SINOPSIS BEINTEHAA episode 93 (06 Mei 2014)

SINOPSIS BEINTEHAA episode 93 (06 Mei 2014) by. Sally Diandra Di hotel Barkath, Zain dan Aaliya yang terjebak di dalam gudang pendinginan mulai bertengkar dan saling menyalahkan satu sama lain, mereka sama sama tidak mau saling mengalah “Lalu kenapa kamu datang sebagai Aaliya Bhatt ?”, “Aku tahu kalau kamu sudah mengetahui kalau Aaliya Bhatt itu aku, lalu kamu mencoba mempermainkan aku kan ? Kamu tahu, memikirkan seorang perempuan lain ketika istrimu berada di sisimu, itu adalah sebuah dosa besar ! Allah akan menghukum orang orang yang melakukan itu !” ujar Aaliya geram, mereka berdua saling menatap dengan marah sambil menahan dinginnya suhu ruangan tersebut 

Di rumah tuan Usman, Barkath Villa, saat itu Usman masih terbaring lemah tidak berdaya dengan perban di sekeliling keningnya, seluruh keluarganya menemaninya di kamar, kecuali Aaliya dan Zain, saat itu Fahad yang melihat kondisi ayahnya merasa kesal dengan perbuatan Meer Khan “Aku akan memastikan kalau Meer Khan di penjara” Barkath kaget begitu mendengar ucapan Fahad “Baiyyu, lebih baik kita tidak usah melaporkan hal ini ke polisi, karena Meer Khan saat ini sedang sakit dan aku yakin sebentar lagi dia akan mati” Barkath mencoba menyelamatkan Meer Khan “Aku fikir, Meer Khan memang ingin melakukan sesuatu yang buruk pada keluarga kita” Usman semakin curiga dengan Meer Khan “Ayah, dia hanya mempunyai beberapa hari untuk hidup, jadi apa yang bisa dia lakukan pada kita ?” Shaziya yang saat itu hanya menjadi pendengar yang baik, mulai curiga pada Barkath dan bertanya “Barkath, kenapa kamu malah mendukung Meer Khan ?” belum juga Barkath menjawab pertanyaan Shaziya, tiba tiba Surayya menyela pembicaraan mereka “Barkath telah menyelamatkan ayahmu ini dari Meer Khan”, “Kita haru tetap menangkap dan memenjarakan Meer Khan untuk memberinya pelajaran” timpal Fahad “Barkath benar, biarkan Allah SWT yang menghukumnya” Barkath tersenyum sinis begitu mendengar ucapan Usman 

Di hotel Barkath, di gudang pendinginan, Zain mulai menggigil kedinginan dan mulai mengantuk dan kedinginan karena hipotermia (mekanisme / kondisi tubuh yang sulit mengatasi tekanan suhu dingin yang ada di sekitarnya), Aaliya segera mendekatinya dan melepas jas Zain tadi kemudian di pakaikan ke tubuh Zain “Aku mengantuk” ujar Zain dengan wajahnya yang sayu, Aaliya berulang kali membangunkan Zain dengan menepuk nepuk pipinya, namun Zain hanya diam saja, Aaliya terus berusaha membuat Zain terjaga dengan mengajaknya ngobrol “Zain, kamu tahu, kalau aku itu cemburu kalau kamu memikirkan gadis lain”, “Kamu mengakui hal itu karena aku sedang sekarat kan ?” ujar Zain sambil menggigil kedinginan “Jangan bilang seperti itu, Zain” kemudian Aaliya kembali ke pintu gudang dan menggedor gedor pintu gudang dengan sekuat tenaga tapi tetap saja tidak ada satupun orang yang mendengarnya, Aaliya berbalik ke tempat Zain dan dilihatnya Zain hampir saja tertidur, Aaliya kembali membangunkan Zain, Aaliya menangis melihat kondisi Zain, kemudian memeluk Zain erat “I love you, Aaliya” terdengar lirih suara Zain 

Di rumah tuan Usman, Barkath Villa, Fahad mencoba berkali kali menelfon Zain dan Aaliya tapi tidak ada respon dari keduanya, Surayya yang ikut menemani Fahad merasa khawatir ketika mendapat kabar tersebut “Saat ini Zain sedang berada di hotel dengan seorang perempuan, ibu ,,, tapi Aaliya juga tidak kembali dari tadi” ketika Fahad dan Surayya sedang cemas memikirkan Zain dan Aaliya, Barkath menemui mereka dan berkata “Mami, aku akan pergi ke Dargah (masjid) untuk membawakan taweez untuk ayah” Surayya segera mengijinkannya “Semoga saja Allah SWT memberikan anak perempuan seperti kamu pada setiap keluarga” puji Surayya kemudian Barkath berbalik ke arah pintu depan sambil tersenyum sinis, sedangkan Fahad mencoba menelfon staff hotel untuk mencari Zain ataupun Aaliya 

