SINOPSIS MOHABBATEIN episode 150 by. Sally Diandra
Ishita meminta Appa untuk pulang ke rumah dan beristirahat, dalam hatinya Ishita berkata “Raman, telah melakukan banyak hal, aku tidak akan mengatakan apapun padanya sekarang, hal ini akan menambahnya setress” bathin Ishita, sementara itu Simmi bertanya pada kedua orangtuanya tentang Amma “Apakah nyonya Iyer baik baik saja ?”, “Simmi, apakah Romi melakukan sesuatu yang ada hubungannya dalam hal ini ?” Simmi menggeleng “Tidak, ayah ,,, dia tidak melakukan apapun, jangan curiga padanya, ayah” pinta Simmi
Di rumah sakit, Ishita menghampiri Raman dan Raman bertanya “Ada apa ?”, Perawat menyuruh aku keluar, padahal aku ingin bersama ibu” Raman mengangguk “Aku mengerti, tapi perawat berada disana untuk merawat ibu, kemarilah” pinta Raman, Ishita lalu duduk disebelah Raman “Kenapa kamu duduk dibawah ?”, “Sakit punggungku kumat lagi” Ishita merasa iba “Kamu pasti lelah, pergilah dan tidurlah” namun Raman bersikeras menemani Ishita sepanjang malam itu dirumah sakit, mereka berdua kemudian ngobrol satu sama lain dan saling tersenyum, sambil asyik ngobrol, Raman lalu membuatkan teh untuk Ishita “Terima kasih, Raman” ujar Ishita dengan senyum manisnya “Apakah kamu sedang melakukan puasa hari ini ? Minumlah” Ishita kemudian meminumnya
“Seharusnya ada tv disini, dengan begitu aku bisa melihat pertandingan kriket” Ishita hanya tersenyum “Bagaimana aku bisa tidur ?” perawat memperhatikan mereka dari kejauhan
Raman dan Ishita lalu ngobrol berdua soal nama Mathangi yang dilihat Raman pada salah satu nametag perawat yang berada disana, ternyata nama Ishita juga ‘Mathangi’ Raman tidak kuasa mendengarnya “Ketika aku lahir, ibu yang menamai aku dengan nama itu” Raman tertawa tergelak begitu mendengarnya “Aku mempunyai nama itu di akte kelahiranku”, “Sungguh ? Hal ini harus menjadi rahasia, hanya ada diantara kita saja” namun lagi lagi Raman tertawa dengan nama itu bahkan sampai terpingkal pingkal “Raman, kendalikan dirimu, kamu ini sedang berada dirumah sakit” bisik Ishita
“Itulah mengapa aku berusaha melupakannya, aku hanya berdoa semoga saja tidak ada seorangpun yang datang kerumah sakit, karena disinilah masa masa yang sangat membuat kita tertekan tapi disinilah sebuah kehidupan dimulai, semua orang bisa lahir dan mati disini” Ishita hanya mendengarkan ucapan Raman “Aku menginap disini sepanjang malam setelah sekian lama”, “Kamu seharusnya bilang padaku tadi, jadi aku bisa meminta ayah untuk tinggal disini menemani aku” sahut Ishita “Bagaimana bisa aku meninggalkan ibu ? Dia itu sudah seperti ibuku sendiri”, “Kapan kamu tinggal disini terakhir kali ?” tanya Ishita penasaran “Ketika Adi lahir, jangan tanya, saat itu aku benar benar gila dan sangat bahagia” ujar Raman berseri seri, Ishita tersenyum melihatnya “Saat itu Shagun sedang melahirkan dan aku masuk ke ruang operasi” Ishita tertawa membayangkannya “Tapi ketika dokter memberikan Adi padaku, semuanya terasa hening dan hilanglah semua ketegangan itu” Raman nampak begitu emosi ketika menceritakannya
“Waktu itu pasti sangat menyenangkan, mempunyai seorang bayi yang pertama kali” Raman mengangguk “Iyaa, aku benar benar tidak percaya”, “Kamu sangat bersemangat sekali waktu itu” sindir Ishita “Mungkin saja karena dia adalah anakku yang pertama, aku masih saja kurang waras untuk Adi dan aku juga menangis” Raman terlihat terharu ketika menceritakan tentang Adi, Ishita menatap ke arah Raman dan mengucapkan terima kasih pada Raman “Kamu telah melakukan banyak hal, aku ingin mengucapkan terima kasih padamu dari seluruh pihak keluargaku, aku bahkan tidak bisa membayangkan kalau kamu tidak menyelamatkan ibu” ujar Ishita sedih “Tidak akan terjadi apa apa pada ibu”, “Kamu membayar biaya rumah sakitnya ?” tanya Ishita “Itu pinjaman dan aku akan mengambilnya berikut dengan bunganya dan jangan berikan aku ceramahmu juga jangan sebut aku Ravan Kumar”, “Kamu tidak akan mengambil bunganya dan jumlah pokoknya kalau aku tidak boleh melakukan hal itu” mereka berdua kemudian tertawa bersama sama
