SINOPSIS MAHAPUTRA episode 237 (7 Juli 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 237 (7 Juli 2014) by. Vany Desky Pratap dan Guru Raghvendra terus berjuang melawan dengan seimbang .hingga Babak pertama pun berakhir. Maldev terlihat kecewa dengan Raghvendra. Dia meragukan kalau Raghvendra tidak mengeluarkan kekuatanya 100% untuk melawan Pratap. Maldev segera menghampiri GuruJi "Anda terkenal cukup kuat untuk memenangkan pasukan besar. Tapi saya dapat melihat bahwa Anda tidak dapat menang atas seorang anak biasa seperti Pratap. Apakah cinta Anda kepada murid kesayangan Anda tidak membiarkan Anda melawannya dengan benar?" Selidik Maldev pada Ragvendra. Tidak tahan lagi dengan tuduhan Maldev yang semakin menyudutkannya, akhirnya guru Ragvendra segera melangkah ketengah2 penonton. Ragvendra langsung menyatakan mundur dalam pertarungan ini. "Saya telah menarik nama saya dari kompetisi ini untuk Raja Maldev. Karena ia telah meragukan niat saya dan dedikasi dari saya." Ucap Ragvendra pada seluruh penonton yang menyaksikan pertarung mereka. "Hal ini melawan kehormatan diri saya dan martabat untuk membuktikannya di depan siapa pun. Tapi saya mencari pengampunan dari kalian semua terutama pesaing saya yang sama-sama kuatnya dengan saya, Pratap." Ucap Ragvendra pada seluruh penonton yang menyaksikanya sambil mengatupkan kedua tangannya dihadapan Pratap, dan Pratap mengangguk dengan senyumannya. 

Kemudian Uday Singh berdiri dari tempat duduknya dan diikuti oleh Pratap yang juga berdiri dari tempat duduknya. Raja Uday meminta Maldev ji untuk mengumumkan hasilnya sekarang. Maldev langsung tidak menyetujuinya. "Saya belum mundur. Kompetisi ini belum berakhir. Pesaing kedua saya akan mengambil alih. Aturan akan sama. Pratap akan dinyatakan pemenang hanya jika ia membunuh pesaing ini." Ucap Maldev dengan lantang. Uday Singh langsung menerima tantangan berikutnya dari Maldev. Wasit pun mengumumkan Pertarungan diberhentikan untuk hari ini. Guru Raghvendra memberi selamat kepada Pratap yang memenangkan kompetisinya hari ini, dan dilanjutkan besok kembali dengan pesaing yang lain. Pratap mengatupkan kedua tangannya di hadapannya gurunya dengan diiringi senyuman diwajahnya. 

Sementara itu, Akbar juga mendapat informasi secara rinci hasil pertandingan Pratap hari ini. Dan mata2 Jalal, juga mendapat informasi kalau Raja Maldev sedang mencari seorang pria kuat untuk melawan Pratap. Akbar dan Bhairam tampak tersenyum setelah mendengarnya. "Anda tidak perlu mencari seorang pejuang untuk melawan Pratap lagi. Karena saya sudah menemukan orang yang anda cari" ucap Jalal dengan tatapan tajamnya. 

Di Marwar, Maldev sedang mendengar Dhaman Singh membaca daftar dari berbagai pesaing yang mampu melawan Pratap, tapi Maldev ji tidak puas dengan apapun setelah ia mendengar semua daftar pesaing itu. "Saya telah melihat keterampilan Pratap hari ini. Saya harus membuatnya kalah atau Mewar akan memerintah Marwar nantinya. Saya tidak bisa mentolerir itu." Saat itulah salah satu anak buah Maldev datang menghampirinya dengan membawa pesan dari Akbar, Maldev Ji tersenyum mendengar nama Akbar. Dhaman Singh yang ikut mendengarnya mengungkapkan rasa penasaranya kepada Maldev ji. "Akbar hanya ingin Marwar dan Mewar melawan satu sama lain. Ternyata apa yang dikatan Pratap memanglah benar." Tutur Dhaman Singh pada Maldev ji. Namun Maldev ji membantahnya. "mereka hanya berperang dengan Mewar. Lagian saya tidak setuju apa kata Pratap. Mungkin saja Akbar telah memikirkan sesuatu, tapi Uday Singh sudah melakukan kesalahan pada saya, dan saya tidak dapat memaafkanya. Jelas Maldev ji pada Dhaman Singh. Kemudian Maldev meminta surat Akbar dari prajuritnya. Setelah surat itu berada ditanganya, Maldev pun segera membacanya."Saya ingin menyarankan kepada Anda Murga Khan. Anda ingin Mewar kalah, sementara Saya ingin melihat Pratap mati. Jika Anda setuju maka kita bisa bekerja sama dalam hal ini." Maldev ji tersenyum evil setelah membaca surat dari Akbar. 

