SINOPSIS MAHAPUTRA episode 190 (15 April 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 190 (15 April 2014) by. Sally Diandra Di kerajaan Bijolia, Rao Surtan Singh dan Gohar Jaan masih memperhatikan keranjang yang berisi makanan buatan Gohar yang dibuang oleh Phool di dekat pagar halaman depan istana, tiba tiba Rao Surtan Singh menjerit ketika melihat Pratap sedang berjalan menuju ke arah mereka “Gohar, kita tidak bisa memasuki istana karena Pratap sedang menuju kesini” Rao Surtan Singh tiba tiba menggunakan selendangnya dan berpura pura diam patung, Gohar sangat kesal melihat ulah Rao Surtan Singh “Aku tidak tahu kenapa Jalal menyuruh aku untuk menyelamatkan nyawa Rao Surtan Singh ?” tak lama kemudian seekor tikus menghampiri keranjang yang berisi makanan tersebut, tikus itu mulai memakannya “Jika tikus ini memakannya maka semua orang akan mencurigai aku !” Gohar segera mengambil selendang yang dipakai oleh Rao Surtan Singh untuk menutupi tikus dan keranjang makanan tersebut agar Pratap tidak melihatnya, sementara Rao Surtan Singh langsung bersembunyi di balik pagar sambil memperhatikan Pratap yang terus berjalan ke arahnya. Ketika Pratap telah sampai di depan mereka, Gohar dan Rao Surtan Singh berusaha untuk tenang, namun tepat pada saat itu salah satu prajurit mengabarkan kalau Pratap telah di tunggu oleh Raja Mamrat di gerbang utama istana, Pratap pun langsung menuju kesana tanpa melihat sedikitpun ke arah Gohar dan keranjang makanan tersebut, sepeninggal Pratap, Gohar merasa lega, Rao Surtan Singh langsung melompat ke arah Gohar, tiba tiba ada suara di belakang mereka “Gohar, dupattamu jatuh, aku akan mengambilkannya untukmu” Gohar dan Rao Surtan Singh panik ketika mengetahui Jalim Singh ada di belakang mereka “Jangan, biarkan saja dupatta itu, tidak usah diambil” ujar Rao Surtan Singh “Pertama tama kita akan meletakkannya di tempat yang tepat” ujar Gohar dengan senyumnya yang menawan 

Di luar gerbang utama kerajaan Bijolia, Pratap melihat keamanan istana Bijolia dimana para prajurit siap siaga berjaga di benteng istana, Raja Mamrat Ji juga ada disana “Raja Mamrat Ji, aku telah mengatakan pada Purohit Ji kalau pernikahan Chakrapani dan Sobhagyawati akan di laksanakan di istanamu ini” ujar Pratap Di tenda Mahmood Shah, salah satu ajudan Mahmood Shah membaca surat yang dikirimkan oleh Jalal yang mengabarkan bahwa Jalal mengintimidasi mereka, Jalal meminta agar Mahmood Shah mengembalikan semua uangnya, Mahmood Shah kesal “Aku akan mengambil keuntungan diantara peperangan Pratap dan Jalal !” 

Di tempat yang sepi, Rao Surtan Singh sedang menguburkan tikus yang mati gara gara memakan makanan buatan Gohar, Gohar hanya memperhatikan saja ketika semuanya telah selesai tiba tiba salah satu prajurit Bijolia mengabarkan pada Gohar kalau ada sebuah hadiah yang dikirimkan untuk Gohar. 

