SINOPSIS MAHAPUTRA episode 209 (19 Mei 2014) by. Sally Diandra
Pratap akhirnya mencapai tempat rahasia di dalam sebuah gua, ketika Pratap memasuki gua itu ternyata Rawat Ji, orang kepercayaan ayahnya telah ada disana “Pangeran Pratap, ada apa ? Apa yang terjadi ?” Pratap nampak sedikit kesal “Aku benar benar kesal dengan gadis gadis itu !” Rawat Ji tersenyum penuh arti “Pangeran Pratap, semua gadis gadis itu datang kesini untuk mengajukan lamaran untuk pernikahanmu” Pratap terkejut
Sementara itu ketika Ratu Jaiwanta memasuki ruangan para putri raja ternyata disana tidak ada seorangpun putri raja yang hadir, yang ada hanya Ajabde yang sedang sibuk mendadani boneka boneka yang dibuatnya dengan tanah liat, Ratu Jaiwanta nampak terkesan dengan Ajabde, tak lama kemudian Raja Udai Singh menghampiri Ratu Jaiwanta “Rana Ji, saat ini aku sudah mendapatkan seorang pengantin perempuan untuk Pratap” Raja Udai Singh tersenyum dan bertanya “Siapa ?” dengan bahasa tubuhnya, Ratu Jaiwanta melihat Ajabde sambil tersenyum penuh arti “Kamu yang mengambil keputusan, Maharani Jaiwanta”, “Kita akan bertanya pada Pratap” tepat pada saat itu Pratap menghampiri kedua orangtuanya, sementara Ajabde masih asyik mendandani boneka tanah liatnya dengan duduk membelakangi mereka. Ketika kedua orangtuanya bertanya pada Pratap, Pratap langsung menolak menikah dengan Ajabde, Ajabde yang sedang asyik dengan boneka tanah liatnya begitu mendengar namanya di sebut langsung berdiri dan berbalik ke arah mereka sambil berkata “Aku juga tidak tertarik untuk menikah denganmu !” teriak Ajabde, Pratap dan kedua orang tuanya terkejut kemudian Ratu Jaiwanta menyuruh Pratap untuk pergi ke kamarnya sendiri, Ajabde jadi tidak enak hati, Ajabde kemudian pamit mau pergi ke kuil “Maharani Jaiwanta, kamu telah menyeleksi seorang pengantin perempuan untuk Pratap tapi mereka berdua saling bertengkar satu sama lain tapi aku setuju dengan hubungan ini” ujar Raja Udai Singh sambil tertawa senang,
Tak lama setelah itu salah satu prajurit menghampiri Raja Udai Singh dan mengabarkan kalau ada sesuatu yang penting yang harus dilihatnya
Di luar halaman istana, anak buah Raja Udai Singh menunjukkan mayat prajurit Mughal, prajurit juga menunjukkan sebuah surat dari kerajaan Mughal, tak lama kemudian Raja Udai Singh dan Rawat Ji nampak sedang membahas sesuatu yang sangat penting, Pratap juga ada disana “Aku tahu kalau dia akan kembali !” ujar Pratap,
Sementara itu di kerajaan Mughal, di Agra, Maham Anga sedang menunggu Jalal, tak lama Jalal kembali ke Agra, Jalal menemui Bhairam Khan “Khan Baba, panggil aku Akbar sekarang ! Dan aku minta maaf untuk semua kesalahanku, aku benar benar membutuhkan kamu, Khan Baba” ujar Jalal dengan nada sedih, Bhairam Khan terpana dengan ucapan Jalal “Aku benar benar ingin mendengar ini semua dari kamu, Jalal” Bhairam Khan memeluk Jalal erat kemudian mencium dahinya “Mulai dari sekarang, semua orang akan memanggil kamu dengan penuh rasa hormat” Bhairam Khan tertegun mendengarnya “Lalu bagaimana dengan Phool Kanwar, Jalal ?”, “Jangan sebut namanya lagi !” ujar Jalal dengan nada marah
Di kerajaan Mewar, Ajabde sedang berbicara dengan dirinya sendiri “Kenapa pangeran Pratap jadi bertengkar denganku tadi ?” Ajabde merasa heran, Phool mendekatinya dan berkata “Ajabde, aku sangat khawatir dengan hubungan antara kerajaan Mewar dan Marwar, tapi aku akan memberikan hadiah ini untuk Maharaja Udai Singh !” ujar Phool,
Sementara di tempat Jalal, Jalal dan Bhairam Khan memasuki ruang sidang di kerajaannya di Agra dan mengumumkan kalau Bhairam Khan saat ini menjadi menterinya, Maham Anga yang juga berada disana terkejut dan tidak percaya dengan ucapan Jalal, Maham Anga tidak suka dengan pengangkatan Bhairam Khan, kemudian Jalal dan para menterinya sedang membahas daerah daerah yang hendak di kuasainya sambil melihat peta negeri India yang terpampang di dinding, sedangkan Pratap bersama Raja Udai Singh dan menterinya juga sedang membahas tentang keamanan kerajaan,
