SINOPSIS MAHAPUTRA episode 310 (10 November 2014) by. Sally Diandra
Di Bijolia, Pratap dan Rawat Ji sedang membahas masalah Bijolia dan Ajabde “Paman Rawat Ji, aku tidak percaya dan mencintai Ajabde lagi” Rawat Ji tertegun “Aku tidak mengerti bagaimana dia bisa sendirian meyakinkan daerah kekuasaannya untuk terpisah dari kita, pasti ada sesuatu yang salah” ujar Rawat Ji “Aku tahu kalau ada seseorang yang sedang merencanakan sesuatu dan membuat si pemberi rahasia tidak mencapai kami, itu tidak berarti aku mengijinkan siapapun membagi bagi daerah kekuasaan”, “Kalau begitu katakan padaku, apa jebakanmu ?” tanya Rawat Ji “Kamu tahu, paman ,,, lukaku ini di berikan oleh orang dari Chittor” Rawat Ji tertegun begitu mendengar ucapan Pratap “Bagaimana bisa kamu mencurigai orang dari Chittor ? Bagaimana mungkin ?”
Pada saat yang bersamaan, di istana Bijolia, Ajabde sedang berdikusi dengan Fatta dan Parwat Singh “Rakyat Bijolia telah mempercayai kita, kita harus bertanggung jawab, Pratap telah datang kesini, dia telah dikirimkan oleh Dewa” ujar Ajabde “Itu benar, tuan putri ,,, Pratap memang lebih berani daripada Fatta, dia telah melakukan pertarungan yang baik dengan menggunakan pedang, keputusanmu itu tepat dengan memilihnya sebagai menteri kita” Fatta merasa kecewa begitu mendengar ucapan Parwat Singh, Ajabde dan Ratu Hansa Bai mencoba menghibur Fatta “Kami bangga padamu, Fatta ,,, kamu telah begitu berani melempar orang orang Afghanistan itu keluar dari Bijolia”, “Cukup ! Cukup, kak ! Aku tidak memerlukan pujian ini ! Aku bukanlah seorang anak kecil” ujar Fatta kemudian meninggalkan mereka dengan perasaan jengkel,
Sementara itu di tempat Pratap “Paman, aku mencurigai seseorang di Chittor yang menyusun semua rencana ini, karena rakyat Bijolia tahu mengenai hal ini dan mereka telah menyerang aku karena mereka sangat membenci orang Mewar” ujar Pratap yang kemudian menceritakan tentang serangan dari Fatta dan Ajabde dulu “Disini ada banyak orang orang yang pemberani, mereka menyerang dari depan bukan belakang !”, “Aku jadi sangat khawatir sekarang, aku tidak bisa meninggalkan kamu sendirian disini, pangeran” ujar Rawat Ji cemas “Aku tidak apa apa, paman ,,, aku meyakinkan kamu kalau aku baik baik saja tapi aku harus menyelamatkan Bijolia dari Afghanistan dan Mewar dari Ajabde” ujar Pratap
Sepeninggal Fatta, Parwat Singh berkata “Fatta dan Pratap seharusnya tidak saling bersaing”, “Aku mempercayai Pratap, dia akan mengurusi Fatta dan masalah kecil ini” ujar Ajabde “Baiklah kalau begitu, aku harus pergi untuk melakukan perjalanan yang cukup panjang sekarang” ujar Parwat Singh kemudian berlalu meninggalkan ruangan itu namun Ajabde segera menghentikannya “Memang sebenarnya kamu ingin bertemu dengan siapa, paman Parwat Singh ?” Parwat Singh kaget, sementara di tempat Pratap “Pangeran, aku akan membawa prajurit Chittor kesini dan kita akan menghidupkan kembali kepercayaan rakyat Bijolia” ujar Rawat Ji “Tidak, paman ,,, rencana yang salah bisa menjadi berbahaya, aku tidak bisa kehilangan untuk memenangkan hati mereka, paman ,,, aku harus berperang melawan Afghanistan dan memenangkan hati mereka, aku yakin aku bisa melakukannya !” ujar Pratap geram “Oh ya, paman ,,, apakah kamu sudah mendapatkan koin emas ?”, “Ya, aku sudah mempunyai” ujar Rawat Ji sambil tersenyum senang “Baiklah kalau begitu, mari kita berpakaian yang pantas seperti seorang pembeli dan mendapatkan kembali perhiasan yang telah hilang dari Bijolia” ujar Pratap
