SINOPSIS BEINTEHAA episode 01 (30 Desember 2013) by. Sally Diandra
Suatu pagi di kota London, Inggris ,,,
Di sebuah kamar terdengar suara ponsel yang berdering, nampak seorang laki laki yang masih asyik tidur merasa terganggu dengan suara tersebut sambil bergumam laki laki itu mencoba mengambil ponselnya sambil meraba raba beberapa benda yang berada di atas meja kecil disamping tempat tidurnya namun yang dipegangnya malah jam bekernya “Siapa sih yang menganggu aku pagi pagi begini ?” sementara ponsel itu masih terus berbunyi, akhirnya laki laki itu berhasil mengambil ponselnya “Hallo ,,, apa menikah ? Tidak tidak tidak ! Aku akan datang kesana sekarang !” ujar laki laki itu dengan nada kaget sambil bangun dari tempat tidurnya
Sementara itu di sebuah rumah sederhana di negeri India, nampak seorang gadis sedang mengambil dupattanya, sementara ayahnya pak Ghulam sedang melakukan sholat duha, sedangkan ibu gadis itu yang bernama Shabana sedang sibuk menelfon temannya yang bernama Gopi dan mengatakan padanya bahwa semua orang akan datang untuk bertemu dengan Aliya nama si gadis, sore hari nanti kemudian bu Shabana menutup telfonnya, sementara Aliya sudah pergi dengan mengendarai sepedanya ke jalanan.
Kembali ke London, Inggris ,,, nampak laki laki yang di dalam kamar tadi saat ini sedang berlari sambil membawa tas ransel di punggungnya menyusuri jalanan kota London, lagu soundtrack Beintehaa mulai terdengar, sementara kembali ke India di kota Mumbai di sebuah rumah mewah Barkat Villa, dokter Mehta sedang mengecek tensi pak Usman Saheb (si pemilik rumah mewah) “Tensi anda normal, tuan Usman” istri tuan Usman menghampiri mereka dan berkata “Tapi semalam kondisinya sangat mengkhawatirkan, dokter ,,, aku benar benar khawatir, apalagi suamiku ini harus bertanggung jawab pada pesta perayaan tahun baru nanti” ujar nyonya Usman cemas “Jangan bekerja terlalu keras, tuan Usman” ketika dokter sedang ngobrol dengan mereka tiba tiba ponsel tuan Usman berdering ternyata Shabana adik tuan Usman yang menelfon namun istri tuan segera menyambar ponsel tersebut “Assalamu’alaikum, kak” suara Shabana terdengar di ujung sana “Waa’alikumsalam, ada apa ?” ujar nyonya Usman tanpa basa basi “Bagaimana keadaan kak Usman ?”, “Usman baik baik saja, dokter baru saja mengeceknya, nanti aku akan meminta Usman untuk menelfonmu kembali” ujar nyonya Usman dingin “Alhamdulilah, kalau kak Usman baik baik saja, aku senang mendengarnya, oh iya, kak ,,, hari ini nanti semua orang akan datang ke rumahku untuk melihat Aliya” belum juga Shabana selesai mengutarakan maksudnya, nyonya Usman sudah langsung menutup ponsel tersebut, tuan Usman nampak penasaran “Apakah itu tadi Shabana ? Kalau benar dia berikan ponselnya padaku” pinta tuan Usman, dengan nada kesal nyonya Usman menjawab “Telfonnya tiba tiba mati, mungkin karena sinyalnya jelek barangkali” tuan Usman tetap meminta ponselnya agar di kembalikan padanya “Ayah, ayah harus mendengarkan apa kata dokter dan jangan terlalu khawatir” tuan Usman merasa baik baik saja sambil mengambil ponselnya seraya berkata “Tolong panggilkan Fahad, agar segera menemui aku”
