SINOPSIS MAHAPUTRA episode 53 (23 Agustus 2013)
Di rumah Ahmed Khan, Chundawat memeriksa mayat Ahmed Khan apakah masih hidup atau benar benar sudah mati dengan memeriksa hidungnya yang ternyata sudah tidak bernafas, kemudian Basar Khan mengatakan hal hal yang buruk tentang Ahmed Khan pada mereka, guru Raughvendra, Chundawat dan Pratap hanya mendengarkan saja. Guru Raughvendra melihat ada surat dalan genggaman tangan Ahmed Khan, guru Raughvendra menyuruh Chundawat untuk memeriksa isi surat tersebut, Chundawat langsung mengambilnya dan membaca surat yang tertulis dengan bahasa Arab yang isinya “Mengapa kamu membuang buang waktu yang cukup lama untuk membunuh Pratap” Pratap dan Chundawat terkejut, guru Raughvendra langsung melirik ke arah Basar Khan dengan perasaan curiga “Itu berarti Ahmed Khan berniat untuk membunuh Pangeran Pratap” Basar Khan tersenyum licik sambil teringat ketika dia menemui Ahmed di rumahnya, saat itu Ahmed Khan sedang membaca surat dari Shams Khan “Ahmed ! Berikan surat itu !” Ahmed Khan menggelengkan kepalanya “Tidak, Ibrahim ! Aku tidak akan membiarkan usahamu berhasil dan aku akan pergi ke Rajmahal (istana) dan mengatakan semua ini pada Maharaja Udai Singh, maka dia akan menghukum kamu ! Dan kamu akan mati !” ujar Ahmed Khan lantang sambil berniat hendak keluar namun Basar segera menyergapnya dari belakang dan menggorok leher Ahmed Khan dengan belatinya kemudian menaruh beberapa lintah di leher Ahmed Khan yang kena gorok tadi untuk menunjukkan kalau Ahmed Khan bunuh diri, Basar Khan tersenyum licik.
Di istana Mewar, Chundawat mengabarkan pada Maharaja Udai Singh tentang orang yang berniat membunuh Pratap, Maharaja Udai Singh sangat marah begitu mendengarnya, Chundawat menyalahkan dirinya sendiri karena tidak bisa melindungi Pratap dengan baik “Kamu seharusnya tidak menyalahkan dirimu sendiri karena kamu telah melakukan pekerjaan kamu dengan sangat baik, sekarang lebih baik kamu kuburkan mayat Ahmed Khan sesuai dengan keyakinannya” ujar Maharaja Udai Singh
Sementara itu Pratap sedang bersama ibunya, Ratu Jaiwanta “Ibu, saat ini bahaya sudah tidak ada lagi jadi kita seharusnya tidak jadi meninggalkan Mewar” ujar Pratap penuh harap “Kita memang tidak akan pergi kemana mana, Pratap ,,, kita tidak akan meninggalkan Mewar karena ibu telah mengubah keputusan ibu” Pratap sangat senang mendengar ucapan ibunya
Di tempat pertapaan, semua murid sedang membicarakan tentang Ahmed Khan, kemudian guru Raughvendra menemui mereka “Apa yang terjadi disini ?” ujar guru Raughvendra, semua murid langsung menghampiri guru mereka sambil membuat barisan “Kami tadi sedang membicarakan tentang tuan Ahmed Khan, guru” rupanya semua murid pernah memiliki kenangan yang indah dengan almarhum Ahmed Khan, mereka tidak menyangka kalau Ahmed Khan berniat hendak membunuh Pratap “Kenangan seperti apa ?” tanya guru Raughvendra lagi kemudian Pratap menceritakan ketika mereka sedang berburu, dirinya berlari mencoba menangkap hewan buas namun ternyata dirinya malah tersesat di dalam hutan, Pratap tidak tahu jalan keluar dari hutan, untungnya ada Ahmed Khan yang menolongnya, bahkan ketika hewan buas itu hendak menyerang Pratap, Ahmed Khan berusaha melindungi Pratap tanpa mempedulikan nyawanya sama sekali “Ya sudah, kalau begitu kalian semua sekarang mulai berlatih kembali di gurukul dan tidak usah membahas kenangan indah lagi !” ujar guru Raughvendra
