SINOPSIS MAHAPUTRA episode 238 (08 July 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 238 (08 July 2014) by Sally Diandra Pratap dan musuhnya yang bernama Burga Khan (orang bengis suruhan Jalal) mulai siap dengan senjata mereka masing masing, dari kejauhan Jalal yang saat itu datang menyamar untuk datang ke Dangal, sangat senang melihat Burga Khan bisa mematahkan tombak yang di bawa Pratap menjadi dua bagian dan melemparkannya begitu saja, Jalal berkata dalam hati “Hanya aku yang tahu bagaimana hasil dari pertarungan ini, pertarungan ini akan berakhir dengan kematian Pratap, apapun hasil terakhirnya nanti lalu kenapa ibunya Pratap harus menunggu sampai babak terakhir pada kematian Pratap untuk mengetahuinya ? Hal ini seperti menipu ibunya” Jalal kemudian menginformasikan hal ini pada anak buahnya untuk memberitahukan pada ibunya Pratap tentang hasil pertarungan, kemudian Jalal meninggalkan mereka 

Di Dangal, Pratap teringat pada ucapan gurunya bahwa dirinya harus bertarung dengan manusia buas untuk menyelamatkan dirinya sendiri, Burga Khan mencoba melangkah ke arahnya, Pratap mencoba untuk menyerangnya namun kemudian jatuh ke lantai karena benturannya, Pratap mencoba menggunakan senjatanya tapi Burga Khan kembali merusaknya hingga hancur berkeping keping, Pratap kembali gagal dalam segala usahanya untuk melukai manusia buas itu. 

Di kerajaan Marwar, Phool nampak khawatir dengan pertandingan ini, Phool bicara dengan dirinya sendiri “Siapa yang harus aku dukung ? Apa yang akan Ajabde lakukan kalau dia berada diposisiku saat ini ? Apa yang harus aku lakukan ? Mengapa aku selalu memikirkan dia sepanjang waktu ketika dia tidak ada disini ? Apakah aku harus selalu tergantung pada Ajabde untuk semua permasalahanku ? Tidak ! Aku tidak boleh begitu ! Aku ini putri raja dari kerajaan Marwar, aku tidak memerlukan dia” tiba tiba Ajabde muncul dibelakang Phool, Phool sangat terharu begitu melihat Ajabde datang “Phool, kamu tidak bisa lari dari dirimu sendiri tapi kamu selalu membutuhkan aku setiap saat sama seperti aku, Phool” Phool sangat penasaran bagaimana bisa Ajabde masuk ke dalam kamarnya “Aku tidak pernah pergi dari dalam hatimu, Phool ,,, kamu masih meninggalkan sebuah dilema sampai tiba saatnya kamu akan berfikir tentang situasi ini yang membuat sebuah pilihan antara dua orang yang kamu sayangi, ini bukan tentang seseorang tapi tentang yang benar dan yang salah, ini juga tentang dharma dan adharma, kakekmu itu salah, Phool ,,, kamu harus selalu berada pada dharmamu” Phool tidak bisa pergi menentang kakeknya, kemudian Ajabde mengingatkan Phool bagaimana dulu ketika dirinya menghadapi Jalal, sebelumnya kamu akan menentangnya tapi bukan kakekmu” Phool masih tidak bisa menangkap maksud Ajabde, Phool bingung, kemudian Phool mencoba untuk bicara dengan Ajabde lagi namun Phool baru menyadari kalau itu semua adalah khayalannya belaka “Apa yang terjadi padaku ? Aku harus segera menyelamatkan pangeran Pratap tapi bagaimana caranya aku sampai kesana ?” Burga Khan melanjutkan pertarungannya dengan Pratap untuk bisa mengangkat tangannya ke atas, semua usaha Pratap dalam menyerangnya selalu gagal, sementara Burga Khan terus menerus menghantamnya, orang orang Marwar dan Jalal sangat senang melihat Pratap kalah, ronde pertamapun berakhir, Burga Khan menang dalam ronde ini, saat itu Pratap sedang terbaring tidak sadarkan diri di tanah 

