SINOPSIS MAHAPUTRA episode 215 (28 Mei 2014) by. Sally Diandra
Di kerajaan Mewar, Pratap masih ngobrol dengan Ratu Bhatyani dan Ratu Jaiwanta, Ratu Bhatyani dan Ratu Jaiwanta masih terus berdebat satu sama lain soal siapa gadis yang akan menikah dengan Pratap, Pratap sangat kesal dan marah dan langsung menghentikan perdebatan kedua ibunya “Cukup ! Cukup ! Aku tidak akan menikah dengan gadis siapapun ! Tidak itu Phool atau Ajabde !” Ratu Jaiwanta dan Ratu Bhatyani tertegun “Aku mohon maaf, ibu ,,, tolong jangan paksa aku” Pratap segera berlalu meninggalkan mereka,
Sementara itu di koridor istana, nampak Phool mengejar ngejar Ajabde namun Ajabde terus berjalan sambil menangis hingga akhirnya Phool bisa menghentikan Ajabde “Ajabde, ada apa ? Katakan padaku ? Apa yang terjadi ?” Phool mencoba menenangkan perasaan Ajabde “Ajabde, kamu tahu, aku selalu merasa nyaman ngobrol sama kamu meskipun kamu itu salah satu pesaingku, aku nggak masalah karena aku tahu kalau kamu tidak akan menikah dengan pangeran Pratap” Ajabde setuju dengan pendapat Phool, kedua sahabat itupun saling berpelukkan satu sama lain
Di kerajaan Raja Yowat Mal, Jalal, Bhairam Khan dan Raja Yowat Mal masih berjalan jalan di halaman sambil melihat lihat ke sekeliling halaman, Jalal menawarkan penyatuan kerajaan mereka dengan cara damai, namun rupanya Raja Yowat Mal tidak ingin bergabung dengan kerajaan Mughal, Jalal kemudian menunjukkan pasukannya yang sudah berbaris di depan kerajaan Yowat Mal, Raja Yowat Mal terperangah begitu melihat pasukan Jalal, Jalal kembali menawarkan aliansi pada Raja Yowat Mal tapi Raja Yowat Mal tidak mau tunduk di bawah kekuasaan Jalal hingga akhirnya Bhairam Khan mencekik leher Raja Yowat Mal dan melemparkannya dari atas balkon, Raja Yowat Mal langsung tewas seketika itu juga, Jalal tersenyum senang kemudian Jalal menguasai Jaitpur
Di kerajaan Mewar, Pratap mendatangi pelayannya yang sedang menggiling tebu, Pratap menyuruh mereka untuk meninggalkan pekerjaan itu, kemudian Pratap mulai menggiling tebu dengan usahannya keras, pekerjaan yang di lakukan oleh dua orang dilakukan oleh Pratap sendirian dalam menggiling tebu seraya berkata “Tidak ada yang tersisa untuk itu ketika aku memerintah Marwar” ujar Pratap pada dirinya sendiri sambil teringat akan ucapan kedua ibunya, Pratap berusaha untuk melupakan semua itu dengan bekerja keras, dari kejauhan Ratu Jaiwanta melihat Pratap dengan perasaan sedih karena sepertinya Pratap kesal dan marah pada dirinya sendiri dan tidak berhenti bekerja, Ratu Jaiwanta segera menghentikan pekerjaan Pratap dengan memegang tebu yang di pegang oleh Pratap, Pratap menoleh dan dilihatnya ibunya ada didekatnya “Pratap, kenapa kamu melakukan semua ini ?” Pratap tersenyum “Jika ibu tahu semuanya, lalu mengapa dia tidak mau menerima semua ini, ibu ?” Ratu Jaiwanta tahu bagaimana perasaan Pratap yang sebenarnya, Ratu Jaiwanta mencoba memberikan dukungannya ke Pratap “Ibu hanya takut ketika kamu tidak dekat dengannya, Pratap”
Di koridor istana saat itu Phool sedang melintas disana sambil membawa nampan berisi bunga bunga, di ujung koridor yang sama ternyata Pratap juga melewati koridor itu sambil memikirkan Ajabde, tiba tiba tanpa mereka duga Pratap dan Phool bertabrakan di koridor itu, bunga yang dibawa Phool langsung berhamburan menaburi mereka berdua, dalam bayangan Pratap, Phool adalah Ajabde, sambil tersenyum manis, Pratap mencoba membersihkan bunga bunga yang menempel di rambut Phool satu per satu, Phool heran dengan perlakuan Pratap padanya karena tidak biasanya Pratap berbuat seperti ini padanya, hingga akhirnya setelah beberapa lama mereka saling bertatapan, Phool mengucapkan terima kasih pada Pratap “Terima kasih, pangeran Pratap” Pratap tiba tiba tersadar ketika mendengar suara Phool, ternyata bukan Ajabde melainkan Phool, kemudian Pratap bertanya pada Phool dimana Ajabde berada saat ini, Phool langsung menjawab kalau Ajabde sedang berada di beranda sedang memberi makan burung, Pratap segera berlalu dari sana
Di beranda, Ajabde sedang memberi makan burung burung merpati sambil merenung, Pratap datang ke tempat itu dan langsung duduk di sebelahnya sambil tersenyum menatap Ajabde, ketika Pratap ikut ikutan memberikan makan untuk burung, Ajabde baru sadar kalau ternyata Pratap ada di sebelahnya, Ajabde segera beranjak hendak pergi dari sana menghindari Pratap namun Pratap lansung menyambar tangan Ajabde, Ajabde berusaha melepaskan tangannya, namun Pratap tidak melepaskan juga, kemudian Pratap berdiri mendekat ke arah Ajabde dan berkata “Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih padamu” Ajabde segera melepaskan tangannya dari cengkraman Pratap “Lebih baik kamu menikah dengan Phool, pangeran”, “Aku tidak akan menikah dengan Phool” Ajabde tertegun “Kenapa ?” Pratap tersenyum “Phool tidak pernah merawatku dengan baik, Phool itu tidak seperti seseorang yang selalu terbangun sepanjang malam untukku” Ajabde gelisah mendengar ucapan Pratap, sementara pada saat itu Phool sedang berayun ayun di halaman sambil tersenyum senyum sendiri membayangkan apa yang terjadi barusan ketika Pratap memunguti bunga bunga yang menempel di rambutnya, perasaan Phool melambung ke nirwana, sedangkan di beranda, Ajabde masih ngobrol dengan Pratap “Aku meminta dengan amat sangat di hadapanmu, pangeran ,,, menikahlah dengannya” ujar Ajabde sambil mengatupkan kedua tangannya di depan Pratap dengan memohon “Aku tahu kenapa kamu seharusnya menikah dengannya” namun sedetik kemudian Ajabde mengatakan “Aku tidak tahu ,,,” ujar Ajabde gelisah “Baiklah, aku akan mengatakan kenapa aku tidak ingin menikahi Phool”, “Baiklah katakan padaku” Pratap menatap Ajabde tajam “Karena Phool tidak seperti yang aku inginkan untuk hidup bersama”, “Kamu tidak akan bisa mendapatkan tipe gadis yang seperti itu, pangeran” ujar Ajabde sambil hendak berlalu meninggalkan Pratap, namun langkahnya segera terhenti ketika Pratap tersenyum dan berkata “Aku sudah mendapatkan gadis itu dan gadis itu adalah kamu, Ajabde” Ajabde semakin gelisah mendengar ucapan Pratap SINOPSIS MAHAPUTRA episode 216 by. Sally Diandra