SINOPSIS MAHAPUTRA episode 205 (12 Mei 2014) by. Sally Diandra
Di kerajaan Bijolia, Raja Mamrat Ji dan Ratu Hansa mamsih membahas tentang perasaan cinta Ajabde pada Pratap namun Raja Mamrat Ji menolaknya karena bagaimanapun juga status mereka tidak sama, Raja Mamrat Ji hanyalah seorang menteri, berbeda dengan Raja Udai Singh yang seorang Maharaja “Rana Ji, aku yakin kalau pangeran Pratap itu juga menyukai Ajabde, anak kita” Raja Mamrat Ji tidak suka dengan ucapan istrinya itu “Jangan bermimpi seperti itu karena kita tidak akan bisa memenuhinya, aku tahu kalau aku telah bertindak tidak baik padanya meskipun aku menyadari bahwa apa yang telah aku lakukan ini salah, tapi ini sudah sangat terlambat, dia pasti sangat terluka dan jika kerajaan Mewar menolak hubungan ini maka dia pasti akan patah hati, Hansa Bai” dari kejauhan Ajabde masih terus mendengarkan pembicaraan kedua orangtuanya, Ajabde merenungkan ucapannya ayahnya
Ratu Hansa Bai menemui Ajabde di kamarnya, Ajabde terlihat salah tingkah ketika melihat ibunya “Ajabde, ibu ingin bicara denganmu, ibu tahu kalau kamu sangat mencintai pangeran Pratap tapi ayahmu tidak menyukai hal ini” Ratu Hansa Bai merasa sedih “Ibu, bagaimana kalau ayah mengajukan nama Phool untuk menjadi istri pangeran Pratap” Ratu Hansa Bai tidak percaya dengan apa yang di dengarnya dari mulut anak sulungnya ini “Jadi kamu mendengar semua pembicaraan ayah dan ibu ?” Ajabde menganggukkan kepalanya sambil berkata “Putri Marwar dan pangeran Mewar, itu akan menjadi pasangan yang terbaik untuk kita semua, apakah ibu tidak memikirkan Phool ?” Ratu Hansa Bai merasa sedih sambil memeluk Ajabde “Lalu apa yang pangeran Pratap inginkan, nak ?” Ajabde juga membalas pelukkan ibunya “Aku tidak tahu, bu ,,, tapi aku yakin, Phool adalah yang terbaik untuk dia”, “Apakah kamu tidak terluka dengan semua ini ?” Ajabde menggelengkan kepalanya “Setiap orang tidak bisa mencapai matahari, ibu ,,, aku tidak ingin impian ibu menjadi hancur” ibu dan anak itu saling berpelukkan dan menangis bersama sama
Raja Mamrat Ji dan Ratu Hansa Bai mengutarakan maksud mereka pada Jalim Singh, mereka memberikan saran agar Phool melamar pada Pratap untuk menjadi istrinya “Itu tidak akan mungkin pernah terjadi, Raja Mamrat Ji” Jalim Singh merasa cemas “Kami akan mengirimkan Phool ke Pratap, maka itu pasti akan terjadi, Jalim Singh” dari kejauhan Phool dan Ajabde sedang mendengarkan pembicaraan mereka “Aku tidak mengira kalau hal ini akan terjadi secepat ini” ujar Phool “Cepat atau lambat, hal ini akan terjadi, Phool” tiba tiba Pratap menghampiri mereka, Phool merasa malu ketika bertemu dengan Pratap, Phool segera berlalu menghindari Pratap, sehingga hanya Ajabde yang menemaninya “Ajabde, katakan padaku satu alasan yang kuat, mengapa kamu tidak mau menerima kalungku ?” Ajabde kebingungan menjawabnya lalu berkata “Pangeran Pratap, ayahku saat ini sedang menunggu kamu” ujar Ajabde sambil berlalu meninggalkan Pratap, Pratap memasuki ruangan dan mendengarkan pembicaran Raja Mamrat Ji dan Jalim Singh “Siapa yang akan pergi ke Chittor ?” Raja Mamrat Ji dan Jalim Singh jadi salah tingkah di depan Pratap
Di tenda Jalal, Jalal mendapat kabar dari Gohar kalau Pratap akan menikah dengan Phool, Jalal sangat marah “Aku yakin Phool akan pergi ke Chittor bersama Pratap !” ujar Jalal kesal “Raja Mamrat Ji ingin menikahkan Phool dengan Pratap” ujar Gohar Jaan “Kalau Phool tidak bisa menjadi milikku maka dia tidak akan bisa menjadi milik orang lain ! Aku akan pergi ke Chittor sekarang juga !” Jalal membentak Bhairam Khan “Lalu apa rencanamu, Jalal ?” tanya Bhairam Khan “Siapakan sebuah perang untuk Pratap !” ujar Jalal sinis
