SINOPSIS MAHAPUTRA episode 204 ( 08 Mei 2014 )

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 204 ( 08 Mei 2014 ) by. Sally Diandra Di tenda Jalal, Jalal masih marah pada Gohar Jaan, Gohar mengabarkan berita yang amat penting pada Jalal “Yang Mulia, saat ini Pratap telah menjalin hubungan dengan putri Phool dan untuk membuat hubungan mereka rusak, berikan aku satu lagi kesempatan untuk melakukannya” Jalal hanya menatap tajam ke arah Gohar 

Sementara itu di istana Bijolia, Ratu Hansa bersama anak anaknya dan para pelayan juga Jagmal Singh mencoba berlindung dari serangan Afghanistan yang bisa terjadi sewaktu waktu, tiba tiba Ratu Hansa melihat dari celah jendela, ada seseorang yang datang ke arah istana yang terlihat samar samar, lama kelamaan akhirnya terlihat jelas kalau orang itu adalah Pratap, Ratu Hansa dan semua orang yang ada kerajaan Bijolia merasa senang begitu melihat Pratap yang datang, Ratu Hansa Bai dan semua orang segera menyambut Pratap, Pratap menatap mereka semua satu per satu dan langsung menghampiri Ajabde sambil menatapnya dalam yang saat itu sedang berdiri di sebelah Shobagyawati “Shobagyawati, kamu tidak usah khawatir, Chakrapani baik baik saja, dia selamat” ujar Pratap, namun Ratu Hansa masih merasa cemas “Lalu bagaimana dengan suamiku ? Bagaimana keadaan Raja Mamrat Ji, pangeran ?” tiba tiba terdengar suara dari sebelah “Aku baik baik saja, istriku” Raja Mamrat Ji datang sambil di papah oleh salah satu prajuritnya, Raja Mamrat Ji berterima kasih pada Pratap “Tidak ada seorangpun yang akan memasuki tanah kita lagi, Raja Mamrat dan sekarang kita harus berterima kasih pada Ajabde karena dia telah mengirimkan pesan melalui Laksmi, sapi piaraannya” semua orang merasa senang, tak lama kemudian Pratap meminta ijin pada Ratu Hansa dan Raja Mamrat Ji untuk pergi dari sana, Ratu Hansa Bai meminta Pratap untuk tinggal di istana, namun Pratap menolaknya, Pratap tetap memohon pamit pada mereka dengan mengatupkan kedua tangannya di depan dada, Ajabde merasa sedih ketika Pratap harus pergi lagi 

Pratap dan teman temannya membuat tenda untuk tempat tinggal mereka, tiba tiba salah satu prajurit menghampiri mereka seraya mengabarkan kalau Raja Mamrat Ji telah datang untuk menemuinya 

Di kerajaan Bijolia, ketika Phool sedang memberikan instruksi pada para pelayannya, tiba tiba Gohar memasuki ruangan tersebut, Phool merasa heran “Lal Baiji, kamu dari mana saja ?” tanya Phool penuh selidik “Aku baru saja membantu para penduduk, tuan putri” kemudian Phool berpaling pada Ratu Hansa “Apakah pangeran Pratap akan datang ke sini bersama paman Mamrat, bibi ?” Raja Mamrat Ji datang dan berkata “Tidak, dia tidak akan datang” semua orang merasa kecewa, kemudian mereka mulai memasak untuk Pratap dan teman temannya, setelah semua masakan selesai Ratu Hansa Bai datang untuk bertemu dengan Pratap, ketika Pratap menemui Ratu Hansa Bai yang telah mengirimkan makanan untuk Pratap dan teman temannya, namun Pratap menolak kiriman makanan tersebut meskipun makanan itu di buat oleh Phool dan Ajabde, akhirnya Ratu Hansa Bai hanya bisa pasrah menerimanya 

Di kerajaan Bijolia, nampak Phool dan Ajabde sedang merapikan semua baju baju untuk para penduduk “Ajabde, sangat penting sekali kalau kita memberikan semua pakaian pakaian ini untuk para penduduk”, “Iya, Phool !” Ratu Hansa Bai merasa pesimis kalau Pratap mau datang ke istana Bijolia “Aku tahu kenapa dia tidak mau datang ke istana ini, ini semua karena Ajabde !” Ajabde tertegun mendengar ucapan Phool “Iyaaa, Ajabde pergilah dan ajak dia kembali ke istana” pinta Ratu Hansa Bai, Ajabde akhirnya menuruti permintaan Phool dan ibunya untuk menemui Pratap, 

Saat itu Pratap sedang berdiskusi dengan teman temannya, Pratap terkejut ketika Ajabde datang menemuinya, sesaat Pratap seperti orang linglung ketika Ajabde mendekat ke arahnya “Pangeran Pratap, aku ingin bicara denganmu” Pratap jadi salah tingkah di depan Ajabde kemudian mereka berdua berjalan bersama “Pangeran Pratap, kenapa kamu tidak mau kembali ke istana, apakah karena aku ? aku tahu ini bukanlah suatu alasan, kalau begitu apa alasannya ?” ujar Ajabde “Baiklah, itu memang alasannya jadi sekarang kamu juga datang kesini untuk menyambutku ?”, “Jika aku tidak menyambut kamu, itu tidak akan baik, bukan ?” Pratap hanya tersenyum “Aku tidak masalah”, “Aku tahu kalau kamu suka sekali melukai perasaan orang terdekatmu !” ujar Ajabde kesal kemudian berlalu dari sana meninggalkan Pratap 

