SINOPSIS MOHABBATEIN episode 122 by. Sally Diandra
Penjaga gedung memberitahu Sarika kalau ada seorang laki laki kaya yang datang untuk menemui dirinya “Katakan padanya kalau aku tidak ada dirumah dan jangan biarkan dia masuk” pinta Sarika, penjaga itu lalu memberitahu Raman kalau Sarika tidak mau bertemu dengan dirinya “Aku ada urusan dengannya !” namun penjaga gedung menghentikan langkah Raman “Maafkan, tuan ,,, dia tidak ingin bertemu denganmu”, “Baiklah” Raman bertanya tanya dalam hati “Kenapa Sarika takut padaku ?” Raman teringat ketika Parmeet membuat alasan ketika Raman bertanya padanya “Parmeet telah berbohong padaku dengan mengatakan tidak kenal dengan Sarika, itu artinya Ishita benar, aku harus mengatakan pada semua orang tentang hal ini dirumah” ujar Raman geram
Ishita baru saja pulang dari pasar bersama Amma, bebelanja beberapa sayuran “Sudah, biar ibu yang bawa tas ini, tas ini kecil, lebih baik kamu parkirkan mobilmu dan masuk ke dalam” pinta Amma, saat itu Ishita melihat nyonya Bhalla sedang mengangkat barang belanjaan yang sangat berat “Kasihan ibu mertua, dia itu kan baru saja patah tulangnya” Amma langsung mencegah Ishita agar tidak usah membantu ibu mertuanya namun Ishita tetap bersikeras ingin membantunya dan ternyata nyonya Bhalla malah berkata kata kasar pada Ishita “Aku sudah bilang sama kamu kan, Ishita ,,, kalau keluarga mereka ini tidak mempunyai sopan santun, mereka itu sangat buruk jadi mereka selalu merasa kalau setiap orang itu buruk” ujar Amma kesal” nyonya Bhalla yang tidak terima dengan ucapan nyonya Iyer langsung membalasnya
“Ini semua sandiwaranya Ishita !”, “Jaga ucapanmu itu ! Putriku tidak melakukan drama apapun ! Keluarga kami mempunyai sopan santun, lihat keluargamu sendiri, aku tidak akan mengirimkan keluargaku kesana” bentak Amma “Putrimu itu berusaha menghancurkan kehidupan putriku !” mereka berdua beradu pendapat dengan sengitnya, hingga semua tetangga datang dan menonton tingkah mereka berdua “Ishita itu pembohong !”, “Ishita tidak mungkin berbohong !” mereka berdua saling membentak dan mata melotot, Ishita berusaha menghentikan Amma dan mengajaknya masuk ke dalam rumah
“Aku akan membuat kalian semua keluar dari lingkungan sini !” bentak nyonya Bhalla, ketika Amma mau membalas “Ibu, aku mohon ,,, aku tidak suka dengan semua ini” pinta Ishita namun Amma dan nyonya Bhalla masih tetap beradu pendapat hingga akhirnya Ishita bisa membawa ibunya masuk ke dalam apartemennya “Aku tidak akan membiarkan mereka” Simmi dan Parmeet melihat pertengkaran mereka dari atas balkon, Pammi meminta nyonya Bhalla untuk tenang, sedangkan Parmeet sangat senang karena selama ibu mertuanya mendukung dirinya maka Ishita tidak bisa berbuat apa apa, nyonya Bhalla merasa kesal ketika Simmi marah padanya karena tanpa sengaja nyonya Bhalla telah membuka aib keluarga mereka di depan orang lain