Sementara itu Fahad, anak tuan dan nyonya Usman sedang memasuki sebuah kamar dimana istri pertamanya, Nafisa sedang tertidur “Selamat pagi, sayang ,,, i love you” Nafisa segera membalas sapaan Fahad dengan manja namun tiba tiba anak anak mereka, Aroob dan Tana memasuki kamar Nafisa sambil bertengkar satu sama lain berebut perhatian ayahnya “Sudah sudah jangan bertengkar” Nafisa yang kesal dengan kelakuan anak anak perempuannya segera bangun dan menegur mereka “Kenapa kalian belum juga bersiap siap untuk berangkat sekolah, pengasuh kalian Chand Bi sudah mulai tua sekarang !” pada saat itu Chand Bi memasuki kamar Nafisa sambil membawa dua sikat gigi dan pasta gigi seraya berkata “Bibi Chand Bi memang sudah tua sekarang karena anak anak juga sudah mulai tumbuh besar dan menjadi anak anak yang nakal dan manja, ayooo anak anak kemari, kita bersiap siap untuk sekolah” ketika Chand Bi meminta anak anak untuk mandi, mereka tidak mau, Aroob dan Tana ingin agar ibunya yang menyiapkan mereka untuk sekolah namun Nafisa juga menolak dengan alasan kalau dirinya masih ngantuk “Sudahlah kalian sama bibi Chand Bi saja ! Chand Bi ayoo bawa anak anak keluar” akhirnya anak anak itu pasrah dan ikut bersama Chand Bi, ayah mereka Fahad ketika juga akan ikut mereka keluar kamar langsung di tahan oleh Nafisa “Fahad, kamu mau kemana ?”, “Ayah memanggilku dan aku harus pergi” ujar Fahad “Kalau begitu jangan lupa yaa nanti siang jam 12, aku ada janji dengan desainer, aku ingin kamu menemani aku kesana”, “Baiklah” ujar Fahad kemudian berlalu dari sana,
Setelah di luar kamar, bukannya menemui ayahnya tapi Fahad memasuki kamar istri ke duanya, dlihatnya istri keduanya, Shaziya masih tertidur bersama anaknya “I love u, sayang ,,, selamat pagi” Shaziya segera membuka matanya dan membalas sapaan suaminya itu “I love u too, kamu dari mana saja ?”, “Aku sedang bersama ayah menyusun sebuah rencana untuk pesta tahun baru nanti, aku membaca semua informasi terkini pada hari ini” Fahad bersandiwara di hadapan istri keduanya “Aku mempunyai berita baik dan kamu harus menemani aku ke dokter” Fahad kaget setengah mati “Apa ? Lagi ? Kamu baru saja mengeceknya bulan lalu” dengan manja Shaziya berkata “Aku sudah memikirkan hal ini sejak 3 hari yang lalu dan hari ini saat yang tepat, Bengali Baba mengatakan padaku kalau aku akan mendapatkan 3 anak laki laki, jadi sekarang tinggal 2 lagi” Fahad gelisah ketika dia teringat permintaan Nafisa istrinya yang pertama yang memintanya untuk menemaninya ke desainer dan dirinya telah menyanggupinya, sementara itu di luar Nafisa keluar dari kamar dan ketika melintas di depan kamar Shaziya, Nafisa mendengar ada suara orang bercakap cakap, Nafisa segera menguping di pintu kamar Shaziya, dari dalam kamar, Shaziya tau kalau Nafisa sedang menguping, Shaziya segera bangun dari tempat tidurnya dan berkata “Bengali Baba telah meminta padaku untuk waspada terhadap arwah arwah yang bergentayangan” ujar Shaziya sambil membuka pintu kamarnya sehingga Nafisa hampir saja jatuh terjerembab “Fahad, kamu kan sudah berjanji padaku untuk menemani aku ke desainer, lalu mengapa kamu juga berjanji pada Shaziya ?” kedua istri Fahad saling beradu pendapat dan bertengkar satu sama lain.
Sementara itu di bawah di ruang makan, tuan Usman dan istrinya yang sedang menikmati sarapan mendengar pertengkaran mereka “Inilah yang terjadi ketika seorang anak tidak mendengarkan apa yang orangtuanya katakan” tuan Usman merasa bosan dengan keadaan ini “Sudah, tenang saja, ayah ,,, Nafisa dan Shaziya itu adalah perempuan dewasa dan mereka tahu kalau Fahad adalah suami mereka”, “Beberapa hubungan tidak akan berjalan dengan baik, mereka harus melaluinya, aku sudah katakan pada Fahad untuk tidak menikah lagi tapi kamu menginginkan seorang cucu laki laki, dan meskipun telah menikah lagi, Fahad tetap saja genit dengan perempuan lain” ujar tuan Usman, sementara di atas Nafisa dan Shaziya masih terus bertengkar, tak lama kemudian nyonya Usman, ibu Fahad menghampiri mereka dan meminta mereka untuk berhenti bertengkar “Fahad, kamu harus pergi ke hotel sekarang juga karena ayahmu menunggumu disana” Fahad menuruti perintah ibunya dan berlalu meninggalkan ke dua istrinya itu.