Semua murid kemudian berkumpul, guru Raughvendra memberikan pelatihan pada mereka tentang bagaimana caranya melakukan talwar (semacam latihan mencari jejak) mereka yang tidak melakukannya akan diberi hukuman, guru Raughvendra menerangkan apa saja yang akan mereka temui disana dan petunjuk apa yang nanti akan mereka dapatkan disana, anak anak tampak antusias dengan permainan ini karena mereka akan masuk ke dalam hutan pada malam hari untuk mencari sebuah pohon dimana ada sebuah Khanjar (belati) yang tersimpan di dekat pohon itu untuk siapa saja yang berhasil menemukan pohon itu. Kemudian mereka bersiap siap untuk melakukan perjalanan tersebut, namun tiba tiba Pratap teringat sesuatu, Pratap merasa telah kehilangan sesuatu waktu di rumah Ahmed Khan, Pratap segera pergi menuju ke rumah Ahmed Khan yang saat ini di huni oleh Basar Khan.
Sementara itu Chundawat meminta bantuan pada semua orang untuk menguburkan Ahmed Khan dengan layak sesuai dengan keyakinannya yaitu muslim, tepat pada saat itu ada seseorang yang datang di pemakaman Ahmed Khan sambil menutupi wajahnya dengan sorbannya yang menjuntai ternyata orang itu adalah Shams Khan, Shams Khan segera berdiri disebelah Basar Khan dan berkata “Kamu seharusnya tidak usah membunuh Ahmed Khan karena ini sudah lebih dari dua bulan !” ujar Shams Khan geram. Sementara itu ketika proses penguburan sedang berlangsung, Chundawat melihat ada tanda tebasan benda tajam di leher Ahmed Khan “Jika Ahmed Khan dibunuh dengan lintah lintah itu maka bagaimana bisa ada bekas besatan senjata tajam pada lehernya ? Aku yakin kalau Ahmed Khan ini dibunuh oleh orang lain dengan sebuah belati” bathin Chundawat dalam hati
Di rumah Ahmed Khan, saat itu Shams Khan sedang berbincang bincang dengan Basar Khan “Ini sudah 60 hari lebih dan kamu tidak bisa menyerang Pratap juga !” bentak Shams Khan “Tenang saja, Pratap akan mati hari ini !” ujar Basar Khan namun rupanya Shams Khan tidak sabar ingin melihat kematian Pratap, mereka berduapun beradu pendapat, tepat pada saat itu Pratap sedang mengetuk pintu rumah Ahmed Khan dan berharap ada seseorang didalam, Pratap memanggil manggil nama Basar Khan “Guruvar ! Guruvar !” Shams Khan dan Basar Khan mendengar kedatangan Pratap, Shams Khan merasa senang karena akhirnya Pratap datang padanya untuk menyerahkan dirinya pada kematian, Shams Khan segera menuju ke pintu, berniat untuk membuka pintu itu lalu langsung membunuh Pratap dengan belatinya, Shams Khan mengambil belatinya, namun belum juga sampai di pintu, Basar Khan sudah mencegah tindakannya dengan menusukkan belatinya pada punggung Shams Khan “Lebih baik kamu bersembunyi saja karena Pratap akan aku bunuh malam ini juga dan ini adalah pekerjaanku, jadi aku tidak akan membiarkan siapapun mengganggu pekerjaanku !” tak lama kemudian Basar Khan membuka pintu untuk Pratap, dilihatnya Pratap dikawal oleh dua orang prajurit, Pratap meminta ijin untuk masuk ke dalam rumahnya untuk mencari Kallamnya yang sepertinya terjatuh di rumah itu, Basar mengijinkan, Pratap segera masuk kedalam untuk mencari Kallamnya. Ketika sedang asyik mencari Kallamnya, saat itu Shams Khan sedang bersembunyi di balik lemari kayu, ketika Pratap sedang membelakanginya Shams Khan segera keluar dari tempat persembunyiannya dan berusaha untuk membunuh Pratap dengan belatinya namun Basar segera mendorongnya agar kembali ke tempat persembunyiannya,, ketika Shams Khan kembali ke tempatnya tadi tanpa sengaja belati