Di kerajaan Mewar, semua ratu mendapat kabar dari salah satu pelayan tentang kejadian yang terjadi di Dangal, Ratu Jaiwanta meminta pada mereka semua untuk tetap diam “Semua ini belum tentu kebenarannya sampai anakku memasuki istana ini dengan keadaan selamat, itulah saat yang tepat kalau kalian akan mengabarkan sebuah informasi bersama kedatangannya” ujar Ratu Jaiwanta penuh harap, namun Ratu Bhatyani merasa kalau pelayan itu mengatakan hal yang benar tapi dia segera terdiam ketika Ratu Jaiwanta menatap kearahnya dengan tatapan tidak suka 

Di tenda Phool, Phool menyamar dengan pakaian laki laki dan mencari cara untuk membodohi prajuritnya dan keluar dari sana segera dengan berlari, di lain sisi, Burga Khan sangat senang karena dirinya menang, begitu juga Jalal yang saat itu masih berada disana dengan menyamar, Phool akhirnya sampai di Dangal untuk bertemu dengan Pratap namun Phool mendapat kabar kalau kompetisinya sudah berakhir, Phool segera memasuki arena kompetisi tersebut, sementara itu dari tempatnya berdiri Jalal berkata pada dirinya sendiri yang ditujukan pada Pratap “Pratap, ayo bangun ! Bagaimana bisa kamu bisa kalah seperti ini ?” tiba tiba Pratap yang saat itu sedang terbaring lemah di tanah dengan posisi telungkup langsung membuka matanya, Pratap teringat semua pengalaman yang telah dia dapatkan di medan perang, Jalal sedang menyusun rencana sesegera mungkin begitu Pratap melihatnya, Pratap teringat apa yang telah guru Raughvendra ajarkan padanya kemarin tentang mencoba menentukan titik lemah lawan, Pratap segera bangun dan mulai menyerang Burga Khan lagi di tempat tempat yang mungkin merupakan titik kelemahan Burga Khan tapi selalu berakhir dengan lemparan tubuh Pratap oleh Burga Khan, Raja Udai Singh yang melihatnya sedari tadi merasa khawatir dengan kondisi anaknya itu. 

Phool sedang berlari menuju ke area Dangal, sedangkan Pratap akhirnya mampu menemukan titik kelemahan Burga Khan yaitu di lehernya dan Pratap terus menerus menyerang Burga Khan di titik tersebut, Burga Khan merasa kesakitan, Jalal dan Raja Maldev Singh sangat terkejut melihatnya sementara guru Raughvendra dan Raja Udai Singh sangat senang melihat taktik Pratap, hingga akhirnya babak kedua berakhir dengan posisi seri diantara kedua peserta tersebut, di lain sisi Phool sedang berlari, sambil berlari Phool teringat akan ucapan Jalal yang mengatakan kalau Pratap itu adalah musuhnya. 

Pada saat jeda istirahat, Jalal mengeluarkan sebuah kotak kecil dan menyuruh pelayannya untuk memberikan pada Burga Khan, pelayan itupun segera mendekat ke arah Burga Khan dan memberikan kotak tersebut, Burga Khan menerimanya dan membuka kotak tersebut yang berisi lima kuku pasangan  yang beracun. Burga Khan langsung mengerti apa yg seharusnya ia lakukan. Putaran ketigapun diumumkan. Para peserta akan mulai bertarung sampai salah satu dari mereka meninggal saat pertempuran.

Pangeran Pratap terus mengelak ketika Burga Khan mencoba utk menyerangnya. Pangeran Pratap mengingat teknik Guru nya tentang learning utk mengontrol titik pusat dahinya. Saat itulah Pangeran Pratap mulai menyerang pundak Burga Khan berkali-kali hingga akhirnya burga Khan segera bertindak dgn cara mencakar leher Pangeran Pratap dgn kukunya yg beracun.

Pangeran Pratap merasakan pusing & jatuh ke tanah tdak sadarkan diri. Burga Khan merayakan kemenangannya. Saat itulah Phool datang, ia kaget melihat Pangeran Pratap tergeletak ditanah, & phool bergegas menghampiri Pangeran Pratap dgn membawa segelas air putih. Phool memberi Pangeran Pratap minum & membisikan pada Pangeran Pratap tentang kuku beracun yg ada Pada Burga Khan. Pangeran Pratap menyadari mengapa Burga Khan mencoba utk menyerangnya menggunakan kukunya. Wasit mengatakan pada Pangeran Pratap, kalau ia harus bangun sampai wasit  menghitung hingga lima atau Burga Khan akan dinyatakan sebagai  pemenangnya.