Di kamar Phool, Phool sedang menangis sedih, Ajabde ada disana mencoba untuk menghiburnya “Ajabde, kamu tahu kalau aku tidak bisa membuat makanan untuk Pratap, apa yang akan dia pikirkan kalau dia tahu kenyataan sebenarnya tentang aku” ujar Phool sambil menangis “Jangan sedih, kamu itu pembrani dan kamu tidak bisa di kalahkan dari siapapun, itulah kelebihanmu” Ajabde menghibur Phool “Itu tidak menjadi masalah buatku apakah Pratap menyukai aku atau tidak” ujar Phool sedih 

Di kamar Gohar, Gohar mendapatkan sebuah hadiah berupa karpet kecil “Rao Surtan Singh, aku yakin ada sebuah pesan didalamnya untuk aku” Gohar dan Rao Surtan Singh segera menggelar karpet kecil itu kemudian meraba raba dimana suratnya berada, hingga akhirnya dia menemukan surat tersebut, Gohar segera menyobek belakang karpet dan segera mengambil surat tersebut namun Rao Surtan Singh langsung merebutnya dan membaca isi surat tersebut, Gohar tidak suka melihat ulah Rao Surtan Singh, Gohar segera merebut surat itu dari tangan Rao Surtan Singh dan membacanya “Aku akan segera membunuhnya sekarang juga dan tidak ada seorangpun yang akan tahu semuanya” namun ternyata terjadi perdebatan diantara mereka, sehingga mereka berdua kembali saling berkelahi hingga terjatuh di kursi, Rao Surtan Singh berhasil membekuk Gohar yang saat itu hendak menusukkan belati kecilnya ke leher Rao Surtan Singh, namun Rao Surtan Singh berhasil menyorongkan belati itu ke leher Gohar hingga akhirnya terjadi kesepakatan kalau mereka tidak akan saling menusukkan belati tersebut, Rao Surtan Singh segera melepaskan tangannya dan cengkramannya di tubuh Gohar kemudian mereka berdiri “Aku akan mendukungmu, Gohar !” ujar Rao Surtan Singh 

Kedua orang tua Chakrapani datang ke kerajaan Bijolia, mereka di sambut oleh Ratu Hansa dan Raja Mamrat Ji “Ibu, semua ini terjadi karena bantuan pangeran Pratap !” puji Chakrapani, ibu Chakrapani merasa senang dan berterima kasih pada Pratap “Tapi bukan hanya pangeran Pratap yang melakukannya, aku juga ikut membantu melakukan sesuatu buat kamu” ujar Phool tidak mau kalah, kemudian Phool mengatakan sesuatu pada Ajabde tiba tiba Raja Mamrat Ji malah marah ke Ajabde, Ajabde hanya diam saja “Ajabde, ayahmu selalu membentak kamu meskipun di depan teman teman kamu” ujar Pratap, Ajabde hanya terdiam 

Tak lama kemudian keluarga Sobhagyawati datang, Ratu Hansa memanggil pelayannya yang membawakan nampan aarti namun tidak datang juga, semua orang menanyakan dia ternyata Gohar yang datang sambil membawa nampan aarti “Maaf Ratu Hansa, pelayan anda harus pulang kerumahnya karena ayah mertuanya sedang sakit” Gohar berbohong pada Ratu Hansa karena pada kenyataannya pelayan itu dibunuh oleh Gohar, di nampan aarti itu ada dua buah kapur barus, nenek Sobhagyawati memperhatikan kapur barus itu terus menerus, ketika Ratu Hansa hendak melakukan aarti pada Sobhagyawati, Ratu Hansa kehilangan kapur barus tersebut, Sobhagyawati tahu itu pasti kerjaan neneknya yang suka mencuri, Ajabde berusaha mengambil nampan aarti itu dan Sobhagyawati meminta kapur barus yang di ambil oleh neneknya dan memberikannya ke Ajabde “Nah, ini kapur barusnya sudah ada” ujar Ajabde sambil memberikan nampan aarti itu ke ibunya, kemudian Ratu Hansa melakukan aarti untuk Sobhagyawati 

Di tempat orang orang Afghanistan, mereka sedang bersiap siap merubah penampilan mereka seperti orang orang Rajput sambil berteriak “Hidup Mewar ! Hiduo Mewar ! Hidup Mewar !” SINOPSIS MAHAPUTRA episode 191 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top