SINOPSIS MOHABBATEIN episode 125 by. Sally Diandra

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 125 by. Sally Diandra Nyonya Bhalla masuk ke dalam kamar dan menemui Simmi yang sedang menangis disana, Simmi sedang berdiam diri dalam kegelapan dan meminta ibunya untuk tidak menyalakan lampunya, Simmi menangis dan berkata “Bagaimana aku bisa tidur, ibu ? Hidupku telah hancur, suamiku di usir dari rumah ini karena perempuan itu, dia baru datang beberapa hari tapi dia telah membakar hidupku, mereka bahkan memukul Parmeet dan mengirimkannya ke penjara, tidak ada seorangpun yang berbicara tadi, semuanya hanya diam ! Semua orang begitu dengan mudahnya melihat hidupku jadi hancur, kami semua ini adalah pembohong, maka pergilah ibu ke Ishita saja sana, kenapa ibu datang kesini ? Kami telah hancur !” nyonya Bhalla merasa sedih melihat kondisi Simmi 

“Jangan katakan itu, Simmi ,,, ibu bisa mengerti penderitaanmu, dia itu menantu dirumah ini tapi kalau kamu adalah anakku, jangan lakukan ini, Simmi ,,, ayoo ikutlah dengan ibu dan kita makan malam dulu” pinta nyonya Bhalla “Tidak, aku tidak bisa melihat wajah Ishita, ibu”, “Simmi, rumah ini adalah rumahmu” hibur nyonya Bhalla “Ibu, tinggalkan aku sendirian, ibu pergi saja sana” akhirnya nyonya Bhalla keluar kamar dan mendengar Simmi berkata “Ibu, matika lampunya, biarkan aku tetap dalam kegelapan”, “Hentikan, Simmi ,,, ibu tidak akan makan kalau kamu tidak makan” ujar nyonya Bhalla lalu pergi dari sana, saat itu Simmi mendapat telfon dari seseorang dan Simmi langsung terkejut 

Begitu nyonya Bhalla keluar kamar Simmi, tuan Bhalla bertanya bagaimana keadaan Simmi ? “Dia menangis terus dari tadi, ini semua terjadi karena Ishita” tuan Bhalla langsung menghardik istrinya “Bagaimana bisa kamu menyalahkan dia, Ishita itu telah menyelamatkan Simmi”, “Menyelamatkan ? Dia itu telah menghancurkan rumahku !” ujar nyonya Bhalla kesal “Menghancurkan rumah ibu ? Dia itu pria yang jahat, ibu ,,, dia telah melecehkan perempuan, bagaimana bisa Simmi hidup dengan laki laki seperti itu ?”, “Suatu saat nanti Simmi akan berhenti mencintai dia” ujar nyonya Bhalla, nyonya Bhalla lalu menegur Raman karena telah mengirimkan Parmeet ke penjara, bergaya seperti seorang pahlawan tanpa memikirkan bagaimana Simmi ! Kamu telah melewati batas, sama seperti Ishita” bentak nyonya Bhalla 

“Ini batasannya, ibu ! Ibu adalah seorang perempuan dan ibu berkata seperti itu ?” tanya Raman heran, Simmi keluar dari kamarnya “Simmi, makanlah dulu” pinta nyonya Bhalla “Simmi ,,,” Raman menyela namun Simmi mencegahnya “Tidak ! Berikan aku waktu, kami akan mengakhirinya disini, aku akan pergi !”, “Aku juga akan ikut !” pinta nyonya Bhalla “Biarkan aku sendirian, ibu”, “Sudah biarkan dia pergi, Toshi ,,, dia harus berjuang dengan penderitaannya sendirian, berikan dia waktu” sela tuan Bhalla, lalu Simmi pun pergi sendirian '

