SINOPSIS MAHAPUTRA episode 235 (2 Juli 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 235 (2 Juli 2014) by. Vany Desky Di Chittor, Jaiwanta Bai (JB) tampak berdoa. Kemudian Veerbai (VB) datang kesana dan tidak sengaja menabrak mangkuk yang berisi bunga. Veerbai meminta maaf sambil membereskan kembali bunga2 itu kedalam mangkuk. Ratu Jaywanta yang sudah selesai berdo'a segera menghampiri VeerBai, Jaywanta bertanya untuk apa dia datang ke mari. VeerBai mengatakan kalau ia tidak bisa menerima seperti orang lain yang terus menerus menyalahkannya atau mengutuk dia untuk situasi ini. Tapi Anda mengapa diam? Diam ini jauh lebih menyakitkan dari pada semua ejekan mereka. Saya setuju bahwa diam Anda memiliki esensi sendiri yang mengapa saya menghormati Anda." Ucap Veerbaiji pada Ratu Jaywanta dengan perasaan sedihnya. Ratu Jaywanta mengatakan padanya untuk tidak menunjukkan rasa hormat kepadanya. "jangan panggil aku Dewi. Saya sama seperti wanita biasa lainnya. Saya harus menanggung beban posisi ini sebagai ratu. Saya tahu itu sangat baik, karena itulah saya harus selalu diberikan lebih preferensi untuk tugas saya lebih dari perasaan saya sendiri. Saya melakukan segala sesuatu, kamu malah berpikir untuk menjadi dharma saya. Aku membawamu dalam istana ini dengan hormat dan memberi kamu rasa hormat yang layak. Jangan merebut hak-hak saya sebagai seorang wanita. Rana Ji dan Pratap berada dalam perang sekarang. Aku bisa kehilangan segalanya setiap saat dalam perang ini." Teriak Ratu Jaywanta dengan sedihnya dihadapan VeerBaiji, dan Veerbaiji mencoba menenangkannya dan memanggilnya kakak, tapi Ratu Jaywanta mengatakan kepadanya. "Jangan panggil aku Kakak, Aku tidak akan memaafkan kamu jika terjadi sesuatu salah satu dari mereka." Ucap Ratu Jaywanta sedih, kemudian ia mengatakan Kepada VeerBai untuk meninggalkannya sendiri. Veerbai Segera keluar dari ruangan itu dengan perasaan sedih, dan Ratu Jaywanta juga tampak menangis. Sedangkan Veerbaiji yang sudah berada diluar kaget saat ia bertemu Ratu Bathiani dipintu luar. Ratu Bathiani mengatakan dengan sejelas2nya dihadapan Veerbaiji. "Semua orang yang ada di sini tidak menyukai kamu. Jika saya berada di posisi kamu dan saya dihina seperti ini maka saya akan pasti melakukan sesuatu yang sesuai dengan Rajputani terhormat. Saya harap kamu mengerti apa yang saya katakan." Tutur Ratu Bathianiani pada Veerbai setelah itu ia segera pergi meninggalkan Veerbai yg masih berdiri di sana dengan air mata yang berlinang. 

Di Mughal, seorang tabib membalut luka ditangan Jalal dengan perban, tabib itu menawarkan obat-obatan untuk Jalal tapi ia berteriak pada tabib itu karena Jalal tidak menginginkannya. "Aku ingin menyimpan semua momen ini saat aku berperang, sakit ini, sakit ini akan utuh." Teriak Jalal dengan lantang kemudian ia segera berdiri dan kembali mengucapkan," Aku tidak ingin melupakan salah satu dari mereka (ketika dia telah menyakiti Pratap)." Bairam Khan tidak setuju dengan Jalal. "Perayaan dan hari kenangan akan menjadi satu ketika Anda akan menang atas seluruh Rajputana ini dan menjadi tenang nantinya. saat yang paling berharga bagi kita untuk menjadi bahagia." Tegur Bhairam Khan pada sikap Jalal. Saat itulah Seorang Prajurit datang untuk memberitahu mereka kalau perang telah berhenti untuk hari ini. Tidak ada hasil yang menguntungkan siapa pun. Akbar tidak masalah dengan itu. mereka akan kembali bertarung besok. Akbar yakin Maldev akan membalas dendam dengan Pratap karena ia telah menyakiti anaknya. Juga tidak ada kemungkinan mengakhiri perang ini dan juga tidak ada risiko bahwa 2 kerajaan bisa menjadi teman lagi. Bairan Khan tidak begitu yakin tentang hal ini karena Pratap pasti akan melakukan sesuatu untuk menghentikan perang yang tidak diinginkanya. "Kamu jangan terlalu percaya padanya untuk itu." Tutur Bhairam Khan pada Jalal, karena Bairam Khan ingat pertemuannya sendiri dengan Pratap dulu. Dan Jalal dengan yakin kalau dia sudah menyimpan rencana cadangan untuk itu semua. "Kita akan berada satu langkah didepan mereka." Ucap Jalal dengan tatapan tajamnya. 