Shagun datang ke kantor pengadilan dan menemui hakim yang mengurusi kasus Ruhi “Nyonya Shagun, apa yang kamu lakukan disini ? Kamu tidak bisa menemui hakim dengan cara seperti ini”, “Tapi ini sangat penting, bu hakim ,,, tolong dengarkan aku sekali saja” Shagun memohon dengan amat sangat pada hakim tersebut “Anda tahu, keputusan anda itu salah, anda telah memberikan putriku ke Raman Bhalla dan Ishita Bhalla, karena anda merasa kalau mereka itu lebih baik untuk Ruhi tapi saat ini pernikahan mereka telah berakhir dan sekarang semua orang bisa melihat fakta yang sebenarnya tentang Ishita, mereka melakukan sandiwara ini untuk mengambil Ruhi dariku” hakim pun tertegun “Lihat sendiri dengan kedua bola matamu bagaimana mereka sebenarnya dan kembalikan putriku padaku, aku tidak bisa hidup tanpa putriku itu” Shagun mulai merayu ibu hakim “Baiklah, aku akan kesana dan melihatnya sendiri baru kemudian aku akan memutuskannya” ujar bu hakim
Di rumah keluarga Bhalla, Parmeet sedang menelfon Sarika dan kembali mengancamnya “Parmeet, aku tidak menemui siapa siapa”, ”Jika kamu tidak menuruti perintahku maka aku tidak akan membiarkan kamu dan ibumu hidup dengan tenang ! Ingat itu !” dari luar pintu kamar tanpa Parmeet sadari ternyata Raman berdiri disana dan mendengar semua pembicaraannya “Ishita benar, suami adikku ini memang laki laki murahan, aku telah melakukan kesalahan pada Ishita, begitu aku mendapat buktinya, aku akan segera mengusirnya keluar dari rumah ini” ujar Raman geram “Aku harus melakukan sesuatu untuk mengungkap kebenaran tentang Parmeet, aku harus lebih pintar dari dia, aku benar benar tidak akan mengampuninya !” ketika Raman hendak pergi, tiba tiba Mihir menelfon Raman “Apa ?” Raman kaget,
Tak lama kemudian rombongan hakim dan polisi dari pengadilan datang kerumah keluarga Bhalla untuk mengecek apa yang Shagun katakan, ketika mereka mengetuk pintu rumah keluarga Bhalla, Raman berusaha bersikap senormal mungkin “Biar aku yang liat” ujar Raman
Raman kemudian membuka pintu rumahnya dan sedikit terkejut ketika dilihatnya rombongan hakim datang bersama Shagun “Mari mari, silahkan masuk”, “Aku datang kesini untuk bertemu dengan istrimu, dimana dia ? Aku hanya ingin tahu dimana dia berada, jangan katakan kalau dia ada diklinik, karena aku sudah pergi ke kliniknya tadi dan dia tidak ada disana” Raman sedikit bingung ketika mendapat pertanyaan seperti itu dari ibu hakim ”Tuan Raman, apakah benar kamu dan istrimu sudah berpisah ? Dan apakah semua ini hanya untuk mengambil hak asuh Ruhi ?” Shagun tersenyum senang begitu mendengar ibu hakim bertanya ke Raman
“Ibu hakim, itu semua gosip belaka” tepat pada saat itu Ishita datang “Heeiii kalian kesini rupanya, aku minta maaf, aku tidak melihatnya” Ishita dan Raman berusaha bersikap senormal mungkin seperti tidak ada masalah diantara mereka, Shagun terkejut “Aku minta maaf, kami seharusnya menemui anda hari ini, kami pikir kami akan di tinjau ulang setelah enam bulan, kami akan datang jika ibu hakim memanggil kami” ujar Ishita santai “Ishita itu hanya akting saja, ibu hakim ! Dia itu tinggal dirumah ibunya, Raman pasti membuat rencana ini begitu melihat kedatanganmu” Raman langsung menyela ucapan Shagun “Shagun, kenapa kamu suka sekali membuat masalah dengannya ?”, “Tuan Raman, sebenarnya apa yang terjadi disini ?” sela ibu hakim “Sudah ibu hakim, percuma bertanya pada mereka, lebih baik kita tanyakan saja pada tetangga mereka disekitar sini karen mereka pasti lebih mengetahuinya” sahut Shagun kesal