Di kamar Pratap, Pratap sedang bersiap siap untuk perjalanannya dan mengecek semua senjata senjatanya, teman teman Pratap memasuki kamarnya dan membuat lelucon dengan Pratap “Sudah sudah sudah hentikan” pinta Pratap, sementara itu di kamar Ratu Hansa Bai, Ajabde juga nampak tertawa tawa senang ketika ngobrol dengan ibunya “Apakah ibu benar benar menyukai pakaian Maharani Jaiwanta ?” Ratu Hansa Bai mengangguk “Maharani Jaiwanta pasti akan merawat kamu dengan baik, ibu tahu kalau dia sangat menyukai kamu” saat itu ketika Pratap sedang bercanda dengan teman temannya tiba tiba aksesoris yang di pegangnya jatuh dan rusak, Pratap memikirkan Ajabde yang mungkin bisa memperbaiki aksesoris itu, sementara pada saat itu di koridor istana Ratu Hansa Bai nampak mengejar ngejar Ajabde yang sudah berjalan di depannya “Ajabde, kenapa kamu tidak pergi ke benteng Chittor ?” belum juga Ajabde menjawab dari ujung koridor istana sana ada Pratap yang sedang berjalan ke arahnya, Ajabde langsung bersembunyi di balik tirai, Ratu Hansa merasa heran dengan sikap Ajabde “Ratu Hansa Bai, dimana Ajabde ?”, “Aku tidak tahu, pangeran” Pratap kemudian berlalu meninggalkan Ratu Hansa Bai, Ajabde keluar dari persembunyiannya “Sekarang ibu tahu apa jawabannya, kenapa kamu tidak mau ke benteng Chittor, karena pangeran Pratap kan ? Tapi tadi ibu liat dari matanya dia juga mencari cari kamu” ujar Ratu Hansa Bai
Di tenda Jalal, Jalal sedang mempersiapkan perangnya dengan Pratap “Aku akan menunjukkan pada Phool kalau aku ini yang terbaik untuknya” ujar Jalal bangga “Kamu tidak tahu, Jalal ,,, kita tidak membawa pasukan kita” sela Bhairam Khan “Sekarang saatnya kita mengambil kembali semua senjata senjata kita di Mahmud Shah !” ujar Jalal lantang
Di tenda Jalal, Jalal sedang mempersiapkan perangnya dengan Pratap “Aku akan menunjukkan pada Phool kalau aku ini yang terbaik untuknya” ujar Jalal bangga “Kamu tidak tahu, Jalal ,,, kita tidak membawa pasukan kita” sela Bhairam Khan “Sekarang saatnya kita mengambil kembali semua senjata senjata kita di Mahmud Shah !” ujar Jalal lantang
Di kamar Phool, Phool nampak kesal dengan pakaiannya, Ajabde segera menenangkannya “Phool, kamu harus bisa mengontrol kemarahanmu dan jika kamu menunjukkan kemarahanmu seperti ini maka bagaimana kamu akan menunjukkan kesan yang baik di depan pangeran Pratap ?”, “Aku lihat pangeran Pratap sepertinya lebih nyaman dengan kamu, dia itu tidak nyaman denganku” ujar Phool kemudian berlalu dari kamarnya, sementara Ajabde membantu pelayan memaking baju baju Phool, Pratap sangat bahagia ketika dia mendengar suara Ajabde, Pratap segera memasuki kamar itu, para pelayan bergegas meninggalkan mereka berdua, Pratap meminta bantuan agar Ajabde memperbaiki aksesorisnya, Ajabde memanggil pelayannya dan menyuruh pelayannya untuk memperbaiki aksesoris Pratap kemudian berlalu meninggalkan Pratap, Pratap bingung dengan sikap Ajabde “Kalau kamu tidak bisa memperbaikinya, lebih baik aku akan memperbaikinya di Chittor saja” ujar Pratap sambil mengambil aksesorisnya lagi dari tangan pelayan, Ajabde yang sempat berhenti di depan pintu kamar menangis menyesali perbuatannya pada Pratap dan segera berlari dari sana.
