SINOPSIS MOHABBATEIN episode 100 by. Sally Diandra
Pagi itu Bala bertanya tentang sikap Raman ke Ishita, dari kejauhan Rumi melihat Ishita dan Bala yang sedang ngobrol berdua, Rumi bergegas pergi dari sana, sementara itu Bala dan Ishita masih asyik ngobrol “Jadi Trisha ingin menikah dengan Mihir dan saat ini dia ada di rumahnya Amma”, “Iyaa kak dan Raman tidak peduli dengan perasaan Mihika, dia malah menyuruh Trisha berada dirumah kita dengan sengaja” ujar Ishita kesal “Ishita, ini bukan kesalahan Raman, jika Mihir mencintai Mihika, dia tidak akan mengambil sikap seperti ini” jelas Bala
Rumi mengatakan pada temannya kalau Ishita adalah kakak iparnya “Perempuan itu kakak iparku dan saat ini dia sedang bersama kakak iparnya” ujar Rumi tegang, saat itu Rumi mendapat telfon dari temannya dan menyuruhnya datang, temannya mengidentifikasi sang profesor yang menjadi ketua tim dosen “Kita akan menemuinya besok” ujar Rumi,
Sementara itu dokter sedang mengecek kondisi Raman “Sepertinya anda ini baru saja kehujanan, tuan Raman ,,, apakah dia juga suka minum ?” tuan Bhalla mengangguk dan berkata “Iyaa, dengan banyak sekali es”, “Aku rasa dia juga banyak berteriak” Ruhi langsung menyela ucapan dokter “Iyaaa, ayah suka sangat suka berteriak ke ibu Ishi”, “Tuan Raman, anda seharusnya tidak berteriak pada istri anda sendiri, dia pasti sangat kesal” ujar dokter, kemudian dokter memberikan resep sirup untuk Raman dan memintanya untuk meminumnya tepat waktu “Anda akan mendapatkan suara anda kembali pada dua hari atau satu minggu”, “Kami akan mengikuti lelang dan kami membutuhkan suaranya, tolong berikan suntikan apapun yang bisa mengembalikan suaranya” pinta Mihir “Tidak ada penawaran, tidak ada lelang, biarkan dia istirahat” pinta dokter,
Mihir meminta Raman untuk menulis, dia akan membacanya “Tolong tuliskan nomer dengan baik, Raman ,,, apakah ini 300 ?”, “Bagaimana caranya kamu lulus sekolah dulu, kak ?” sindir Simmi “Ini adalah tulisan tangan yang sangat buruk” sindir Ruhi, tepat pada saat itu Ishita pulang ke rumah dan bertanya “Ada apa ini ?”, “Ibu Ishi, ayah saat ini sedang tidak bisa bicara, berteriak dan minum tidak diijinkan lagi untuk ayah” sahut Ruhi, Ishita langsung tertawa dan bisa membaca gerakan bibir Raman “Waaah sungguh bakat yang luar biasa ! Aku punya sebuah ide, Raman ,,, kita bisa mengajak Ishita ke acara lelang itu, kamu bisa mengatakan padanya dan Ishita yang akan menawar” sela Mihir “Dia itu pasti tidak mau mengajak aku”, “Ishita, kamu harus ikut dengan kami dan menyelamatkan kami” pinta Mihir “Jika dia meminta padaku dengan kata tolong, aku mau” sela Ishita “Raman, tolong katakan padanya dengan kata tolong” pinta Mihir, semua orang meminta pada Raman untuk berkata tolong, akhirnya Raman menulis kata ‘tolong’ , Ishita menggodanya, Raman langsung melempar buku itu “Ini dari hati, aku menerima” ujar Ishita sambil tersenyum
Tak lama kemudian mereka bertiga datang ke tempat lelang, Ashok juga datang kesana untuk melakukan penawaran, Ashok melihat Raman juga ada disana bersama Mihir dan Ishita, Ashok langsung menelfon Shagun dan memintanya untuk datang di acara lelang itu “Aku sibuk, Ashok ,,, dan lagi aku tidak tertarik”, “Disini ada Raman dan Ishita juga” Ashok tahu kalau Shagun pasti akan tertarik dengan yang satu ini “Baiklah, aku akan datang kesana” ujar Shagun,
Dirumah keluarga Bhalla, nyonya Bhalla sedang menimbang berat badannya dan mengira kalau tubuhnya sudah turun beberapa kilogram “Apa itu, bu ?”, “Simmi, tolong bantu ibu, ibu tidak bisa melihatnya” pinta nyonya Bhalla “Ibu, timbangan itu rusak dengan berat badan ibu itu” ujar Simmi sambil tertawa tergelak dan berkata “Ibu, berat badan ibu bertambah”, “Aku sudah diet sangat banyak, Simmi” saat itu Amma menemui mereka, nyonya Bhalla langsung menyembunyikan timbangan itu, sedangkan Amma membawakan beberapa kudapan ringan dan meminta mereka untuk merasakannya “Maaf, aku tidak bisa mencicipinya, nyonya Iyer ,,, aku sedang diet” ujar nyonya Bhalla
