SINOPSIS MOHABBATEIN episode 407 “RUHI SAYANG IBU ISHI” by. Sally Diandra
Ruhi sedang melakukan syuting iklan dan tidak ingat barisan kalimat yang harus di ucapkannya “Dia bisa melakukan hal ini, buatlah dia menghafal kalimat itu” pinta sutradara, Ruhi kemudian mulai melakukan syuting film lagi tapi tetap saja hasilnya tidak baik, sutradara terus menerus memintanya melakukan syuting tersebut sampai Ruhi bisa melakukannya dengan benar, Ruhi sangat sedih “Ruhi, kamu itu harus bisa mengerti dan memperhatikannya dengan baik !” sutradara mulai kesal “Casting seperti apa ini ? Dia itu tidak bisa mengucapkan dua baris kalimat !” bentak sutradara, saat itu Raman datang dan menegur sutradara tersebut
“Apakah begini caranya bicara dengan seorang anak kecil ?” tanya Raman sambil memegang Ruhi “Siapa kamu ?”, “Aku adalah ayah dari anak ini, aku bisa saja menghentikan syutingmu !” bentak Raman kesal “Aku hanya melakukan pekerjaanku !”, “Bahkan aku juga sedang melakukan pekerjaanku ! Bicaralah dengannya secara baik baik” pinta Raman “Kenapa kamu menyuruhnya melakukan kegiatan modeling semacam ini kalau kamu sangat mencemaskannya ?” sahut sutradara itu, Raman langsung memarahi sutradara tersebut dan mereka mulai bertengkar
Sementara itu Mihir dan Ishita mulai mencari Ruhi di lokasi syuting tersebut “Mihir, Ruhi seharusnya ada disini, firasatku mengatakan demikian” ujar Ishita, ditempat Ruhi syuting, Raman memberitahu mereka kalau Ruhi tidak akan bekerja “Tuan Ashok Khanna yang membayarku, bukan kamu ! Kamu hanya kepala proyek, jika kamu tidak bisa bekerja sama maka ,,,” Raman langsung menyela “Aku tidak peduli !”, “Aku akan memberitahu tuan Ashok dan dialah yang akan mengurusi ini semua” ujar sutradara itu ketus, membuat Ruhi memegang tangan Raman kuat kuat dan teringat pada ucapan Shagun yang mengatakan kalau ayahnya bisa saja dipecat oleh Ashok kalau dia tidak mau syuting, Ruhi langsung menyeletuk “Aku akan bekerja ! Ayah, lebih baik ayah pergi saja” ujar Ruhi polos “Paman, aku akan melakukannya, aku tidak akan takut”, “Ruhi, tidak perlu takut, ayooo ikut dengan ayah” ajak Raman “Tidak mau ! Aku akan melakukannya ! Ayah sudah sana pergi saja !” ujar Ruhi “Lihat putrimu lebih waras daripada kamu” sindir sang sutradara,
Saat itu Mihir dan Ishita akhirnya sampai juga disana dan melihat kearah mereka, Ruhi mulai berakting dengan sangat bagus dan mereka semua bertepuk tangan untuk Ruhi, Raman lalu berbalik dan melihat Ishita dan Mihir ada dibelakangnya “Kalian berdua disini ?”, “Seharusnya aku yang bertanya padamu, seharusnya ada beberapa alasan dimana kamu tidak mengatakannya padaku kalau kamu bekerja di perusahaannya Ashok” sindir Ishita “Aku minta maaf, Ishita”, “Mihir, ayooo kita pergi !” Raman langsung mencegat mereka “Mihir, aku akan bicara dengannya”, “Raman, apa yang akan terjadi kalau kamu selalu mengucapkan kata maaf setiap waktu ? Kamu selalu saja berbohong !” sahut Ishita kesal “Aku tidak punya pilihan lain, Ishita ,,, Maholtra telah memblokir aku” ujar Raman
Shagun datang kesana dan melihat pertikaian kecil mereka dari kejauhan sambil tersenyum senang “Mereka bisa membuat drama apa saja, jika Ashok melihat hal ini ,,,” ujar Shagun sambil menatap mereka, sementara itu Ishita berusaha meyakinkan Raman “Raman, aku bisa mengatasi semua ini, aku kehilangan Ruhi karena kamu menyembunyikan kebenaran yang ada, kamu pikir aku akan merasa sedih kan ? Bahkan sampai hari ini aku masih merasa sedih”, “Aku minta maaf, Ishita” ujar Raman sedih, Shagun masih memperhatikan mereka sambil bersembunyi
