SINOPSIS MOHABBATEIN episode 240 by. Sally Diandra “TERKUAKNYA KAKAK PEREMPUAN MIHIR”

SINOPSIS MOHABBATEIN episode 240 by. Sally Diandra “TERKUAKNYA KAKAK PEREMPUAN MIHIR” Di pesta tilaknya Mihir dan Mihika, Ishita bertanya pada pelayan kenapa halwanya belum dibuat, dilihatnya Raman ada diujung sana “Apakah aku perlu bicara dengannya ? Tidak ! Aku tidak ingin” tiba tiba Ishita terbatuk batuk untuk mendapatkan perhatian dari Raman namun Raman saat itu tidak memperhatikan Ishita dan sibuk ngobrol dengan seorang pria, sementara itu Romi memainkan musik Punjabi yang begitu meriah dan memekakkan telinga, Ishita kemudian memberikan tanda pada Raman untuk datang padanya dan mengambilkan tabung gas, ketika Raman melihat kode dari Ishita, Raman malah menunjukkan jam tangannya dan berkata “Aku sedang sibuk ! Aku tidak bisa kesana” ujar Raman kesal, Ishita juga sangat kesal, lalu memberitahu Appa untuk mengatakan pada Raman agar membawakan tabung gas, 

Saat itu musiknya sangat kencang, begitu Ishita Appa berlalu, Appa bertemu dengan Bala yang meminta kunci rumah, Appa memberikan kunci itu dan memberikan perintah yang salah pada Bala tentang permintaan Ishita tadi, Bala lalu menyampaikan pesan itu ke Vandu tapi Vandu menolaknya karena ada banyak pekerjaan yang harus ditanganinya, akhirnya Bala menyampaikannya ke Romi, Romi kemudian menyampaikan pesan itu ke ayahnya, tuan Bhalla, mereka tidak bisa mendengar apa apa karena musiknya sangat keras dan pesan yang disampaikan pun salah, akhirnya tuan Bhalla menyampaikannya ke Raman “Raman, tadi kata Ishita, kamu diminta untuk membawa drum yang berisi air padanya” saat itu musiknya berhenti “Baik, akan aku ambilkan, dia itu memang benar benar aneh, dia ingin drum yang berisi air ? Tapi sepertinya tadi dia memberikan kode kalau dia ingin tabung gas ?” Raman merasa bingung 

Ishita mengatakan pada pendeta untuk menunggu sebentar karena Sheeranya belum siap, saat itu Ishita melihat Sanjana sudah datang ke pesta tersebut, Ishita sangat senang melihat kehadirannya, bergegas Ishita menemui Sanjana “Ishita, aku tidak bisa masuk ke dalam”, “Kamu harus masuk, Sanjana” Sanjana nampak bingung dan ketakutan sambil menutupi sebagian wajahnya dengan kerudungnya “Ishita, pergilah, ini tidak akan baik”, “Sanjana, paling tidak temuilah Mihir” saat itu Amma datang dan menyuruh Ishita untuk ikut dengannya “Ishita, kamu memang sangat baik dengan mengundangku ke kemari, aku akan menunggu disini”, “Baiklah, tunggulah disini, aku akan kembali lagi nanti” Sanjana segera menutupi wajahnya lagi sambil berdiri disana, ketika Ishita sudah pergi meninggalkannya, kebetulan Raman berada dibelakang Sanjana dan melihat ke arah Sanjana dari belakang, 

Raman bertanya tanya siapa wanita ini tapi ketika Raman hendak bertanya, Mihir memanggil Raman, sehingga Raman pun pergi dan tidak jadi bertanya pada Sanjana, Mihir kemudian mengenalkan Raman dan Ishita juga Mihika pada teman kuliahnya dulu yang bernama Rakesh “Ishita ini mempunyai dua hubungan denganku, sebagai kakak ipar dan sebagai kakakku sendiri”, “Setahuku dulu Mihir sangat pemalu, aku rasa mungkin Mihika yang memulai duluan” Mihika langsung menyela ucapan Rakesh “Oh iya, tentu saja” Raman kemudian menyahut dengan memberitahu efek samping setelah menikah, Ishita langsung menyela “Iyaaa benar, beberapa orang seharusnya tetap berada di masa lalunya dan tidak merusak orang lain di masa sekarang” Raman langsung membalas dengan berkata pada Rakesh 

