SINOPSIS MAHAPUTRA episode 246 (22 July 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 246 (22 July 2014) by. Sally Diandra Di gua tempat Pratap dan teman temannya bersembunyi, Bhairam Khan membakar lorong di dalam gua tersebut, Pratap dan teman temannya berusaha menyelamatkan diri dengan masuk terus ke dalam lorong, hingga akhirnya mereka sampai pada jalan buntu, Pratap mencoba untuk memberitahu pada teman temannya agar mereka waspada namun dia sendiri yang mendapat luka, pada saat yang bersamaan di kerajaan Bijolia, tangan Ajabde juga terbakar “Ajabde, kamu tidak bisa memadamkan api hanya dengan tanganmu saja” ujar Ratu Hansa Bai sambil memegang tangan Ajabde yang terbakar dan meniup niupnya “Ibu, aku menaruh kain ini atas api agar apinya tidak menjalar kemana mana dan ini adalah sinar api untuk pangeran Pratap” Ratu Hansa Bai tertegun mendengar ucapan Ajabde, sementara di lorong tempat Pratap dan teman temannya bersembunyi “Pangeran Pratap, kenapa kamu membakar dirimu sendiri untuk menolong aku ?” tanya Chakrapani sambil terbatuk batuk karena saat itu asap sudah mengepung tempat mereka “Itu semua karena kamu sudah tidak sendirian lagi sekarang, kamu sudah menikah” ujar Pratap sambil meniup niup tangannnya yang terbakar “Aku telah menggali sedikit terowongan tapi tidak berhasil, pangeran” ujar Rawal Ji “Paman, sekarang lebih baik paman pergi dan cobalah untuk memadamkan api itu, aku yang akan menggali terowongan” ujar Pratap 

Malam itu, Raja Udai Singh dan Raja Mamrat Ji sudah mencapai benteng, mereka melihat ada asap yang mengepul, di dalam terowongan Pratap masih terus berusaha menggali dengan belatinya sekuat tenaga, hingga akhirnya Pratap mampu membuat lubang di kecil disana, Pratap bisa melihat keluar melalui lubang tersebut tepat pada saat itu Raja Udai Singh dan Raja Mamrat Ji sedang bergerak maju, Pratap bisa melihat ayahnya dari lubang tersebut “Ayah ? Apakah itu ayah ?” ujar Pratap heran, Pratap langsung berteriak “Ayaaaahhhh !!!!” di luar Raja Udai Singh mendengar suara Pratap “Raja Mamrat Ji, itu suara Pratap ! Tapi dari mana suaranya berasal ?” Raja Udai Singh kemudian melihat ada asap putih yang mengepul dari sebuah bukit, Raja Udai Singh dan Raja Mamrat Ji segera menuju ke tempat asap itu berasal, 

Sementara itu Bhairam Khan menyuruh prajuritnya untuk mengambil abu dari tubuh Pratap dan teman temannya, Raja Udai Singh sudah mencapai di dekat lubang dan menyuruh prajuritnya untuk menghancurkan dinding terowongan itu, akhirnya setelah berusaha sekuat tenaga, prajurit Mewar berhasil menghancurkan dinding terowongan itu, Pratap berhasil keluar dari terowongan, Raja Udai Singh merasa cemas begitu melihat Pratap yang terluka, tak lama kemudian Haji Khan, Rawal Ji dan teman teman Pratap keluar dari terowongan tersebut, sementara itu pasukan Mughal berhasil mendobrak terowongan tempat persembunyian Pratap namun sayang mereka tidak menemukan Pratap dan teman temannya karena mereka telah keluar dari sebuah lubang yang menganga, Bhairam Khan sangat kesal begitu mendengar kabar ini , tak lama kemudian Bhairam Khan menemui Jalal yang terbaring tidak sadarkan diri di kamarnya, Nargis dan kasim pelayan Jalal menemani Jalal dengan perasaan bersalah, rupanya Jalal belum bangun juga, Bhairam merasa gelisah, 

Keesokan harinya, Raja Udai Sing dan pasukannya sedang berada di sebuah tempat yang aman, sebagian prajurit sedang membuat obat obatan herbal dari tumbuh tumbuhan sedangkan sebagian lainnya sedang mengobati Pratap dan teman temannya yang lain “Raja Udai Singh, pangeran Pratap tidak berhasil membunuh Jalal sesuai dengan prinsip anda” ujar Haji Khan “Jika Pratap membunuh Jalal yang sedang dalam keadaan tidak sadar, maka aku tidak akan memaafkan dia seumur hidupnya, Raja Haji Khan” sela Raja Udai Singh “Sekarang aku akan masuk ke dalam benteng itu dan membuatnya sadar lalu aku akan membunuhnya, ayah !” Raja Udai Singh segera mencegah Pratap sambil berkata “Jika kamu akan pergi, maka lebih baik bunuhlah ayahmu ini dulu, kamu tidak bisa pergi kemana mana, Pratap ! Ayah telah mengatakan padamu sebelumnya, kalau kita harus menunggu prajurit kita terlebih dulu, camkan itu dalam benakmu, kita akan kembali kesini dengan kekuatan penuh, itu adalah sebuah strategi ! Bukan pengecut, saat ini kamu tidak sendirian, Pratap ,,, semua ibu dan saudaramu sangat berharap padamu” Raja Udai Singh kemudian memeluk Pratap “Ayah juga terluka, Pratap ,,, tapi ayah akan memastikan padamu, ayah akan bertarung melawan Mughal tapi ayah selalu menunggu kamu” Pratap akhirnya bisa menahan emosinya untuk tidak menyerang Jalal saat ini 

Di benteng, pagi itu Jalal sudah siuman dan sudah sehat kembali seperti sediakala, saat itu Jalal dan Bhairam Khan sedang berjalan di sepanjang koridor “Yang Mulia, bagaimana keadaanmu ?”, “Aku tidak bisa tidur dengan tenang, aku rasa sesuatu telah terjadi tadi malam” Bhairam Khan panik “Lupakanlah semua, Yang Mulia ,,, simbol Mughal sekarang sedang di persiapkan, jadi aku mohon persiapkan semuanya” ujar Bhairam Khan, Nargis yang saat itu juga mengikuti mereka merasa cemas “Yang Mulia, aku mohon jangan perintahkan untuk membunuh aku” Bhairam Khan yang mendengarnya semakin kesal “Kamu tidak akan dibunuh jadi tutup mulutmu !” bentak Bhairam Khan, tak lama kemudian Jalal mulai mengenalkan simbol Mughal sambil berkata “Ayah, lihat hari ini impianmu akan menjadi sempurna, Pratap akan melihat semuanya” ujar Jalal lantang, semua prajurit Mughal mengelu elukan simbol Mughal, dengan lantang Jalal berdiri diatas benteng dan menginformasikan pada seluruh Rajputana “Dengarkan kalian wahai orang orang Rajput, kalau aku Yang Mulia Raja Jalalludin Muhammad akan menguasai seluruh Rajputana khususnya Mewar !”  SINOPSIS MAHAPUTRA episode 247 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top