SINOPSIS MAHAPUTRA episode 192 (17 April 2014) by. Sally Diandra
Malam itu, Phool sedang berjalan menuju ke kuil di mana seperti isi surat yang dia baca, sepanjang perjalanan Phool bicara pada dirinya sendiri, sementara Gohar sedang bersiap siap hendak membidik Pratap dari tempatnya berdiri, sedangkan Pratap yang masih bingung dengan isi surat tersebut semakin bertanya tanya ketika menyadari Ajabde menghampirinya “Pangeran Pratap, apa yang ingin kamu katakan ? Katakanlah cepat !” Pratap semakin bingung “Heiii, pikirkan secara benar sebelum mengirimkan surat itu, paling tidak biarkan aku memilih tempat yang aman, sekarang ayoo kita pergi !” tiba tiba Ajabde menangis dan “Aku datang kesini karena kamu ! Kamu malah membentak aku !” Pratap jadi semakin bingung “Aku tidak mengirimkan kamu surat” Pratap akhirnya menyadari semua permasalahan ini, tiba tiba Pratap mendengar ada sebuah suara, Pratap segera mengajak Ajabde untuk bersembunyi di balik sebuah bangunan “Maafkan aku, Ajabde ,,, lain kali jangan ikut ikutan datang untuk surat siapapun” Ajabde merasa kesal “Aku tidak datang untuk siapapun !” Pratap juga merasa di permainkan “Kenapa aku mau saja melakukan kegiatan yang konyol seperti ini ?” ujar Pratap pada dirinya sendiri “Aku juga telah melakukan tugas yang konyol” AJabde juga berkata pada dirinya sendiri
Sementara itu di tempat Gohar, Gohar yang masih menunggu kemunculan Pratap, merasa senang karena Pratap kembali muncul ke tengah tengah halaman kuil sambil melihat lihat ke sekelilingnya dengan waspada, Gohar bersiap siap dengan anak panah dan busurnya “Sekarang Pratap telah masuk dalam perangkapku kembali” ujar Gohar senang, ketika Gohar hendak membidikkan anak panahnya ke arah Pratap, tiba tiba di tempat Pratap, Pratap tiba tiba merasa ada seseorang di belakangnya, ketika berbalik di lihatnya Phool hendak menyentuh pundaknya, mereka berdua sama sama kaget “Nah, aku tahu sekarang, pasti kamu yang telah menulis surat itu untukku kan ?” Phool malah tidak mengerti dan bingung “Bukankah kamu yang mengundang aku kesini ? Bukan aku !” ujar Phool kesal, Pratap semakin bingung “Ternyata kamu juga salah paham soal surat itu, sekarang pergilah dan bersembunyi bersama Ajabde” bergegas Pratap mengajak Phool untuk bergabung bersembunyi dengan Ajabde, Phool dan Ajabde jadi salah tingkah satu sama lain ketika saling bertemu, sementara Pratap masih terus memikirkan siapa sebenarnya yang mengirimkan surat itu ?