“Kalau begitu, jangan menikah dulu” Mihika yang hanya menjadi pendengar sedari tadi, langsung berbisik ke Ishita “Kakak, kenapa kakak malah menyindir Raman”, “Dia itu orang yang tidak berperasaan” sahut Ishita kesal “Sudahlah, lupakan saja, ayoo kita pergi”, “Mihika, aku tidak ingin duduk disebelahnya pada saat acara puja nanti” Mihika tertegun “Kenapa ? Memangnya apa yang telah Raman lakukan ?”, “Sudah tidak usah merusak harimu” ujar Ishita sambil memamerkan Sanjana dari kejauhan pada Mihika, Mihika menatapnya dari jauh “Sanjana tidak ingin membuat masalah, makanya dia ingin duduk disana dan menonton acara tilakmu dengan Mihir”, “Baiklah” Mihika merasa senang 

Pendeta kemudian memberitahu pada nyonya Bhalla kalau saat ini waktu baiknya telah tiba, nyonya Bhalla menyuruh Raman duduk disana di dekat pendeta untuk melakukan puja “Dimana istrimu ? Kamu harus duduk dengan istrimu disini” ujar pendeta “Dimana Ishita ?”, “Mungkin dia sedang bersama beberapa tamu, ibu” Raman menyahut ucapan ibunya, saat itu Ishita datang dan akhirnya duduk disebelah Raman dengan perasaan dongkol “Silahkan pendeta, bisa dimulai pujanya” pinta Raman, pendeta pun mulai membaca doa doa, sementara itu ketika semua orang sedang berkumpul melihat pemujaan, Ruhi dan Shravan mengecek keamanan dengan walkie talkienya untuk menangkap pencuri yang datang 

Pendeta kemudian meminta Raman dan Ishita untuk mengambil Sankalp untuk pemujaan, Ishita meletakkan tangannnya diatas tangan Raman, mereka berdua saling memandang dengan perasaan kesal satu sama lain, Mihir dan Mihika yang berbada tepat dibelakang mereka berdua hanya bisa geleng geleng kepala melihat sikap suami istri ini, sementara itu Shravan bertanya pada Ruhi tentang keadaan disana, Ruhi mencurigai Sanjana karena dia duduk sendirian di pojok dan dan menutupi wajahnya, saat itu pendeta mengatakan bahwa pemujaan telah selesai “Berikan aarti ini pada semua orang” ujar pendeta, kemudian Ishita berbisik ke Vandu “Kakak, tolong ambilkan halwanya” Vandu bergegas pergi, tak lama berselang Vandu datang lagi dan bilang “Ishita, halwanya belum jadi” Ishita kaget dan langsung menyindir Raman karena tidak mengurusi tabung gasnya 

“Kapan kamu mengatakannya padaku ?”, “Aku kan sudah mengatakannya pada ayah untuk menyampaikannya ke kamu” Appa bingung dan menyela ucapan mereka “Aku tadi minta tolong Bala untuk mengatakannya ke Raman”, “Aku tadi juga titip pesan ini ke Romi” Bala menimpali ucapan ayah mertuanya “Iyaa, lalu aku menyampaikannya ke ayah”, “Iyaaa, itu benar, lalu aku menyampaikannya ke Raman kalau kamu minta drum berisi air” ujar tuan Bhalla polos, Ishita semakin kesal mendengarnya dan kemudian mereka berdebat satu sama lain “Sudah sudah sudah, cukup ! Raman, bilang sama pendeta untuk menggunakan ladu saja” sela nyonya Bhalla 

Sementara itu Shravan bergegas memberitahu Amma dan menunjuk ke arah Sanjana “Nenek, dari gerak geriknya sangat mencurigakan, dia pasti pencuri” Amma kaget sambil memperhatikan Sanjana, Amma bergegas menghampirinya dan mulai memarahi Sanjana, Sanjana bingung dan berusaha lari dari sana, semua orang yang mendengar Amma berteriak “Pencuri ! Pencuri !” bergegas datang kesana untuk melihat apa yang terjadi, Raman dan Ishita juga segera menghampiri mereka, Amma yang bisa menangkap Sanjana langsung berkata “Dia ini pencuri !” Ishita pun berteriak “Ibu, bukan ! Dia bukan pencuri ! Dia ,,, dia adalah kakaknya Mihir !” semua orang terkejut mendengarnya, Mihir sendiri juga bingung “Apa yang kamu katakan ? Aku tidak punya hubungan apa apa dengan dia !” Mihir mulai angkat bicara “Iyaa aku tahu kamu marah dengannya kan ? Tapi bicaralah dengannya ?”, “Kenapa kamu menekan aku ? Aku tidak mengerti, kenapa kamu memaksa aku ? Aku tidak kenal dengan perempuan ini” ujar Mihir heran