Sementara itu diMughal, Jalal dan Bhairam sedang berdiri di depan sel tahanan murgha Khan. Kemudian Bairam Khan segera memerintahkan Prajuritnya untuk melepaskan Murga Khan. Prajurit itupun melaksanakan perintahnya dengan melepaskan paku rantai yang tertancap didinding penjara. Jalal tampak tersenyum melihat Murga khan akan dibebaskanya. 

Kembali ke Marwar, dimana Dhaman Singh memberikan rincian tentang Murga Khan kepada Raja Maldev. "Dia adalah setan. Dia berada di tahanan (Humayun) sebelumnya. Dia sangat kuat dan dibeli di lapangan ketika seluruh tentara tidak mampu mengatasinya." Jelas Dhaman Singh pada Maldev ji tentang Murga Khan. Dan Maldev terlihat senang atas pemikiran Akbar. "Kami berdua memiliki pemikiran yang sama." Tutur Maldev bahagia. Dhaman Singh meminta penjelasan pada Maldev ji. "Kenapa anda merasa baik melawan Rajput yang tak lain adalah saudara anda sendiri dan kenapa anda malah berpihak dengan Akbar." Tanya Dhaman Singh pada Maldev ji. Maldev menjawab pertanyaan dari Dhaman singh "Tidak ada saudara didalam perang. Saya Hanya menganggap mereka sebagai musuh. Tujuan saya adalah untuk memenangkan laga ini.saya tidak ingin kalah dari Pratap yang membuat Marwar membungkuk di depan Mewar, saya tidak akan pernah menerima Kekalahan itu." Ucap Maldev dengan tatapan tajamnya. 

Murga khan perlahan berjalan mendekati Akbar, Prajurit2 Akbar ketakutan melihat Murga Khan yang begitu menyeramkan. Akbar langsung mengatakan kepada Murga Khan untuk pergi membunuh Pratap. "Saya berjanji untuk membebaskan Anda jika Anda mangalahkanya." Perintah Jalal pada Pria itu. Murga Khan pun membuat gerakan liar yang menyenangkan Akbar. Sementara itu Maldev sudah mengetahui jika Akbar memiliki beberapa niat lain. "Tapi sekarang, fokus saya adalah pada Pratap. Saya akan mengurus Akbar sesudah Pratap. Aku tidak akan pernah membiarkan dia berkuasa atas Marwar. Pastikan rahasia ini disimpan secara Rahasia. Kau hanya perlu Menyebarkan cerita jika kita menemui Pria kuat yg dapat mengalahkan Pratap. sehingga orang bisa tahu kalau kitalah yang mencari pria kuat itu tanpa bantuan dari orang lain. Jika cerita menakutkan ini akan keluar di mana-mana maka pasti akan membuat dampak yang baik bagi kita."Dhaman Singh mengangguk dan segera melaksanakan tugas yang diberikan oleh Maldev ji kepada Nya. 