Di kerajaan Bijolia, Parwat Singh segera menjawab pertanyaan Ajabde “Aku baru saja diundang oleh seorang pembeli, tuan putri ,,, tapi dia memiliki permasalahan pribadi untuk bertemu dengan istrinya”, “Aku harap semuanya baik baik saja, paman” Parwat Singh langsung menganggukkan kepalanya dan berkata “Iyaa, jangan khawatir, tuan putri” kemudian berlalu dari sana, sepeninggal Parwat Singh, Ratu Haansa Bai langsung berkata pada Ajabde “Ajabde, rasa percaya yang kamu tunjukkan ke Pratap, membuat ibu cemburu” Ajabde hanya tersenyum “Ibu bisa memikirkan apa saja” Ratu Hansa Bai tersenyum “Tidak, ibu hanya bercanda”, “Aku akan pergi, ibu ,,, dan mencoba bicara dengan Fatta” ujar Ajabde sambil meninggalkan ruangan itu, Ratu Hansa Bai merasa heran “Apa yang terjadi padanya ?”
Di tenda prajurit Afghanistan, Badshah Khan datang dan ingin tahu tentang seseorang yang menghentikan perampokan itu, saat itu Badshah Khan sedang diobati lukanya oleh seorang tabib “Aku merasa Yang Mulia Akbar akan mengambil harga yang terbaik” ujar Mansoor “Aku akan memberikan dia sebuah tangan juga, Mansoor” ujar Badshah Khan, tak lama kemudian Parwat Singh datang menemui mereka “Bagaimana dengan koin emas yang telah aku berikan padamu, kenapa kamu tidak memberikan info apapun padaku ? Dan siapa orang ini yang telah menjadi seorang penolong untuk Bijolia ?” tanya Badshah Khan heran “Namanya Pratap !” Badshah Khan kaget,
Sementara itu Pratap dan Rawat Ji sedang bertemu dengan Sahukar dan membeli semua perhiasan Ajabde darinya dengan cara menyamar sebagai seorang saudagar, Pratap membayarnya dengan koin emas “Tinggalkan saja bisnis ini dan lakukan bisnis yang lainnya, kamu seharusnya melakukan proses tawar menawar, aku minta maaf, kamu tidak tahu tentang bisnis ini” Pratap dan Rawat Ji saling berpandang pandangan “Kamu itu yang tidak tahu caranya berbisnis, meskipun kamu meminta harga yang double, aku akan memberikannya padamu” Sahukar si penjual merasa heran “Memang apa specialnya dengan benda benda ini ?”, “Perhiasan ini sangat berarti harganya untuk Mewar” ujar Pratap “Baiklah, kalau kamu suka, ambillah !” ujar Sahukar
Di tenda prajurit Afghanistan, Parwat Singh masih berdiskusi dengan Badshah Khan dan Mansoor “Tuan Badshah Khan, dia itu bukan pangeran dari Chittor, pangeran Pratap, dia itu hanya seorang rakyat biasa yang namanya Pratap dan tuan putri Ajabde mempercayainya dan menjadikannya sebagai menterinya tapi aku tidak akan membiarkannya tinggal di Bijolia” ujar Parwat Singh “Kita akan lihat bagaimana situasinya, lalu setelah itu kita akan membawa para prajurit untuk perang” ujar Badshah Khan senang “Kota kami ini adalah kota yang tenang, besok akan ada sebuah acara yang besar, banyak pembeli yang akan datang dan itu adalah kesempatan yang bagus untuk memasuki Bijolia, tidak akan ada seorangpun yang tahu karena kamu akan menyamar ketika memasuki Bijolia” ujar Parwat Singh “Aku akan menjaga kamu, kamu ini memang langka tapi memiliki ide ide yang cemerlang” puji Badshah Khan
