SINOPSIS MAHAPUTRA episode 177 (24 Maret 2014) by. Sally Diandra
Di kerajaan Bijolia, Raja Mamrat Ji dan Ratu Hansa sedang berbincang bincang di kamar Ratu Hansa “Ratu Hansa, anak laki lakiku akan menggenakan kalung yang sama seperti yang aku pakai kali ini” ujar Raja Mamrat Ji bangga sambil memberikan kalung untuk anak laki lakinya itu yang masih bayi, Ratu Hansa segera memberikan kalung pemberian Raja Mamrat Ji ke anak bayinya, di pintu masuk sekilas Ratu Hansa melihat kehadiran Ajabdee yang hendak menemuinya namun tidak jadi masuk karena dilihatnya ada ayahnya di kamar ibunya, Ratu Hansa jadi merenung memikirkan bagaimana caranya agar Ajabdee bisa masuk ke kamarnya “Ratu Hansa, ada apa ?” Raja Mamrat Ji rupanya bisa melihat raut muka Ratu Hansa yang sedang melamun memikirkan sesuatu “Raja Mamrat Ji, kamu seharusnya jalan jalan keluar istana kita ini, melihat lihat sekitar istana kita” Raja Mamrat Ji akhirnya menyetujui saran dari Ratu Hansa, diapun keluar meninggalkan Ratu Hansa, sepeninggal Raja Mamrat Ji, Ratu Hansa memanggil Ajabdee yang masih bersembunyi di balik pintu, dengan ragu ragu Ajabdee segera masuk ke dalam kamar ibunya seraya berkata “Ibu, aku telah membuat sesuatu untuk ayah dan ibu, apakah ibu bisa mengenakan ini pada saat perayaan pemilihan nama untuk adikku ?” pinta Ajabdee sambil memberikan sebuah aksesoris ke Ratu Hansa “Coba sini, berikan pada ibu” Ratu Hansa senang sekali melihat hadiah dari Ajabdee, kemudian Ajabdee juga memberikan dua gelang untuk Ratu Hansa, Ratu Hansa meminta Ajabdee untuk membantunya mengenakan gelang itu, Ajabdee tersenyum senang ketika melihat ibunya menyukai hadiah pemberiannya “Lalu apa yang ingin kamu berikan pada ayahmu, coba ibu lihat” Ajabdee memberikan sebuah kalung buatannya pada ibunya “Bagus sekali, sayang” puji Ratu Hansa sambil melihat kalung buatan Ajabdee “Kamu lebih baik memberikan hadiah ini langsung pada ayahmu, ibu percaya dia pasti akan memaafkanmu” ujar Ratu Hansa sambil memberikan kalung itu kembali ke Ajabdee namun Ajabdee merasa ketakutan tapi Ratu Hansa meyakinkan Ajabdee, akhirnya Ajabde mau memberikan kalung itu ke ayahnya langsung
Di koridor istana, ketika Ajabdee sedang berlari lari menyusuri koridor istana, Ajabdee bertemu dengan Pratap dan Chakrapani “Ajabdee, dimana ibumu, Maharani Hansa ?” Ajabdee kemudian menunjukkan jalan menuju ke kamar ibunya, Pratap dan Chakrapani segera berlalu meninggalkannya, tak lama kemudian Ajabdee sudah sampai di dekat kamar ayahnya, Ajabdee masih memikirkan tentang ucapan ayahnya ketika ayahnya marah padanya, Ajabdee merasa takut untuk bertemu dengan ayahnya secara langsung, Ajabdee lalu menaruh kalung buatannya itu di tengah jalan masuk kamar ayahnya, dengan harapan agar ayahnya bisa melihat kalung buatannya, namun ketika Raja Mamrat Ji keluar dari kamarnya, Ajabdee segera bersembunyi di balik pintu, namun sayangnya Raja Mamrat Ji tidak melihat kalung buatan Ajabdee yang di taruh di lantai, Raja Mamrat Ji malah menginjak kalung tersebut dan terus berjalan tanpa melihatnya sama sekali, Ajabdee merasa sedih melihatnya
Dikamar Ratu Hansa, Ratu Hansa sedang memberikan pakaian untuk Chakrapani “Jika aku memiliki banyak waktu pasti aku akan mengaturnya lebih baik lagi” ujar Ratu Hansa “Ini saja sudah sangat bagus sekali untukku, Maharani Hansa” puji Chakrapani tulus “Baiklah, mari aku kenalkan kamu dengan Putri Phool dan Putri Ajabdee” ujar Ratu Hansa