Sebelum berangkat ke kantor tuan Usman berdoa terlebih dulu di depan Dargahnya Haji Ali di Mumbai, tak lama kemudian tuan Usman melanjutkan perjalanannya, di dalam mobil Shabana menelfon tuan Usman, Shabana meminta agar Usman menjaga dirinya baik baik karena hanya Usmanlah satu satunya kakak yang di milikinya “Aku baik baik saja, Shabana ,,, bagaimana kabar suamimu, Ghulam Saheb ?” saat itu Shabana dan Ghulam Saheb sedang belanja di pasar, Ghulam Saheb berteriak agar memberikan tomat merah padanya, keduanya saling berdebat, tuan Usman yang mendengarnya dari ujung telfon hanya tersenyum “Alhamdulilah, dia baik baik saja, Usman ,,, dia mengirimkan salamnya untuk kamu, oh iya ,,, calon keluarga pengantin pria nanti akan datang untuk melihat Aliya, aku minta doa restumu, Usman”, “Baiklah aku doakan semoga semuanya lancar dan baik baik saja” ujar Usman kemudian menutup ponselnya, tak lama Mr. Watson, salah satu dosen anaknya yang bernama Zain menelfonnya “Hmmm ,,, apa lagi yang Zain lakukan kali ini ?”
Di sebuah acara pernikahan, nampak seorang pria sedang berlari lari menuju ke altar pernikahan, sementara pengantin perempuannya sudah menunggu disana “Dari mana saja kamu ? Aku sudah mencari cari kamu kemana mana”, “Aku sedang memikirkan tentang masa depan kita berdua dan semua ini akan menjadi indah, ayooo sekarang kita menikah” ujar pengantin pria yang baru saja berlari lari tadi, seorang pendeta yang menunggu mereka sedari tadi berkata “Sebelum memulai pernikahan, aku harus menanyakan pada semua orang apakah ada seseorang yang merasa keberatan dengan pernikahan ini “Aku fikir tidak ada seorangpun yang merasa keberatan” tiba tiba dari atas helicopter Zain berteriak “Aku merasa keberatan !” Zain berulang ulang kali mengatakan hal itu dari atas helikopter, semua orang yang menghadiri pesta pernikahan langsung berdiri dan melihat ke arah helikopter tersebut, tiba tiba Zain keluar dari dalam helikopter dan berdiri di pinggir helikopter dengan tangannya yang direnggangkan ke samping kemudian melompat ke dalam sungai yang terdapat di dekat tempat pernikahan itu sambil berkata “Aku keberatan dengan pernikahan ini !” sedetik kemudian Zain keluar dari dalam sungai dengan tubuhnya yang basah kuyup, Zain berjalan menghampiri altar pernikahan menuju ke kedua mempelai
“Bagaimana bisa kamu menikah dengan seseorang ?” pengantin wanitanya merasa kebingungan “Aku tidak kenal dengan dia ? Aku tidak tahu siapa dia ?” Zain segera berlutut dan memegang tangan pengantin pria dan berkata “Mengapa kamu melakukan hal ini ?” semua orang yang ada disana terkejut melihatnya, mereka mengira kalau Zain dalah pasangan homo si pengantin “Apa ini yang terjadi ? Siapa dia ?” pengantin wanita semakin bingung “Aku tidak tahu dia ! Dia ini bohong !” ujar pengantin pria, Zain segera memeluk pengantin pria itu sambil berkata “Aku mempunyai bukti cinta kita” Zain menggoda pengantin pria itu sambil menunjukkan sebuah mobil yang menuju ke arah mereka yang membawa papan reklame yang cukup besar, seorang gadis bule keluar dari dalam mobil dan membuka kain yang menutupi papan reklame tersebut yang menunjukkan sebuah gambar Zain dan si pengantin pria yang saling berpelukkan dan berciuman pipi satu sama lain, semua orang lagi lagi dibuatnya terkejut “Kamu memang penipu ! Kamu sudah berkhianat padaku !” ujar pengantin perempuan itu sambil memukul mukul dada si pengantin pria
