SINOSPSIS BEINTEHAA episode 63 (25 Maret 2014)

SINOSPSIS BEINTEHAA episode 63 (25 Maret 2014) by. Sally Diandra Di rumah tuan Usman, Barkath Villa, semua orang masih tegang begitu mendengarkan pengakuan Aayath tentang apa yang terjadi padanya pada malam di pesta Raghu Bhai itu, kemudian Surayya menegur Shabana karena dia tidak bisa mendidik anaknya dengan baik “Seharusnya Aayath berfikir tentang pamannya, Usman ,,, bagaimanapun juga Usman mempunyai status yang tinggi di kota ini” tegur Surayya “Aayath hanyalah anak anak” sela Ghulam “Lalu kapan dia akan dewasa ? Bagaimanapun juga kalian telah mengikat anak perempuan tertua kalian dengan Zain dan Zain hampir saja terbunuh dalam hitungan detik” semua yang hadir disana hanya terdiam mendengar ucapan Surayya “Rupanya kalian telah menjual anak kalian demi sejumlah uang” sindir Surayya “Surayya !” Usman segera menghardik istrinya ini “Tidak usah membahas soal ini lagi !”, “Aku tidak akan berhenti, Usman ,,, karena hal ini berimbas pada keluarga kita juga” Aayath masih menangis apalagi Surayya begitu memojokkannya “Aayath ini tidak berbohong, ibu ,,, apa yang dikatakannya adalah benar” sela Zain “Diam kamu, Zain ! Ini tidak sama, ada beberapa orang miskin yang menggunakan ilmu hitam untuk menjerat orang kaya, orang orang Bhopal pasti melakukannya juga” Shabana tidak suka dengan arah pembicaraan Surayya “Kak Usman yang menyuruh Zain menikahi Aaliya, bukan Ghulam, kak” bela Shabana 

“Ayah melakukannya karena situasinya sangat mendukung” Shaziya langsung mendukung ucapan Nafisa dan berkata “Ayah pasti dibodohi dengan melihat sandiwara pak Ghulam yang pura pura sakit saat itu” ujar Shaziya sinis Zain segera menegur Shaziya untuk tidak menciptakan situasi yang semakin panas dan memintanya untuk tidak bicara dengan pura pura mendukung kedua orangtuanya “Lalu siapa yang akan bicara kalau begitu ?” ujar Shaziya “Aku yang akan bicara !” sela Zain “Ibu, ibu tidak mempunyai alasan untuk menyalahkan keluarga paman dan bibi, seperti ibu dan ayah juga tidak bertanggung jawab pada kesalahan kak Fahad, bibi Shabana dan paman Ghulam tidak bertanggung jawab untuk kesalahan Aayath” Zain memuji paman dan bibinya “Paman dan bibi tidak menghina aku karena bagaimanapun juga aku ini adalah anak kalian dan bagian dari keluarga kalian, ketika hari ini Aayath membuat kesalahan, mengapa dia begitu disalahkan ?” ujar Zain kemudian berdiri di sebelah Aaliya, 

Aaliya sangat senang begitu mengetahui kalau Zain mendukung kedua orangtuanya, kemudian Ghulam berkata “Ketika Aayath membuat kesalahan, itu tidak berarti dia salah, Aayath memang berbohong dan dia adalah tersangka dan asal kalian tahu, kalau dulu ketika pesta pernikahan Aaliya batal, aku itu benar benar sakit yang sangat serius, saat itu impianku telah hancur dan aku mengalami sakit jantung, tapi hari ini aku telah kuat kembali, mungkin Aayath memikirkan nasib kedua orangtuanya, sehingga dia bisa melakukan segalanya untuk kami, kami tidak memiliki masalah apapun dengan kedua putri kami” ujar Ghulam sambil memeluk kedua anaknnya, kemudian Ghulam memeluk Zain dan menangis Usman terharu melihat pemandangan didepannya ini “Shabana, pak Ghulam apa yang dikatakan oleh Surayya tadi tentang statusku itu tidak benar, meskipun status keluarga kami tinggi, jika terjadi sesuatu pada keponakanku, apa yang bisa aku rasakan ?” ujar Usman, kemudian Usman memuji Zain yang telah menyelamatkan keluarganya “Zain, kamu telah membuktikan sebagai seorang anak yang baik, suami dan menantu yang baik” Zain hanya tersenyum mendengar ucapan ayahnya “Budi pekerti yang baik mengalir melalui garis keturunan, ayah” ujar Zain sambil memeluk Aayath 