Wasit mulai menghitung, orang-orang berusaha utk menyemangati Pangeran Pratap agar cepat bangun. Sampai akhirnya Pangeran Pratap berhasil utk bangkit sejenak Pangeran Pratap menatap Burgha khan dgn tatapan tajamnya, Pangeran Pratap teringat dgn kata-kata gurunya utk menyerang lawannya dgn tangan terbuka. Pangeran Pratap melakukan apa yg diperintahkan oleh gurunya, Pangeran Pratap membuka tangannya & dgn kekuatan penuh Pangeran Pratap langsung menyerang Burga Khan tepat di jantungnya. Burgha Khan langsung tewas. Wasit pun mengumumkan Pangeran Pratap sebagai pemenangnya, Rawatpun langsung bersorak dgn memberi selogan utk Pangeran Pratap, Raja Uday tampak bahagia atas kemenangan putranya. Sedangkan Raja Maldev & Jalal terlihat kecewa / marah atas kekalahan mereka.

Jalal segera pergi dari sana dgn wajah geramnya. Sedangkan Raja Uday Singh mengatakan pada Maldev, "Putraku telah mengalahkan binatang seperti Burga Khan. Kita harus membahas tentang peraturan yg sudah dijanjikan sekarang." Pangeran Pratap ingin mengatakan sesuatu. Dia telah memenangkan kompetisi ini, tapi mereka harus tahu kalau aturan yg mereka janjikan belum diikuti dalam kompetisi ini.Saat itulah Raja Maldev mengatakan hal yg sebenarnya bahwa Burga Khan dikirim oleh Jalal. Pangeran Pratap juga bertanya tentang kuku beracun di tangan Burga Khan. Raja Maldev terkejut mendengarnya & Uday Singh langsung marah mengetahui hal ini. Maldev berpura-pura kalau ia tdak bersalah karena ia tdak tahu apa-apa tentang hal itu. Uday Singh ingin penjelasan. "Aku  selalu berpikir kalau itu adalah masalah pribadi kita, tapi mengapa Anda melibatkan Jalal dalam hal ini." Teriak Raja Uday marah.  Maldev mengatakan alasanya mengapa ia meminta bantuan utk itu.
 
 
"Saat Raghvendra mundur. Aku  hanya menerima usulan Jalal utk membuat pertarungan Burga Khan melawan Pangeran Pratap. Aku benci dia, seperti yg sudah Anda lakukan pada aku . Tapi aku benar-benar tdak tahu tentang kuku beracun itu.  lagian Pangeran Pratap telah memenangkan kompetisi ini. Aku  menerima kekalahan. Marwar akan menerima aturan dari Mewar." Jelas Raja Maldev dgn bijak, kemudian Raja Maldev mengumumkan di depan semua orang kalau dia akan meletakkan pedangnya di kaki Pangeran Pratap, setelah Pangeran Pratap memenangkan kompetisi ini.

