SINOPSIS MAHAPUTRA episode 175 (19 Maret 2014)

SINOPSIS MAHAPUTRA episode 175 (19 Maret 2014) by. Sally Diandra Di kerajaan Mughal, Delhi, Rao Surtan Singh sedang menari nari di depan Jalal dan Maham Anga sambil bernyanyi, Maham Anga merasa heran dengan penampilan Rao Surtan Singh yang berubah 360 derajat, Rao Surtan Singh berpenampilan layaknya seorang perempuan dengan rambut panjangnya tanpa kumis yang melintang diatas bibirnya dan tahi lalat besar yang mencirikan dirinya “Rao Surtan Singh, kenapa kamu berpakaian seperti ini ?” belum juga Rao Surtan Singh menjawab pertanyaan Maham Anga, Jalal sudah bertanya “Apakah kamu tahu jalan rahasia menuju ke kerajaan Bijolia ?” sela Jalal “Bijolia ? Hmm ,,,” Rao Surtan Singh langsung teringat pada Ratu Bhatyani yang tempo hari di kuntitnya hingga ke Bijolia “Jika kamu ingin tahu sesuatu maka setiap orang akan menolong kamu untuk mengetahui semuanya, Yang Mulia” ujar Rao Surtan Singh sambil melirik ke arah lukisan seorang gadis di ruangan Jalal, Rao Surtan Singh bertanya siapa gadis itu, kemudian Jalal menunjukkan lukisan putri Phool yang dibuat oleh pelukis handalan istana berdasarkan imaginasi Jalal “Inilah gadis impianku dan saat ini dia sedang berada di kerajaan Bijolia dan aku ingin membunuh Pratap untuk itu !” ujar Jalal kesal, Rao Sutan Singh yang saat itu berdiri di sebelah lukisan Jalal dan Pratap merasa kaget dan terkejut setengah mati ketika melihat lukisan Jalal dan Pratap, Jalal jadi semakin penasaran dan bertanya “Siapa dia, Surtan Singh ?” tanya Jalal penuh selidik, Rao Surtan Singh hanya terdiam dengan gayanya yang kikuk 

Di kerajaan Bijolia, Pratap mengambil sebuah pedang yang terpampang di dinding kemudian Pratap berlatih pedang di koridor istana, ketika sedang asyik berlatih pedang, tiba tiba nampan bunga yang ada disebelahnya tersenggol dan jatuh berserakan ke lantai, tepat pada saat itu Ratu Hansa menghampiri Pratap bersama “Maaf, Maharani Hansa, saya hanya sedang berlatih pedang” ujar Pratap “Jika kamu ingin berlatih pedang, pergilah ke tempat latihan” ujar Ratu Hansa “Baiklah, kalau begitu, dimana tempat untuk latihan pedang ?” kemudian Ratu Hansa menunjukkan arah jalan menuju ke tempat latihan pedang di istananya, tak lama kemudian Pratap segera berlalu dari koridor istana menuju ke tempat latihan pedang 

Di kerajaan Mughal, Delhi, Rao Surtan Sigh sedang membayangkan Pratap dan Jalal tertawa terbahak bahak ke arahnya kemudian mereka berdua sama sama mengeluarkan pedang hendak membunuh Rao Surtan Singh, Rao Surtan Singh menutupi dirinya merasa ketakutkan, setelah membuka kedua tangannya yang menutupi wajahnya ternyata semua itu hanyalah imaginasinya belaka, Maham Anga dan Jalal semakin penasaran dengan tingkah laku Jalal 

Di kerajaan Bijolia, Phool sedang berdandan di kamarnya seraya berkata pada Ajabdee “Aku merasa amat sangat bersalah karena telah berlaku buruk ke pangeran Pratap” ujar Phool manja “Coba angkat tanganmu kemudian bernafaslah perlahan lahan, aku yakin kamu akan merasa baikkan” usul Ajabdee, Phool menuruti saran Ajabdee dengan mengangkat tangannya sambil bernafas perlahan lahan, sementara Ajabdee meninggalkannya 