Di Marwar, Phool terkejut setelah mengetahui kalau Pratap telah menyakiti ayahnya. Bahkan Ajabde yang berada di Bijolia juga sudah mendengar informasi itu dari ayahnya, Ajabde tidak percaya kalau pratap telah melakukan sesuatu seperti ini. "Tidak ayah, Dia tidak pernah bisa melakukannya. Dia menghormati Ram Singh ji." Ucap Ajabde pada Ayahnya. Mamrat ji memberitahu putrinya untuk melihat kebenaran dan menerimanya. "Kamu bahkan tidak bisa memahami orang-orang yang kamu pikir dekat denganmu (Phool)." Ucap Mamrat ji yang menegur putrinya dengan lembut. Ajabde memanggil-manggil ayahnya, tapi Mamratji tetap pergi dan tidak menghiraukan panggilan putrinya. 

Malam harinya tepatnya ditenda kerajaan Mewar. Raja uday Singh tampak berbicara dengan Pratap yang terbaring ditempat tidurnya, dimana luka Pratap sudah diobati. Raja Uday memahami niat Pratap. "Pria Marwar ini adalah saudara kita juga. Tapi bagaimana jika Maldev ji menyerang tentara kita ketika mereka semua telah menyerahkan senjata mereka. Kau harus membalasnya." Tegur Raja Uday pada Pratap, setelah itu Raja Uday segera pergi keluar dari tenda Pratap. Chakrapani yang juga ada ditenda yang sama tampak setuju dengan ucapan Uday Singh tapi Pratap telah mengambil keputusan. "Aku tahu apa yang harusku lakukan untuk menghentikan perang ini." Ucap Pratap pada Chakrapani. 

DiMewar, Veerbai terlihat sedang menggiling sesuatu (racun) di kamarnya. Dia ingat semua yang telah dikatakan Ratu Bathiani waktu itu dan juga ucapan semua orang2 yang menyalahkan dirinya, VB tampak menangis sesegukan. Ia membayangkan ucapan Jaywanta,, kata-kata terakhir Uday Singh padanya sebelum pergi ke medan perang. Veerbai akan meminum racun hasil racikannya sendiri,kemudian ia melihat patung dewa yang ada dikamarnya, Veerbai menjatuhkan mangkuk yang berisi racun yang dipegangnya tadi. "Tidak, Dharma Seorang wanita Rajputani adalah untuk melakukan apa saja yang mungkin untuk menyelamatkan nyawa mereka. dari pada berpikir melakukan bunuh diri. ini Anda yang mengisyaratkan pada saya, kan? Anda mengisyaratkan kalau saya masih ada secercah harapan. Saya harus berbicara dengan wanita Marwar untuk mencari jalan keluar." Ucap Veerbai, Kemudian ia segera keluar dari kamarnya. 

Di Bijolia, Ajabde mencoba untuk membujuk Ayahnya untuk pergi melakukan sesuatu untuk mengakhiri perang ini. Mamrak ji menjelaskan situasi pada putrinya. "Ajabde, Tidak mungkin untuk Pratap, karena ia sudah melukai Ram ji, Pratap sendiri melakukan hal buruk pada hari pertama itu. Jika dia terus berjuang dengan cara ini maka kemarahan Maldev ji hanya akan naik. Kemudian apa ayah harus pergi ke sana?" Tanya Mamratji pada Ajabde. Namun Ajabde yakin kalau Pratap tidak akan pernah bisa melakukannya. "Jika Pratap telah melakukannya tanpa sadar maka ia akan terluka parah. Dia mungkin pergi ke paviliun Marwar sendiri untuk mencari pengampunan ini semua. Aku masih merasa bahwa Ayah dapat melakukan sesuatu yang pasti dengan mencoba untuk membangun perdamaian antara kedua kerajaan ini." Ucap Ajabde yang berusaha meyakinkan ayahnya. Hansabai yang baru datang setuju dengan Ajabde. Dan Mamrat ji akhirnya juga setuju setelah melihat kedalam mata putrinya, dan Mamratji segera pergi menuju tenda mewar diiringi senyuman Ajabde dan Hansabai. 

