SINOPSIS MOHABBATEIN episode 233 by. Sally Diandra “SISI FEMININE RAMAN”
Mihika sedang memamerkan foto Mihir dan kakak perempuannya ketika kecil dulu pada Ishita “Aku yakin dia pasti akan mengatakan semuanya padamu, Mihika ,,, beri dia ruang dan bersabarlah”, “Kakak, aku sudah belajar bersabar dan dukungan yang tidak biasa dari kamu, buktinya kakak bisa mengubah Raman, dulu hatinya penuh dengan kebencian dan sekarang dia bisa menunjukkan sikapnya yang baik pada semua orang” puji Mihika tulus “Mihika, aku tidak melakukan apa apa, seseorang biasanya membutuhkan waktu untuk keluar dari masa lalunya, Raman itu sangat emosional dan sensitif” tanpa mereka sadari rupanya Raman mendengar pembicaraan Ishita dan Mihika “Ketika dia melihat film yang melow, dia menangis”, “Sungguh ? Dia menangis hanya dengan melihat film ?” Ishita mengangguk “Itu normal, tidak masalah” Ishita kemudian menjelaskan tentang dalam tubuh setiap pria terdapat hormon kewanitaan juga,
Raman langsung memegang kepalanya begitu mendengar ucapan Ishita “Lihat dia menggerutu kan tentang aku, kapan aku menangis ? Kalau seorang laki laki punya istri seperti dia, maka suaminya bisa dipastikan akan menangis” gumam Raman kesal kemudian berlalu dari sana, sementara Mihika dan Ishita masih asyik ngobrol soal Raman dan Mihir “Aku harap Mihir juga tidak macho terus setiap waktu, bantu aku, kak ,,, buat dia juga jadi orang yang sensitif seperti Raman” Ishita memeluk Mihika sambil tersenyum “Kamu ini ! Kamu pasti akan bisa mengubahnya” ujar Ishita
Saat itu Raman memasuki kamarnya dan mulai memikirkan tentang sisi kewanitaan dalam dirinya “Oke ! Semua laki laki pasti pernah menangis, bahkan pahlawan juga menangis, lalu laki laki juga ada yang menjadi perempuan” Raman bicara dengan dirinya sendiri tentang hormon dan kromosom yang ada pada tubuh pria, tak lama kemudian Raman sedang menoton pertandingan kriket di televisi, saat itu Ishita masuk ke dalam kamar sambil bergumam “Chanel olahraga lagi ! Kita seharusnya punya dua televisi, aku jadi tidak bisa nonton film apapun, selalu saja kriket !” Ishita mulai menggerutu “Kamu bisa menonton apa yang kamu inginkan, aku ini bukan pria yang melarang istrinya menonton film, aku ini kan sensitif” Ishita tersenyum dengan penuh tanda tanya dibenaknya, Ishita segera mengganti chanel televisinya dan mulai menonton film yang sangat sedih yang berjudul Lootera,
Raman juga ikut melihatnya dan mulai menangis, tiba tiba Raman berfikir “Jika aku menangis sekarang, dia pasti akan membuat aku menangis berdarah darah sepanjang hidupku, jadilah seorang laki laki, Raman ! Jangan menangis !” bathin Raman dalam hati, Ishita melirik kearah Raman dan berkata dalam hati “Kenapa dia tidak menangis ? Film ini kan tipenya, tisu seharusnya disiapkan mulai sekarang” bathin Ishita, Raman juga berkata dalam hati “Aku harus mencari alasan dan keluar dari kamar” Raman langsung bangun dan berkata “Aku akan keluar dulu”, “Kenapa ?” tanya Ishita heran “Ambil air”, “Ada disini, minumlah, film ini sangat sedih, kamu mungkin mau menangis dan bersembunyi yaa ?” sindir Ishita “Untuk apa aku menangis ? Kamu ini tidak bersih membersihkan kamar ini jadi debu masuk ke dalam mataku !” Ishita hanya terdiam sambil bergumam begitu mendengar ucapan Raman
“Hmmmm ,,,”, “Apa perlunya kamu bilang ke Mihika kalau aku ini orangnya sensitif ? Aku memang menangis, kamu melihat ekspresi wajahku kan ?” Ishita tertegun “Heiii ,,, bagaimana caranya kamu bisa mendengar pembicaraan kami ? Ini juga tentang masalah kewanitaan, aku tidak bilang sensi tapi mensi” mereka berdua mulai berdebat satu sama lain seperti biasa, kemudian mereka juga saling berebut remote tv seperti anak kecil, Ishita langsung naik ke atas tempat tidur sambil membawa remote tv, Raman mulai mengejarnya hingga akhirnya Raman bisa menangkap Ishita dan memeluknya dari belakang dan mencoba mengambil remote tersebut namun Ishita tetap mempertahankannya agar Raman tidak bisa mengambilnya,
Namun tiba tiba Ishita menjerit kesakitan “Aduuuh rambutku !” aksi rebutan itupun terhenti, Raman dan Ishita hanya bisa termangu disana dengan posisi Raman memeluk dari belakang, sesaat mereka terdiam dan saling memandang kemudian Raman melepaskan tangannya dari tangan Ishita dan berkata “Lakukan sesuatu pada rambutmu atau kepalamu bisa botak, dan lagi pertandingannya sudah berakhir, kamu bisa menonton film sepuasnya” ujar Raman sambil berbalik ke tempat tidurnya dan bersiap siap untuk tidur, Ishita juga kembali ke sofa dan bersiap untuk tidur, sesaat kemudian Raman bangun dan melongok kearah Ishita kemudian tidur lagi sambil menutupi tubuhnya dengan selimut, rupanya Raman tetap menonton film kesukaan Ishita dari balik selimutnya, Ishita tersenyum melihatnya, Raman pun tersenyum, Raman kemudian berbalik dan tertidur SINOPSIS MOHABBATEIN episode 233 by. Sally Diandra