Di kerajaan Mughal, Delhi, Rao Surtan Singh merasa ketakutan “Yang Mulia, aku merasa ketakutan melihat lukisan itu” Jalal langsung menampar pipi Rao Surtan Singh dengan keras “Jadi Yang Mulia, benar benar tidak tahu siapa dia ?” ujar Rao Surtan Singh cemas “Katakan padaku sekarang juga, siapa dia, Rao Surtan Singh ?” bentak Jalal “Pratap akan membunuh kamu dan Bhairam Khan juga mengatakan hal tersebut” tepat pada saat itu Bhairam Khan menghampiri mereka dan berkata “Ya, aku memang mengatakan itu, Jalal !” ujar Bhairam Khan, Maham Anga tidak suka melihat kedatangan Bhairam Khan yang tiba tiba muncul di ruangan pribadi Jalal, prajurit yang menghadang Bhairam Khan segera di tampik dengan mudah oleh Bhairam Khan, Bhairam Khan langsung menghampiri Jalal yang masih penasaran dengan lukisan dirinya dan Pratap 

Di kerajaan Bijolia, di kamar Phool, Phool masih berdiri dengan mengangkat tangannya sambil bernafas berlahan lahan, namun tiba tiba wajah Pratap terlintas dalam benaknya, Phool membuka matanya, dilihatnya Pratap sedang berjalan kearahnya ketika Phool menutup matanya, wajah Pratap kembali terlintas dalam ingatannya, Phool merasa salah tingkah, apalagi ketika Pratap berada tepat didepannya, Pratap bertanya tentang dangal, Phool berusaha menjelaskan ke Pratap dimana dangal itu namun Pratap menyuruh Phool untuk diam dan segera berlalu berlalu dari sana 

Di kerajaan Mughal, Delhi ,,, Bhairam Khan mencoba menjelaskan ke Jalal siapa anak laki laki yang bersama Jalal “Jalal, anak laki laki yang bersamamu ini adalah Pratap” ujar Bhairam Khan sambil menunjuk ke arah lukisan Pratap dan Jalal, Jalal dan Maham Anga sangat terkejut dan tidak percaya “Dia ini bukanlah temanmu, Yang Mulia tapi dia itu musuh terbesarmu” ujar Rao Surtan Singh “Tidak ! Itu tidak mungkin ! Itu tidak mungkin !” Jalal benar benar tidak percaya kalau temannya itu adalah Pratap, Jalal segera pergi dari ruangan itu menuju ke halaman istana, Jalal teringat pada Pratap ketika mereka bersama sama di Dwarika, ketika mereka berlari lari bersama sama, ketika mereka ikut pertandingan, naik gerobak, ketika berada di kuil Meera Mata, semuanya masih terbayang dengan jelas dalam ingatan Jalal, Jalal sedih kemudian Jalal membasuh mukanya berulang kali namun tetap saja masih teringat dengan Pratap, teman sekaligus musuhnya yang baru di sadarinya saat ini, tak lama kemudian Maham Anga menghampiri Jalal “Dia hanyalah seorang teman, Jalal” Maham Anga mulai buka suara, Jalal hanya diam mendengarkan ucapan Maham Anga “Jika Pratap tahu tentang siapa dirimu yang sebenarnya, dia pasti akan membunuhmu” sela Maham Anga, Jalal marah sambil mengangkat pedangnya dan langsung pergi berlalu meninggalkan Maham Anga dengan perasaan marah yang membuncah di dadanya dan berusaha merusak lukisan dirinya dan Pratap, namun baru saja Jalal hendak merobek lukisan itu, tiba tiba ada suara di belakangnya, ketika Jalal menoleh, dilihatnya Pratap sedang berdiri di belakangnya, Jalal tertegun SINOPSIS MAHAPUTRA episode 176 by. Sally Diandra
Bagikan :
Back To Top