Di Mughal, terlihat Seorang pria tua berjalan menuju tempat Akbar, sesampainya dihadapan Akbar Pria itu langsung memberikan beberapa kuku pada Akbar, dan Akbar meminta pria itu untuk menjelaskan fungsi kuku itu. "Mereka beracun dan dapat mempengaruhi seseorang jika orang itu terkena kontak langsung dengan kuku ini. cara ini telah digunakan dalam beberapa pertarungan, maka pertarungan tidak akan diberhentikan!" Ucap Pria itu menjelaskan fungsi kuku itu pada Akbar. Kemudian Bairam Khan segera menyuruh Pria tua itu pergi setelah menerima kotak yang berisi kuku beracun itu. Setelah Pria tua itu pergi, Bhairam langsung mengungkapkan keraguan kepada Akbar, bagaimana jika pesan mereka berbalik melawan mereka. Namun Akbar menanggapinya dengan santai, dan ia juga mengungkapkan kalau ia ingin menonton pertandingan ini secara diam-diam. "Jika Murga Khan tidak dapat mengalahkan Pratap sampai putaran terakhir maka entah bagaimana caranya saya akan membuat kuku ini mencapai Pratap. Kemenangan Murga Khan tidak akan dipertimbangkan tapi Pratap akan mati." Jelas Akbar. Bairam Khan pun mengerti maksudnya. "Ini berarti Anda masih bersikeras menonton dangal dengan menyamar." Tanya Bhairam yang dibalas Anggukan oleh Akbar. "Aku tidak bisa hidup tanpa menonton hari ini." Jawab Akbar dengan tatapan licik. 

Berita tentang Mughal sudah terdengar hingga ke Mewar, beberapa anggota kerajaan Mewar langsung mengadakan rapat. Rawat ji menjelaskan kepada Uday Singh semua tentang Murga Khan. Uday Singh tidak dapat memahami dari mana Maldev ji menemukannya. Rawat ji mengungkapkan ke khawatir tentang Pratap dan Mewar. Uday Singh juga tidak ingin menempatkan begitu banyak beban pada Pratap. Ini akan lebih baik jika mereka bertarung dengan Marwar. Rawat ji berbicara tentang mereka yang lebih baik menjadi seorang Rajput. Uday Singh akan berbicara dengan Pratap secara Pribadi. Pratap sedang bermeditasi ketika Uday Singh dan Rawat ji datang untuk berbicara dengannya. Pratap segera berdiri dan memberi salam kepada ayahnya. Ketika Rawat Ji dan Raja Uday melarang Pratap untuk melanjutkan pertarunganya, Pratap langsung mengatakan kalau dia bisa melihat kegelisahan dengan melihat wajah ayahnya. "Raja Maldev telah berhasil menyerang pikiran Ayah sebelum laga itu sendiri. Tidak ada yang tahu tentang Murga Khan sampai kemarin. Hari ini cerita menakutkan nya diketahui bahkan Mewar. Maldev ji bermain dengan pikiran kita. dipikirkan dengan baik rencana Maldev ji untuk membuat kita kehilangan bahkan sebelum pertarungan dimulai." Tutur Pratap pada Ayahnya. Uday Singh berusaha melarang Pratap sekali lagi, tetapi Pratap tetap bersikeras. "Saya tidak akan bisa hidup dengan fakta ini, saya akan berikan di depan beberapa orang secara acak, yang tidak akan diketahui oleh siapapun. Saya lebih suka suka mati berjuang melawan dia." Ucap Pratap yang memotong pembicaraan ayahnya. Uday singh dengan amarahnya menjelaskan kepada Pratap jika ia ingin melawan mereka dalam perang, tapi tidak dengan Murga Khan. Tapi Pratap segera mengatupkan kedua tanganya didepan Raja Uday, kalau ia tidak akan mundur sekarang dan jika ayahnya tidak akan membiarkanya untuk Dangla ini maka ia akan harus pergi melawan orang itu. "Saya bisa bertaruh bahwa tentara Mewar akan berpihak padaku." Raja Uday semakin berteriak pada Pratap, ia khawatir atas keselamatan putranya. Namun Pratap berusaha meyakinkan kembali Raja Uday. "Saya hanya mengatakan tentang Mewar ini kepada Ayah, ayah tidak perlu khawatir kalau anakmu akan berada dalam bahaya. Percayalah saya akan mendapatkan apa yang saya inginkan." Raja Uday tampak terdiam mendengar ucapan Pratap, saat itulah Guru Raghvendra datang menghampiri mereka, "aku akan mendukungmu, Pratap." Ucap GuruJi pada Pratap, ketiganya tampak terkejut melihat guruji berada di sini. Pratap segera menghampiri Guruji dan mengambil berkat darinya. Raghvendra pun menjelaskan kepada Raja Uday, "Saya telah memenuhi kewajiban leluhur saya kepada Raja Maldev. Sekarang saya bisa kembali menjadi Guru untuk Pratap." Jelas Ragvendra kepada mereka. semua tampak senang mengetahui ini. Uday Singh langsung menyuruh Ragvendra untuk membuat Pratap setuju untuk bertempur. Raghvendra malah mengatakan maksud kedatanganya ke sini adalah untuk mempersiapkan Pratap dalam pertempuran nanti. "Kau memiliki kesempatan yang sangat langka untuk menang melawan pria yang kejam. Kita hanya dapat mencoba tetapi semuanya di tangan dewa." Ucap Guruji dengan lantang dihadapan Pratap, dan Pratap langsung mengatupkan kedua tanganya dihadapan Guruji kalau ia siap untuk itu. Raja Uday tampak tegang mendengarnya, dia hendak menghentikan mereka namun tidak jadi karena melihat kegigihan Pratap. 

