SINOPSIS MAHAPUTRA episode 196 (24 April 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 196 (24 April 2014) by. Sally Diandra Di kerajaan Bijolia, Ratu Hansa Bai sedang menyusuri koridor dengan tatapan yang waspada, Ratu Hansa Bai merasa ada yang tidak beres, ada penyelundup yang masuk ke dalam istana Bijolia, Ratu Hansa Bai mencoba memanggil manggil para prajurit tiba tiba ketika Ratu Hansa Bai memasuki sebuah ruangan, Rao Surtan Singh yang bersembunyi di belakang Ratu Hansa Bai segera mengambil belatinya dan siap untuk menyerang Ratu Hansa Bai namun sayang bayangan tubuh dan tangan Rao Surtan Singh di dinding sempat terlihat oleh Ratu Hansa Bai, Ratu Hansa Bai ketakutan dan segera berlari dari sana, Rao Surtan Singh mencoba menghirup bau parfum yang ditinggalkan oleh Ratu Hansa Baik “Hmmm ,,, ini bukan Rani Sugandha Waliku” 

Di ruang pesta, Gohar dan para penari yang lain menunjukkan kebolehannya dalam menari, Gohar menari sambil sesekali melihat ke luar koridor istana sambil berharap Rao Surtan Singh ada disana, namun Rao Surtan Singh tidak datang juga, kemudian Gohar mengajak Phool untuk ikut menari, Phool merasa malu sehingga dia mengajak Ajabde “Ajabde, Lal Baiji mengajak aku untuk menari tapi bagaimana aku bisa melakukannya tanpa kamu, ayoo kita menari !” Phool menggeret Ajabde untuk menari bersama sama dengan Gohar, saat itu Gohar melihat ke arah Jhumar (lampu gantung) yang tergantung di tengah ruang pesta, Chakrapani dan Benidas mengajak Pratap untuk ikut menari, awalnya Pratp mau maju namun diurungkan niatnya, pada saat yang bersamaan Ratu Hansa Bai datang dan menemui Raja Mamrat Ji, Ratu Hansa Bai menceritakan semuanya pada Raja Mamrat Ji, sedangkan Gohar tiba tiba mendekati Phool dan membujuk Phool agar membawa Pratap untuk menari bersama mereka, awalnya Phool tidak mau namun setelah Gohar membujuknya dengan rayuannya akhirnya Phool menyerah dan bergegas mendekati Pratap, Pratap merasa heran ketika Phool tiba tiba ada di depannya, awalnya Phool malu malu di hadapan Pratap namun ketika Pratap mulai menggodanya, Phool memberanikan diri mengajak Pratap menari “Pangeran Pratap, ayolah ikutlah denganku dan menarilah bersamaku, ini adalah pesta pernikahan temanmu, apakah kamu tidak ingin menghiburnya ?” akhirnya Pratap dan teman temannya maju ke tengah ruang pesta dan menari bersama sama mereka, sedangkan Gohar masih terus memperhatikan ke arah koridor istana, menunggu Rao Surtan Singh 

Raja Mamrat Ji tidak percaya dengan apa yang diceritakan oleh istrinya itu “Itu tidak mungkin, Hansa Bai ,,, karena kita telah menyediakan keamanan yang cukup ketat d benteng istana” sementara pada saat itu nampak Rao Surtan Singh sudah berada di depan koridor istana, Gohar melihatnya dan memberikan kode pada Rao Surtan Singh agar segera memotong tali Jhumhar, tanpa menunggu lagi Rao Surtan Singh langsung memotong tali tersebut sehingga Jhumhar mulai perlahan lahan jatuh ke bawah, namun Pratap segera menyadari ketika Jhumhar itu akan jatuh ke bawah, Pratap berteriak dan menyuruh semua orang agar menjauh dari tengah ruang pesta, bergegas Pratap berlari dan memegang tali yang mengikat Jhumhar tersebut, semua orang terkejut terutama Gohar dan Rao Surtan Singh karena rencana mereka gagal lagi untuk membunuh Pratap, Rao Surtan Singh bersembunyi dibalik pilar namun tak lama kemudian para prajurit datang kesana dan melihat Rao Surtan Singh, ketika Rao Surtan Singh hendak berlari, dia bertatapan secara langsung face to face dengan Pratap, Pratap teringat meskipun dengan keadaan menyamar seperti itu tapi Pratap tahu kalau laki laki itu adalah Rao Surtan Singh, Rao Surtan Singh segera mengeluarkan belati kecilnya, semua orang berjalan menuju ke arah mereka berdua, Rao Surtan Singh langsung mengacungkan belatinya di leher Pratap yang saat itu masih memegangi tali Jhumhar “Jika kamu berani maka bunuhlah aku !” tantang Pratap, ketika Raja Mamrat Ji dan pasukannya semakin mendekat, Rao Surtan Singh segera berdiri dan mengacungkan belatinya kearah mereka tiba tiba Gohar menyeruak dan pura pura menyelamatkan Pratap, Rao Surtan Singh sempat melukai Gohar namun akhirnya Raja Mamrat Ji berhasil menangkap Rao Surtan Singh dan melumpuhkannya dengan mudah dengan menabrakkan kepala Rao Surtan Singh ke sebuah pilar hingga berdarah, Rao Surtan Singh terkapar di lantai, sesaat Raja Mamrat Ji hendak membunuh Rao Surtan Singh dengan pedangnya namun Pratap segera mencegahnya dan meminta agar Rao Surtan Singh di jebloskan di penjara 