Pratap dan Rawat Ji segera mengambil kotak perhiasan tersebut kemudian Pratap meminta pada Rawat Ji untuk kembali pulang ke Chittor dan mengabarkannya pada Raja Udai Singh “Serahkan semuanya padaku, aku akan kesana, aku akan mendukung kamu, bantuan apapun yang kamu perlukan maka kirimi aku sebuah pesan, aku akan selalu berada disana” kemudian mereka berdua saling memberikan salam satu sama lain, lalu Rawat Ji pergi meninggalkan Pratap, sementara itu di Bijolia, Fatta sedang memasak di rumahnya dan Fatta kelihatan kesal, Ajabde datang menemuinya dan melihatnya dari belakang bersama pelayannya sambil tersenyum, Ajabde menendang kaki Fatta “Aku bisa membuat makanan untuk diriku sendiri, kak ! Aku tidak memerlukan makanan istana !” ujar Fatta kesal “Ya, aku tahu itu, tapi bagaimana dengan makanan yang aku buat sendiri untuk kamu, dengan begitu kamu bisa fokus pada keamanan acara itu nanti” Ajabde kemudian juga menjelaskan pada Fatta kalau dirinya tidak ingin orang orang Afghanistan memasuki acara mereka dan mengacaukan semua rencana mereka, pada saat yang bersamaan saat itu Badshah Khan sudah mengubah penampilannya sebagai seorang Rajput sambil tersenyum senang
Di rumah Fatta, Ajabde meminta Fatta untuk memakan makanan buatannya dan menyuapinya perlahan lahan “Kenapa kamu menyuapi aku makanan, kak ? Pergilah dan suapilah menterimu itu, dimana Pratap ? Ketika aku pulang ke rumah, dia tidak ada disini dan sekarang sudah hampir petang, dimana dia ? Kemana dia pergi ?” tiba tiba Fatta tertawa terbahak bahak “Hahahaha, dia pasti melarikan diri, lihat ,,, apa aku bilang, kak ? Kamu mempercayai dia dan apa yang dia lakukan terhadapmu ? Dia itu melarikan diri karena takut dari orang orang Afghanistan itu sebelum maju berperang !” Ajabde hanya tersenyum sambil berkata “Aku tahu kemana dia pergi” ujar Ajabde,
Pada saat yang bersamaan Pratap sedang melatih beberapa prajurit untuk berlatih pedang, saat itu matanya tertutup oleh kain hitam dan Pratap berusaha bertahan melindungi dirinya sendiri dari serangan beberapa orang prajurit pada waktu yang bersamaan, Ajabde dan Fatta datang kesana dan menemuinya, tiba tiba Ajabde mengambil pedang dan berjalan mendekati Pratap, Fatta merasa bingung “Apa yang mau dia lakukan ?” tanya Fatta heran, Pratap mendengar suara gelang kaki dan segera berhenti untuk mendengarkannya secara seksama, Pratap juga mendengarkan suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya dan mulai bertahan melindungi dirinya ketika mendapat serangan, Ajabde melihat lukanya berdarah, Fatta sangat mengkhawatirkan Ajabde, Pratap dan Ajabde bertarung sangat baik sekali, namun tiba tiba pedang Ajabde terlepas dari tangannya “Gerakan yang bagus !” ujar Pratap sambil membuka kain hitamnya dan terkejut ketika dilihatnya Ajabde yang berada didepannya
SINOPSIS MAHAPUTRA episode 311 by. Sally Diandra