Saat Saubhagyawati dan beberpa Ratu Marwar sedang mempersiapkan pemujaan, tiba2 saja Verbai datang untuk menemui Saubhagyawati. Keduanya langsung berpelukan dan Saubhagyawati tampak heran dengan kedatangan adiknya. VerBai langsung mengungkapkan kalau ia tidak akan memiliki tempat terhormat di istananya sampai saat perang itu selesai. "Kita harus menghentikan perang ini entah bagaimana." Ucap Veerbai sedih dihadapan kakaknya, dan Uma Devi mengingatkan Veerbai. "Seharusnya kau berpikir tentang hal itu sebelum pergi ke paviliun Uday Singh. Pergi dari sini sekarang atau kau akan menciptakan masalah bagi kami." Ucap Uma Devi yang mengusir Veerbai dari istanya, namu VB segera menggeleng, ia akan menunggu sampai puja dilakukan. Uma Devi bersikeras menolak kehadiran Veerbai ketika Seorang Ratu mencoba untuk meyakinkannya. Veerbai segera mendekati Uma Devi, Veerbai menjelaskan kalau dia ingin mereka untuk bersama2 sehingga dapat menghentikan pertarungan. 

Dengan geram Uma devi segera menarik Veerbai dan mendorongnya hingga mendarat tepat didepan kaki ketiga Ratu Mewar yang baru sampai di Marwar.Uma Devi dan beberapa Ratu marwar kaget melihat kedatangan mereka. Dan Ratu Jaywanta segera membantu VeerBai berdiri. "Anda tidak punya hak untuk menghina Ratu Mewar, Maharani Uma Devi." Ucap Ratu Jaywanta dengan bijak dihadapan Uma Devi.. Uma devi langsung menhejek Ratu Jaywanta. "Kenapa anda menunjukan cinta untuk anak perempuan dari seorang Samant?" Semua Ratu Mewar kaget mendengar ejekan dari Uma Devi. "Jaywanta Baji, Anda sangat cerdas, mengapa Anda tidak memberikan beberapa cinta untuk Uday Singh ji?" Ledek Uma Devi kembali dihadapan Ratu Jaywanta. Dan Ratu Bathiani tampak tidak suka mendengarnya. "seharusnya anda tidak menghina suami saya lagi. Saya hanya membantu kakak dalam mengambil gadis ini (VB) kembali agar pulang ke rumah. Itu tidak akan baik jika Anda akan mengatakan sesuatu terhadap keluarga kami." Ucapan Bathiani segera dipotong oleh Uma Devi, Dia menjelaskan kepada Bathiani kalau dia tidak akan mendengar apa-apa tentang keluarganya atau suaminya, Bathiani segera melangkah mendekati Uma Devi. "Kita harus melihat di atas orang lain dan bergandengan tangan. Apa pun bisa terjadi dalam istana ini. Pernahkah Anda berpikir tentang konsekuensinya? Jika Mewar menang maka Anda akan menjadi janda dan jika Marwar menang maka kita akan menjadi janda." Jelas Bathiani pada Uma Devi. Dan Uma Devi menggeleng mendengarnya. Bathiani mengulangi kata-katanya. "Ini akan menjadi kita yang akan menangis." Ratu Jaywanta setuju dengan Bathiani. "Kita harus berpikir seperti wanita Rajputani nyata." Kita harus berdoa untuk perdamaian." Jelas Ratu Jaywanta dan Istri Ram Singh( ibu Phool) mengungkapkan pendapatnya kalau ia lebih terluka atas tindakan Pratap namun ia siap untuk bersama mereka. 