Di kerajaan Mewar, Chundawat menunjukkan beberapa gambar putri raja yang akan bersanding menjadi istri Pratap “Ada beberapa putri raja yang telah kita kirimi undangan lamaran itu, Raja Udai Singh” Raja Udai Singh nampak sedikit kesal “Kita tidak ingin hubungan ini, Chundawat” sementara itu Phool berkata pada Jalim Singh “Jalim Singh, aku akan pergi ke benteng Chittor sebentar lagi” Jalim Singh pun tidak mau kalah “Iya, kalau aku akan pulang kembali ke Marwar, aku akan mengutarakan semua keluhanku tentang kamu, sedangkan salah satu prajurit Jalal mengabarkan pada Jalal tentang keberadaan Mahmud Shah
Di kerajaan Bijolia, Pratap sedang berkumpul dengan orang orang kepercayaannya “Di Bijolia kita harus selalu waspada dan jangan mengira kalau musuh kita akan datang di depan kita sewaktu waktu” Gohar mendengarkan semua pembicaraan ini tepat pada saat itu Ajabde menghampiri Gohar dan bertanya “Lal Baiji, kamu dari mana saja ? Phool mencari cari kamu kemana mana” Gohar salah tingkah di depan Ajabde “Lal Baiji, apakah kamu bisa ikut denganku ?” Gohar menerima undangan Pratap “Beberapa keputusan diambil dari dalam hatiku yang paling dalam” ujar Pratap
Ajabde sedang ngobrol dengan Phool di kamarnya “Phool, kamu kelihatan cantik sekali” puji Ajabde “Aku sangat ketakutan” ujar Phool “Tuan putri apakah kamu mencari aku ?” sela Gohar yang tiba tiba muncul di depan mereka “Lal Baiji, bagaimana penampilanku ?” ujar Phool dengan matanya berbinar terang “Waaah Jalal pasti akan tergila gila dan Pratap akan dibunuh !” Ajabde dan Phool tertegun dan heran dengan ucapan Gohar “Apa maksudmu ?” tanya Ajabde penuh selidik “Ketika Pratap melihat kamu maka dia akan benar benar terbunuh” Gohar salah tingkah di depan mereka berdua
Di tempat persembunyian Mahmud Shah, Jalal dan Bhairam Khan menemuinya disana “Mahmud Shah, sekarang kamu disebut dengan Langda” ejek Bhairam Khan “Kamu nanti juga akan kalah, Bhairam Khan !”, “Marilah kita lakukan ini ! Mahmud Shah telah mengkhianati kita” bentak Bhairam Khan “Iyaa betul, kamu telah menipu kami”, “Sekarang aku bersama kamu, Yang Mulia dan aku akan membunuh Pratap ! Aku tahu hanya kamu yang bisa membantu aku, Yang Mulia” ujar Mahmud Shah dengan nada memelas “Aku akan memberikan kesempatan berikutnya ke Mahmud Shah, aku akan membunuh Pratap ketika dia dalam perjalanan dari Bijolia ke Chittor” ujar Jalal sinis
Sementara itu Pratap meminta ijin untuk pulang ke benteng Chittor pada Raja Mamrat Ji “Aku tahu, kami akan mendapatkan undangan dari Chittor segera” ujar Raja Mamrat Ji, Pratap merasa bingung “Memangnya kenapa ?” Pratap melirik ke arah Phool
SINOPSIS MAHAPUTRA episode 206 by. Sally Diandra