Zain tersenyum seraya berkata pada pengantin pria itu “Kamu tahu, aku ini telah menyelamatkan kamu karena kalau tidak kamu akan kehilangan masa mudamu” si pengantin pria malah ikut tertawa senang dengan rencana Zain
Tiba tiba ponsel Zain berdering, gadis bule itu yang memegang ponsel Zain, dilihatnya ‘darling’ memanggil “Siapa ini darling yang menelfon Zain ? Zain, ada telfon buatmu !” Zain dan si pengantin pria bergegas menghampiri gadis bule “Siapa ini darling yang menelfon kamu ?”, “Dia itu ayahku !” ujar Zain “Oh aku minta maaf, aku tidak tahu” ujarnya sambil menyerahkan ponsel Zain, Zain segera mengangkat ponselnya “Hallo ayah ,,,”, “Dimana kamu, Zain ?” tuan Usman mulai curiga dengan keberadaan Zain “Aku sedang ada di kelas, ayah”, “Buka video chatmu, ayah ingin melihat kamu sekarang”, “Ayah, aku tidak bisa membuka video chat di dalam kelas ayah” tuan Usman yang saat itu masih dalam perjalanannya ke kantor merasa kesal “Sudahlah, berhentilah berbohong pada ayah, Zain !” tepat pada saat itu mobil tuan Usman sudah memasuki pelataran hotel miliknya, tuan Usman segera masuk ke dalam dan bertanya dengan staffnya tentang persiapan pesta tahun baru “Semuanya berjalan dengan baik, tuan” pegawai yang lain berkata “Anda mendapatkan sebuah parcel dari Bhopal dan sudah saya simpan di ruangan anda” tuan Usman berterima kasih padanya
Setelah memasuki ruangannya, Usman mendapatkan sebuah video call dari Zain, pada saat yang sama tuan Usman juga mendapatkan sebauh video call dari Mr. Watson, dosen Zain, tuan Usman mendengarkan pendapat mereka dari keduanya “Tuan Usman, Zain itu tidak tertarik untuk belajar” ujar Mr. Watson “Ayah, selama ini aku belajar dengan baik”, “Jika kamu belajar dengan baik, maka hasilnya pasti bagus” Zain menyeringai senang “Aku ini nomer satu di kampus, ayah” sementara Mr. Watson berkata “Zain telah gagal, dia telah memalukan seluruh kampus” sedangkan menurut Zain “Mr. Watson itu meminta maaf begitu mengetahui hasilnya, ayah”, “Zain, bagaimana kalau kamu pulang dulu ke India besok ?” Zain akhirnya menuruti kemauan ayahnya, video call mereka pun berakhir “Hhh ,,, salah satu anakku telah menciptakan sebuah bencana di rumah, sedangkan yang satunya telah melakukannya di dunia luar, mungkinkah Tuhan mau menolongku ?” bathin tuan Usman dalam hati sambil membuka parcel yang dia dapatkan dari Bhopal, tuan Usman melihat sebuah hadiah berupa miniatur Ka’bah dan Al Qur’an dengan sebuah surat di dalamnya dari Aliya, tuan Usman membacanya “Aku telah mengirimkan sebuah doa untukmu, paman dan saat ini aku sedang dalam perjalanan ke Dargah untuk mendoakanmu”
Saat itu Aliya sedang pergi ke Dargah dengan sebuah perahu, sesampainya disana, Aliya segera menutupi wajahnya dengan dupattanya dan mulai memasuki Dargah lalu berdoa, setelah berdoa dupatta yang menutupinya terlepas, Aliya berdoa untuk pamannya “Kata ibu, masa depanku akan segera berubah, Allah mungkin akan mengirimkan seseorang untukku, aku harap dia adalah pria yang terbaik di dunia” bathin Aliya dalam hati kemudian mengikatkan tali di Dargah, sementara di London, Zain sedang mengadakan pesta bersama teman temannya di sebuah diskotik. SINOPSIS BEINTEHAA episode 02 by. Sally Diandra