Shams Khan terjatuh hingga menimbulkan bunyi, pada saat itu Pratap berhasil menemukan Kallamnya namun Pratap merasa curiga kalau ada seseorang didalam rumah Ahmed “Guruvar, sepertinya tadi aku mendengar suara belati jatuh, jangan jangan ada orang dirumahmu ini” Basar Khan menggelengkan kepalanya dan berkata “Itu bukan suara apa apa, pangeran ,,, pergilah ke gurukul karena guru Raughvendra pasti sudah menunggu” ujar Basar Khan, sebelum pergi Pratap menceritakan pada Basar Khan kalau dia harus cepat cepat sampai di gurukul karena guru Raughvendra akan memberikannya hukuman jika dia tidak mencari pohon bersinar di dalam hutan pada malam ini, Pratap juga menceritakan pada Basar kalau pohon itu akan bersinar hanya pada saat malam bulan purnama, kemudian Pratap segera meninggalkan Basar Khan dan kembali ke gurukul, sepeninggal Pratap, Basar Khan mengabarkan pada Shams Khan bahwa Pratap akan dibunuh malam ini di dalam hutan !
Di gurukul, guru Raughvendra mulai menerangkan tentang hukuman tugas yang didapat untuk semua anak, saat itu mereka sedang mengelilingi miniatur sebuah hutan di luar yang dibuat oleh guru Raughvendra “Pertama, kalian akan memasuki hutan, nanti disana ada ada beberapa situasi yang akan kalian alami ketika kalian telah lolos pada tingkat yang pertama, tingkat pertama akan berakhir ketika kalian bisa menemukan bendera berwarna kuning yang terikat di pohon, disana nanti ada petunjuk untuk melampaoi tingkat yang kedua” semua anak mendengarkan dengan seksama ucapan guru Raughvendra “Kalian akan mencapai tahapan yang lebih sulit karena situasinya akan lebih ditingkatkan, kalau kalian menemukan sebuah batu besar didekat pohon, itu artinya kalian sudah melewati tingkat kedua, kalian nanti akan menemukan sebuah petunjuk berikutnya dengan apa yang kalian punyai, lalu untuk melewati tingkat ketiga kalian harus mencapai ke sebuah kolam, disanalah kalian harus bisa menemukan sebuah petunjuk, setelah itu kalian akan menemukan pohon yang bersinar di depan kolam dimana disana kalian akan menemukan sebuah Khanjar (belati) yang special yang akan menjadi hadiah untuk sang pemenang !” semua anak merasa senang membayangkan apa yang akan mereka alami nanti “Kalian semua harus mengikuti aturan yang berlaku ! Jika diantara kalian ada yang ingin keluar dari permainan, maka kalian cukup meniup peluit yang akan di kalungkan pada leher kalian masing masing !” kemudian guru Raughvendra membentuk group dari murid muridnya ini, groupnya Pratap terdiri dari Maan Singh, Pratap, Shakti, Chakrapani dan beberapa anak yang lain, kemudian guru Raughvendra menyuruh mereka untuk memulai permainan ini “Teman teman kita kita harus tetap bersama sama di dalam hutan dan kita akan menghadapi semua kesulitan yang kita alami nanti bersama sama pula” ujar Pratap
Di istana Mewar, Chundawat mencoba untuk mendemonstrasikan pembunuhan Ahmed Khan di depan Maharaja Udai Singh bersama salah seorang prajuritnya “Jika seseorang ingin bunuh diri dengan memotong lehernya dengan pisau maka bagaimana cara dia melakukannya ?” seorang prajurit memperagakan cara memotong lehernya sendiri, kemudian Chundawat berada di belakang prajurit itu sambil berkata “Jika seseorang membunuh orang lain pada lehernya dengan pisau maka tanda yang membekas adalah tanda miring, aku yakin kalau Ahmed Khan itu dibunuh oleh seseorang” ujar Chundawat, Maharaja Udai Singh juga sangat yakin dengan hal itu dan merek juga sangat