“Tapi aku tidak melihat perubahan apapun” ujar Amma heran “Aku baru memulainya dua hari yang lalu, ini bukan sihir yang bisa langsung berubah jadi kurus”, “Ooh iya, kalau aku tidak perlu diet apapun, tubuhku selalu berkurang 1 kg, aku makan semuanya tapi berat badanku ini tidak bertambah” nyonya Bhalla langsung meminta pada pembantunya untuk membawakan sup dengan mentega “Bagaimana kamu bisa menjalankan dietmu kalau kamu makan mentega ? Kamu harus ikut jogging denganku setelah patah tulangmu itu sembuh, nyonya Bhalla” Amma kemudian pamit pulang, Simmi langsung mentertawakan ibunya begitu besan ibunya itu pulang, nyonya Bhalla menegurnya dengan keras
Di tempat lelang, Ishita bertemu dengan tuan Goyal, lalu mereka ngobrol bersama “Aku datang kesini dengan suamiku, tuan Raman Kumar Bhalla” Ishita mengenalkan Raman pada tuan Goyal “Tuan Goyal ini pasien tetap di klinikku”, “Betul, aku harus selalu mendatanginya ketika gigiku sakit” ujar tuan Goyal, saat itu Ishita membaca gerak bibir Raman lagi, Raman berkata pasien Ishita datang kesini juga rupanya, tuan Goyal lalu meminta semua orang untuk melakukan penawaran pada tanahnya, penawarannya akan dilakukan setelah makan siang, dengan gerakan bibirnya Raman meminta Ishita untuk menelfon Trisha namun Ishita mengabaikannya,
Saat itu Shagun datang kesana dan menatap kearah Ishita dan Raman sambil menghampiri Ashok ”Tidak usah makan siang disini, Shagun ,,, aku akan membawa kamu ke hotel bintang lima, kita akan membeli tanah ini atas nama Adi, aku akan memenangkan penawaran ini” ujar Ashok “Adi pasti akan sangat senang, kita harus memenangkan penawaran ini” ujar Shagun, Raman yang melihat kearah mereka langsung marah, lalu Raman mengajak Ishita dan Mihir makan siang “Bahkan Raman juga membawa Ishita kesini rupanya”, “Mungkin Ishita bisa merubah keberuntungannya” sindir Ashok “Aku tidak peduli, kita harus memenangkan penawaran ini, Ashok”, “Iyaa, itu pasti akan terjadi !” ujar Ashok senang
Ishita sedang ngobrol dengan Mihir “Mihir, aku tidak tahu apa apa tentang bisnis tapi tuan Goyal itu pasien tetap diklinikku dan dia sering berbagi cerita denganku” ujar Ishita, saat itu Trisha datang kesana dan langsung memeluk Mihir, Raman berkata pada Ishita kalau dia yang menelfon Trisha “Ishita, kamu tahu, ibumu memang benar benar seorang koki yang briliant dan kalau aku ingin makan maka aku akan makan dari bekas piringnya Mihir” ujar Trisha,
Ditempat Shagun dan Ashok, Shagun kelihatan sedang kesal “Shagun, ada apa ? Sepertinya kamu kelihatan kesal melihat Ishita ?” tanya Ashok, sedangkan Ishita melihat Trisha sedang memegang tangan Mihir, tiba tiba Ishita berkata “Aku tidak mau makan ini, aku akan pergi dulu, aku mau ambil dessert” Ishita segera berlalu dari sana, Mihir mencoba bicara dengan Ishita “Ishita, aku tidak memegang tangan Trisha, dia yang memegang tanganku”, “Tapi kamu tidak mengatakan apa apa, Mihir ,,, jika kamu menyukainya, maka pilihlah dia, ini akan lebih baik untuk Mihika” ujar Ishita kesal “Percayalah padaku, Ishita ,,, bukan seperti itu”, “Mihir, jangan coba coba menjelaskannya padaku” ujar Ishita kesal
Lelang tanah pun dimulai di harga 20 crores rupee (200 juta), Raman meminta Ishita untuk menawar “Ini akan sangat mahal untuk tanah seperti itu” ujar Ishita, namun Raman bersikeras “35 crores” teriak Ishita “40 crores” Ashok menyahut, Shagun tersenyum senang, Raman meminta Ishita untuk menawar lagi “45 crores” ujar Ishita lantang “50 crores” Ashok tidak mau kalah, Raman kembali meminta Ishita menawar, Mihir juga mengatakan hal yang sama tapi Ishita berkata kalau tanah itu tidak berharga, akhirnya Ashok yang memenangkan penawaran tersebut, Raman sangat marah dan bergegas pergi dari sana
“Ishita, tanah ini sangat penting untuk kami, kami membutuhkannya, kamu seharusnya melakukan apa yang Raman minta padamu tadi” jelas Mihir, saat itu Ashok kembali menyindir Raman dan mentertawakannya “Jadi istrimu itu yang hanya seorang dokter gigi biasa yang akan mengambil keputusan seorang CEO kali ini rupanya” Ishita mendengar ejekan Ashok “Dia telah membuatmu kalah dengan sengaja, sekarang aku mempunyai Shagun yang bersamaku yan selalu berada dibelakang kesuksesanku” Raman sangat marah dengan sindiran Ashok dan bergegas pergi dari sana
SINOPSIS MOHABBATEIN episode 101 by. Sally Diandra