SINOPSIS MAHAPUTRA episode 182 (1 April 2014) by. Sally Diandra
Di kerajaan Bijolia, Ajabde tidak suka dengan tindakan Phool yang hendak menjebak Pratap “Phool, aku mohon ,,, lepaskan aku, jangan libatkan aku dalam jebakkanmu, aku tidak akan menolong kamu !” Phool mneyeringai kesal seraya berkata “Aku tahu kalau kamu sudah menceritakan semuanya ke Pratap !” Ajabdee merasa gelisah dan tidak enak hati ke Phool “Tidak ! Aku tidak mengatakan apa apa padanya” Ajabde berupaya menutupi kegundahan hatinya “Kalau aku akan melakukannya dengan cara apapun agar Chakrapani bisa lepas dari jebakan Pratap !”
Sementara itu di ruang latihan, Pratap sedang berlatih kanuragan dengan meregangkan tubuhnya ke depan dan kebelakang, saat itu Chakrapani menemani Pratap dan mengajak Pratap ngobrol berdua “Pangeran Pratap, aku ingin ke kamar mandi” ujar Chakrapani gelisah “Jalan menuju ke toilet itu di dalam benteng, Chakrapani” Pratap merasa heran dengan tingkah Chakrapani “Aku lapar, pangeran”, “Aku akan menyiapkan makanan untuk kamu” ujar Pratap
Di kamar Phool, Phool menyuruh Ajabdee untuk pergi “Ajabdee, pergilah dan bilang ke Pratap” namun Ajabdee tidak mau akhirnya mereka menuju ke ruang latihan dan melihat Pratap dan Chakrapani ada disana, Chakrapani merasa senang ketika melihat Phool, Phool mencoba memberikan instruksi ke Chakrapani dengan kode kode tertentu dari balik tirai tanpa di ketahui oleh Pratap namun sekilas Pratap melihat ada gejala tidak beres, hingga akhirnya ketika Phool masih memberikan kode kode ke Chakrapani, Pratap memergokinya secara langsung, Phool jadi kikuk sementara Pratap malah bingung sedangkan Chakrapani terlihat gelisah, kemudian Phool dengan tenang berlalu dari sana tanpa rasa bersalah sedikitpun, tak lama ketika Pratap bertemu dengan Ajabdee dan bertanya “Ajabde, dimana aku bisa mendapatkan makanan sekarang ?”
Malam itu di dalam hutan, Rao Surtan Singh dan Gohar sedang menunggu seseorang “Kamu tahu, aku sedang memikirkan kamu dan aku” Rao Surtan Singh berusaha menggoda Gohar “Bisakah kamu diam ?” tak lama kemudian Gohar melihat ada gerobak yang bergerak ke arah mereka dengan bendera Marwar di kedua sisinya, Gohar berpura pura minta tolong dengan menghentikan gerobak tersebut, dari belakang gerobak ternyata terdapat guru tari yang akan mengajar Phool menari, guru tari itu segera turun dan berusaha menolong Gohar yang seolah olah ketakutan terhadap Rao Surtan Singh, guru tari itu mencoba menasehati Rao Surtan Singh, sementara Gohar berada di belakangnya dengan wajah ketakutan dan tiba tiba saja guru tari itu tersungkur dan tewas seketika itu juga setelah di tusuk dari belakang oleh Gohar, Gohar pun menyamar menjadi guru tari tersebut.
Di dapur kerajaan Bijolia, Ajabdee sedang menyiapkan makanan untuk Pratap dan Chakrapani, Phool hanya memperhatikan saja “Ajabde, aku lihat kamu selalu melakukan semua pekerjaan yang Pratap katakan padamu” tak lama kemudian Ajabdee meninggalkan dapur untuk mengambil sesuatu, kesempatan itu di manfaatkan oleh Phool dengan memberikan sesuatu pada makanan yang akan di sajikan untuk Chakrapani, ketika Ajabdee kembali ke dapur Ajabde merasa heran dengan ulah Phool “Apa ? Kamu mengirimkan sebuah surat untuk Chakrapani ?” tepat pada saat itu makanan tersebut sudah di antar ke kamar Pratap dan Chakrapani
Chakrapani mencoba mencari cari surat tersebut dengan membuka buka makanan yang di kirimkan untuknya, tak lama kemudian Chakrapani mendapatkan surat itu namun segera di sembunyikan begitu Pratap datang, Pratap melihat ada gejala yang tidak beres, tiba tiba Pratap juga ikut ikutan mencari cari surat itu hingga akhirnya dia mendapatkannya, Pratap kemudian membacanya “Chakrapani, malam ini kamu tidur disini di kamarku. Malam harinya, Chakrapani membaca kembali surat itu lalu menyelipkannya di balik bantal dan kembali tertidur.