yakin kalau pembunuh itu pasti akan membunuh Pratap dan saat ini dia masih bebas berkeliaran di Mewar, tak lama kemudian Maharaja Udai Singh mendapatkan sebuah pesan dari guru Raughvendra yang isinya mengabarkan bahwa guru Raughvendra sudah mengatur sebuah tugas untuk murid muridnya di dalam hutan malam ini dimana Pratap juga ada disana, guru Raughvendra yakin kalau orang yang ingin membunuh Pratap pasti akan datang malam ini untuk membunuh Pratap, guru Raughvendra juga meminta maaf karena telah membuat tugas ini tanpa bertanya lebih dulu ke Maharaja Udai Singh karena bagaimanapun juga nyawa Pratap sedang dalam bahaya saat ini. Mendengar hal ini Chundawat dan Maharaja Udai Singh sangat marah karena bagaimanapun juga Pratap adalah anak Maharaja Udai Singh dan nyawa Pratap dalam bahaya dimana pembunuhnya bisa menangkapnya dengan mudah. Mereka akhirnya langsung pergi menuju ke hutan untuk mengambil Pratap dan memberikan hukuman ke guru Raughvendra.
Di gurukul, guru Raughvendra / gurudev sedang bersiap siap mengenakan baju beji dan perisainya untuk menangkap pembunuh tersebut malam ini, salah satu murid kepercayaan gurudev yang membantu gurudev mengenakan baju besi itu merasa heran dan bertanya tanya “Mengapa guru menyusun tugas seperti ini ?”, “Ketika Pratap menceritakan padaku tentang Ahmed Khan yang menyelamatkan nyawanya dengan membahayakan dirinya sendiri dalam bahaya, aku yakin kalau pembunuh Pratap masih berkeliaran di Mewar dan aku menemukan cara untuk bisa mendapatkan pembunuh itu dengan mengatur tugas ini untuk anak anak” ujar gurudev “Tapi ingat, jangan sampai Pratap dan teman temannya tahu tentang hal ini, kalau tugas ini dibuat untuk menemukan pembunuh Pratap” murid kepercayaan gurudev hanya mengangguk sebagai tanda mengerti
Di dalam hutan Pratap dan teman temannya sudah mencapai bendera kuning, itu artinya mereka telah melewati tahap pertama, ketika baru berjalan beberapa langkah tiba tiba salah satu teman Pratap yang paling depan merasa tubuhnya gatal gatal, Pratap segera menolongnya dengan memberikan dedaunan yang bisa mengobati gatal gatal itu tapi karena tidak tahan dengan gatal gatal yang dideritanya, teman Pratap itu segera meniupkan peluit sebagai tanda berhenti dari permainan, Pratap sangat menyayangkan hal ini tapi apa mau dikata, Pratap dan teman teman yang lain kembali melanjutkan perjalanan, saat itu Shakti sedang membaca petunjuk yang diberikan, Pratap meminta Shakti untuk membacakan apa petunjuk berikutnya tapi Shakti marah ke Pratap dan menyuruhnya untuk membaca sendiri kemudian Shakti segera pergi meninggalkan tempat itu, Pratap langsung membaca petunjuk yang tertulis dikertas tersebut kalau mereka harus melalui sungai namun sebelumnya mereka akan melalui tumbuhan yang merambat, mereka segera berjalan kembali hingga melalui tumbuhan yang merambat, waktu itu Shakti tidak mau melewati jalan itu, akhirnya Maan Singh yang maju ke depan dan membabat habis tumbuhan merambat tersebut dengan belatinya, ketika Maan Singh merasa dirinya aman setelah melalui tumbuhan merambat tiba tiba dia tertangkap oleh tumbuhan merambat itu, Pratap segera menolongnya, ketika sedang berjalan lagi Maan Singh ketakutan kalau terjadi sesuatu lagi nanti, akhirnya Maan Singh meniup peluitnya tanda dirinya keluar dari permainan “Maan Singh, kenapa kamu melakukan itu ? Aku ada disini menyelamatkan kamu” ujar Pratap tapi Maan Singh bersikeras keluar dari permainan.