Rawat ji memuji Pangeran Pratap dgn memberi selogan utk Pangeran Pratap & semua orang bergabung berteriak memuji Pangeran Pratap. "Aku  telah banyak mengalahkan musuh besar aku  dgn pedang ini. Maka Aku  akan meletakkan pedang ini di kaki kau hari ini." Ucap Raja Maldev setelah berdiri tepat dihadapan Pangeran Pratap, Raja Maldev hendak menunduk namun Pangeran Pratap segera menghentikannya. Pangeran Pratap berbalik menghampiri ayahnya. "Bajirat, Apakah Anda tdak senang dgn kemenangan ini?" Tanya Pangeran Pratap pada Raja Uday, Raja Uday Singh mengatakan kalau ia hanya ingin mendengar kemanangan ini saja. Lalu Dia memberi Pangeran Pratap hak utk membuat keputusan terakhir. Tapi dia harus berbagi dgn semua orang. Kemudian Pangeran Pratap kembali berbalik pada Raja Maldev, "Raja Maldev, Mewar selalu memberikan pentingnya sebuah  kebebasan & harga diri. Kita bisa mati tapi tdak bisa membungkuk di depan siapa pun. Kami yg mencintai kebebasan begitu banyak tahu tentang orang lain. mencintai kebebasan mereka juga. Aku  tdak ingin merebut kebebasan siapa pun. Aku  bahkan tdak ingin memerintah negara lain. Aku  hanya ingin Anda utk hidup sebebas kami & negara-negara lain dari Rajpuatna lakukan. Kita harus bersatu ketika kita harus melawan setiap penyerbu asing. Aku  tdak ingin apa-apa lagi. Aku  tdak akan membiarkan hal itu terjadi. Saat anda tua nanti, maka anda harus menjaga pedang ini di depan aku . Aku  berharap dari Anda kalau Marwar akan bertarung dgn Mewar terhadap penjajah asing." Ucap Pangeran Pratap dihadapan Raja Maldev, Maldev ji setuju dgn Pangeran Pratap kalau Marwar akan melawan Jalal dari sisi Mewar. Rawat ji memberi selogan utk Mewar & juga jei kling ji. Pangeran Pratap & Raja Maldev saling mengatupkan kedua tangan mereka, & Phool tampak tersenyum bahagia melihatnya. 

DiMughal, Tentara Mughal terlihat membicarakan tentang Pangeran Pratap, ia memuji Pangeran Pratap dgn cara dia bertarung dgn Burga Khan. Namun Prajurit itu langsung tewas, karena Jalal membunuh tentara itu dari belakang dgn menggunakan pedangnya. Jalal tidak bisa mentolerir siapa pun yg memuji Pangeran Pratap.

Bairam Khan mengingatkan kepada Jalal utk mengendalikan amarahnya. Namun Jalal tidak bisa memahami bagaimana Pangeran Pratap bisa mengalahkannya. Bairam Khan mengingat Jalal kembali utk tidak dibawa ke hatinya. "kita kehilangan Nasir & pasukannya, kita juga kehilangan Burga Khan. maka mengapa Anda  begitu marah tentang hal itu?" Teriak Jalal memperingati Jalal,  "Aku adalah bahaya terdekat utk membunuh Pangeran Pratap. Ini hanya akan memberikan ketenangan utk jiwa almarhum ayahku. "Ucap Jalal geram dgn tatapan tajamnya.

Sedangkan ditenda Marwar, Phool terlihat duduk sambil menulis sebuah surat utk Ajabde. Saat itulah Pangeran Pratap datang utk bertemu dgnnya. Phool terkejut melihat kehadiran Pangeran Pratap & meminta maaf. Pangeran Pratap bingung atas permintaan maaf dari phool. Phool menjelaskan kalau dia tidak bisa berbicara untk menentang kakeknya kalau dialah yg memberitahu tentang kuku beracun itu.

Pangeran Pratap menenangkan Phool, "kau tidak perlu merasa malu atas apa-apa. Kau datang menyamar utk mengatakan yg sebenarnya. Aku datang ke sini utk berterima kasih utk itu saja. Jika kau tidak  melakukan itu mungkin Burga Khan akan membunuh aku sekarang." Phool segera menutup mulut Pangeran Pratap agar tidak melanjutkan ucapanya itu, sejenak mereka saling bertatapan. Namun phool segera tersadar, phool segera menarik tangannya kembali & berbalik membelakangi Pangeran Pratap dgn gugup.  Pangeran Pratap kembali menambahkan, "mungkin ada perbedaan di antara kita di masa lalu tapi aku berhutang budi padamu utk selamanya utk apa yg kau lakukan hari ini." Ucap Pangeran Pratap dihadapan Phool yg sudah kembali menatap Pangeran Pratap, setelah itu Pangeran Pratap berbalik utk pergi, namun ia langsung menemukan Maldev ji sudah berdiri di hadapanya. Raja Maldev langsung menjelaskan kalau dia tidak sepenuhnya bersalah atas semua yg terjadi di antara mereka. Pangeran Pratap setuju. tapi Maldev kembali menambahkan kalau ia entah bagaimana malah memberi Mogul kesempatan utk membuat keretakan di antara mereka.