Di kerajaan Bijolia, Gohar Jaan sedang mendandani Phool dengan riasan rambut yang agak berbeda “Lal Baiji, dari mana kamu belajar gaya tatanan rambut seperti ini ?” Gohar mencoba menjelaskan pada Phool dan tak lama kemudian Ajabde datang sambil berlari tergopoh gopoh “Phool, aku telah melakukan kesalahan, aku tidak tahu apa yang telah aku katakan pada pangeran Pratap” ujar Ajabde panik, sementara itu ketika Pratap sedang berkumpul di tenda bersama teman temannya, Pratap memuji Chakrapani “Chakrapani pasti sangat mencintai Shobagyawati” Chakrapani yang saat itu masih di obati dan Shobagyawati hanya tersenyum senyum saja mendengar ucapan Pratap “Iya, itu betul seperti putri Ajabde yang sepertinya juga menyukaimu, pangeran” Pratap salah tingkah dengan ucapan Benidas “Lebih baik lupakan putri Ajabde karena saat ini sepertinya putri Phool juga menyukaimu, pangeran” ujar Chakrapani lantang, sementara itu di kerajaan Bijolia, Phool merasa heran dengan Pratap yang tidak mau kembali ke istana “Aku akan membujuk pangeran Pratap” ujar Phool “Kenapa kamu tidak mau datang ketika aku meminta kamu kembali ke istana ?” bathin Ajabde dalam hati

Tak lama kemudian Phool mendatangi tenda Pratap dan memaksa Pratap untuk kembali ke istana, awalnya Pratap heran dengan sikap Phool, namun akhirnya Pratap mau kembali ke istana  setelah Phool membujuknya

Di kerajaan Bijolia, kedatangan Pratap di sambut oleh semua penghuni istana Bijolia, Ratu Hansa melakukan aarti untuk Pratap, kemudian Pratap meminta restu pada Ratu Hansa Bai dan Raja Mamrat Ji, Phool tersenyum senang melihat Pratap, sedangkan Ajabde terlihat gelisah dan murung kemudian berlalu dari sana, ketika Pratap mencari Ajabde diantara kerumunan penghuni istana Bijolia, Ajabde sudah tidak ada “Dimana Ajabde ?”, “Ajabde mungkin sedang memberikan makanan pada Laksmi” ujar Ratu Hansa Bai, sejurus kemudian Pratap membisikkan sesuatu pada Phool, Ratu Hansa Bai dan Raja Mamrat Ji hanya bisa tersenyum senang melihat keakraban mereka. 

Di kandang sapi Laksmi, Ajabde sedang ngobrol dengan Laksmi sambil mengucapkan terima kasih atas bantuan Laksmi “Aku juga mau mengucapkan terima kasih untuk Laksmi, tanpa bantuannya, aku tidak tahu apa yang akan terjadi pada saat itu” ujar Pratap sambil mengatupkan kedua tangannya di depan Laksmi kemudian berlalu dari sana tanpa menyapa Ajabde, Ajabde tertegun melihatnya, bergegas Ajabde mengejar Pratap yang terus berlalu di depannya “Pangeran Pratap ! Kamu datang kesini dan mengucapkan terima kasih pada Laksmi ! Lalu kamu pergi begitu saja tanpa bicara denganku satu patah katapun ?” ujar Ajabde sambil terus mengekor di belakang Pratap “Aku akan pergi lagi !” Ajabde berusaha untuk memaksa Pratap, kenapa dia tega melakukan itu padanya, tiba tiba Pratap berhenti di tengah ruang istana dan memberikan kejutan buat Ajabde “Semua orang telah menunggu kamu, Ajabde” ujar Pratap sambil menunjuk ke arah para penghuni istana yang sudah berdiri disana, Ajabde terkejut bukan kepalang, Ajabde tidak mengira kalau akan begini jadinya, Raja Mamrat Ji juga tertegun dengan rencana yang dibuat oleh Pratap bersama Phool tadi “Semua orang berkumpul disini untuk memberikan penghargaan buat kamu, Ajabde” Ajabde tertegun melihat semua orang ada disana “Semua ini karena Ajabde dan kamu harus memberikan restumu pada koin koin emas ini karena mereka akan kita gunakan untuk membantu para penduduk” Ajabde menuruti permintaan Pratap dengan menyentuh koin koin emas itu, dari arah belakang Chakrapani berteriak lantang “Hidup putri Ajabde ! Hidup putri Ajabde ! Hidup putri Ajabde !” semua orang mengelu elukan nama Ajabde, semua orang tersenyum senang 