Perjalanan pun berlanjut ke tahap berikutnya namun tiba tiba mereka mendengar auman suara harimau, Chakrapani dan temannya merasa ketakutan, mereka berdua malah menyalahkan satu sama lain karena membuat suara auman tersebut, tapi ternyata temannya mengatakan kalau dirinya tidak melakukan hal itu dan kembali suara auman itu terdengar, mereka sangat ketakutan, Pratap mencoba menenangkan mereka “Kalian tidak usah takut karena aku tahu bagaimana caranya menangani seekor harimau” ujar Pratap tapi lagi lagi karena sangat ketakutan teman Chakrapani meniup peluitnya, akhirnya Chakrapani dan temannya keluar dari permainan. Sekarang tinggal Pratap, Shakti dan satu anak lagi yang masih tersisa
Sementara itu di tepi hutan, Chundawat dan Maharaja Udai Singh sedang berdiskusi untuk menemukan Pratap, saat itu mereka berdua menunggangi kudanya. Pratap dan dua temannya mencapai pada tahap kedua, mereka menemukan sebuah batu besar didekat pohon namun sayangnya mereka tidak menemukan petunjuk apapun, Pratap mencoba untuk menyirami batu tersebut dengan air minumnya dan benar saja ada sebuah petunjuk tergambar disana, Pratap kemudian membacanya kalau mereka harus menemukan sebuah kolam. Sampai akhirnya mereka bertiga mencapai kolam, Shakti menemukan sebuah botol di dalam kolam, Shakti segera mengambil botol itu dan membaca pesan yang ada didalamnya “Pohon bersinar itu ada didepan kolam” ujar Shakti, namun tiba tiba anak yang satunya yang bersama mereka meniup peluit “Aku takut kalau harus melalui air, itulah mengapa aku meniup peluit ini” akhirnya anak itu keluar juga dari permainan.
Sekarang tinggal Shakti dan Pratap yang tersisa. Tepat pada saat itu Basar Khan sudah menguntit mereka sedari tadi dibelakang mereka, Gurudev berhasil mencapai tempat tersebut dan menemukan si pembunuh, Gurudev segera memanggil muridnya, kemudian Basar Khan menyerangnya dengan melempar tombak kecil tapi Gurudev langsung menghindar, Basar Khan segera berlari, Gurudev mengikutinya dari belakang.
Pratap dan Shakti masih terus berjalan untuk mencapai pohon yang bersinar, ketika sedang berlari tiba tiba Shakti terjatuh dan meminta tolong, Pratap segera menolongnya dengan menjulurkan tumbuhan merambat yang mirip tali kearah Shakti, Shakti akhirnya bisa naik keatas kembali, sementara itu Basar Khan berada tidak jauh dari mereka memperhatikan mereka dengan seksama, Gurudev datang dan langsung menyergapnya dari belakang dan menendangnya. Di tempat Pratap “Ayooo, Shakti kita menuju ke pohon yang bersinar” ajak Pratap namun tiba tiba Shakti meniup peluitnya dan berkata kalau dia ingin keluar dari permainan ini, sekarang tinggal Pratap sendirian yang tertinggal yang harus melakukan tugas itu.
Di tempat Basar Khan, Gurudev masih berkelahi dengan Basar Khan, Gurudev menendang Basar Khan tapi Basar Khan malah menarik tali yang membuat kaki Gurudev terjebak, kaki Gurudev terangkat hingga keatas dengan kepala dibawah, posisinya menggantung dipohon dengan satu kaki terikat tali, Basar lalu meletakkan ranting ranting berduri di tanah tepat dibawah kepala Gurudev, dengan begitu dia tidak bisa melarikan diri, kemudian Basar Khan segera berlalu untuk membunuh Pratap.