Keesokan paginya, Uday Singh tidak dapat menemukan keberadaan Pratap dimanapun. Rawat ji mengatakan hal yang sama kalau ia juga tidak bisa menemukan keberadaan Pratap. Uday Singh memiliki keraguan pada Maldev. "Apakah dia mencoba untuk menghasut kita terhadap sesuatu?" Saat itulah mereka melihat Mamrat ji datang dengan berpakaian lengkap untuk perang, semuanya terkejut melihat kedatang Mamratji. Uday Singh ingat bagaimana ia telah menyulitkan Ratu Jaywant untuk tidak berpihak kepada Ajabde dan bagaimana Ajabde telah dikirim pergi tanpa kesalahan apapun. Raja Uday meminta maaf kepada Mamrat ji karena ia telah menghina Ajabde. "Kami menghadapi konsekuensinya." Ucap Raja Uday sambil mengatupkan kedua tanganya dihadapan Mamrakji. Mamrat ji menjawab, "Saya hanyalah seorang Samant. Anda memiliki hak penuh untuk melakukannya. Saya harus meminta maaf untuk mengatakan apa semua yang saya katakan kepada Anda. Saya tidak mengerti alasan Anda di balik itu. Saya datang untuk melakukan penyesalan yang sama." Mamratji juga ikut mengatupkan kedua tanganya didepan Uday singh, dan setelah semuanya merasa baikan, Uday Singh mengatakan kepadanya kalau Pratap hilang. "Terakhir kali ia terlihat di paviliun nya. Aku tahu dia tidak senang tentang perang ini sejak awal. Saya telah mengirim tentara saya untuk memeriksa kesetiap sudut, tapi dia tak bisa ditemukan.Saya khawatir bagaimana jika orang berpikir bahwa ia lari dari perang ini." Ucap Raja Uday pada Mamrat ji. Dan Mamrat ji menawarkan dirinya untuk pergi dan mencari Pratap sendiri. Dia berbalik untuk pergi, namun langkahnya terhenti ketika ia mengingat apa yg Ajabde katakan tentang Pratap pasti merasa bersalah dan akan datang ketempat Maldev ji untuk meminta maaf untuk hal yang sama. Mamrat ji mengatakan hal yang sama apa yang diucapkan Ajabde kepada Uday Singh dan Rawat ji. Mereka terkejut mengetahui semuanya. 

Kini ucapan Ajabde terbukti, dimana Pratap sudah sampai ditenda Marwar, Prajurit Marwar yang melihat Pratap segera mengelilinginya. Sedangkan didalam tenda, Maldev ji terlihat melakukan pemujaan. Seorang prajurit datang untuk memberitahu kalau Pratap telah datang di paviliun mereka sendirian, dan ia tidak memiliki senjata. Maldev terkejut mendengarnya. Seorang dayang juga mengatakan hal yang sama kepada Phool yang berada ditenda ayahnya, Ram singji tampak masih terbaring ditempat tidurnya. Kemudian Phool meminta kepada pelayannya untuk merawat Ayahnya sampai ia kembali lagi. Kini Phool sudah berdiri diluar tenda dan mengatakan kepada Prajuritnya untuk meninggalkan Pratap. "Dia tidak akan pergi ke mana pun. Jika ia harus lari maka dia tidak akan datang ke sini." Dan Pratap segera menghampiri Phool. Saat Pratap sudah berdiri dihadapanya, Phool tampak marah dengan Pratap karena ia berusaha untuk membunuh Ayahnya. Aliansi kami telah dibatalkan juga." Pratap mencoba untuk menjelaskan kepada Phool tapi Phool tidak memberikan Pratap untuk mengatakan apa-apa. "Kau mungkin menjadi orang paling berani di seluruh Rajputana ini, tetapi kau tidak tahu bagaimana menghormati perasaan siapa pun. Ayahku yang menghormati dan sudah mengasihimu begitu banyak, tapi kau malah menyerangnya." Teriak Phool pada Pratap. Pratap meminta Phool untuk mendengarkannya. "jika sesuatu terjadi padanya maka aku tidak akan pernah bisa memaafkan diriku sendiri." Jelas Pratap pada Phool. Phool mengatakan kepada Pratap untuk menghentikan semua ini. "Bagaimana kamu bisa menyakitinya? apakah kau merasa kalau dia bertanggung jawab untuk semua masalahmu?" Teriak Phool pada Pratap dengan berlinang air mata. Pratap menerima kesalahannya. "Saya tidak berniat menyakitinya. tapi ini adalah bagian sedih dari perang. Saat itu aku berpikir seorang Prajurit hendak menyarangku kemudian tanpa melihat siapa orangnya aku menyerangnya, tapi aku melakukannya bukan dengan sengaja. Kau harus percaya pada apa yang aku ucapkan, Phool." Tutur Pratap setelah menjelaskan semuanya pada Phool yang menangis mendengar ucapan Pratap. "Aku akan menjadi milikmu. tapi sekarang aku tidak tahu siapa yang harus dipercaya dan siapa yang tidak." Tutur Phool pada Pratap sambil menangis, Pratap berusaha minta maaf pada Phool. Dan Saat itulah RaJa Maldev datang menghampiri mereka dengan ekspresi geramnya. Maldev ji bertanya kepada Pratap kenapa ia berani memasuki paviliun mereka. SINOPSIS MAHAPUTRA episode 236
Bagikan :
Back To Top