SINOPSIS MAHAPUTRA episode 183 (02 April 2014) by. Sally Diandra
Di gerbang utama kerajaan Bijolia, rombongan Pratap berpapasan dengan rombongan Jalim Singh yang membawa Gohar dan Rao Surtan Singh, sepeninggal Pratap berserta rombongan, Jalim Singh mengenalkan Rao Surtan Singh dan Gohar pada Raja Mamrat Ji sebagai guru tari Phool, namun Raja Mamrat Ji merasa seperti pernah bertemu dengan Rao Surtan Singh yang saat itu berdandan ala perempuan “Sepertinya aku pernah melihat kamu di suatu tempat” Rao Surtan Singh merasa kikuk di depan Raja Mamrat Ji “Yaa itu bisa saja, mungkin saja anda pernah melihat kami di suatu tempat pesta dansa barangkali” Gohar mencoba menengahi, Rao Surtan Singh hanya mengangguk anggukkan kepalanya membenarkan ucapan Gohar “Lalu kemana saja para putri, kok kelihatan sepi ?” Gohar bertanya lagi “Mereka sedang pergi mengunjungi temannya, pangeran Pratap juga menemani mereka” mendengar nama Pratap, Rao Surtan Singh terkejut sambil memekik kecil sambil menggigit tangannya, Raja Mamrat Ji merasa heran dengan tingkah Rao Surtan Singh.
Di rumah Pandit Ji, akhirnya Pratap beserta rombongan sampai di rumah Pandit Ji, Pandit Ji menyebut Chakrapani sebagai Damad, Chakrapani tidak menyukainya “Pandit Ji, Chakrapani tidak menyukai perubahan namanya” Pratap mencoba menjadi juru penengah “Dia tidak keberatan dipanggil dengan nama Chakrapani atau nama yang lain kecuali Damad” tak lama kemudian seorang nenek masuk ke dalam ruangan tersebut dan melihat ke arah Pratap dengan seksama “Damad sangat bagus” ujar sang nenek “Nenek, dia bukan Damad kita, tapi disini ini Damad kita” Pandit menunjuk ke arah Chakrapani, sang nenek beralih ke arah Chakrapani dan melihatnya dengan lebih seksama “Dia kelihatannya seperti orang yang kelaparan” ujar sang nenek kemudian berlalu meninggalkan mereka semua “Kenapa kamu tidak menyebutkan namamu selama perayaan pemberian nama kemarin ?” belum juga Chakrapani menjawab, Phool sudah menyela pembicaraan mereka “Dia tidak ingat beberapa mantra dan doa doa, dia selalu membawa sebuah buku bersamanya” ujar Phool sambil menyuruh Chakrapani untuk menunjukkan pada semua orang, Chakrapani pun berdiri untuk mempertontonkan kebolehannya namun tiba tiba kotak opium yang di selipkan di ikat pinggangnya jatuh ke lantai, semua orang tercengang melihatnya, tepat pada saat itu Sobhagyawati (calon istri Chakrapani, anak dari Pandit Ji) memasuki ruangan dengan dupattanya yang menutupi wajah hingga ke dada, Chakrapani terkejut melihatnya dan pura pura bersandiwara dengan menjatuhkan dirinya di kursi, Chakrapani pura pura merasa pusing, namun mata Chakrapani masih terus melihat ke arah Sobhagyawati yang mulai mencuri sesuatu, Chakrapani segera bangun dan berteriak “Dia mencuri sesuatu !” teriak Chakrapani, Pandit Ji merasa tidak terima dengan apa yang dilakukan oleh Chakrapani “Sekarang, aku tidak bisa melanjutkan hubungan dengan anak ini lagi !” Pratap berusaha untuk meyakinkan Pandit Ji namun usahanya sia sia, semua orang kecewa namun tidak bagi Phool, Phool malah merasa senang karena Chakrapani tidak jadi menikah dengan Sobhagyawati, semnetara itu tiba tiba saja dupatta Sobhagyawati terbuka karena hembusan angin, Chakrapani bisa melihat wajah calon istrinya itu, Chakrapani merasa terpesona dengan Sobhagyawati, lama mereka saling memandang satu sama lain namun kemudian mereka berempat harus keluar dari rumah Pandit Ji.
Di luar rumah Pandit Ji mereka berempat berdebat disana, Ajabde tiba tiba menyela pembicaraan mereka dan menjelaskan semuanya pada mereka “Kalau neneknya Sobhagyawatilah yang mencuri dan Sobhagyawati mencoba untuk melindungi dirinya sendiri” Chakrapani merasa tidak enak dengan apa yang telah di perbuatnya barusan, Chakrapani segera memasuki rumah Pandit Ji lagi dan meminta maaf padanya, saat itu Sobhagyawati mengintip dari balik tirai, membuat Chakrapani tidak beradaya melihatnya “Pandit, aku minta maaf, ternyata bukan anakmu yang mencuri, melainkan ibumu” Pandit Ji semakin tidak suka dengan apa yang dikatakan oleh Chakrapani, Pandit Ji pun menampar pipi Chakrapani dengan keras dan berteriak lantang “Keluar kamu dari sini !” Chakrapani segera lari tunggang langgang meninggalkan rumah Pandit Ji
Di kerajaan Bijolia, Gohar di sambut dengan baik di sana, Gohar sedang mempersiapkan pisaunya ketika Rao Surtan Singh memasuki kamarnya dan sedikit menggoda Gohar, Gohar segera mengacungkan pisau kecilnya ke arah leher Rao Surtan Singh “Berhati hatilah padaku atau aku akan membunuhmu sebelum Pratap !” Rao Surtan Singh kaget sambil memundurkan dirinya dan berkata “Aku ini temanmu jadi kamu tidak bisa membunuh aku”, “Seseorang sedang mengawasi kita” ujar Gohar penuh waspada “Siapa yang sedang mengawasi kita ? Siapa ? Siapa ?”
Di kamar Phool, Phool merasa bahagia karena berhasil menggagalkan rencana Pratap untuk mendekatkan Chakrapani dengan keluarga calon istrinya “Ajabde, aku bahagia sekali, kamu lihat mukanya Pratap, dia kelihatan kesal” Phool menyeringai senang “Phool, aku mohon cukup ! Dan lihat apa yang telah terjadi di sekitar kamu ! Berapa orang lagi yang akan terluka hatinya karena kamu, berapa banyak hubungan akan rusak karena kamu ! Apakah kamu pernah berfikir tentang perasaan Sobhagyawati ?” Ajabde merasa kecewa dengan tindakan Phool “Iyaa, aku memang telah melakukan kesalahan, tolong bantu aku, Ajabde ... untuk mengatasi situasi ini” Phool mulai merasa menyesal dengan semua perbuatannya
Di kamar Gohar, rupanya Jalim Singh sedang mengintip Gohar yang sedang bercermin dari balik jendela, di belakang Jalim Singh rupanya Rao Surtan Singh sedang memperhatikan Jalim Singh yang sedang mengintip, Rao Surtan Singh segera mencolek Jalim Singh, Jalim Singh kaget karena dikiranya itu adiknya, setelah berbalik ternyata ada Rao Surtan Singh di belakangnya, Jalim Singh merasa malu, dari dalam kamar Gohar sedang bercermin dan berkata pada dirinya sendiri “Sekarang, aku akan membunuh, Pratap !” SINOPSIS MAHAPUTRA episode 184 by. Sally Diandra