Aayath sedang menangis di halaman sambil teringat semua yang dialaminya ketika di jebak oleh Rocky, Rizwan melihat Aayath dari kejauhan, Rizwan menghampiri Aayath dan berkata “Kamu tidak salah, Aayath ,,, karena kamu telah bertobat untuk semua yang telah kamu lakukan” Aayath sangat berterima kasih padanya, tak lama kemudian Rizwan sedang ngobrol dengan Nafisa “Kakak, aku tidak bisa mempermainkan perasaan perempuan” ujar Rizwan “Jika kamu tidak bisa melakukannya, aku akan membalaskan dendamku sendiri” Rizwan merasa tidak enak hati “Baiklah, aku akan menolongmu, kak” Nafisa sangat berterima kasih pada adiknya dan berlalu dari sana, tak lama kemudian Aayath mengembalikan sapu tangan yang pernah diberikan oleh Rizwan, Rizwan menerimanya “Apa yang sedang kamu lakukan ?” tanya Aayath “Aku sedang melihat lihat bisnis ayahku karena kak Nafisa tinggal dirumah ini dan Zain juga sahabatku, aku juga sering tinggal disini, maka aku pasti mendapat kesempatan untuk bertemu dengan tamu tamu mereka” kemudian Rizwan mengajak Aayath berjabat tangan dan mereka berdua tersenyum senang 

Tuan Ghulam dan keluarganya sudah bersiap hendak pulang ke Bhopal, Ghulam mulai membaca Shayari, Zain menjawabnya dengan kata kata yang lucu, semua orang tertawa, Usman menghampiri mereka dan berkata “Tinggalah beberapa hari lagi disini”, “Kami akan sering mengunjungi kalian” ujar Ghulam kemudian pergi dari sana bersama sama keluarganya, sepeninggal mereka, dari kejauhan Surayya bersama kedua menantunya melihat mereka pergi, Surayya dan menantunya sangat marah karena rencana mereka lagi lagi gagal “Mami, rencana Mami tidak akan salah, hanya dengan satu kali gerakan maka Aaliya akan keluar dari rumah ini” ujar Shaziya sinis 

Di kamar Zain, Zain sedang menggerak gerakkan tangannya yang terluka, Aaliya panik begitu melihat tangan Zain yang tidak di perban, Aaliya sangat khawatir “Zain, kenapa kamu melepas perbanmu ?”, “Dokter telah mengatakan padaku untuk melepasnya” ujar Zain “Aku sangat berterima kasih karena kamu telah menolong Aayath”, “Tidak masalah, semuanya sudah baik baik saja” ujar Zain kemudian Zain bersiap siap untuk berenang dan bergegas keluar dari kamar. Sepeninggal Zain, Aaliya segera mengambil kalender yang sering di coret coret oleh Zain dan berjalan ke arah jendela dan secara malu malu melihat Zain yang sedang berenang, ketika Zain selesai berenang, Zain melihat Aaliya dari bawah sambil mengenakan kimono handuknya dan berlalu dari sana, Aaliya berkata dalam hati kalau dirinya sangat berterima kasih untuk bantuan Zain pada keluarganya, itu semua sangat berarti bagi Aaliya, kemudian Aaliya melemparkan kalender yang dipegangnya sedari tadi kebawah lalu masuk ke dalam kamarnya, dibawah Surayya mengambil kalender itu dan melihat tanggal tanggal yang ditandai disana sejak hari pernikahan Zain “Siapa yang menandai tanggal tanggal ini ? Dan kenapa dia menandainya ?” Surayya sangat penasaran sambil melihat ke atas ke arah kamar Aaliya dan Zain SINOSPSIS BEINTEHAA episode 64 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top