Di hotel Barkath, di gudang pendingan, Aaliya masih memeluk Zain dengan erat sambil berdoa dalam hati pada Allah SWT “Yaa Allah, selamatkan suamiku, Zain dan ambilah nyawaku sebagai gantinya” sementara itu Zain mulai berkata lagi “Aaliya, I love you” Aaliya menatap ke arah Zain dengan penuh haru dan bertanya “Mengapa kamu masih saja memikirkan Aaliya Bhatt meskipun dalam keadaan seperti ini ?” namun dalam hati Zain berkata “Yang aku maksudkan adalah Aaliya Zain Abdullah kali ini” kemudian Zain menutup matanya “Zain, jangan tidur, Zain !” ujar Aaliya sambil menggosok gosokkan tangannya di tangan Zain agar Zain sedikit hangat, tepat pada saat itu staff hotel masuk ke dalam gudang pendinginan dan mendapati mereka berdua sedang saling berpelukkan, kedua staff hotel itu langsung membawa Aaliya dan Zain keluar dari sana, kemudian mereka membawa Zain masuk ke dalam satu kamar hotel yang kosong, Aaliya meminta pada staff hotel untuk membuatkan kopi panas untuk Zain, kemudian Aaliya menyelimuti tubuh Zain dengan selimut agar Zain merasa hangat, beberapa saat kemudian salah satu staff hotel mengabarkan kalau Fahad menelfon Zain, Zain segera menerimanya dibantu oleh Aaliya, Fahad memberitahukan Zain tentang keadaan Usman yang terluka akibat perbuatan Meer Khan. 

Di halaman rumah Meer Khan, rupanya Barkath menemui Meer Khan disana “Selama ini kamulah yang mengatur semua ini, ayah ,,, tapi suatu saat kamu akan masuk ke dalam penjara jika kamu melakukan kesalahan” ujar Barkath geram dengan tatapannya yang sinis “Selama anakku ada di dalam rumah mereka maka tidak akan ada seorangpun yang akan bisa menyentuhku !” Barkath kesal sambil melirik ke arah ayahnya “Ayah, berhentilah berfikir seperti layaknya pencuri, aku ingin membawa ayah masuk ke dalam rumah itu sebagai pemiliknya” Meer Khan tertegun menatap ke arah Barkath “Mereka pasti tidak akan tahu mana Barkath yang asli, mereka juga tidak tahu jika Barkath mereka masih hidup atau tidak, kamu tahu Bobby ,,, aku bisa melihat karakterku dalam dirimu” Barkath yang mempunyai nama asli Bobby ini tersenyum sinis dan berkata “Aku mempunyai otak yang tidak dipunyai oleh Usman dan aku akan memberikan ayah apa yang di punyai oleh Usman sebagai buktinya” ujar Bobby sambil memberikan sebuah sertifikat pada Meer Khan, Meer Khan sangat senang menerimanya sambil membuka buka lembar demi lembar sertifikat itu “Kali ini aku kita memang belum mengeksekusinya dan aku tahu bagaimana cara melaksanakannya” ujar Bobby geram 

Di rumah tuan Usman, Barkath Villa, Zain dan Aaliya sudah sampai di rumah dan menemui ayah mereka di kamar “Kalian tahu, Barkath sangat berani ketika menghadapi Meer Khan” puji Surayya bangga “Kak Fahad, kenapa kak Fahad tidak memanggil polisi dan menangkap Meer Khan ?” sela Zain heran “Menurut Barkath, kita tidak usah melakukannya karena saat ini Meer Khan sedang menderita dari penyakit parahnya” Aaliya merasa heran ketika mendengar penjelasan Fahad “Kakak, Barkath itu masih anak anak dan aku yakin dia tidak tahu apa apa, dan lagi jika Meer Khan memang mengidap suatu penyakit, maka dia tidak akan melakukan hal ini lagi” timpal Aaliya “Kalau begitu, kita harus segera menelfon polisi” sela Zain 

Di rumah Meer Khan, Barkath alias Bobby masih membahas soal keluarga tuan Usman “Aku tahu semua orang yang berada di rumah itu dengan baik, aku bisa mengatasi Fahad, Zain, Shaziya dan Nafisa tapi masalahnya adalah keponakan mereka, Aaliya ,,, dia memang adalah saudara sepupuku tapi dia selalu ingin membuktikan dirinya sebagai seorang menantu yang baik” ujar Barkath sambil mengambil rokok dan mengecek sertifikat di tangannya tapi Meer Khan merebut rokok itu, kemudian Barkath bercerita tentang temannya “Aku selalu berkompetisi dengannya dan suatu ketika aku bertemu dengannya dalam sebuah kecelakaan, jadi kesimpulannya siapapun yang berusaha mengacaukan semua usahaku maka tidak akan terampuni” tiba tiba Meer Khan mendengar pintu rumahnya di ketuk oleh seseorang “Bobby, sepertinya di depan ada Aaliya dan polisi” ujar Meer Khan kesal "Aaliya memang adalah masalah terbesarku !" kemudian Barkath segera membuka pintu itu dan dilihatnya Zain dan Aaliya sedang berdiri di depan pintu bersama para polisi di belakangnya, Aaliya dan Zain kaget ketika melihat Barkath ada di rumah Meer Khan, sedangkan Meer Khan sedang berjalan ke arah mereka dari arah belakang SINOPSIS BEINTEHAA episode 94
Bagikan :
Back To Top