SINOPSIS MAHAPUTRA episode 185 (07 April 2014) by. RS Pratap memotong tangan prajurit Afganistan yang ingin menyentuh Phool,
Pratap dengan gagah berani berkata pada semua pasukan Afganistan “jika
ada yang mencoba untuk bermain main dengan tanah air kami, maka aku
tidak akan membiarkan mereka, dari jauh Rao Surtan mengenalkan Pratap
pada Gohar, Gohar mengatakan “luar biasa !" pimpinan pasukan Afganistan
meminta prajuritnya untuk menyerang Pratap, dengan cepat Pratap
mengalahkan beberapa prajurit Mahmood Shah, ketika Pratap sedang
bertarung dengan prajurit, Ajabde melihat kalungnya berada di leher
Pratap, dia teringat akan kata kata wanita tua (peramal) itu, mereka
semua berhasil dikalahkan Pratap, beberapa prajurit pergi melarikan
diri, pimpinan mereka mencoba untuk menghentikannya, tapi mereka tidak
mendengarkannya, pimpinan prajurit itu mengemis di depan Pratap, Pratap
mengatakan “ayolah bertarung dengan ku, mendengar itu, dia melarikan
diri, semua orang memberikan slogan pada Pratap, (Hidup Pangeran
Pratap), kemudian Pratap meminta mereka diam dan mengatakan “tidak ada
kebutuhan untuk slogan, kalian semua bertanggung jawab untuk ini,
mengapa bisa prajurit asing bisa membuat tenda di tanah air kita,
kemudian Pratap mengajak mereka untuk pergi, Phool berharap kalau
tangannya lah yang di pegang oleh Pratap, tapi Pratap memegang tangan
Ajabde, Phool merasa cemburu, mereka bergerak untuk pergi, Chakrapani
mengatakan “sekarang apa yang terjadi pada tujuan ku? teman Pratap
mengatakan “lupakan Sobhagyawati untuk Mewar, dengan melihat semua
kejadian ini, Gohar mengatakan “luar biasa, sekarang aku hendak
mengacaukan seekor harimau" Rao Surtan mengatakan “sekarang kau telah
melihat Pratap, berapa banyak keberanianmu sekarang ?" Gohar mengatakan
“Maham Anga dan Jalal telah menggunakan orang seperti Anda dan itulah
sebabnya mengapa mereka selalu menerima kekalahan, dan sekarang adalah
waktunya mereka mengirimku" ujarnya sinis
Di tenda Afganistan, Mahmood Shah
berkata pada pimpinan prajuritnya “mengapa kau datang ke sini setelah
mendapat kekalahan, Pimpinan prajurit itu meminta ampun pada Mahmood
Shah, dia mnegatakan semua kejadian yang terjadi, Mahmood Shah
mengatakan “aku tidak akan membunuh mu untuk musuh kita, aku juga tidak
akan bekerja untuk Jalal, pimpinan prajurit itu bertanya “apakah kita
tidak akan membalas dendam untuk Pratap, Mahmood Shah mengatakan “kita
akan membalas dendam setelah mengambil senjata dari Jalal"
Di
Bijolia, Pratap dan yang lain sampai di Istana, Pratap berkata pada
prajurit “aku ingin bertemu dengan Raja Mamrat Ji, kemudian dia meminta Ajabde
dan Phool untuk pergi ke kamarnya, salah seorang pelayan bertanya pada
mereka, Phool dan Ajabde sama sama mengatakan “kau pergi duluan, saya
akan datang kemudian, kemudian mereka pergi, Ajabde dan Phool sedang
memikirkan Pratap, tiba tiba Ajabde dan Phool saling bertabrakan, Phool
melakukan lelucon dengan Ajabde dan mengatakan “aku marah padamu, Phool
mengatakan “kita pergi untuk melakukan pengaturan pernikahan untuk
chakrapani, tiba tiba Ratu Hansa datang dan bertanya pada mereka, Phool
mengatakan “tidak ada apa apa" Ratu Hansa memeluk mereka berdua sambil mencium keningnya
Di Agra, Jalal sedang berlatih
dengan pasir yang panas, Maham Anga bertanya “mengapa kau begitu sangat
marah pada Pratap, Jalal mengatakan “mengapa kita selalu kalah, aku
merasa bahwa aku telah dihancurkan" Maham Anga mengatakan “jangan marah,
kita akan membuat rencana untuk mengambil alih Bijolia"
Di
Bijolia, Pratap menemui Raja Mamrat dan mengatakan “lihat lah paman Mamrat,
kita memiliki hubungan panjang dengan keluarga kita, aku mengatakan
kalau paman tidak mampu memberikan keamanan yang tepat pada batas kita"
Raja Mamrat mengatakan “kita akan melakukan pertemuan dengan Mughal" Pratap
mengatakan “kita tidak akan melakukan kompromi, karena kita bangsa
Rajput dan kita akan berjuang untuk negara kita, aku akan mengurus
daerah selatan rajputana" kemudian Pratap mengangkat tangannya dan berkata "Hidup Mewar !" dari luar, Ajabde dan Phool mendengar
pembicaraan mereka berdua SINOPSIS MAHAPUTRA episode 186 by. RS