Di kerajaan Mewar, Raja Udai Singh meminta pada Ratu Jaiwanta untuk menyiapkan sebuah kamar lagi sekarang “Aku tidak mengira kalau Pratap menghendaki kamar yang lain” ujar Ratu Jaiwanta “Aku tahu kalau Pratap itu bisa tidur di atas rerumputan, sekarang aku fikir akan mengundurkan diri” ujar Raja Udai Singh, tak lama kemudian salah satu pelayan memberikan kunci dan berkata “Biar saya bersihkan dulu, Maharaja”, “Pertama tama, biar aku melihatnya dulu” Raja Udai Singh mulai membuka kamar tersebut  

Di kerajaan Bijolia, di dalam penjara, tabib telah mengobati kepala Rao Surtan Singh, kemudian di kamar Gohar, tabib juga mengobati luka di tangan Gohar, Jalim Singh dan Ratu Hansa Bai juga berada disana “Lal Baiji, para pelayan tidak mengira kalau kamu ternyata sangat berani” puji Jalim Singh “Lal Baiji, Raja Mamrat dan pangeran Pratap ingin menanyakan sesuatu padamu, bagaimana bisa kamu kenal dengan Rao Surtan Singh ?” Gohar terkejut “Ini semua karena perintah dari Raja Maldev dan aku fikir kalau Rao Surtan Singh telah membunuh duta besar dari Marwar dan menyamar sebagai duta besar” ujar Gohar dengan wajah memelas namun Ratu Hansa Bai tidak percaya begitu saja, Ratu Hansa Bai meminta surat rekomendasi dari Raja Maldev dari kerajaan Marwar, Gohar segera mengambil surat rekomendasinya yang di simpannya di balik bantalnya yang diambilnya dari guru tari dari Marwar yang telah dibunuhnya dulu, Gohar menunjukkan surat rekomendasi tersebut pada Ratu Hansa Bai, Ratu Hansa Bai menyerahkannya pada Jalim Singh untuk mengeceknya “Iyaa, ini betul surat dari Raja Maldev dari kerajaan Marwar, ini asli” ujar Jalim Singh “Kamu akan di beri penghargaan oleh pangeran Pratap dan Raja Mamrat Ji sebentar lagi” ujar Ratu Hansa Bai 

Pratap dan teman temannya sedang mengecek lampu gantung Jhumhar yang terjatuh di lantai di ruang pesta “Aku yakin Rao Surtan Singh mendapatkan bantuan dari orang dalam istana, aku ingin tahu siapa yang telah membantu dia” tiba tiba salah seorang prajurit menghampiri mereka dan mengabarkan kalau Rao Surtan Singh telah melarikan diri, Pratap dan teman temannya terkejut “Sepertinya semuanya telah di rencanakan, meskipun Rao Surtan Singh di penjara tapi dia tetap bisa melarikan diri” ujar Pratap geram, Pratap segera mengikuti Rao Surtan Singh, saat itu Rao Surtan Singh melarikan diri melalui pintu rahasia yang terdapat di dalam penjara yang menghubungkan dengan sebuah goa di bawahnya, Rao Surtan Singh menyusuri goa tersebut sambil teringat akan ucapan Gohar, Gohar mengatakan kalau dirinya telah menyimpan banyak emas dan perhiasan dalam sebuah kendang yang telah di sobeknya dan di jadikan sebagai tempat penyimpanan emas emas itu, Rao Surtan Singh akhirnya sampai di ujung goa dan keluar dari sana, di luar goa ternyata Rao Surtan Singh telah di sambut oleh anak buah Gohar yang sudah menyiapkan kuda untuknya dan mengabarkan kalau Pratap sedang mengikutinya, bergegas Rao Surtan Singh segera menunggangi kuda itu dan berlalu dari sana, sementara anak buah Gohar masuk ke dalam goa 