“Baiklah, aku juga ingin mencari tahu”, “Anda hanya mengira ngira saja, ibu hakim” sela Ishita “Aku yang akan memutuskannya, nyonya Ishita” ujar ibu hakim, saat itu Mihir datang dan melihat mereka “Waah ibu hakim datang juga kesini” ujar Mihir cemas, begitu pula nyonya Bhalla yang meminta suaminya melakukan sesuatu “Suamiku, lakukan sesuatu karena tadi aku bertengkar dengan ibunya Ishita didepan banyak orang dan semua tetangga mengetahui pertengkaran kami, bagaimana ini ?” bisik nyonya Bhalla cemas
“Ibu hakim, tetangga kami yang mana yang ingin anda temui ? Anda sendiri tahu kan bagaimana Ashok dan Shagun membuat sebuah permainan kotor untuk mengambil putriku ? Nama keluarga kami akan tercoreng bila anda melakukan hal ini” tuan Bhalla juga mengatakan hal yang sama seperti yang Raman katakan
“Dan hal ini juga akan berimbas pada Ruhi” sela Ishita “Mereka sepertinya telah berlatih mengucapkan kalimat ini, mereka itu ketakutan, ibu hakim” sindir Shagun sinis “Ini hanya tindakan yang biasa, tinjauan ulang dari pengadilan, tuan Raman ,,, aku akan bertanya pada mereka beberapa pertanyaan, aku sudah pernah mengatakannya kan padamu, dulu sebelum memberikan hak asuh Ruhi, Ruhi akan tinggal bersamamu jika kamu bisa memberikan perawatan yang baik padanya dan kami akan meninjau ulang lalu memutuskan kembali dengan siapa Ruhi akan tinggal, jika tinjauan ulang ini hasilnya buruk maka Ruhi akan kembali lagi ke nyonya Shagun” ibu hakim kemudian memanggil beberapa warga sekitar yang perempuan
Ibu hakim akhirnya bertemu dengan beberapa perempuan yang menjadi tetangga mereka
“Apakah kalian pernah melihat ada pertengkaran yang terjadi antara tuan Raman dan nyonya Ishita ?” mereka langsung menjawab sambil mendukung Raman dan Ishita “Iyaa, mereka memang sering bertengkar tapi itu karena kebudayaan mereka berbeda” Pammi juga memberikan pendapatnya “Mereka berdua itu sebenarnya saling mencintai, bahkan tuan Raman sampai belajar bahasa Tamil dan memuji nyonya Ishita di sebuah acara warga apartemen dengan maju ke atas panggung dan berpidato menggunakan bahasa Tamil” semua orang tersenyum senang, Shagun kaget dan tidak percaya “Mereka berdua itu pasangan yang sangat romantis” kemudian mereka menceritakan tentang Raman dan Ishita yang saling berpelukkan dibawah hujan deras
“Tuan Raman juga sering sekali mengantar nyonya Ishita dan Ruhi, nyonya Ishita sangat menyayangi Ruhi, seorang anak yang ditinggalkan menangis begitu saja oleh nyonya Shagun ini” para tetangga memuji muji Ishita “Dan aku juga tidak akan pernah meninggalkan Ishita” sela Raman sambil memegang tangan Ishita dan mereka berdua saling menatap satu sama lain “Maafkan kami yang telah mengganggu kalian semua, ini adalah tugas rutin kami dari pengadilan, tapi aku senang begitu mengetahui kalau semua orang bahagia disini” para tetangga akhirnya pamit pulang, nyonya Bhalla juga merasa senang dan berterima kasih ke Pammi,
Saat itu Ruhi pulang ke rumah dan kelihatan bahagia, Ruhi langsung memeluk Ishita “Ruhi, ayoo sapa ibu Shagun”, “Hallo ,,, ibu Shagun” Ruhi menuruti permintaan Ishita dengan perasaan gelisah “Ruhi, kenapa kamu takut ?”, “Ibu hakim, jangan kembalikan aku ke ibu Shagun, ibu hakim sudah memilihkan ibu yang baik untukku, ibu Ishi dan ayah sangat menyayangi aku” ujar Ruhi cemas
SINOPSIS MOHABBATEIN episode 124 by. Sally Diandra