Di kamar Phool, Phool merasa senang karena akhirnya rencananya berhasil “Ajabdee, kamu tahu kalau aku telah mengirimkan surat yang lain untuk Chakrapani” ujar Phool sambil menyeringai senang “Apa yang kamu lakukan, Phool ?” Ajabde semakin gelisah “Sekarang ini adalah langkah terakhir dan aku akan menang, Ajabdee ,,, aku nanti akan mendatangi gerbang utama” ujar Phool senang
Pada tengah malam, Phool dan Chakrapani sedang menunggu Chakrapani di gerbang utama bersama beberapa pelayan, setelah lama menunggu akhirnya Phool melihat seseorang yang melintas dengan mengenakan syal besar berwarna abu abu yang menutupi tubuhnya, saat itu Ajabde sudah meninggalkan Phool, karena Ajabde tidak ingin terlibat lebih jauh dengan rencana Phool. Phool segera mendekati orang itu yang membelakangi dirinya, ketika Phool menarik tangannya hendak mengajaknya ke suatu tempat ternyata orang itu adalah Pratap, Phool kaget dan tidak terpercaya “Kebenaran selalu akan benar !” ujar Pratap, Pratap teringat ketika Chakrapani hendak pergi ternyata kaki Chakrapani di ikat oleh Pratap dan di ujung sana Pratap memegang tali tersebut sehingga Chakrapani terjatuh, Pratap tertawa kecil melihat kekonyolan Chakrapani
Keesokan harinya, di perbatasan kerajaan Bijolia, Jalim Singh dan beberapa prajurit sedang menunggu guru tari untuk Phool, ketika ada gerobak yang mendekat Jalim Singh segera menghentikan gerobak tersebut dan melihat ke arah belakang untuk melihat si guru tari itu, ternyata gadis yang berada di gerobak itu bukan guru tari yang dimaksud, gadis itu langsung menampar Jalim Singh, Jalim Singh kaget dan gerobak itupun pergi “Heran ! Aku ini sedang menunggu seorang guru tari, malah aku dapat tamparan keras” tak lama kemudian ada gerobak lagi yang melintas, Jalim Singh segera menghentikannya, ternyata gerobak itu berisi Gohar yang menyamar sebagai guru tari dan Rao Surtan Singh, Jalim Singh bergegas menemui mereka di belakang gerobak, dengan sikap manja Gohar bertanya dimana arah ke kerajaan Bijolia, Jalim Singh sangat senang karena Gohar adalah guru tari yang dimaksud, namun sikap Jalim Singh sedikit kurang ajar ke Gohar, membuat Rao Surtan Singh langsung menamparnya, Jalim Singh kaget kedua kalinya karena pipinya kembali di tampar yang kedua kali.
Di kerajaan Bijolia, Pratap sedang bersiap siap hendak pergi bersama Chakrapani ke rumah Pandit Ji, di luar halaman istana mereka merasa heran ketika melihat Phool dan Ajabde juga sudah bersiap di dekat tandu mereka, rupanya Ajabde dan Phool hendak ikut Pratap dan Chakrapani “Chakrapani, nanti lakukan seperti yang aku katakan ya” ujar Phool ketika Pratap dan Chakrapani mendekat kearah mereka, saat itu Pratap hendak mengatakan sesuatu untuk mendebat ucapan Phool namun Ajabde langsung menyela “Sudahlah, kalian jangan bertengkar, tidak baik kalau bertengkar sebelum bepergian” tepat pada saat itu Raja Mamrat Ji menghampiri mereka dan memberikan ucapan selamat menikmati perjalanan “Semoga perjalanan kalian menyenangkan ya” Phool dan Ajabde memohon restu pada Raja Mamrat Ji sambil mengatupkan tangannya di depan dada dengan menundukkan kepala mereka, Raja Mamrat Ji hanya tersenyum masam melihat mereka terutama pada Ajabde, kemudian Ajabde dan Phool memasuki tandu mereka masing masing, Pratap pun menghampiri kudanya, tiba tiba Chakrapani hendak memasuki tenda Phool, Phool dan Ajabdee merasa heran, Raja Mamrat Ji segera menghentikan Chakrapani, Pratap menghampiri Chakrapani agar menunggangi kudanya, tak lama kemudian mereka pun meninggalkan istana Bijolia, di gerbang utama, rombongan Pratap berpapasan dengan rombongan Jalim Singh yang membawa Gohar dan Rao Surtan Singh di dalam gerobaknya, Pratap tidak menyadari kalau Rao Surtan Singh dan Gohar telah masuk ke kerajaan Bijolia untuk membunuhnya. SINOPSIS MAHAPUTRA episode 183by. Sally Diandra