Di koridor istana Phool berlari lari dan merasa senang dengan perasaan yang tidak bisa digambarkannya, Phool memasuki kamarnya dan berbaring di tempat tidurnya sambil terkenang semua kenangan manis bersama Pratap, Phool baru menyadari kalau dirinya mencintai Pratap 

Pratap nampak sedang menunggu Ajabde di sebuah kuil, Ajabde segera menghampirinya, setelah ngobrol tentang banyak hal tiba tiba Pratap melepas kalung Ajabde yang selama ini di kenakannya dan memberikannya pada Ajabde, Ajabde teringat bagaimana kalung itu menghilang dan bagaimana ucapan peramal wanita di pasar itu juga ucapan ibu kanduppngnya ketika mengetahui kalungnya berada di Pratap “Tidak ! Aku tidak mau menerimanya, kamu boleh menyimpannya” tiba tiba terdengar teriakan Phool yang memanggil Ajabde, bergegas Pratap membawa kalung itu berlalu bersama dirinya meninggalkan Ajabde, Ajabde merasa gelisah “Kenapa aku tidak mengambil saja kalung itu darinya ? Aku akan menceritakan semuanya padanya” Ajabde segera menyusul Pratap untuk menceritakan semuanya 

Ketika Ajabde sedang terburu buru menemui Pratap, Phool berteriak memanggil Ajabde, ketika sampai di depan Ajabde, Phool berkata “Ajabde, aku ingin mengatakan sesuatu padamu” saat itu Ajabde terburu buru karena ingin mengatakan sesuatu pada Pratap, namun Phool memaksa Ajabde untuk mendengarkan curahan hatinya, sambil menutup matanya Phool berkata “Ajabde, aku rasa aku mencintai pangeran Pratap !” Ajabde terkejut mendengarnya “Aku tahu kamu pasti tidak percaya denganku tapi aku sendiri juga tidak mempercayai diriku sendiri, aku tidak mengerti apa yang akan aku lakukan ini ?” kemudian Phool menceritakan tentang kenangan kenangan indahnya bersama Pratap sambil tertawa tawa senang, sementara Ajabde juga memikirkan kenangan manisnya bersama Pratap, Ajabde menangis ketika mengetahui kalau ternyata Phool memiliki perasaan yang sama seperti dirinya “Ajabde, kenapa kamu menangis ?” Phool merasa heran ketika melihat Ajabde menangis “Aku menangis karena kamu akan membuat jarak denganku” Phool ikut terharu dan menangis kemudian memeluk Ajabde "Aku tidak akan meninggalkan kamu, Ajabde ,,, kamu adalah sahabat terbaikku !" mereka saling berpelukkan dan saling menangis satu sama lain

Di luar teras halaman istana Bijolia, Pratap dan teman temannya melepas kepulangan Chakrapani dan Shobagyawati “Sekarang Shobagyawati sudah bersama sama dengan Chakrapani, jadi mengapa kita terus peduli sama Chakrapani ?” semua orang tertawa dengan ucapan Benidas Di kerajaan Mewar, Raja Udai Singh dan Ratu Jaiwanta masih terus mempersiapkan pernikahan Pratap “Ratu Jaiwanta, apa yang terjadi ? Mengapa kamu pergi ?”, “Rana Ji, kamu telah mengirimkan lamaran pernikahan untuk setiap keluarga kerajaan tapi tidak seorangpun yang memberikan respon” ujar Ratu Jaiwanta cemas, tiba tiba pada saat itu Rawat Ji datang menghampiri mereka dan mengabarkan kabar baik bahwa Putri Surohi telah mengirimkan fotonya untuk Pratap, Raja Udai Singh dan Ratu Jaiwanta tersenyum senang mendengarnya 

Sementara itu di kerajaan Bijolia, Raja Mamrat Ji nampak tersenyum senang sambil menghampiri Ratu Hansa Bai “Rana Ji, ada apa ? Kenapa kamu kelihatan sangat senang ?” Ratu Hansa merasa heran dengan tingkah suaminya “Raja Udai Singh telah mengirimkan sebuah surat tentang pernikahan pangeran Pratap” Ratu Hansa sangat antusias mendengarnya kemudian Ratu Hansa menceritakan pada Raja Mamrat Ji tentang perasaan cinta Ajabde pada Pratap, Raja Mamrat Ji tertegun “Beraninya kamu mengatakan hal seperti ini, Ratu Hansa ,,, kita harus tahu bagaimana posisi kita, dimana pangeran Pratap dan dimana anak kita !” Raja Mamrat Ji tidak setuju dengan usulan Ratu Hansa Bai “Ini semua karena kebencianmu pada anak perempuanmu kan ? Raja Udai Singh sudah menganggap kamu adalah temannya, Ratu Jaiwanta juga sudah menganggap kita temannya juga dan pangeran Pratap juga mencintai anak kita, Ajabde !” Ratu Hansa berusaha meyakinkan suaminya namun Raja Mamrat Ji tetap menolak permintaan istrinya itu, sementara dari kejauhan Ajabde mendengarkan semua pembicaraan kedua orangtuanya ini dengan perasaan sedih SINOPSIS MAHAPUTRA episode 205 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top