Raman menyela pembicaraan mereka dan langsung menegur Ishita, Ishita juga membalasnya “Hubungan persaudaraan kalian tidak akan berakhir seperti ini, aku tahu apa alasannya kamu meninggalkan kakakmu ini, Mihir” Mihir semakin bingung dan tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Ishita, sedangkan Sanjana hanya terdiam “Ishita, dia ini bukan kakakku ! Dan alasannnya sangat besar !”, “Alasannya adalah Raman ! Raman mempunyai hubungan kan dengan Sanjana ? Itulah mengapa kamu memutuskan hubunganmu dengannnya !” Raman kaget mendengar ucapan Ishita “Apa ? Aku bahkan tidak kenal dengan dirinya”, “Aku rasa ada seseorang yang mencoba membuatmu bingung, dia ini bukan kakakku !” Sanjana mulai berakting di depan Mihir, Mihir langsung memarahinya “Cukup, Mihir ! Ini adalah salah Raman juga”, “Ishita, apakah kamu sudah kehilangan akal ? Perempuan ini berbohong padamu !” Raman menimpali ucapan Ishita “Aku sudah melihat buktinya juga”, “Dia berbohong, Ishita !” Mihir masih bersikeras meyakinkan Ishita 

“Semua orang tahu kalau kamu merindukan kakakmu ini, aku mencoba untuk menyatukan kamu dan dia”, “Ishita, cobalah kamu mengerti, dia ini bukan kakakku !” Mihir semakin kesal “Baiklah, Sanjana ,,, coba katakan pada mereka”, “Sudah cukup, Ishita ! Kamu tidak tahu tentang Mihir dan kakak perempuannya, aku peringatkan padamu” Raman memperingati Ishita “Aku hanya mencoba untuk menyatukan mereka, Raman”, “Ishita, perempuan ini tidak bisa menjadi kakakku karena Shagun adalah kakakku !” semua orang yang hadir disana kaget dan tercengang begitu Mihir mengakui siapa kakak perempuannya yang sebenarnya, 

Saat itu Shagun masuk ke dalam ruangan tersebut dengan senyum yang tersungging dibibirnya, sebuah senyum kemenangan “Terima kasih, Mihir” semua orang melihat kearah Shagun “Terima kasih, Mihir karena kamu telah menerima aku sebagai kakakmu” Mihir tidak suka dengan kedatangan Shagun, mereka berdua mulai bertengkar “Aku telah mengirimi kamu benang Rakhi dan kamu tidak mengakuinya” Shagun teringat ketika Shagun dan Mihir sedang ngobrol di telfon “Aku tidak ingin kamu datang dalam pesta pernikahanku yang manapun !”, “Aku ini keras kepala, Mihir ! Aku juga ingin datang kesana !” kemudian Shagun menemukan sebuah cara untuk membuat Mihir tidak berdaya dan membuat Mihir mengakui kalau Shagun adalah kakaknya “Aku tahu kalau Mihir hendak melakukan pernikahannya dalam catatan sipil, lalu aku berusaha menghentikannnya dengan menulis surat keberatan tapi dia tidak menganggapnya secara serius” 


Shagun teringat ketika Mihir menelfon dirinya saat Mihir berada di kantor pengadilan, dimana Mihir tetap bersikeras tidak mempuyai hubungan apa apa dengannya sekarang “Kemudian aku menelfon Sanjana, aku tahu kalau hati Ishita akan luluh begitu melihat dan mendengar cerita sedihnya, seseorang yang bisa membawa kakak Mihir pulang kerumah dengan selamat, dia memang mempunyai hati yang begitu mulia, aku minta maaf, Ishita ,,, karena kamu harus memotong kakimu dengan kapakmu sendiri” Ishita hanya bisa terdiam seribu bahasa SINOPSIS MOHABBATEIN episode 241 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top