“Raman, kita jadi menjauh karena kebiasaanmu ini”, “Maafkan aku” ujar Raman lagi “Pegang kakiku dan minta maaflah”, “Tapi salah satunya sedang sakit” Ishita hanya tersenyum “Sudahlah sana, temani Ruhi saja dan jangan berbohong lain kali” Raman lalu berjanji pada Ishita dan membawanya pergi dari sana sambil mendorong kursi rodanya, dari tempatnya bersembunyi Shagun berkata “Aku minta maaf, Ishita ,,, kamu harus gelisah dan tegang seperti ini, kalian berdua bersatu untuk Ruhi dan sekarang kalian berdua akan menjauh karena dia” ujar Shagun senang
Dirumah keluarga Bhalla, Rinki sedang ngobrol dengan ibunya “Ibu, saat ini aku memiliki banyak jadwal kuliah, bahkan Mihir juga membantu aku dalam belajar”, “Kamu ini harus mulai memikirkan tentang memiliki anak, Rinki” pinta nyonya Bhalla “Ibu, aku harus konsentrasi pada ujianku dulu”, “Apakah Mihir mencintai kamu ?” saat itu Rinki mendapat telfon dari Mihir dan berkata pada ibunya “Mihir menelfon, aku akan bertanya padanya” goda Rinki, Mihir kemudian ngobrol dengan Rinki “Bagaimana dengan syutingnya Ruhi ?”, “Raman sudah mengurusi semuanya, oh iyaa apa kita bisa keluar besok ?” Rinki merasa senang mendengarnya “Aku sangat menyukai chaat, Mihir”, “Aku sedang berfikir untuk mengajak serta Mihika juga, maksudku agar dia merasa lebih baik lagi” pinta Mihir “Baiklah”, “Rinki, aku mohon tolong yakinkan dia, dia tidak akan begitu mudah mau mendengarkan, bicaralah dengannya, dia juga suka chaat” pinta Mihir lagi “Baiklah, aku sedang bekerja sekarang, aku akan menelfon lagi nanti” nyonya Bhalla bisa melihat Rinki sedang bersedih, Rinki segera pergi dari sana
Ashok datang dan mulai mengecek syuting iklannya, Ashok kemudian memanggil manager produksi “Kenapa syutingnya berhenti ?”, “Sedang ganti pakaian, tuan” Ashok langsung memarahi orang itu dan melihat Raman dan Ishita ada disana “Keluarkan kerumunan orang yang tidak diinginkan” perintah Ashok, Ishita langsung menyela “Putriku adalah model disini dan suamiku yang bertanggungjawab untuk proses syuting ini, kamu tidak usah bertingkah, Ashok ,,, tidak usah membuat drama lagi” sela Ishita sambil memperingati Ashok soal hukum memperkerjakan seorang anak menjadi artis “Lihat saja, Ishita ,,, betapa tegangnya bossku ini, apalagi media juga sudah mengejar ngejarnya, jika mereka tahu kalau dia memarahi seorang anak, maka itu tidak bagus, aku akan mengatakan pada mereka dimana dia mendapat pukulan itu, apakah aku boleh, tuan Ashok Khanna ?” sindir Raman,
Ashok sangat marah dan bergegas pergi dari sana, begitu Ashok pergi “Ishita, aku akan menelfon dulu, pulanglah nanti bersama Mihir, oke ?”, “Aku ingin melihat Ruhi sekali saja” Ishita kemudian menghampiri Ruhi, begitu Ruhi bertemu Ishita, Ruhi langsung mengeluh “Lihat, kamu meninggalkan aku sendirian, aku ketinggalan sekolah, padahal aku harus mengikuti lomba pidato, semua orang lupa mengantar aku ke sekolah, ibu Shagun merias diriku dan membawa aku kesini, aku tahu ibu Ishi dan ayah hanya menyayangi kak Adi, makanya menggantinya dengan aku” Ishita menggeleng begitu mendengar keluh kesah Ruhi “Bukan seperti itu, nak” Ishita dan Ruhi sama sama menangis, Ruhi memeluk foto mereka berdua sambil menangis “Ruhi, jangan menangis sayang” Shagun langsung menyela ucapan Ishita, menghentikan mereka berdua “Ruhi, aku mengirim kamu kesini untuk syuting bukan untuk menangis” ujar Shagun ketus,
