SINOPSIS BEINTEHAA episode 79 (16 April 2014)

SINOPSIS BEINTEHAA episode 79 (16 April 2014) by. Sally Diandra Seluruh keluarga tuan Usman mulai memasuki rumah mereka sambil mengajak Barkath, sementara Aaliya dan Zain berjalan di belakang mereka, tak lama kemudian ketika mereka mau memasuki rumah, sebuah truk pick up datang sambil membawa barang barang furniture untuk pernikahan Abdul dan Saira, Aaliya dan Zain sangat malu dengan anggota keluarga yang lain, apalagi ketika Fahad dan Usman menggoda mereka dengan bertanya “Siapa itu Abdul dan Saira ?” semua orangpun tertawa, sopir truk itupun turun dan bertanya pada Usman “Tuan, apakah Abdul dan Saira tinggal disini ?” Usman langsung menunjuk pada Zain dan Aaliya sedang berdiri manyun sambil menatap mereka, sopir pick up itu segera menghampiri Zain dan Aaliya “Kenapa kalian pulang tanpa membawa perlengkapan rumah tangga kalian ?” tanya si sopir pick up itu, Usman kemudian menyuruh Zain dan Aaliya mengecek barang barangnya bersama sopir pick up, 

Kemudian Usman dan anggota keluarga yang lain memasuki rumah sambil mengajak Barkath “Barkath, kamu mungkin tidak ingat rumah ini, tapi ada banyak kenangan yang indah yang terukir di rumah bersamamu ketika kamu masih kecil” ujar Surayya, Barkath hanya terdiam sambil melihat lihat rumah tersebut “Fahad, ajaklah Barkath untuk melihat lihat rumah” pinta Surayya, pada saat yang bersamaan sopir pick up itu sedang menghitung dan mengecek peralatan rumah tangga yang sudah diturunkan dari mobil pick upnya lalu meminta Zain untuk menandatanganinya “Waah, majikan kalian baik sekali yaa” puji sopir pick up itu, Aaliya langsung menambahi “Iya, kami memang bekerja untuk tuan Usman Abdullah dan dia memang orang yang sangat baik” ujar Aaliya, kemudian Zain memberikan persenan ke sopir pick up, namun sopir pick up itu malah mengembalikan kembali uang itu seraya berkata “Ini akan lebih berguna untuk rumah tangga kalian” ujar si sopir pick up kemudian segera berlalu dari sana meninggalkan mereka berdua 

Sepeninggal sopir pick up itu, Zain bertanya pada Aaliya “Aaliya, kenapa kamu berbohong sama dia kalau kita adalah pembantu rumah ini ?” tanya Zain kesal “Jika dia mengetahui kalau kita ini bukan pembantu, maka sopir itu malah semakin merasa sungkan sama kita” tepat pada saat itu Chandbibi mendatangi mereka dan melihat peralatan rumah tangga tersebut dan bertanya “Waaah peralatan rumah tangga siapa ini ?” Zain dan Aaliya tidak menjawab pertanyaan Chandbibi “Kebetulan sekali sopir kita akan menikah, jadi aku bisa memberikan peralatan rumah tangga ini untuk dia”, “Jangan !” Aaliya dan Zain tiba tiba kompak mengatakan hal yang sama, membuat Chandbibi heran “Kalau begitu aku akan menyimpanny di gudang”, “Jangan !” lagi lagi Aaliya dan Zain mengatakan hal yang sama “Lalu dimana kalian akan menyimpannya ?” tanya Chandbibi heran “Kami akan menyimpannya di kamar kami” 

Sementara itu Usman dan Surayya menunjukkan kamar Barkath dan membuka lemari pakaian Barkath dimana tergantung baju baju Barkath saat masa kecil dulu, Barkath terharu melihatnya sambil mengambil baju bajunya yang lucu sambil berkata “Terima kasih, ibu ,,, ayah” Surayya kaget dan meminta Barkath untuk mengucapkannya sekali lagi, Barkath pun memenuhi permintaan Surayya dengan memanggilnya Ibu, Surayya sangat senang sambil mencium kening Barkath, Barkath sangat senang melihat baju bajunya dan boneka beruang pink yang masih tersimpan rapi, Zain dan Aaliya dari kejauhan melihat kebersamaan mereka sambil tersenyum senang, apalagi ketika Surayya dan Usman menyembunyikan sendal mungil milik Barkath dulu lalu memperlihatkan padanya, Barkath sangat senang sekali, ketika mereka sedang tertawa bersama sama, Surayya yang melihat Zain dan Aaliya di depan pintu langsung meminta mereka untuk masuk ke dalam kamar Barkath “Zain, Aaliya masuklah !” ujar Surayya