Tak lama kemudian Jalim Singh datang juga ke halaman tengah kuil, Pratap segera menghampirinya “Apa yang kamu lakukan disini, pangeran Pratap ?” Jalim Singh merasa jengah ketika bertemu dengan Pratap disana karena yang di harapkannya adalah bertemu dengan Gohar “Siapa yang memberikan surat itu ke kamu ?” Pratap langsung bertanya tanpa basa basi “Tidak ! Aku tidak akan mengatakannya padamu !” ujar Jalim Singh kesal sambil teringat senyuman Gohar yang melintas di depannya ketika Jalim Singh membaca surat tersebut “Baiklah, kamu tetap tinggal di sini, aku akan pergi” Pratap segera berbalik dan menuju ke tempat persembunyian Ajabde dan Phool dan berkata “Lebih baik kalian pergi ke kamar kalian melalui jalan rahasia” Ajabde dan Phool akhirnya hanya bisa menuruti perintah Pratap “Pangeran Pratap, dimana pedangmu ?” Ajabde merasa cemas ketika melihat Pratap tidak membawa pedang “Aku tidak membutuhkan pedang untuk hal ini” ujar Pratap
Di tempat Gohar, tiba tiba Rao Surtan Singh muncul di hadapan Gohar “Gohar, aku datang kesini untuk melihat ketika kamu membunuh Pratap !” ujar Rao Surtan Singh dengan nada menggoda, Gohar yang tadinya menunjukkan kekesalannya pada Rao Surtan Singh akhirnya bersandiwara dan mempermainkan Rao Surtan Singh dengan memeluknya dengan nada memelas agar Rao Surtan Singh mau membantu dirinya menyingkirkan Jalim Singh yang saat itu masih menunggu dirinya di tengah halaman kuil, Rao Surtan Singh sangat senang di perlakukan seperti itu oleh Gohar sambil membalas pelukkan Gohar “Kalau begitu berikan dupattamu” Rao Surtan Singh segera mengenakan dupatta Gohar dan menutupi wajahnya kemudian berjalan menuju Jalim Singh, Jalim Singh yang merasa senang Gohar telah datang menemui dirinya merasa semakin girang “Ayooo datang, datanglah, sayang ,,, aku ingin melihat dirimu” ujar Jalim Singh sambil tersenyum kegirangan namun tiba tiba Rao Surtan Singh berhenti ketika melihat Pratap muncul, Jalim Singh juga berbalik dan melihat Pratap dengan kesal seraya berkata “Pangeran Pratap !” Pratap hanya terdiam melihat mereka berdua namun ketika dilihatnya Rao Surtan Singh yang saat itu menyamar sebagai perempuan dengan menutupi dupattanya hendak pergi, Pratap segera berteriak “Jangan bergerak !” namun Rao Surtan Singh segera berlari tunggang langgang dari sana,
Jalim Singh segera mengejar Rao Surtan Singh, sedangkan Pratap tetap di halaman tengah kuil tersebut, Gohar yang merasa kesal karena bidikannya meleset lagi tiba tiba tanpa sengaja menyenggol salah satu kendi di depannya, Pratap mendengar suara kendi jatuh dan segera bergerak menuju ke arah Gohar, Gohar langsung bersembunyi, Pratap berusaha mencari sumber suara itu, namun Gohar terus bersembunyi hingga akhirnya Gohar berusaha melesatkan belatinya ke arah Pratap namun ternyata gagal, sementara Pratap mendengar suara Jalim Singh berteriak, bergegas Pratap berlari menghampiri Jalim Singh, bersamaan dengan itu para prajurit berdatangan untuk membantu Pratap, Gohar semakin cemas dan segera berlalu dari sana, ketika Pratap sampai di tempat Jalim Singh, Jalim Singh akhirnya bisa menangkap kaki Rao Surtan Singh dan melukai kaki Rao Surtan Singh dengan belati yang dikeluarkan oleh Rao Surtan Singh tadi namun Rao Surtan Singh berhasil melarikan diri dari sana.
Di kamar Phool dan Ajabde “Ajabde, kenapa Pratap memanggil kamu ke kuil ? Jika dia ingin bicara dengan kamu, dia kan bisa saja mengatakannya setiap waktu” Phool merasa penasaran “Lalu kenapa juga kamu kesana, Phool ?”, “Aku tidak tahu” Phool berusaha mengalihkan pembicaraan
Di tempat Pratap dan Jalim Singh, mereka berdua penasaran dengan orang yang baru saja melarikan diri “Pangeran Pratap, itu tadi Lal Baiji” Pratap tidak yakin “Tidak, aku rasa itu adalah guru tarinya Phool” ujar Pratap
Keesokan harinya, Pratap menceritakan semua kejadian semalam pada Raja Mamrat Ji, Raja Mamrat segera memanggil Lal Baiji, di kamar Phool, Phool mengatakan pada Ajabde kalau dirinya datang ke kuil itu hanya karena untuk Ajabde saja, pada saat yang bersamaan seorang pelayan mengabarkan pada Phool kalau Raja Mamrat memanggilnya untuk bertanya soal Lal Baiji.