Saat itulah seorang Dayang datang untuk memberitahu mereka tentang pertandingan Pratap besok. Semua Ratu Tampak tegang melihatnya dan Bathiani memandang geram kearah Uma devi berharap Uma Devi segera bertindak. Namun Uma Devi tidak yakin apakah dia akan mampu mengambil keputusan Raja Maldev untuk membatalkan pertandingan sebelum dimulai. Semuanya semakin tegang mendengar ucapan Uma Devi. Sementara itu Raja Maldev terlihat menunggu Murga Khan diluar tendanya. Maldev tidak sabaran dengan kedatangan Murgakan yang dikirim oleh Akbar. Saat itulah salah seorang Prajurit menyampaikan padanya bahwa murgha khan telah datang dari Ajmer. Raja Maldev tersenyum ketika melihat sebuah gerobak datang dari Ajmer. Maldev ji segera memerintahkan beberapa prajuritnya untuk mengawasi Murga Khan. Prajurit Marwar langsung mengelilingi Murga Khan yang sedang tertidur didalam dijeruji besi. Salah seorang Prajurit memukul kunci jeruji besi itu hingga Murgha Khan membuka matanya dengan tatapan yang menyeramkan. 

Di Mewar, Pratap berlatih untuk pertandingan besok. Guru Raghvendra datang menghampirinya, guruji memperingati Pratap kalau ia harus melupakan segala sesuatu seperti yang telah ia ajarkan Pada Pratap. Pratap betanya bagaimana caranya untuk melakukan hal itu. "Kau harus berjuang tanpa aturan apapun. Kamu tidak dapat menghadapi Murga Khan dengan berpikir tentang harga diri, martabat dan integritas. Kau harus memikirkan dirimu sebagai orang yang biasa2 saja. Dia adalah binatang dan kamu harus berjuang melawanya untuk menyelamatkan dirimu."Jelas Ragvendra pada Pratap. 

Sementara itu ditenda Marwar, seorang Prajurit Mawar yang tidak menyadari bahaya berusaha menaiki jeruji besi untuk melepaskan kunci dari atas jeruji. Murga Khan yang sedang beristirahat merasa terganggu, murgha Khan segera membuka kandangnya dengan tendangan kakinya. Prajurit itu langsung terjatuh ketanah, tubuhnya tetindih oleh pintu jeruji yang terlepas. Maldevji tampak tegang melihat Murgha Khan yang sudah berdiri dengan wajah yang menyeramkan. Murgha Khan melirik Prajurit yang terjatuh tadi, dimana Prajurit itu terlihat berusaha untuk mengangkat pintu besi yang menindih tubuhnya. 

Sementara itu Pratap melanjutkan latihannya dengan dibantu oleh Guru Raghvendra. Saat Pratap memukul sebuah karung, Guru Raghvendra menunjukkan pada Pratap kalau gerakan Murga Khan tidak cepat seperti dia. "Kau harus mencari tahu titik kelemahanya dan menyerang dia pada titik itu." Guruji menghentikan gerakan Pratap. Dan ia kembali mengatakan kepada Pratap untuk menyerang pada jantung karung dengan tangan terbuka. Pratap melakukan perintah gurunya untuk menyerang karung itu dengan tangan terbuka. sementara Raghvendra terus mendakwanya. 

Kembali ke Murga Khan, dimana salah seorang Prajurit hendak menyerangnya dengan pedang namun Murgha Khan menjatuhkan tubuh Prajurit itu dan menggigit lehernya hingga tewas. Dia juga melemparkan prajurit yang tertindih pintu besi tadi ke kandang hingga Prajurit itu tidak sadarkan diri. Sejenak Murgha Khan menatapnya dengan wajah yang menyeramkan. Murgha Khan melangkah maju menuju Maldev yang menyambutnya dengan hati terbuka, sementara semua tentara lainnya minggir ketakutan. Maldev senang melihat kekuatan Murgha Khan. "Saya bisa bertaruh sekarang kalau Mewar akan menjadi milik kita." Ucap Raja Maldev dihadapan Murgha Khan. Dimana Murgha Khan langsung merentangkan tangannya keatas dengan suara yang menyeramkan. 