Ruhi segera pergi dari sana, Ishita langsung menghentikan Shagun “Kamu mungkin merasa puas bisa membuat Ruhi menjauh dariku tapi bagaimana bisa kamu memanfaatkan dia untuk gaya mewahmu ini ? Dia pantas untuk bebas, kamu ini kan ibu kandungnya, apakah kamu tidak bisa melihat kalau dia tidak menyukai hal ini ?” Shagun hanya terdiam dan terlihat jengah dengan ceramah Ishita “Dia lebih suka sekolah, sebentar lagi dia mau mengikuti lomba pidato, kamu membuatnya ketinggalan dengan semua ini, bagaimana bisa kamu membuatnya bekerja sebagai buruh untuk kamu ?” ujar Ishita sedih “Apakah kamu tidak tahu melakukan tanggung jawabmu sebagai orangtua ? Ini sangat buruk” Mihir menyela pembicaraan mereka “Ayooo Ishita kita pergi”, “Shagun, aku mohon padamu, akhiri semua ini dalam tiga hari dan Ruhi harus berangkat ke sekolah lagi” Shagun langsung menyahut “Ishita, apakah kamu tidak punya kegiatan yang lain selain memberikan ceramah ? Aku hanya merampas Ruhi darimu, kita lihat saja nanti apa yang terjadi kemudian” sindir Shagun
Raman mendatangi Ishita dan berkata “Ishita, aku punya sebuah kejutan untukmu”, “Aku tidak mau, Raman” namun Raman menyela “Baiklah” ujar Raman sambil memutar video, saat itu Ishita mendengar suara Ruhi “Ibuku adalah ibu yang terbaik didunia, namanya adalah Ishita Bhalla” Ishita mengecek video tersebut dan tersenyum melihat Ruhi mengatakan hal yang positif tentang dirinya “Aku merasa semuanya menjadi indah bersama dirinya, ketika dia pergi aku merasa sendirian, dia selalu menyayangi aku dari dalam hatinya yang paling dalam, kami saling memikirkan satu sama lain, aku menyayangi kamu ibu Ishi” ujar Ruhi dalam video tersebut,
Ishita menangis bahagia dan bertanya ke Raman “Kapan ini ?”, “Sutradaranya Ruhi bertanya padanya untuk mengatakan apapun yang ingin dia katakan dan dia mengatakan hal ini, aku telah mengirimkan video ini ke gurunya juga, jadi Ruhi akan ikut lomba pidato setelah syuting berakhir” Ishita merasa senang mendengar penjelasan Raman “Kamu telah membuat banyak masalah dan juga memberikan banyak kebahagiaan, Raman”, “Tiga hari lagi, aku sudah berjanji Ruhi pasti akan bersama kita” hibur Raman, Ishita kembali melihat video itu lagi sambil tersenyum, akhirnya Raman bisa melihat kebahagiaan Ishita sambil memikirkan sesuatu, Ishita berkata “Putriku mencintai aku” ujar Ishita senang
Ishita lalu membawakan bekal makanan untuk Ruhi, Raman tersenyum senang dan mengambilnya, Raman selalu bersama Ruhi di lokasi syuting dan bicara dengan Ishita melalui telfon, Amma mencoba menghibur Mihika, haripun berlalu, Amma melakukan tilak untuk Mihika dan Ishita, Raman memberikan perkembangan terbaru tentang Ruhi pada Ishita, sementara itu Rinki merasa sedih melihat Mihir bersama Mihika, sedangkan Raman meminta Ishita untuk mempercayainya kalau dirinya peduli padanya “Raman, apakah kamu akan memberikan aku apa yang aku katakan ?”, “Memangnya apa yang kamu inginkan ?” tanya Raman
“Lusa adalah hari pemujaan, jika kamu bisa ,,,” Raman langsung menyala “Itu tidak mungkin, Ishita”, “Raman, hanya beberapa jam saja bawa Ruhi kesini” pinta Ishita memaksa “Shagun pasti tidak akan mengijinkannya, syutingnya masih berlangsung”, “Cobalah, Raman” pinta Ishita “Itu tidak akan berhasil, Ishita” saat itu Raman mendapat panggilan “Baiklah, ini benar benar tidak bisa dipercaya”, “Apa itu ?” tanya Ishita heran “Aku tidak akan mengatakannya tapi menunjukkannya, bersabarlah” ujar Raman yang penuh teka teki SINOPSIS MOHABBATEIN episode 408 by. Sally Diandra