Tak lama kemudian Raman mulai mengantuk, Ishita duduk disebelahnya dan memberikan bahunya untuk Raman menyandarkan kepalanya, rupanya Ishita juga mengantuk, Raman lalu memberikan bahunya untuk Ishita untuk bersandar, mereka duduk dibawah dan tidur bersama sama, beberapa saat kemudian perawat datang membangunkan mereka “Maaf, nyonya ,,, ibu anda telah siuman sekarang” Ishita dan Raman tersenyum senang, Ishita bergegas bicara dengan Amma, Amma berusaha untuk mengatakan sesuatu dan berkata “Laptop” ujar Amma “Romi”, “Ibu, kenapa laptop Romi ada pada ibu ?” tanya Ishita heran “MMS” Ishita terkejut mendengar ucapan Amma “Milik siapa ? Mihika ? Jadi MMS itu ada pada laptop Romi ? Apakah ibu yakin ?” Amma mengangguk “Aku tidak percaya dengan hal ini, jadi Romi yang membuat MMS nya Mihika ?” saat itu Raman datang kesana dan bertanya “Ibu mertua, bagaimana kabarmu sekarang ?” tanya Raman sambil melirik ke arah Ishita yang saat itu menangis “Ibu, kenapa ibu menyebutkan nama Romi ?”, “Selamat, doa kalian telah terjawab, ibu anda telah sadar dengan cepat, dokter Ishita ,,, aku akan melakukan MRI / scan otak pada kepala nyonya Iyer” ujar dokter yang tiba tiba menyeruak masuk ke dalam kamar Amma, sebelum Ishita sempat menjawab pertanyaan Raman
Ishita kemudian mengecek laptop Romi dan melihat MMS video Mihika, Ishita terkejut, Raman datang dan bertanya “Ada apa, Ishita ? Apa yang ibu katakan tentang Romi ?” Ishita terdiam memendam perasaan kesal “Ishita, jawab aku !”, “Kamu tidak akan berani kalau mendengar fakta yang sebenarnya, lihat ini” Ishita menunjukkan MMS itu ke Raman, Raman terkejut “Bagaimana ini bisa terjadi ?”, “Ini adalah MMS nya Mihika yang Romi buat dan ketika ibu hendak ke klinikku untuk mengatakan tentang hal ini padaku, ibu mengalami kecelakaan” Raman sangat marah mendengarnya “Omong kosong apa ini ! Adikku tidak mungkin melakukan hal ini ! Ini bukan berarti kalau dia yang melakukan kecelakaan ini, dia itu bukan seorang kriminal !”, “Lalu siapa lagi yang akan melakukan kecelakaan ini ?” tanya Ishita kesal “Tapi apa buktinya, Ishita ?”, “Tadi ketika aku pulang ke rumah, aku melihat Romi sedang berada dirumah dengan mobil yang berwarna putih, ketika aku bertanya padanya, dia terlihat gugup dan merasa bersalah, badannya juga gemetar, jika dia benar, dia akan datang kesini tapi dia tidak datang kesini dan ibu mempunyai laptopnya yang berisi bukti MMS video itu” Raman merasa geram
“Kenapa Romi tidak datang kesini ? Dimana dia ?”, “Adikku Romi tidak seperti ini, Ishita ,,, dia tidak bisa melakukan hal ini, dia itu sebenarnya anak yang sangat baik” Raman mulai menangis “Siapa yang akan menjelaskan pada semua orang kalau Romi melakukan ini semua ? Dia tidak seperti ini, Ishita ,,, bagaimana bisa dia melakukannya ? Adikku menjadi seperti binatang !” Raman mulai kesal dan marah “Aku akan membuatnya menjadi seorang manusia dengan menghukumnya, aku akan menghukumnya agar dia tidak akan melakukan hal ini lagi nanti !” ujar Raman geram, Ishita segera mencegahnya “Cukup, Ishita ! Aku akan memberikan pelajaran padanya, kamu tidak usah ikut campur, Ishita !” Raman bergegas berlalu dari sana dengan amarah yang meradang
Raman sampai dirumah dan berteriak memanggil Romi dengan keras “Raman, ada apa, nak ? Romi tidak ada dirumah”, “Kemana dia pergi, ibu ? Dia bahkan tidak menerima telfonku !” semua orang bertanya pada Raman ada apa sebenarnya ? “Romilah yang menyebabkan kecelakaan ibu mertua !” seluruh keluarga Bhalla terkejut “Romi juga yang membuat video MMS Mihika dan saat itu ibu mertua hendak pergi menemui Ishita untuk menunjukkan buktinya itu” ujar Raman, Simmi berusaha membela Romi didepan keluarganya “Romi melakukan hal ini untuk menyembunyikan kejahatannya, Simmi !” semua orang terkejut mendengarnya SINOPSIS MOHABBATEIN episode 151 by. Sally Diandra