Zain dan Aaliya segera bergabung dengan mereka, Zain berbaring di atas tempat tidur dimana ayahnya dan Barkath juga sedang berbaring disana sambil memperhatikan boneka Barkath, sedang Surayya tiba tiba mengulurkan tangannya di depan Aaliya, Aaliya segera mengulurkan tangannya, Surayya memegang tangan Aaliya, dari tempat tidur Zain dan Usman saling berpandang pandangan ketika melihat Surayya memegang tangan Aaliya “Aaliya, ibu sangat berterima kasih sama kamu, karena kamu telah membawa Barkath kembali ke rumah ini, ibu dan ayah sangat senang” Aaliya tersenyum dan berkata “Kebahagiaan ibu adalah kebahagiaanku juga, ibu tidak usah berterima kasih padaku” Usman mendekati mereka dan berkata “Ibu ingin mengucapkan terima kasih padamu, Aaliya ,,, kamu harus menerimanya”, “Ini adalah tugasku, ayah” ujar Aaliya “Kwalitas orang yang baik yang seperti inilah yang ditemukan dalam diri orang seperti Aaliya” puji Usman sambil memperhatikan Aaliya “Usman benar” Barkath kemudian mendekati mereka dan berterima kasih pada Zain dan Aaliya karena telah menemukan dirinya “Barkath, kamu memang harus kembali ke rumah ini karena kamu adalah anak kesayangan dari kedua orangtua dan kedua kakakmu” Barkath terharu dan memeluk Aaliya erat 

Di kamar Barkath, Aaliya mencoba memberikan seprei yang berwarna terang pada tempat tidur Barkath “Seprei yang warnanya biasa biasa saja aku rasa lebih baik karena dengan begitu Barkath bisa tidur dengan tenang” mereka berdua mulai berdebat satu sama lain, Barkath melihat mereka bertengkar sambil tertawa geli, Zain dan Aaliya juga melihatnya dan bertanya “Barkath, seprei mana yang kamu suka ?”, “Aku suka dua duanya karena mereka ini kelihatan lucu, lalu bagaimana dengan peralatan rumah tangga kalian ? Apakah kalian sudah menyimpannya ?” tanya Barkath, 

Akhirnya Zain dan Aaliya memasuki kamar mereka sendiri dan memperhatikan peralatan rumah tangganya “Aaliya, ada sesuatu yang ingin aku katakan padamu” ujar Zain, ternyata Aaliya juga berfikiran yang sama, ada sesuatu yang ingin dia katakan pada Zain “Kamu duluan” mereka berdua serempak mengatakannya bersama sama “Ya sudah aku duluan yang ngomong” sela Aaliya “Aku lihat hubungan kita sekarang ini jadi semakin erat dan tidak ada seorangpun yang bisa memisahkan kita” Zain tersenyum mendengar ucapan Aaliya “Ketika kita bersama sama, kita tidak saling bertengkar, kita ini seperti sebuah tim meskipun kita berada diluar, kita tetap solid, kalau boleh aku tahu, apa yang ingin kamu katakan, Zain ?”, “Kita berdua bisa tinggal layaknya sepasang teman baik” mereka berdua saling memandang satu sama lain dengan mesra “Apakah kamu suka menjadi temanku ?” tanya Zain “Baiklah aku terima pertemananmu dengan nama Allah SWT” ujar Aaliya, Zain juga mengatakan hal yang sama kalau dirinya juga menerima pertemanan Aaliya dengan nama Allah SWT, saat itu Aaliya mencoba memeluk Zain namun Zain mencoba mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan, akhirnya mereka berdua saling berjabat tangan dan berkata “Kita berteman !” SINOPSIS BEINTEHAA episode 80 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top