SINOPSIS MAHAPUTRA episode 307 (04 November 2014) by. Sally Diandra
Di kerajaan Mughal, di Agra, Akbar tidak suka dengan kehadiran Badshah Khan di istananya “Mengapa kamu berani berani memasuki istanaku tanpa ijinku terlebih dulu ? dan setelah kamu mengetahuinya pun kenapa kamu tetap memaksa bertemu denganku ?” tanya Akbar sengit “Ini semua karena aku menginginkan Bijolia dan aku yakin kamu juga, Yang Mulia ,,, aku juga tahu tentang sepak terjangmu selama ini di masa lampau untuk mendapatkan Bijolia” Akbar hanya tersenyum sinis “Bawa orang ini ke tabib dan biarkan dia hidup !” perintah Akbar pada pelayannya,
Sementara itu di Bijolia, Ajabde sedang memberikan instruksi pada para tukang kebun dan menegaskan pada mereka untuk memberikan perlindungan dan mengawasi pertumbuhan dari produksi hasil ladang mereka, Ajabde juga mengajukan sebuah permintaan, para tukang kebun itu sangat berterima kasih pada Ajabde, tak lama kemudian Fatta datang dan memberitahukan pada mereka tentang acara Dewali Mela itu secara lebih mendetail, semua orang langsung menghampiri Fatta “Balwant, tolong kamu pergi dulu” pinta Ajabde kemudian beralih berkata pada Fatta ketika adiknya sudah pergi “Fatta, aku memanggilmu karena ada informasi yang penting yang ingin aku sampaikan padamu yaitu Pratap akan menjadi bagian dari pasukan tentara kita” Fatta terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Ajabde
Pada saat yang bersamaan Pratap sedang duduk di sebuah cabang batang pohon bersama Chakrapani “Bagaimana mereka setuju secepat ini untuk kamu ?” tanya Chakrapani heran “Aku percaya kalau mereka akan menerima aku dalam kepercayaanku”, “Bukankah mereka mulai sangat mempercayai kamu akhir akhir ini ?” Pratap menatap ke arah Chakrapani tajam, Chakrapani langsung meminta maaf untuk ucapannya yang salah, kemudian Pratap melesatkan anak panahnya dan turun sambil melompat untuk mengambil sebuah buah yang dipanahnya “Kamu benar Chakrapani, aku telah dipercaya oleh mereka semua” ujar Pratap sambil menyerahkan buah tersebut ke Chakrapani
Fatta masih terkejut dan bertanya pada Ajabde tentang kesetiaan Pratap “Aku yakin dengan rasa kesetiaan Pratap karena dia memperlihatkannya padaku ketika dia sendiri memberikan perhiasan yang dikenakannya” ujar Ajabde “Tapi rasanya ini tidak ada alasan baginya, kak ,,, dan rasanya juga tidak mungkin dia ingin melakukan hal ini hanya karena agar dia bisa meyakinkan kamu dan mendapatkan tempat dengan mudah”, “Aku bisa membaca dari matanya, Fatta ,,, aku percaya dengan apa yang aku lihat dan aku tidak ingin tahu yang lainnya” ujar Ajabde lagi “Aku fikir, kamu akan mengambil keputusan yang rasional”, “Aku tidak punya pilihan, Fatta dan aku harus memberikan perintah pada seseorang, aku ingin kamu selalu ada bersamanya” ujar Ajabde lagi namun rupanya Fatta tidak setuju dengan keputusan Ajabde tapi akhirnya Fatta pun setuju “Kalau Pratap mencoba menunjukkan kepintarannya maka aku akan segera menegurnya pada saat itu juga !” Ajabde tersenyum “Kalau begitu aku tidak perlu mengkhawatirkannya” ujar Ajabde
Di dalam hutan Pratap sedang mengambil anak panah yang tertancap pada cabang pohon dan ketika hendak meninggalkan tempat tersebut bersama Chakrapani, tiba tiba Fatta muncul dan berkata “Kamu ini baru saja memasuki pasukan prajurit Bijolia dan telah menyelesaikan semua persiapannya dengan baik” sindir Fatta secara halus “Waktu itu begitu singkat jadi kita harus menghitungnya dengan baik dan waktu bukanlah suatu hal yang istimewa, Fatta”, “Kamu itu tidak perlu membuat senjata karena kamu adalah panglima perangnya sekarang !” Chakrapani hendak mengatakan sesuatu namun Pratap langsung menyuruhnya untuk diam dan mengucapkan terima kasih pada Fatta