Di kerajaan Mughal, Delhi ,,, Jalal sedang berlatih pedang sambil memikirkan ucapan Maham Anga yang masih terngiang di telinganya tentang Pratap, tepat pada saat itu Maham Anga menghampiri dirinya seraya berkata “Ibu bahagia melihat kamu, kamu sedang berlatih pedang untuk mendapatkan cintamu dan dengan begitu kamu juga akan membunuh Pratap dan setelah membunuh Pratap, semua orang akan tahu bahwa tidak ada seorangpun yang bisa mengacaukan kamu !” Jalal hanya terdiam mendengarkan ucapan Maham Anga
Di kerajaan Bijolia, dikoridor istana dekat kamar Phool, Pratap dan Chakrapani merasa heran ketika Phool marah marah sambil melemparkan semua barang barangnya hingga terpental keluar kamar, ketika Phool keluar dari kamarnya, Phool menunjukkan perilaku yang sopan pada Chakrapani seolah olah tidak terjadi apa apa barusan, Phool bertanya “Siapa kamu ?” Pratap langsung mentertawakan dirinya, saat itu Phool sedang menggunakan masker putih di wajahnya, Phool merasa kesal melihat Pratap yang tertawa terbahak bahak di depannya “Kenapa kamu tertawa ? Memangnya ada yang lucu ?” ujar Phool kesal “Aku bukannya mentertawakan kamu tapi aku mentertawakan temanku ini karena dia tadi tidak ketakutan tapi setelah melihat kamu, dia jadi ketakutan” ujar Pratap sambil terus tertawa terpingkal pingkal melihat Phool yang menggunakan masker putih
Di kerajaan Mughal, Delhi, Bhairam Khan mencoba memberikan sedikit nasehat ke Jalal “Jalal, kamu tidak perlu bertarung dengan Pratap di Bijolia” ujar Bhairam Khan, sementara itu di kerajaan Bijolia, Pratap dan Chakrapani masih terus menerus tertawa didepan Phool, Phool semakin sebal dengan Pratap. Kembali ke kerajaan Mughal, Bhairam Khan masih memberikan nasehat ke Jalal “Jalal, kamu harus bertarung dengan aku terlebih dulu dan kalau kamu bisa mengalahkan aku maka kamu bisa mengalahkan Pratap !” Jalal menerima tantangan Bhairam Khan, tak lama kemudian Jalal bertarung dengan Bhairam Khan “Berapa kali kamu bertarung dengan Pratap ? Dari wajahmu saja, aku bisa melihat kalau kamu ini tidak bisa mengalahkan Pratap !” ejek Bhairam Khan
Di kerajaan Bijolia, Pratap dan Chakrapani masih terus tertawa tawa bersama sama, Phool semakin kesal dengan mereka lalu Pratap memberikan Phool sebuah cermin agar Phool bisa melihat seperti apa wajahnya, Phool kaget ketika melihat wajahnya di cermin, Phool segera menghapus mukanya dengan kain yang di berikan oleh pelayanannya namun bukanya bersih tapi muka Phool tambah coreng moreng, Pratap dan Chakrapani kembali tertawa terbahak bahak ketika melihat Phool, Phool kembali bercermin dan melihat wajahnya yang semakin parah, Phool segera menghapusnya dengan air hingga bersih, saat itu Jalim Singh menghampiri mereka dan merasa heran “Ada apa ini ? Apa yang terjadi ?” tanya Jalim Singh “Kenapa kamu tidak membawa kelopak bunga mawar ?” ujar Phool kesal ketika melihat kakaknya datang “Aku ini seorang ksatria maka bagaimana bisa aku membawa kelopak bunga mawar untuk kamu ?” melihat hal ini Pratap semakin usil dan menggoda Phool juga Jalim Singh
Di Kerajaan Mughal, Delhi, Maham Anga nampak tersenyum puas ketika melihat Jalal mampu mengalahkan Bhairam Khan “Sekarang kamu lihat kan, Bhairam Khan ,,, kalau Jalalku mampu mengalahkan kamu !” ujar Maham Anga bangga “Tapi ini tidak cukup untuk mengalahkan Pratap, Maham Anga ,,, tolong terimalah saranku ini” ujar Bhairam Khan “Maham Anga, kamu bilang perempuan yang mana ?” tanya Jalal “Jalal, lebih baik kamu ikuti saran Bhairam Khan” ujar Maham Anga
SINOPSIS MAHAPUTRA episode 178 by. Sally Diandra