SINOPSIS BEINTEHAA episode 02 (31 Desember 2013) by. Sally Diandra
Pagi itu tuan Usman sedang duduk di kantornya dan memikirkan tentang anaknya, Zain yang sedang belajar di London “Satu anak sudah menciptakan sebuah bencana di rumah sedangkan yang satunya membuat bencana di dunia, tuan Usman membuka hadiah dari Bhopal dan melihat hadiah yang berupa miniatur Ka’bah dan Al Qur’an kemudian membaca surat dari Aaliya, saat itu Aliya sedang pergi ke Dargah dengan sebuah perahu, sesampainya disana, Aliya segera menutupi wajahnya dengan dupattanya dan mulai memasuki Dargah lalu berdoa, setelah berdoa dupatta yang menutupinya terlepas, Aliya berdoa untuk pamannya “Kata ibu, masa depanku akan segera berubah, Allah mungkin akan mengirimkan seseorang untukku, aku harap dia adalah pria yang terbaik di dunia” bathin Aliya dalam hati kemudian mengikatkan tali di Dargah, sementara di London, Zain sedang mengadakan pesta bersama teman temannya di sebuah diskotik.
Selesai berdoa di dalam Dargah, Aaliya keluar dari Dargah dan mendengar ponselnya bedering ternyata ibunya menelfonnya, Aaliya teringat kalau hari ini keluarga calon pengantin pria yang akan melamarnya akan datang ke rumah untuk melihatnya, Aaliya segera berlari menuju ke perahu menyebrangi sungai menuju ke rumahnya, sementara itu di rumah Shabana dan Ghulam (ibu dan ayah Aaliya) nampak khawatir karena Aaliya belum datang juga, semua tamu telah datang dan menanyakan keberadaannya “Dia tadi sedang pergi ke Dargah dan akan segera kembali” Shabana nampak tidak enak hati dengan keluarga calon besannya, adik Aaliya segera menelfon Aaliya dan mengabarkan kalau keluarga calon suaminya telah datang dan mengharapkan kehadirannya, keluarga calon besan sedang menikmati kudapan ringan yang di sajikan oleh keluarga pak Ghulam, sementara Zeeshan, calon suami Aaliya sedang memperhatikan foto Aaliya dengan seksama sedangkan Aaliya merasa penasaran dengan laki laki yang akan jadi calon suaminya, Zeeshan “Kamu tahu, kak ,,, saat ini dia sedang memandangi fotomu”, “Oh iya ? Kalau begitu aku akan segera sampai di rumah” ujar Aaliya yang saat itu masih di atas perahu di tengah sungai. Shabana dan Ghulam menunggu kedatangan Aaliya dengan perasaan kesal, sementara Aaliya sudah sampai di tepi sungai dan segera mengendarai sepedanya secepat mungkin agar segera sampai dirumah, sesampainya di rumah, Aaliya melihat nenek dan kedua orang tuanya sedang kesal karena semua keluarga calon suami Aaliya sudah pulang, mereka melihat Aaliya yang sedang berdiri di depan pintu dengan perasaan menyesal
Di rumah mewah Barkat Villa, para pelayan sedang menyiapkan bahan bahan makanan di dapur, tak lama kemudian nyonya Usman mulai memasak bahan makanan tersebut, Nafisa dan Shaziya menghampiri ibu mertuanya, mereka berdua kembali bertengkar, nyonya Usman langsung menghardik kedua menantunya ini agar berhenti bertengkar “Paling tidak pikirkan tentang reputasi keluarga kita”, “Ibu, aku tidak ingin tinggal disini dan aku ingin keluar dari rumah ini” ujar Nafisa kesal “Dan aku juga tidak ingin anakku pergi dari rumah ini ! Siapapun yang ingin tinggal disini, harus mematuhi peraturan atau segera angkat kaki dari rumah ini !” ujar nyonya Usma kesal sambil memegang sebuah pisau dapurnya, kedua menantunya itu segera meminta maaf pada nyonya Usman
Di rumah Aaliya, Shabana merasa kesal dengan Aaliya dan langsung menegur Aaliya karena datang terlambat, Aaliya mencoba meminta maaf sambil memijat kepala ibunya agar ibunya tidak marah lagi “Ibu seharusnya ibu bertanya dulu bagaimana pilihanku ?” Shabana tertegun dan menyuruh adik Aaliya bergabung dengan mereka “Sebenarnya laki laki yang seperti apa yang kamu inginkan, Aaliya ?” Aaliya kemudian menggambarkan laki laki idamannya “Dia itu tipenya seperti seorang pahlawan, yang selalu tersenyum pada semua orang, dan pintar” sementara itu di bandara di kota London, Zain dan temannya sedang mengantri di tempat penimbangan barang bawaan “Tuan, anda harus membayar barang bawaan anda karena melebihi kapasitas yang ditentukan” ujar petugas bandara, karena tak kehabisan akal, Zain segera membuka kopernya kemudian mengenakan pakaian dan jaketnya satu per satu hingga tebal agar berat kopernya berkurang, setelah selesai memakai beberapa pakaian, Zain bertanya pada petugas itu lagi yang merasa heran dengan ulah Zain “Sekarang bagaimana ?” sang petugas melihat berat koper Zain “Sekarang koper anda dalam batas yang wajar” Zain segera meninggalkan tempat itu sambil tersenyum senang, tak lama kemudian ketika Zain hendak duduk menunggu panggilan pesawatnya, Zain mengusir sepasang anak anak muda yang duduk di depannya kemudian menyuruh sepasang kakek dan nenek untuk duduk di kursi tersebut, sementara dirinya duduk di belakang si kakek bareng temannya sambil bersenda gurau.