Di kerajaan Mewar, Gaor sedang bertanya pada Dhaman Singh tentang jumlah hewan ternak dan ladang yang di miliki oleh kerajaan Mewar lalu menulisnya secara terperinci, Ratu Bhatyani datang dan menemui mereka dan bertanya “Apa yang terjadi, Dhaman Singh dengan senjata yang seharusnya kamu kirimkan ?”, “Parcel tersebut telah mencapai Bijolia, Maharani dan orang orang kita akan mengerjakan pekerjaan mereka” ujar Dhaman Singh, pada saat yang bersamaan orang orang suruhan Dhaman Singh sedang membunuh seorang laki laki setelah mereka merampok hartanya, mereka juga berencana akan melukai Pratap dimana mereka akan diberi hadiah berapapun jumlahnya yang mereka minta, di kerajaan Mewar, Ratu Bhatyani ingin agar Dhaman Singh melakukan pekerjaannya tepat waktu dan teliti, kalau tidak maka Ratu Bhatyani akan murka padanya “Hari itu pasti akan segera datang, Maharani” Ratu Bhatyani tersenyum senang dan menyetujui ucapan Dhaman Singh “Ketika pesan itu tidak terkirim ke Bijolia maka akan menjadi sangat sulit bagiku” ujar Ratu Bhatyani, Pratap saat ini ada di Bijolia dan katakan pada anak buahmu itu untuk melakukan sesuatu yang bisa membuat Pratap keluar dari Bijolia” bisik Ratu Bhatyani “Baik, Maharani Bhatyani, hal ini pasti akan terjadi” ujar Dhaman Singh kemudian berlalu meninggalkan Ratu Bhatyani
Tak lama kemudian Ratu Bhatyani menghampiri Gaor dan berkata “Kenapa pekerjaanmu sekarang ingin mencari tahu tentang kehidupan Dhaman Singh ? Aku rasa itu buang buang waktu saja” sindir Ratu Bhatyani “Sejak anda membuat banyak hal untuk dikerjakan maka aku seharusnya mengawasinya dan tidak lama lagi Dhaman Singh pasti akan menunjukkan kemampuannya, dengan begitu aku akan mengawasinya juga” ujar Gaor “Dengan membaca pikiranmu itu hampir saja tidak mungkin untuk membaca apa yang ada di dalam benakmu”, “Itulah mengapa kami mendapatkan posisi kami masing masing” balas Gaor
Di Bijolia, Fatta mengenalkan Pratap pada pasukan prajurit Bijolia yang tersisa “Tuan Pratap ini akan menjadi pemimpin kalian semua” para prajurit itu langsung terkejut begitu mendengar namanya “Tenang, tenang ,,, orang ini bukanlah orang yang sama dengan apa yang kalian pikirkan” Fatta mencoba memberikan penjelasan “Hanya namanya saja yang sama dan bukan yang lain, jadi tenang saja” kemudian Pratap maju ke depan dan menyapa para prajurit tersebut “Aku tahu semua pejuang dan kemampuan mereka juga nama ayah mereka” Pratap kemudian menyebutkan para pejuang tersebut “Hari ini adalah hari pertama kalian dan aku akan memberikan jadwal untuk kalian berlatih” Fatta kaget dan berkata “Bagaimana kamu tahu semua tentang mereka ?”, “Kita ini adalah pejuang dan itu artinya kita ini hidup dan mati bersama sama” ujar Pratap “ Ada satu instruksi kecil dan kamu akan mempelajari tentang kita”, “Kamu ada disini bukan ?” tanya Pratap “Aku pasti akan berada di sini !” balas Fatta mantap,
Tak lama kemudian Chakrapani bertanya pada Pratap “Orang orang ini akan membantu kamu dalam bertarung dengan pasukan Afghanistan dan pasukan yang sama juga akan bertarung dengan Chittor ?” Pratap tidak setuju dengan ucapan Chakrapani “Setelah bertarung dalam sebuah perang denganku, pasukan ini akan mengikuti apa yang aku lihat” Chakrapani masih bingung ketika Pratap berkata “Aku akan menyingkirkan Bijolia dari daerah yang sudah ditandai, Chakrapani” ujar Pratap
Sementara itu Fatta menemui Ajabde dan mengabarkan apa yang terjadi barusan, Ajabde juga sama terkejutnya dengan Fatta ketika mendengar hal tersebut “Fatta, jangan menilai seseorang menurut apa yang diyakininya tapi kamu harus melihatnya dari apa yang telah diperbuatnya, hal ini juga pernah terjadi padaku” Ajabde teringat bagaimana ketika dirinya diperlakukan di Mewar “Aku tahu bagaimana rasanya dan itu bukanlah suatu kejahatan untuk menjadi orang biasa” Fatta merasa tidak enak hati “Kakak, aku bukan bermaksud demikian, aku mengatakan hal ini, hanya karena aku tidak pernah melihat sesuatu yang seperti ini dan kakak telah mempercayai dia” ujar Fatta “Aku harus segera pergi ke tempat pelelangan” namun Fatta mencegahnya dan berkata “Jika kamu sangat mempercayai dia mengapa kamu tidak menceritakan padanya tentang siapa dirimu yang sebenarnya ?” Ajabde hanya terdiam
SINOPSIS MAHAPUTRA episode 308 by. Sally Diandra