Pratap masih berusaha memukul karusng dihadapanya dengan tangan yang terbuka,guruji berteriak untuk menyemangati Pratap. Namun beberapa menit kemudian Guru Raghvendra menghendikanya, karena ia melakukan perubahan trik. Guruji mengatakan pada Pratap untuk berbaring telentang. Ketika Pratap sudah telentang, Guru Raghvendra menempatkan jarinya di tengah dahi Pratap. Dia memerintahkan Pratap mencoba untuk bangun. "Jika kau menang atas ini, maka kau akan menang atas pertarungan nanti." Ucap Guruji pada Pratap yang sudah berdiri dihadapannya. 

Di Marwar, Raja Maldev tampak bersiap2. Saat itulah Phool datang menghampiri kakeknya dengan mata yang memerah menahan tangis. "Jangan terlalu keras hati. Bagaimana Pratap akan bertarung dengan pria kejam itu?" Lirih Phool dihadapan kakeknya. Maldev tidak siap untuk mengampuni Pratap karena telah menyakiti cucunya. Phool memberitahu kekeknya untuk menghentikan semua ini jika ia khawatir begitu banyak kepada Pratap. "Saya tidak akan dapat menerimanya jika terjadi sesuatu pada Pratap." Ucap Phool kembali sambil menangis sesegukan, namun Raja Maldev tidak bisa mundur sekarang. "Jangan mengatakan apa-apa yang bertentangan Marwar dan saya tidak dapat memenuhinya. itu tidak sesuai dengan kamu menjadi putri seorang Mrawar." Ucap Maldev Ji memperingati Phool yang sudah berlinangan air mata. Saat itulah Dhaman Singh datang untuk berbicara dengannya, Maldev ji menyuruh Phool untuk pergi ke kamarnya. Setelah Phool pergi, Maldev langsung bertanya informasi apa yang sudah didapatkanya. Dhaman Singh mengatakan kepada Raja Maldev ji tentang kuku khusus untuk murgha Khan. Maldev tahu bahwa Akbar akan melakukan apapun untuk membunuh musuhnya. Dhaman Singh ingin menghentikan dangal ini tetapi Maldev memberitahu dia untuk fokus pada kemenangan Marwar ini. "Perang ini adalah mendukung kita, tapi kita tidak tahu hasilnya belum. Saya hanya ingin Marwar menang. Akbar adalah di balik ini semua, bukan kita. Saya ingin Marwar menang dengan biaya apapun." Ucap Maldev dengan tatapan tajamnya. Phool telah mendengar semuanya dari luar tenda dan ia terlihat shock, Phool sangat khawatir dengan keselamatan Pratap. 

Keesokan paginya, sebelum pertandingan dimulai, Pratap terlebih dahulu mengambil berkat Guru nya. Setelah itu Pratap segera menghampiri Raja Uday, dan mereka segera berpelukan. Raja Uday menyemangati Putranya. Pratap segera mengambil berkat dari ayahnya dan pratap membuat permintaan kepada Ayahnya. "Saya tidak ingin berita apapun terdengar kepada Rani Ma sampai hasilnya dinyatakan." Uday Singh setuju dengan ucapan Pratap, Pratap mengangguk kemudian ia segera berbalik menatap kearah Maldev Ji yang tersenyum licik pada Pratap. Saat itulah Murga Khan datang ke sana, Ia langsung mendorong beberapa orang untuk minggir karna menghalangi jalanya. Semua orang terlihat takut melihat murgha Khan kecuali Pratap yang terlihat matanya yang mengamati Murgha Khan dengan cermat. Akbar juga datang bersama seorang prajurit untuk melihat pertandingan dengan penyamaranya sebagai rakyat biasa. Sedangkan Pratap sudah bersiap untuk bertanding, salah seorang Prajurit memberikan tombak untuk Pratap. Dan Pratap segera mengambil berkah pada tombak itu. Pertandingan pun diumumkan. Keduanya telah siap dengan senjata tombak yang ada ditangan mereka.SINOPSIS MAHAPUTRA episode 238
Bagikan :
Back To Top