SINOPSIS MOHABBATEIN episode 243 by. Sally Diandra “TRUTH OR DARE”
Dirumah keluarga Bhalla, Raman memberitahu Bala kalau ibunya akan pergi ke luar negeri untuk membantu kerabatnya yang sakit di London “Tapi ibu khawatir masalah keimigrasiannya” sela Ishita “Ayah akan masuk dulu untuk melihat ibumu” ujar tuan Bhalla “Bala, bisakah aku minta bantuanmu ? Bisakah kamu menemani aku malam ini untuk berjaga karena aku harus mengantar ibuku ke bandara jam 3 pagi nanti, bagaimana kalau kita minum teh dan ngobrol bersama” Bala menyanggupi, Raman juga meminta Mihir untuk tinggal disana, Mihika merasa senang “Itu ide yang bagus ! Maksudku kita bisa pergi bersama sama ke kuil Brahma Mahurat dari sini”, “Ini berbahaya, Mihir” Raman menimpali ucapan Mihika “Aku sudah siap untuk menikah, Raman”, “Kalau begitu bagaimana kalau kita bermain kartu saja, kita bisa melakukan persiapannya disini, kami akan menyiapkan kopi dan makanan ringannya” Vandu ikut menyela pembicaraan mereka
Tuan Bhalla menyuruh istrinya untuk menyiapkan semua berkas berkasnya “Pihak imigrasi bisa saja membuat masalah nanti “Toshi, aku pasti akan sangat merindukanmu, siapa nanti yang akan minum denganku ?”, “Tuan Iyer, bagaimana ?” sahut Toshi “Nyonya Iyer pasti akan membuat Paisam untuk kami”, “Waah itu hebat, aku akan datang dan memakannya” sahut Toshi, sementara itu Raman menyuruh Mihir untuk membuat minuman, tanpa sengaja tangan Raman menyentuh tangan Ishita ketika Raman hendak mengambil makanan ringan, Ishita kaget dan langsung menarik tangannya secara spontan “Ada apa ? Apakah kamu tersengat sesuatu ?”, “Tidak ! Oh iya, Raman, bolehkah aku bertanya ? Apakah kamu mendengar apa yang aku bicarakan dengan Mihika di balkon tadi ?” Raman tersenyum nakal dan balik bertanya
“Apakah aku harus mendengarnya ?”, “Ooh tidak tidak tidak ! Untuk itulah aku bertanya” Ishita langsung gugup dan canggung di depan Raman “Bagaimana kalau aku mendengarnya ?” goda Raman, saat itu Bala menghampiri mereka dan berkata “Aku kira aku telah bergabung pada waktu yang tidak tepat”, “Oooh tidak ! Nah, Bala ,,, katakan padaku jika istrimu sedang mengungkapkan perasaannya pada seseorang tentang kamu dan jika kamu mendengarnya, apakah itu menjadi masalah ? Apakah akan ada masalah yang lain ?” Raman menggoda Ishita di depan Bala “Iyaaa, itu artinya ada sesuatu tapi aku tidak mempunyai pentunjuk tentang hal itu, Raman”, “Iyaa, jika kamu mengetahuinya, lalu apa masalahnya ? iya kan ?” Raman menimpali ucapan Bala “Sejarah mengatakan tidak baik mendengar apa yang istrimu katakan”, “Sejarahnya sudah berlalu, Bala ,,, kita sebagai suami mempunyai hak untuk mengetahuinya” goda Raman, Raman dan Bala kemudian saling bergurau di depan Ishita
“Rahasia istri adalah senjata terbesar kita” gurau mereka sambil beralih ke ruang tamu “Dasar Murugan ! Aku mohon, Raman seharusnya tidak mendengar perkataanku tadi, aku mohon ,,, selamatkan aku” gumam Ishita, kemudian Ishita menaruh kembali makanan ringan yang dipegangnya tadi dengan perasaan gelisah di dapur, Mihika yang saat itu sedang berada di dapur merasa bingung melihat sikap Ishita yang aneh “Kakak, apa yang kamu lakukan ?”, “Kamu ini sangat bodoh ! Tadi kan aku sedang ngobrol sama kamu tapi tiba tiba kamu pergi” ujar Ishita kesal “Tadi Mihir datang, kak”, “Kamu tahu, aku tadi sudah mengatakan banyak hal dan Raman berada dibelakangku, aku rasa sepertinya dia mendengarkan aku” Mihika tertegun “Memangnya apa ini ? Katakan padaku, kak”, “Waktu itu kan aku curhat sama kamu tentang dia, dan sekarang dia bersikap sangat overakting” Mihika semakin heran “Lalu kenapa kamu khawatir ?”, “Mungkin dia mendengarnya” Ishita merasa cemas