Di dalam goa, Pratap yang mulai mengikuti jejak Rao Surtan Singh akhirnya bertemu dengan anak buah Gohar, mereka bertarung satu sama lain dan Pratap mampu melumpuhkan anak buah Gohar, ketika ada salah anak buah Gohar yang masih hidup hendak melarikan diri, Pratap bermaksud menanyainya “Kamu bekerja untuk siapa ?” anak buah Gohar tidak menjawab pertanyaan Pratap tapi langsung melakukan aksi bunuh diri, Pratap akhirnya keluar dari lorong goa tersebut, di luar goa Pratap melihat ada jejak kuda disana, Pratap segera mengikutinya. 

Sesampainya di dalam goa yang lain yang berisi emas dan perhiasan yang telah disimpan oleh Gohar disana, Rao Surtan Singh tersenyum senang sambil membayangkan hal hal yang menyenangkan, ketika Rao Surtan Singh membuka salah satu peti perhiasan ternyata didalamnya terdapat ular kobra, Rao Surtan Singh kaget dan tiba tiba muncullah ular ular kobra yang lain yang mendekat ke arah Rao Surtan Singh, beberapa kali ular kobra itu mematuk kakinya, Rao Surtan Singh terjatuh dan terkapar disana, pada saat yang bersamaan Gohar juga memasuki goa tersebut dan melihat Rao Surtan Singh yang sedang terkapar tidak berdaya, Gohar puas melihat Rao Surtan Singh sekarat, Rao Surtan Singh baru menyadari kalau semua ini adalah tipu daya Gohar agar bisa menyingkirkannya, tak lama kemudian tedengar derap kuda di depan goa, ternyata Pratap juga sudah sampai sana, Gohar segera bersembunyi di tempat yang gelap dengan menutupi tubuhnya dengan syal besar, ketika Pratap memasuki goa itu, Pratap melihat Rao Surtan Singh yang sudah mulai sekarat, Pratap berusaha mengorek informasi dari Rao Surtan Singh “Rao Surtan Singh, katakan padaku, siapa yang telah mengirimkan kamu ?” dengan terbata bata dan menahan sakit Rao Surtan Singh menyebut nama Jalal dan Gohar sebagai biang keladi semua ini dan seketika itu juga Rao Surtan Singh tewas dengan mulutnya yang penuh busa akibat racun berbisa dari ular kobra yang menggigitnya, Pratap menutupi wajah Rao Surtan Singh, Gohar yang bersembunyi segera melemparkan seekor ular kobra ke arah Pratap 

Di kerajaan Mewar, ketika Raja Udai Singh sedang mengecek kamar yang sudah lama tidak terpakai, tiba tiba seekor ular hendak menyerang Raja Udai Singh, Raja Udai Singh segera membunuhnya, sedangkan di goa tempat Pratap, ular kobra yang di lemparkan oleh Gohar langsung mematuk kaki Pratap, Pratap mulai merasa kesakitan dan pandangannya kabur, ketika Pratap sedang menahan sakit di kakinya akibat gigitan ular kobra itu, tiba tiba Gohar melemparkan pisaunya ke punggung Pratap dan segera berlalu meninggalkan goa tersebut, Pratap hanya bisa menatap kepergian Gohar dengan pandangan yang samar samar, sementara itu Ratu Jaiwanta merasa ada yang tidak beres, perasaannya tidak enak ketika melihat Raja Udai Singh membunuh ular itu. 

Di tempat Pratap, Pratap berusaha mengambil pisau yang tertancap di punggungnya dan berjalan perlahan lahan keluar goa menuju ke kudanya, namun Pratap sudah tidak kuat untuk menunggangi kudanya, mulutnya sudah mulai berbusa, Pratap terjatuh di tumpukkan jerami, tak berapa lama kemudian Raja Mamrat Ji dan pasukannya mendatangi goa tersebut, Raja Mamrat Ji memeriksa goa itu dan menemukan mayat Rao Surtan Singh, Raja Mamrat Ji segera memerintahkan prajuritnya untuk membawa mayat Rao Surtan Singh dan segera berlalu dari sana, Pratap yang mendengar kedatangan mereka berusaha meminta tolong, namun dirinya sudah tidak kuat, Pratap hanya bisa menahan sakit yang di deritanya sambil memberikan sinyal ke Raja Mamrat Ji namun sayang semuanya nihil SINOPSIS MAHAPUTRA episode 197 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top