Maldev menjelaskan kalau ia akan mengambil waktu utk memahami politik. Sampai saat itu Jalal akan berpikir tentang membagi Rajput padanya sampai kemudian masalah tersebut malah muncul. "Siapa yg akan bertarung dgn kau & harus sampai kapan? Hari ini bahaya itu karena aku & besok bisa menjadi orang lain. Jalal adalah musuh kita & kita harus menang atas dirinya." Jelas maldev pada Pangeran Pratap.  Pangeran Pratap mengingat semua kejadian masa lalu & mulai berpikir.

Maldev kembali menjelaskan dgn waktu singkat Jalal akan meningkat kekuasaanya. Suatu hari ia akan berhasil menguasai mereka. Pangeran Pratap menegaskan kalau mereka harus menang melawan Jalal utk membawa perdamaian di Rajputana.

Sementara itu, Beberapa tentara Mughal maju menuju Mewar. Tentara Mewar  siap utk bertarung dalam hal diperlukan setelah melihat kedatangan tentara Mughal. Tentara mughal membawa sesuatu di nampan. Mereka diam-diam pergi setelah meletakkan nampan itu di tanah. Tentara Mewar mengambil nampan itu. & didalam istana salah satu dayang sudah membawa nampan itu utk diberikan kepada Ratu utk dilihat. "Maharanisa, Tentara Mughal meletakkan ini di gerbang kita. Belum ada yg melihat apa didalamnya." Jelas dayang itu dihadapan semua Ratu. Ratu Bathiani membacakan surat (dari Jalal) yg ada dinampan itu. "Siapa pun yg mencoba utk melawan kami, maka kami akan menjatuhkan  nasib yg sama dgn benda yg kami kirim ini. Jalaludin muhammad" Ucap Bathiani setelah membaca surat tersebut.

Semua tampak tegang, "bagaimana jika itu adalah sesuatu yg berhubungan dgn Rana ji kita. Kain ini benar-benar sudah dilumuri oleh darah." Ucap Ratu Bathiani yg meragukan apa yg terkait dgn pangeran Pangeran Pratap. Tangan Ratu Bathiani hendak meraihnya namun ia mengurung niatnya utk membuka kain itu.

Dimughal, Jalal yg baru sampai diistanya mendapatkan informasi kalau pesan khusus nya telah dikirim ke ibu Pangeran Pratap. Jalal senang mendengarnya. "Aku yakin dampaknya akan apa yg aku inginkan." Ucap Jalal dgn senyum liciknya, kemudian Bairam Khan menjawab kalau ia yakin hal itu akan berdampak dgn kemarahan Pangeran Pratap. "Anda tidak harus melakukan sesuatu dgn ibunya seperti itu." Tegas Bhairam khan, namun Jalal menginginkan ini terjadi. "Dia akan datang utk bertarung dgn saya, Dia pasti akan masuk ke dalam istana ini." Jelas Jalal dgn tersenyum kemduian Jalal segera pergi masuk kedalam istana. Sedangkan Bairam Khan mengatakan kepada tentaranya utk tidak membiarkan siapa pun masuk kedalam tanpa izin. Semua Prajurit menuruti perintahnya & mereka segera menutup Gerbang istana.Kembali kemewar dimana Ratu Jaywanta tampak tegang sambil memegang dadanya menatap nampan kiriman dari Jalal. Jaywanta mengatakan pada bathiani kalau hatinya masih berdetak sangat cepat. "Hal ini tidak biasa terjadi ketika sesuatu yg berhubungan dgn Pangeran Pratap. Tidak ada yg bisa terjadi padanya atau hati aku tidak akan pernah mengalahkan seperti ini." Jelas Ratu Jaywanta dgn gugupnya, kemudian dia segera membuka kain yg menutupi nampan itu, semua kaget melihatnya & Ratu Jaywanta pun jatuh Pingsan. Semua Ratu bergegas menghampir Ratu Jaywanta, mereka tampak panik melihat kondisi Ratu Jaywanta. SINOPSIS MAHAPUTRA episode 239

Bagikan :
Back To Top