SINOPSIS MAHAPUTRA episode 198 (29 April 2014) by. Sally Diandra
Di kerajaan Bijolia, Ratu Hansa dan Phool masih menemani Pratap yang saat itu masih terbaring lemah di kamarnya dengan pandangan setengah sadar, Phool terus menerus mengajak Pratap ngobrol “Kamu tahu, Pratap ,,, aku suka ketika kamu membunuh prajurit Afghanistan itu” ujar Phool yang terus bersemangat mengajak Pratap ngobrol, sementara Pratap mulai menutup matanya, Phool yang terus mengawasinya dari tadi segera berteriak kencang “Pangeran Pratap ! Jangan tutup matamu, apakah kamu ingat, bagaimana kita bertemu dulu ?”
Saat itu rombongan Raja Mamrat Ji dan Ajabde telah mencapai Jag Giri Maharaj “Ajabade, kamu tidak akan pernah diijinkan untuk masuk ke dalam, jadi kamu menunggu di luar saja !” Ajabde hanya bisa menuruti perkataan ayahnya, sementara itu di kerajaan Bijolia, Ratu Hansa mencoba mengajak Pratap ngobrol “Pangeran Pratap, kamu tahu kalau aku dan ibumu itu bersahabat sangat baik seperti Ajabde dan Phool” Pratap hanya bisa mendengarkan saja dengan tatapannya yang setengah sadar
Di tempat Jag Giri Maharaj, Raja Mamrat rupanya tidak diterima dengan baik oleh tabib terkenal itu “Pergi kamu dari rumahku !” Raja Mamrat Ji segera keluar dari rumah Jag Giri Maharaj dan membentak ke arah Ajabde yang sedang menunggu di luar “Lihat ! Tidak ada satupun yang bisa menyelamatkan pangeran Pratap !” Ajabde merasa cemas apalagi ketika ayahnya memutuskan untuk pulang ke benteng istana
Di kerajaan Bijolia, Phool dan Ratu Hansa Bai panik dan berusaha membuat Pratap agar tetap terjaga, sementara itu ketika rombongan Raja Mamrat Ji mulai meninggalkan rumah Jag Giri Maharaj, di tengah perjalanan Ajabde sedang memikirkan Pratap, tiba tiba menghentikan tandunya dan segera mencopot semua perhiasan yang di kenakannya dan keluar dari tandu kemudian berlari secepat mungkin ke rumah Jag Giri Maharaj
Di kerajaan Mewar, Ratu Jaiwanta dan Raja Udai Singh sedang berdoa untuk Pratap, Ajabde sampai di tempat Jag Giri Maharaj, Ajabde mencoba memelas di depan Jag Giri Maharaj “Tabib, aku ini anak seorang pelayan, aku membutuhkan bantuanmu” Jag Giri Maharaj merasa tersentuh hatinya “Aku di sini untuk membantu semua orang” Jag Giri Maharaj memberikan sebuah ramuan obat ke Ajabde kemudian Ajabde menceritakan yang sebenarnya siapa dirinya, Jag Giri Maharaj kembali marah
Salah seorang pelayan menghampiri Ratu Hansa Bai dan mengabarkan kalau pangeran Bhagwan menangis “Apakah boleh saya membawanya kemari ?”, “Jangan, jangan dibawa kesini karena pangeran Pratap sedang sakit” ujar Ratu Hansa Bai “Kalau begitu pergilah kesana dan aku akan menjaga pangeran Pratap” ujar Phool, sementara itu Ajabde memberanikan dirinya berkata pada Vaidya Ji “Tabib, motif utamamu adalah menolong orang lain, jadi rasanya itu tidak akan menjadi masalah siapa dan mengapa kamu menolong mereka ?” akhirnya Vaidya Ji memberikan obat pada Ajabde sambil berkata “Berikan obat ini pada pangeran Pratap dan rawatlah pangeran Pratap baik baik, jaga agar dia tidak tertidur karena kalau dia tertidur maka obat ini tidak akan bekerja !” ujar Vaidya
Namun pada saat itu Pratap mulai menutup matanya hendak tertidur, Gohar menghampiri Pratap, Phool merasa heran dengan kehadiran Gohar “Apa yang kamu lakukan disini, Lal Baiji ?”, “Aku akan menolong kamu, tuan putri ,,, lebih baik kamu pergi beristirahat sekarang” ujar Gohar dengan nada memelas “Tidak ! Aku akan tetap disini, apalagi Ratu Hansa Bai telah mengatakan padaku agar aku tidak pergi kemana mana” Phool bersikeras tidak mau pergi kemana mana “Ajabde itu sangat ketakutan dan dia saat ini sedang pergi ke tempat Jag Giri Maharaj” ujar Phool, saat itu Phool keluar sebentar dari kamar Pratap, Gohar mulai melakukan sandiwara
Ajabde akhirnya dalam perjalanan ke benteng kerajaan Bijolia, di kamar Pratap, Gohar menghampirinya dan duduk di sebelah Pratap sambil membisikkan ke telinga Pratap “Sungguh sangat beruntungnya aku, pangeran Pratap ,,, banyak orang yang sudah terbunuh hanya karena ingin membunuh kamu”
Pada saat yang bersamaan Ajabde sudah sampai di kerajaan Bijolia, Pratap mulai menutup matanya, lampu minya diya mulai redup sedangkan Ajabde tanpa sengaja menjatuhkan obat yang di bawanya, Ajabde segera mengumpulkan obat obatan itu dengan pakaiannya, sementara itu di kerajaan Mewar, Ratu Jaiwanta semakin gelisah “Pangeran Pratap dan pangeran Shakti sedang tidak berada di istana” ujar Ratu Jaiwanta cemas “Pangeran Shakti dalam keadaan baik baik saja, Maharani Jaiwanta” Ratu Jaiwanta semakin merasa cemas dan gelisah karena itu artinya lampu diya yang redup itu menandakan keadaan Pratap, Ratu Jaiwanta semakin yakin ada yang tidak beres dengan anak semata wayangnya itu “Anakmu juga dalam keadaan baik baik saja, tidak usah khawatir” Raja Udai Singh mencoba menenangkan istrinya, Purohit Ji kembali meminta mereka untuk berdoa
Gohar masih duduk di sebelah Pratap yang terbaring lemah “Sekarang kamu sedang dalam keadaan pusing dan sekarat, sebentar lagi kamu akan mati ! Mataharinya Mewar akan redup sinarnya !” bisik Gohar sambil tersenyum sinis
Sementara itu Raja Mamrat Ji yang sudah sampai di benteng istana Bijolia, langsung menuju ruang pribadinya dan menulis sebuah surat, Ratu Hansa Bai merasa cemas “Ada apa ? Apa yang terjadi ? Kamu menulis surat buat siapa, Rana Ji ?” Raja Mamrat Ji rupanya sudah mulai putus asa “Aku akan menulis surat untuk Raja Udai Singh, aku akan mengabarkan padanya kalau pangeran Pratap sedang sekarat dan kemungkinan meninggal dan ini semua karena kesalahanku” Ratu Hansa Bai tertegun tidak percaya “Itu artinya Jag Giri Maharaj tidak memberikan obat apapun ?” Raja Mamrat Ji hanya terdiam, saat itu Ajabde sudah mencapai kamar Pratap, Gohar kaget dan berkata “Dia sedang tidur saat ini” Ajabde panik dan gelisah SINOPSIS MAHAPUTRA episode 199 by. Sally Diandra