadi berikan restu kalian padanya”, sementara itu di makam ayah Jalal, tiba tiba Jalal mendengar sebuah suara yang mengatakan “Jalal, kamu telah membuat kami kecewa !” Jalal tertegun mendengarnya, di tempat Pratap, Pratap bertanya pada ayahnya “Ayah, apakah kamu mendengar suara mereka, aku yakin Jalal akan datang dan bertarung dengan kita”
Ajabde sedang melakukan persiapan Gangaur di ruangan para putri raja bersama para putri raja ang lain, Ajabde teringat akan hadiah ibunya untuk Ratu Jaiwanta, lalu Ajabde ragu ragu untuk bertemu dengan Ratu Jaiwanta “Maharani Jaiwanta, ibu mengatakan padaku untuk memberikan Lehanga ini untuk anda” Ajabde memberikan hadiah dari Ratu Hansa Bai itu ke Ratu Jaiwanta “Ajabde, kenapa kamu ragu ragu untuk masuk, masuklah tidak apa apa”, “Maharani Jaiwanta, anda ini benar benar seorang ratu yang sangat besar sedangkan ayahku adalah orang yang sangat kecil di hadapan Maharaja Udai Singh” Ratu Jaiwanta tersenyum menatap Ajabde “Aku ini seperti ibumu, Ajabde ,,, kamu bisa memanggil aku ibu” pada saat itu Pratap menghampiri mereka dan memberikan perhiasannya yang rusak, Ajabde merasa tidak enak ketika melihat hal itu, tak lama salah satu pelayan datang dan mengabarkan kalau semua orang sedang menunggu dirinya, Ratu Jaiwanta segera pergi ke sana.
Raja Udai Singh mengumumkan pada salah anak buahnya kalau dia akan mengadakan pertemuan dengan semua raja Rajput, saat itu Phool mengintip dari balik pintu sambil mendengarkan semua pembicaraan mereka, setelah semua orang pergi dan meninggalkan Raja Udai Singh sendirian di ruangan itu, Phool kemudian memberanikan diri bertanya pada Raja Udai Singh “Maharaja Udai Singh, apakah pertemananmu hanya dengan kerajaan rajput yang terdekat saja ?” Raja Udai Singh melirik ke arah Phool “Kenapa kamu memberikan pertanyaan seperti itu ?” mereka berdua sedikit berdebat, lalu Phool pergi dari sana, sementara Ratu Jaiwanta mengambil sumpah Pratap, kemudian Ratu Jaiwanta melihat perhiasan yng rusak itu dan menaruhnya di baki peralatan,
Sementara itu di ruang para putri raja, saat itu Phool dan Ajabde sedang berkumpul disana bersama para putri raja yang lain “Ajabde, seseorang mungkin lebih cantik dari aku tapi satu satunya pesaingku disini adalah Maharaja Udai Singh” Ajabde tertegun mendengar ucapan Phool “Phool, lebih baik kamu fokus memikirkan puja ini saja, jangan memikirkan yang lain” pinta Ajabde tepat pada saat itu Ratu Jaiwanta sampai di ruangan tersebut dan mengatakan tentang Gangaur puja “Phool, dengarkan ,,, kamu harus konsentrasi pada pujanya, jangan yang lain” dari arah luar terdengar kalau Pratap hendak memasuki ruangan itu, semua putri raja sangat senang dan antusias mendengarnya, begitu pula Phool dan Ajabde, Pratap memasuki ruangan tersebut, Ratu Jaiwanta mencoba mengenalkan para putri raja itu satu per satu pada Pratap “Pratap, ibu akan mengenalkan kamu dengan setiap putri raja yang hadir disini” semua orang di kenalkan dengan Pratap sambil mengambil nampan aarti mereka “Ajabde, bagaimana kalau pangeran Pratap memilih salah putri raja di antara mereka ?” ujar Phool cemas “Kalau kamu ingin mengenalkan dirimu sendiri maka pergilah !” ujar Ajabde tepat pada saat itu Ratu Jaiwanta melihat kalau nampan aartinya (thaal) tersisa satu “Lalu thaal siapa ini ? Thaal nya tinggal satu” Ajabde dan Phool tersenyum manis, Phool sudah yakin kalau thaal itu adalah miliknya “Ibu, aku tahu siapa yang memiliki thaal ini yaitu Ajabde !” ujar Pratap sambil menatap tajam ke arah Ajabde,
Ajabde tertegun sambil berjalan ke depan mendekat ke arah Pratap, Pratap memberikan thaal itu ke Ajabde, mereka berdua saling berpandangan satu sama lain, semua putri raja yang ada di sana nampak sedikit kesal melihat Pratap dan Ajabde yang saling memandang namun kemudian Ajabde mengatakan kalau thaal itu bukan miliknya tapi milik Phool, Pratap terkejut sedangkan Phool tersenyum senang ketika Ajabde memberikan thaal itu padanya, tak lama kemudian Pratap meninggalkan ruangan itu dengan perasaan kecewa, sepeninggal Pratap, Ratu Jaiwanta mengabarkan agar para putri raja mencari Pratap dan memberikan hadiah mereka padanya, semua putri raja bergegas mencari Pratap, Phool sedikit kesal ketika mengetahui hal ini “Ajabde, kenapa semua putri raja itu mencari pangeran Pratap ? Ayoo katakan padaku, kemana dia pergi ?” ujar Phool kesal “Mungkin dia sedang berlatih di tempat latihan” ujar Ajabde yang sedang asyik dengan tanah liat di depannya, Phool langsung menyeringai senang sambil berlari keluar mencari Pratap, di luar halaman Phool berusaha untuk mengelabui putri raja yang lain yang mencari Pratap, mereka semua percaya saja dengan ucapan Phool, sementara Phool bergegas pergi ke tempat yang di maksud Ajabde, namun salah satu putri raja nampaknya mengetahui rencana Phool
Di halaman nampak Pratap sedang berjalan sambil menggerutu pada dirinya sendiri “Aku tidak tahu mengapa ibu memanggil semua putri raja ini ?” tepat pada saat itu Pratap berpapasan dengan Phool yang memang sengaja mencarinya “Pangeran Pratap, aku datang kesini untuk memberikan hadiah buat kamu tapi hadiahnya tidak ada disini sekarang, bagaimana kalau kita mengambil hadiah itu ?” tiba tiba salah satu putri raja menghampiri Pratap sambil membawakan kheer untuk Pratap namun Phool berusaha mengacaukannya dengan menjatuhkannya ke tanah, begitu pula ketika putri raja yang lain menghampiri Pratap dengan hadiah mereka masing masing, Phool kembali membuat ulah dengan hadiah yang lain yang di berikan oleh para putri raja tersebut, semua putri raja marah dan kesal pada Phool, sedangkan Pratap hanya diam saja dan segera pergi menjauh dari sana
Di tempat makam ayah Jalal, Raja Humayun, Jalal mengambil sumpah kalau dia akan menang ! tidak hanya melawan bangsa Rajput tapi seluruh India dan dia akan di sebut sebagai Raja India ! SINOPSIS MAHAPUTRA episode 209 by. Sally Diandra