“Kakak, kalau kakak ingin tahu apakah dia mendengarnya atau tidak, aku punya solusinya, permainan jujur atau tantangan, bagaimana ?” ujar Mihika
Saat itu rupanya Vandu mengijinkan Bala minum wine, meskipun pada awalnya berdebat dulu, Mihika lalu menghampiri mereka dan berkata “Aku nggak mau bermain kartu yang membosankan, bagaimana kalau kita bermain jujur atau tantangan ?” akhirnya semuanya setuju, Ishita merasa cemas “Kakak, jangan takut, santai saja”, “Mihika, dia bisa saja memberikan aku tantangan yang berbahaya” ujar Ishita cemas “Bala, kamu harus menyelamatkan aku” pinta Raman, Raman menyiapkan semuanya “Ayooo ikutlah jika kamu menyukai permainan ini, ayoolah semuanya ikut” semua orang langsung berkumpul di ruang tamu dan menyiapkan sebuah botol yang diletakkan ditengah tengah meja, kemudiann mereka mulai memutar botol tersebut, botol itu berhenti di Mihika dan Mihika menerima tantangan
“Oke, tantangan untuk Mihika ,,, sekarang kamu harus memberikan ciuman yang romantis untuk Mihir” pinta Bala, semua orang terperangah, namun Mihika menerimanya “Tapi jangan lupa, Mihika ,,, French Kiss”, “Kakak ipar !” Ishita kaget ketika Bala meminta Mihika melakukan ciuman ala Perancis itu “Apa yang kamu katakan, kak Bala”, “Oke ! Tenang saja !” ujar Mihika sambil berlalu dari sana dan kembali lagi dengan membawa cermin yang agak besar, kemudian Mihika mencium pantulan wajah Mihir di cermin, semua orang tertawa melihatnya “Woow, pintar juga ! Lihat dia Mihir” ejek Bala “Waaah aku kehilangan kesempatan ini” ujar Mihir pura pura kesal “Kamu harus punya cermin dulu agar bisa mencium dirinya” mereka semua tertawa bersama sama
Kemudian botolnya berputar lagi dan botolnya mengarah pada Raman, Raman lalu memilih jujur, Ishita langsung bersiap siap hendak bertanya padanya “Raman, apakah kamu mendengar pembicaraan seseorang hari ini ?” Raman tersenyum dan berkata “Iyaa, aku mendengarnya”, “Apakah pembicaraan wanita ?” lanjut Ishita lagi, Raman langsung menyela “Bala, sebenarnya ada seorang perempuan yang berkata kalau ,,,” Ishita langsung menyahut “Sudah, cukup, tidak usah diteruskan, terima kasih”, “Ada masalah apa ? Aku mendengar semuanya, biarkan aku mengatakannya” Raman menyahut ucapan Ishita “Sudah lupakan saja”, “Ayooo kita akhiri saja permainannya” Bala langsung menyela mereka berdua “Ishu, biarkan dia mengatakan sejujurnya, bermainlah dengan penuh kepercayaan”, “Baiklah, jika kalian semua meminta padaku, aku bicara soal Ruhi, aku dengar dia bicara dengan Muttu dan aku tidak bisa mengerti tapi aku yakin kalau dia memang sangat mencintai Muttu dan dia juga menyadari kalau dia sangat terlambat merasa Muttu itu sangat berarti baginya tapi saat itu Muttu tidak ada disana dan Ruhi bicara dengan dirinya sendiri, aku jadi merasa khawatir karena putriku mencintai seekor anjing” mereka semua tertawa geli mendengarnya
“Raman, antar ibumu sekarang” pinta tuan Bhalla, Raman kemudian berterima kasih pada mereka yang menemaninya malam itu, mereka pun meninggalkan rumah Raman, ketika Ishita juga hendak bangun, tiba tiba Raman memegang lengan Ishita dan berkata “Aku dengar perkataan seseorang juga, aku pikir seharusnya aku tidak akan menceritakan pada semua orang” ujar Raman sambil mengedipkan matanya ke Ishita, Ishita hanya terdiam melihatnya SINOPSIS MOHABBATEIN episode 243 by. Sally Diandra “TRUTH OR DARE”