Sementara itu ditempat Maharaja Udai Singh dan Chundawat melihat ada dua orang prajurit yang berjalan kearah mereka tapi tidak bersama Pratap “Kenapa kalian kembali kesini tidak bersama pangeran Pratap ?”, “Gurudev yang menyuruh kami kembali kesini, Maharaja” ujar salah satu prajurit.
Di tempat Pratap, Pratap belum menemukan kolam kecil lainnya didepannya, tapi ternyata disana ada Basar Khan “Guruvar, kamu disini, bagus sekali, apakah kamu tahu dimana pohon bersinar itu ?” Basar Khan hanya tersenyum sinis “Kamu tidak akan bisa menemukan pohon itu, Pratap ,,, karena saat ini aku akan membunuh kamu !” Pratap sangat terkejut mendengarnya, Pratap baru sadar kalau Basarlah yang ingin membunuhnya “Kenapa kamu membunuh tuan Ahmed Khan ?” ujar Pratap sambil memukul mukul tubuh Basar Khan, namun Basar Khan hanya diam saja, Pratap kemudian mengeluarkan belatinya dan mengibaskannya ke arah Basar tapi Basar membalik belati itu kearah Pratap untuk membunuhnya namun Pratap berhasil menghentikan tangan Basar Khan dan dia menggunakan peraturan Kushti, Pratap berhasil membanting Basar Khan dan segera berlari dari sana menuju ke pohon bersinar.
Ditempat Gurudev yang sedang menggantung di pohon, saat itu Shakti melewati tempat tersebut, Shakti segera menolong Gurudev dengan membuka ikatan tali di pohon, Gurudev langsung melompat turun dan kakinya terkena ranting ranting yang berduri hingga berdarah namun Gurudev tidak peduli, Gurudev langsung berlari hendak menyelamatkan Pratap.
Di tempat Pratap, Pratap berhasil sampai di pohon bersinar, dilihatnya bulan purnama telah tiba dan benar saja pohon itu menjadi bersinar terang terkena sinar rembulan, Pratap melihat ada sebuah belati yang tertancap di bebatuan dibawah pohon, Pratap segera menghampirinya dan mengambil belati itu, tepat pada saat itu Basar juga mencapai ditempat tersebut dan mulai menghajar Pratap, Pratap tidak mau kalah, dia juga menghajar Basar Khan dengan belati yang baru ditemukannya itu ke arah tangan Basar, Basar juga menyabetkan belatinya ke tangan Pratap, kemudian Pratap kembali menghajar Basar dan mendorongnya dan mengunci tangannya dari arah belakang, tepat pada saat itu Gurudev sampai ditempat mereka dengan panahnya, Gurudev segera melesatkan anak panahnya tepat ke jantung Basar Khan, Basar Khan akhirnya tewas seketika itu juga, Pratap segera menghampiri Gurudev dan menyentuh kakinya meminta berkatnya (aashirvad) tepat pada saat itu Maharaja Udai Singh dan Chundawat juga sampai disana dan menemukan mereka berdua, Maharaja Udai Singh melihat luka luka ditubuh Pratap, Maharaja segera memanggil tabibnya. Gurudev memberikan salam pada Maharaja Udai Singh, Udai Singh membalas salamnya dan berkata “Setelah membaca suratmu, kami sebetulnya ingin menghukum kamu, Gurudev ,,, tapi sekarang kami sangat berterima kasih karena kamu telah menyelamatkan nyawa Pratap dengan melibatkan dirimu sendiri dalam bahaya” Gurudev meminta maaf, Pratap juga berterima kasih untuk hadiah belati yang telah dia dapatkan, kemudian mereka semua meninggalkan tempat tersebut. Dari kejauhan ternyata Shams Khan melihat semua insiden ini dari balik semak semak, Shams Khan sangat marah dan berkata “Aku akan benar benar harus membunuh Pratap !”