Di tempat Jalal, Bhairam Khan menunjukkan daerah mana saja yang hendak mereka taklukkan di dalam peta “Aku akan mendapatkan kemenanganku di seluruh pelosok negeri India, Khan Baba ,,, kita akan mendapatkan kemenangan di kerajaan yang terdekat dan kita akan memulainya dari sini, ini akan sangat mudah untuk kemenangan kita” ujar Jalal, di kerajaan Pratap “Pertama tama kita harus menjalin persahabatan dengan kerajaan terdekat kemudian kita akan menyerang Marwar” ujar Rawat Ji, di tempat Jalal “Aku telah berjanji pada ayahku bahwa aku akan menang di seluruh negeri India” ujar Jalal sambil menempelkan bendera kerajaan Mughal di tengah tengah peta tersebut sambil tersenyum senang
Di kerajaan Mewar, Ratu Jaiwanta sedang berada di kuil dan berdoa di depan patung Dewa Khrisna, Phool juga datang kesana dan berkata “Semua putri raja itu telah mengatakan ucapan yang keliru !” ujar Phool kemudian Phool pergi menemui Raja Udai Singh, saat itu Raja Udai Singh sangat marah ketika Phool memberikan hadiah untuk Raja Udai Singh “Apa yang kamu pikirkan ? Kamu pikir aku tidak bisa mengidentifikasi kamu ?” Phool kaget ketika Raja Udai Singh menatapnya dengan penuh kebencian “Pratap, beraninya kamu membawa putri Phool ke benteng kita ?” bentak Raja Udai Singh “Musuhnya tidak hanya berasal dari mereka saja, ayah ,,, tapi kita termasuk di dalamnya” Raja Udai Singh semakin marah pada Pratap dan berkata pada Rawat Ji “Katakan pada Pratap, Rawat Ji ,,, bahwa apa yang dia katakan itu adalah salah !”, “Tidak, Maharaja !” Rawat Ji membela Pratap, Raja Udai Singh kaget “Apa ? Jadi kamu menerima apa yang Pratap ucapkan ?” bentak Raja Udai Singh
Phool menangis dan mengutarakan semua kesedihannya pada Ajabde “Ajabde, aku tidak mau tinggal disini lagi” Ajabde memeluk Phool sambil berusaha menenangkan sahabatnya itu “Aku tidak akan membiarkan hal ini terjadi, Phool” Ajabde teringat akan surat ayahnya yang di tulis untuk Raja Udai Singh, Ajabde segera mengambilnya dari peti pakaiannya dan bergegas menuju menemui Raja Udai Singh, Ajabde mencegat Raja Udai Singh di koridor istana yang saat itu sedang berjalan bersama Pratap, Ajabde meminta maaf pada Raja Udai Singh kemudian memberikan surat yang di buat oleh ayahnya, sesaat Raja Udai Singh terpana, Raja Udai Singh membaca surat dari Raja Mamrat Ji yang berisi tentang rencana pernikahan Phool dan Pratap “Ini akan baik untuk Rajputana dan untuk itu kita harus mewujudkan hal ini, aku mohon ijinkanlah pernikahan ini antara pangeran Pratap dan putri Phool Kanwar” Pratap terkejut sambil menatap Ajabde,
Hati Raja Udai Singh mulai melunak, Raja Udai Singh berusaha menemui Phool dikamarnya bersama Ajabde, saat itu Phool sedang mengemasi barang barangnya hendak pergi dari kerajaan Mewar namun Raja Udai segera mencegahnya, Phool sangat senang ketika Raja Udai Singh mulai bisa menerima dirinya, sedangkan Pratap merasa terluka dan kecewa dengan ucapan Ajabde, Pratap merusak perhiasannya lagi
Ratu Jaiwanta memasuki kamar Pratap dan melihat perhiasan Pratap yang baru diperbaiki kemarin ternyata rusak kembali, padahal perhiasan itu diperbaiki oleh Ajabde, Ratu Jaiwanta bisa membaca perasaan anak semata wayangnya ini “Pratap, apakah kamu menyukai Ajabde ?”, “Pertama tama ibu dan ayah mendapatkan satu pilihan” ujar Pratap sedih “Ibu akan coba ngobrol dengan ayahmu” tak lama kemudian Ratu Jaiwanta mencoba menemui Raja Udai Singh, mereka berdua bertemu di koridor istana saling memandang satu sama lain “Rana Ji, aku akan menikahkan Pratap dengan Ajabde !” ujar Ratu Jaiwanta “Aku telah memutuskan untuk kebaikan Rajputana, aku akan menikahkan Pratap dengan Phool !” Ratu Jaiwanta dan Raja Udai Singh saling berbeda pendapat satu sama lain
Di kamar Ajabde, Ratu Jaiwanta sedang mendandani Ajabde dengan perhiasan perhiasan yang indah, tepat pada saat itu Pratap memasuki kamar tersebut dan melihat semua perlakuan ibunya pada Ajabde, Pratap benar benar bingung, kemudian Pratap bertanya pada salah satu pelayannya dimana ayahnya berada, saat itu ternyata Raja Udai Singh sedang menyuruh para pelayan untuk mendadani Phool secantik mungkin. SINOPSIS MAHAPUTRA episode 210 by. Sally Diandra