Di ruang pribadi Raja Mamrat, Raja Mamrat dan Pratap masih penasaran dengan cerita Pratap “Jadi tidak ada siapapun yang terlihat oleh kamu ?”, “Ada, Jalim Singh juga ada disana” tak lama kemudian Gohar datang memenuhi panggilan Raja Mamrat “Lal Baiji, apa yang kamu lakukan di kuil ?” tanya Raja Mamrat penuh selidik “Aku tidak tahu apa yang anda katakan, Yang Mulia” Gohar pura pura tidak tahu “Sekali lagi aku katakan, katakan padaku kenyataan yang sebenarnya” ujar Raja Mamrat, Pratap terus mengawasi Gohar “Aku pikir bukan dia yang berada disana karena dari ukuran tinggi badan dan tubuhnya sepertinya dia tidak cocok dengan orang itu” ujar Pratap kemudian Pratap menyuruh salah satu pelayan untuk memeriksa kaki Gohar namun nihil, tidak di temukan bekas luka di kakinya
“Tapi aku bisa membuktikan kalau Lal Baiji benar benar ada disana, aku tidak mempunyai belati, aku tahu kalau perempuan ini benar benar tidak menyukai aku, darah berceceran dimana mana” ujar Jalim Singh kesal “Aku pikir itu pasti adalah darahmu sendiri, Jalim Singh ,,, ayooo minta maaflah padanya” ujar Raja Mamrat sambil beralih ke arah Gohar “Lal Baiji, kamu boleh tinggal disini” Gohar merasa senang karena kecurigaan mereka tidak terbukti “Aku akan menyelesaikan pekerjaanku, Raja Mamrat” ujar Gohar
Ajabde dan Phool sedang ngobrol di sebuah ruangan “Phool, aku tidak akan menyembunyikan apapun dari kamu” ujar Ajabde “Yaa, aku juga” pada saat yang bersamaan Gohar memasuki kamarnya sendiri, Rao Surtan Singh yang bersembunyi disana segera menangkap Gohar dan mengacungkan belatinya ke arah leher Gohar seraya berkata “Kamu telah mengirimkan aku kesana untuk membunuh aku kan ?” ujar Rao Surtan Singh kesal “Aku datang kesini untuk mengobati kaki kamu, biarkan aku menjelaskan tentang diriku” ujar Gohar
Persiapan pernikahan Chakrapani dan Shobagyawati sedang dilakukan, semua orang merasa senang “Rasanya apa yang terjadi beberapa hari ini tidaklah sesederhana itu, itulah mengapa kamu membutuhkan keamanan yang lebih, pangeran” ujar Benidas, tak lama kemudian Pratap dan teman temannya menari di pesta pernikahan Chakrapani, Pratap sangat menikmati hiburan tersebut, Pratap bahkan memberikan kalungnya pada para pemusik, tepat pada saat itu Ratu Hansa melihat kalung Pratap, Ratu Hansa yakin kalau itu adalah kalung Ajabde yang diberikan oleh Ratu Hansa padanya, Ratu Hansa memperhatikan Ajabde kemudian beralih memperhatikan Pratap, Ratu Hansa berharap Pratap adalah anak menantunya kelak
Di kamar Gohar, Gohar sedang menyusun rencana berikutnya “Lalu apa rencana kamu selanjutnya, Gohar ?” tanya Rao Surtan Singh penuh selidik “Aku telah menemukan semua tempat tempat rahasia di benteng kerajaan ini dan aku menemukan sebuah tempat yang bernama ‘Jhoomar’, aku akan memotong tali Jhoomar ketika aku memanggil Pratap” Gohar tersenyum sinis “Lalu bagaimana caranya kamu akan memanggil Pratap agar berada dibawah Jhoomar ?”, “Aku akan menunjukkan tarianku di depannya” ujar Gohar
Di pesta pernikahan Chakrapani, tiba tiba salah satu teman Pratap bertanya “Pangeran, apakah kamu pernah memikirkan tentang pernikahan ?” sedangkan di tempat Phool “Ajabde, apakah kamu tidak melihat kalau Pratap dan teman temannya itu mencoba untuk mentertawakan Chakrapani ?” tanya Phool, sementara di tempat Chakrapani yang sedang melangsungkan pernikahannya, Purohit Ji bertanya tentang Mangal Sutra, tiba tiba Pratap dan Ajabde langsung tahu kalau ini adalah kelakuan nenek Shobagyawati yang suka mengutil barang barang, mereka berdua bergegas menuju ke nenek Shobagyawati dan meminta Mangal Sutra itu darinya.SINOPSIS MAHAPUTRA episode 193 by. Sally Diandra