Di rumah Aaliya, Aaliya masih menggambarkan tentang laki laki impiannya “Kamu itu membutuhkan seorang laki laki yang seperti kamu, sayang” Shabana mulai menggoda Aaliya “Ibu, apakah laki laki yang datang ke rumah kita hari ini seperti laki laki yang aku gambarkan tadi ?” Shabana dan adik Aaliya tersenyum “Dia itu persis sekali seperti yang kamu gambarkan tadi, nak” tak lama tuan Usman memanggi mereka melalui video call, Aaliya membuka laptopnya dan mulai ngobrol dengan pamannya, ibu dan adiknya juga ikut bergabung ngobrol dengan tuan Usman, tuan Usman sangat senang dengan keputusan Shabana dan Ghulam Saheb dan meminta Aaliya untuk percaya pada pilihan kedua orang tuanya, Aaliya pun menyanggupi permintaan pamannya, tuan Usman sangat bangga dengan Aaliya dan meminta adiknya untuk menunjukkan foto Zeeshan pada Aaliya, saat itu Ghulam Saheb ikut bergabung ngobrol dengan mereka “Jangan khawatir, ayah akan menunjukkan foto Zeeshan padamu” goda Ghulam Saheb
Keesokan harinya, Aaliya bangun dari tidurnya, Shabana memasuki kamar Aaliya sambil ngobrol dengan orangtua Zheeshan, Shabana meminta foto Zeeshan kemudian percakapan terputus “Aaliya, orang tua Zeeshan menerima persatuan kalian berdua” Aaliya sangat senang, tak lama kemudian tuan Usman menelfon Shabana, tuan Usman memberikan selamat pada Ghulam dan Shabana, tuan Usman bertanya tentang biaya untuk pesta pernikahannya “Tidak usah khawatir, Usman ,,, aku telah mendapatkan uangnya”, “Bagaimanapun juga Aaliya itu adalah anakku juga dan aku ingin memberikan hadiah padanya” Shabana akhirnya menyetujui permintaan tuan Usman “Kakak, aku harap kakak bisa datang pada pesta pernikahannya nanti, itu pasti akan menjadi hadiah untuk Aaliya” pinta Shabana, saat itu salah satu pelayan mengabarkan pada tuan Usman kalau Zain sudah datang, Shabana yang masih di ujung telfon sana mendengar percakapan tuan Usman dan pelayannya “Zain, sudah datang, kak ? Kalau begitu suruh saja Zain datang kesini ?” tuan Usman tertegun sambil berkata “Ya, maaf aku lupa mengabarkan”
Tepat pada saat itu, Zain memasuki rumahnya, ketika Zain berjalan masuk ke dalam, ibunya menyuruhnya berhenti “Berhenti di situ !” nyonya Usman menghampiri Zain dan memeluknya erat, nyonya Usman bertanya tentang nilai disekolahnya, pada saat yang bersamaan Usman menghampiri mereka dan berkata kalau Zain itu yang nomer satu di kampus, kemudian ayah dan anak itu bersama sama mengeluarkan hasil nilai pelajaran Zain, nyonya Usman tertegun melihat tingkah suami dan anaknya, kemudian nyonya Usman melihat kedua nilai tersebut dan berkata “Kedua nilai pelajaran ini adalah palsu ! Karena Mr. Watson juga mengabarkan padanya” Zain dan Usman sesaat tertegun kemudian tuan Usman mengabarkan pada nyonya Usman kalau Zain akan bergabung bekerja di hotel mereka, nyonya Usman nampak tidak senang dan segera berlalu dari sana “Ayah, terimakasih ayah telah menyelamatkan aku tadi” Zain segera memeluk ayahnya dan berlalu meninggalkan tuan Usman, ketika hendak menuju ke kamarnya Zain bertemu dengan kakaknya Fahad bersama kedua istrinya, Zain menggoda kedua kakak iparnya itu kemudian memeluk Fahad sambil menggoda kakaknya juga yang rupanya masih menyimpan sebuah foto dirinya dengan perempuan lain, kedua istri Fahad marah dan mereka pun saling bertengkar, Zain hanya tersenyum senang sambil meninggalkan mereka.
Di dalam dapur, Zain langsung menutup mata Chand Bi, Chand Bi sangat senang ketika mengetahui anak asuhnya telah kembali, Zain memberikannya hadiah berupa anting anting emas “Lebih baik kamu berikan pada istrimu nanti, bibi yakin ,,, Tuhan telah menciptakan seorang belahan jiwa untuknya” saat itu Aaliya terlihat sedang melakukan sholat SINOPSIS BEINTEHAA episode 03 by. Sally Diandra