Begitu Simmi pergi, Raman berkata “Aku juga mengkhawatirkan Simmi, aku tidak tahu apa yang akan terjadi nanti”, “Hatinya sedang hancur saat ini, dia pasti akan mengerti kalau dia telah mencintai laki laki yang salah, tapi ayah bangga padamu, Raman ,,, kamu telah melakukan hal yang benar, sekarang bawa Ishita kembali” pinta tuan Bhalla “Kenapa ? Memangnya kemana dia pergi ?”, “Kak Ishita pulang kerumahnya” sahut Romi menimpali pertanyaan Raman “Harga dirinya telah terluka, dia pasti tidak mau pulang ke rumah ini, kamu telah menghukum Parmeet tapi kamu tidak mengatakan sepatah katapun padanya” ujar tuan Bhalla “Aku melakukan hal ini semua hanya untuk dirinya tapi dia tetap saja tidak mengerti, perempuan yang bodoh, tidak paham juga ! Biarkan saja dia ada disana di rumah ayahnya” Raman bersikeras tidak mau mengajak Ishita pulang dengan harapan Ishita tahu sendiri “Raman, dia tidak akan pulang ke rumah kalau kamu tidak memintanya pulang” tuan Bhalla berharap “Aku akan mencoba untuk mengajak kakak ipar pulang” Romi bergegas pergi ke rumah keluarga Iyer 

Di rumah keluarga Iyer, Romi menemui Ishita dan meminta maaf “Romi, kenapa kamu meminta maaf padaku ? Aku rasa Raman telah melakukan hal yang benar dan aku merasa baik baik saja tapi apa yang dia katakan ke kak Bala, aku mendengarnya”, “Sudahlah kakak lupakan saja dan pulanglah ke rumah, aku mohon” Romi meminta pada Ishita dengan penuh harap “Aku minta maaf, aku tidak bisa datang ,,, kamu pulang ke rumah saja” pinta Ishita, Raman sedang melihat Romi, Romi sedang mengepak baju bajunya ke dalam tas dan berkata “Kakak, aku akan tinggal dirumah kak Ishita untuk memberikan dukungan padanya tapi aku tidak bisa makan idli sambar, tapi ya sudah tidak apa apal, aku sudah komit dengan ucapanku sendiri” Raman langsung marah begitu mendengar ucapan Romi 

“Aku akan menampar kamu, hentikan kegilaan ini !”, “Kalau begitu kakak saja yang pergi dan bawa dia kesini” sindir Romi “Aku tidak bisa berbuat apa apa, aku sudah melakukan banyak hal !” bentak Raman “Raman, lebih baik kamu minta maaf pada Ishita dan bawa dia pulang”, “Tidak ! Aku tidak akan pergi” Raman tetap bersikeras “Apakah kamu mengira kalau dia akan pulang dengan sendirinya ? Baiklah biar ayah yang kesana dan mengajaknya pulang !” tuan Bhalla bergegas pergi ke rumah keluarga Iyer, sedangkan Raman merasa heran “Apa ini ?” ujar Raman sambil melotot kearah Romi, Romi langsung masuk ke kamarnya sambil membawa kopernya 

Dirumah keluarga Iyer, Ishita merasa tidak enak karena mertuanya datang memintanya pulang “Ayah, aku mohon tolong jangan lakukan ini” tuan Bhalla meminta maaf pada Ishita dan memuji tindakan Raman “Raman telah menyakiti perasaanmu, kami seharusnya bisa mengerti dan mendukung kamu tapi kami hanya memikirkan tentang putri dan menantu kami saja” Amma yang sedari tadi kesal langsung menyela ucapan tuan Bhalla “Lalu kenapa kamu diam saja ketika putriku disalahkan ? Kami tidak akan memaafkan kalian ! Apakah kamu kira putriku ini akan lupa ?”, “Tapi itu juga rumahnya, nyonya Iyer” ujar tuan Bhalla penuh harap 

“Putriku tidak akan pergi !”, “Madu ! Masuklah ke dalam !” Appa menyela ucapan Amma yang amarahnya hampir meledak “Ayah mertua, sangatlah sulit buatku untuk pulang ke sana, aku bingung untuk mengatakannya hal ini pada kalian atau tidak, Raman memang telah memberikan keadilan untukku tapi rumah tangga Simmi jadi hancur”, “Aku bisa mengerti, Ishita ,,, kamu pasti memikirkan perasaan orang lain, jangan malu, kamilah yang seharusnya malu, aku hanya bisa meminta maaf, itu semua terserah kamu” ujar tuan Bhalla sedih 

Sementara itu Ruhi dan Shravan sedang bertengkar di kamar Ishita sambil saling memukul mukulkan bantal, Shravan mengatakan tentang pertengkaran Raman dan Ishita “Itulah sebabnya bibi Ishi tinggal disini dirumah nenek !”, “Kamu bohong ! Ayahku tidak mungkin melakukan hal semacam itu ! Aku akan bertanya pada ayah !” Ruhi langsung keluar dari rumah keluarga Iyer menuju rumahnya sendiri, saat itu Raman sendiri sedang marah karena Ishita tidak mau mendengarkan ayahnya dan malah menghinanya kenapa dirinya tidak datang kesana, namun tuan Bhalla membela menantu kesayangannya ini “Dia tidak menghinamu dengan menuduh pada sifatmu, Raman” tepat pada saat itu Ruhi masuk ke rumahnya dan langsung bertanya pada Raman 

“Ayah ! Apakah ayah mengusir ibu Ishi dari rumah ? Shravan bilang kalau ayah jahat !” Raman langsung mengangkat Ruhi agar berdiri diatas kursi dan bicara dengannya “Tidak sayang, dia bohong”, “Tapi ibu Ishi pergi dari sini dengan marah kan ? Kakek marahi ayah” pinta Ruhi “Ruhi, ibu Ishimu itu sedang kesal saja”, “Ruhi, ibu Ishi bilang dia mau pulang jika ayah meminta maaf padanya” Romi menimpali ucapan ayahnya “Yaa ampun, ayah ! Perempuan itu butuh perhatian ! Ayoo ayah cepat pergi kesana dan ajak ibu Ishi pulang” akhirnya Raman menyerah dan bergegas pergi ke rumah keluarga Ishita 

Raman sedang duduk untuk bertemu dengan Ishita dan seluruh keluarga Ishita memperhatikan dirinya yang sedang duduk diruang tamu sambil merenung “Raman, ikutlah makan malam bersama kami”, “Terima kasih, Bala ,,, aku tidak lapar” saat itu Ishita keluar dari kamarnya dan langsung menuju ke dapur tanpa menghiraukan kehadiran Raman “Ishita, aku ingin bicara dengan kamu !” ujar Raman sambil menghampiri Ishita ke dapur “Aku tidak akan pergi kesana ! Kalian semua telah mengusirku keluar dan kamu juga tidak mencegah kepergianku !” ujar Ishita ketus

Tanpa berkata sepatah katapun, Raman langsung memegang tangan Ishita dan mengajaknya masuk ke kamar “Ayoo ikut denganku !” setelah mereka berdua masuk ke kamar, Raman lalu keluar dari kamar dan berkata “Kalian semua silahkan menikmati makan malamnya, kalian pasti lapar dan tolong jangan ganggu kami, karena aku sedang bicara dengan istriku !” ujar Raman kemudian menutup pintu kamar, seluruh keluarga Iyer hanya terdiam 

Di dalam kamar, Raman meminta maaf pada Ishita “Ishita, aku benar benar minta maaf, aku tahu apa yang aku lakukan itu salah, aku terjebak antara adikku dan istriku, aku tahu kalau kamu benar, tapi ini bukan alasan, masalahnya adalah aku membawa kamu masuk ke dalam rumahku sebagai ibunya Ruhi dan kamu selalu menjaganya dengan baik tapi aku sendiri tidak bisa melindungi dirimu, aku tidak akan pernah bisa memaafkan diriku sendiri, tapi apakah masih ada kemungkinan kamu mau memaafkan aku ?” Ishita hanya terdiam sambil menangis dan melihat keluar melalui jendela kamar “Baiklah, aku akan pergi sekarang” Raman langsung berbalik menuju ke pintu kamar “Apakah kamu akan pulang ?”, “Iya !” ujar Raman sambil berbalik lagi menghadap ke arah Ishita 

“Sendirian ?” Raman menatap kearah Ishita dengan perasaan gamang “Kamu tidak akan mengajakku bersamamu ?” Raman langsung tersenyum senang “Akhirnya kamu setuju juga, aku tidak tahu harus mengatakan apa lagi, aku pasti akan mendapatkan hukuman dari Ruhi, dia pasti akan menyuruhku duduk seperti seekor ayam” ujar Raman sambil menghampiri Ishita “Ayooo sekarang kita pulang” Ishita tertawa sambil menangis haru lalu memegang tangan Raman, sesaat Raman tertegun “Terima kasih, Raman” mereka berdua saling tersenyum satu sama lain kemudian Ishita memegang daun telinganya sebagai tanda maaf, Raman pun melakukan hal yang sama dengan memegang kedua daun telinganya sebagai pertanda maafnya, Raman dan Ishita saling tersenyum satu sama lain, kemudian Raman mengajak Ishita pulang ke rumah, akhirnya mereka berdua pun pergi SINOPSIS MOHABBATEIN episode 126 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top