SINOPSIS MAHAPUTRA episode 131 (1 January 2014) by. Sally Diandra
Di kerjaan Mewar, tepatnya di halaman istana, seluruh pasukan Mewar mengelu elukan nama Pratap “Hidup pangeran Pratap ! Hidup pangeran Pratap ! Hidup pangeran Pratap !” semua orang merasa senang karena Pratap akhirnya mau beragabung dengan pasukan perang kerajaan Mewar untuk berperang melawan pasukan Mughal. Saat itu Pratap keluar dari istana menuju ke halaman istana dimana ayah dan Rawat Ji telah menunggunya disana, sementara para ratu melihatnya dari bilik para ratu yang tertutup oleh tirai transparan. Setelah sampai di tempat Rawat Ji dan ayahnya, Rawat Ji segera mengucapkan sumpah untuk Pratap dan Pratap pun menerimanya dengan lapang dada, Pratap kemudian mengulang sumpah tersebut, tak lama kemudian Rawat Ji dan Raja Udai Singh memberikan topi perang baja dan memberikan ucapan selamat bergabung di pasukan perang kerjaaan Mewar, kembali semua orang mengelu elukan nama Pratap dan nama kerajaan Mewar “Hidup pangeran Pratap ! Hidup pangeran Pratap ! Hidup pangeran Pratap !” Pratap pun ikut ikutan memberikan slogan tersebut dengan menambahkan “Hidup kerajaan Mewar ! Hidup kerajaan Mewar ! Hidup kerajaan Mewar !” ujar Pratap lantang, semua orang terus mengikutinya, Ratu Jaiwanta dan Ratu Sajja sangat senang melihatnya namun tidak bagi Ratu Bhatyani yang memendam amarah dan kekesalan melihat Pratap selalu menang terhadap dirinya, Ratu Bhatyani segera berlalu meninggalkan tempat tersebut, Ratu Jaiwanta hanya meliriknya sekilas dengan tatapan heran
Sementara itu di halaman istana kerajaan Mughal, Bhairam Khan merasa sangat marah, ketika melihat mayat mayat prajuritnya yang kalah orang seorang anak ekcil seperti Pratap yang dibawa oleh kuda kuda mereka masing masing “Buang mereka ke dalam hutan !” ujar Bhairam Khan kesal, Bhairam Khan kemudian datanglah salah satu utusannya yang memberikan kabar tentang Natha yaitu seseorang yang sangat dekat dengan Raja Bheel
Di kerajaan Mewar, Ratu Jaiwanta memberikan aarti dan tilak untuk Pratap yang hendak berangkat perang, kemudian Ratu Jaiwanta juga memberikan pedang pada Pratap, Pratap sangat senang menerimanya begitu pula semua orang yang hadir di dalam istana termasuk Ratu Sajja yang tersenyum senang, sedangkan Ratu Bhatyani hanya tersenyum masam “Ibu, jagalah dirimu ibu baik baik dan jaga pola makan ibu juga dan semuanya” ujar Pratap, Ratu Jaiwanta hanya tersenyum kemudian setelah berpamitan pada Ratu yang lain, dia pun segera keluar meninggalka ruangan tersebut, tak lama kemudian giliran Raja Udai Singh yang berpamitan pada istri istrinya, Raja Udai Singh telah menulis sebuah pesan untuk Ratu Jaiwanta lalu diberikannya surat itu kepada Ratu Jaiwanta seraya berkata “Bacalah suratku ini ketika aku telah keluar dari istana” Ratu Jaiwanta menerima surat itu dengan perasaan tidak menentu kemudian Raja Udai Singh pergi meninggalkan mereka, sepeninggal Raja Udai Singh dan Pratap, Ratu Sajja mengucapkan selamat pada Ratu Jaiwanta karena dia mendapat surat pribadi dari Raja Udai Singh, Ratu Sajja berusaha menggoda Ratu Jaiwanta namun Ratu Jaiwanta hanya diam saja tidak menggubrisnya, sementara Ratu Bhatyani juga hanya terdiam.
Di halaman kerajaan Mughal, Natha akhirnya bertemu secara langsung dengan Bhairam Khan, Bhairam Khan merasa senang dan memberikan sebuah kalung emas pada Natha yang berpakaian sederhana berwarna putih dengan anak panah dan busur ditangannya.
Sementara itu Rawaj Ji sedang membuat rencana untuk perang nanti dan semua orang memberikan pujian padanya, sedangkan Raja Surtan Singh bertanya pada Dhoot Khumeru “Mengapa kita tidak mendapat informasi apa apa tentang benteng Chittor ?”, “Tenang Raja Surtan Singh, kamu tinggal menunggu saja karena setelah ini kita akan mendapatkan semua informasi penting” ujar Dhoot Khumeru.
Ditempat Pratap, Rawat Ji dan Raja Udai Singh, mereka sedang menyusun sebuah rencana, Pratap mengusulkan untuk tidak membawa pasukan bersamanya selama dia mencoba melihat situasi di benteng musuh, namun tiba tiba Guru Raughvendra muncul dan mengatakan kalau dirinya akan menemani Pratap, Raja Udai Singh sangat senang mendengarnya dan memutuskan kalau mereka akan pergi mengadakan pertemuan dengan Raja Bheel.
Di kerajaan Mewar, Ratu Jaiwanta meminta semua orang untuk meninggalkan dirinya sendirian, setelah semua pelayan dan Ratu yang lain pergi meninggalkannya, Ratu Jaiwanta mulai membuka surat dari Raja Udai Singh dan mulai membacanya baris demi baris, dalam surat itu Raja Udai Singh menulis “Kalian semua para Ratu lebih baik pergi ke Bagoliya, disana akan aman, ini semua demi keselamatan kalian” Ratu Jaiwanta sedih membaca surat Raja Udai Singh, taka terasa air matanya membasahi pipi kemudian Ratu Jaiwanta membakar surat tersebut dan segera membuangnya ke lantai.
Di halaman kerajaan Mughal, Natha bertanya pada Bhairam Khan tentang alasan apa dirinya ingin berperang dengan Raja Udai Singh, sedangkan Khumeru memberikan informasi yang berarti pada Raja Surtan Singh tentang benteng Chittor.
Di kerajaan Mewar, Ratu Jaiwanta mengumpulkan semua ratu dan para pelayan kemudian mengabarkan tentang isi surat Raja Udai Singh, Ratu Bhatyani menolak untuk keluar dari benteng Chittor, dia tidak mau pergi seperti yang diperintahkan oleh Raja Udai Singh, sementara Ratu Sajja memaksa Ratu Bhatyani untuk keluar bersama sama dengan Ratu Jaiwanta seperti saran Raja Udai Singh.
Di lain sisi, Pratap dan Guru Raughvendra sedang melintasi sebuah hutan dengan kuda mereka masing masing menuju ke tempat Raja Bheel untuk mengadakan pertemuan penting mereka, pada saat yang bersamaan Bhairam Khan dan Natha juga mulai memasuki sebuah hutan dengan kuda mereka pula diikuti oleh beberapa prajurit, namun dari atas pohon beberapa orang dengan pakaian serba putih putih mengawasi mereka dengan seksama kemudian pada saat yang bersamaan orang berpakaian putih putih itu mengepung Pratap dan guru Raughvendra, ditempat lain mereka juga mengepung Bhairam Khan dan Natha, Pratap, guru Raughvendra dan Bhairam Khan sangat heran dan bingung.
SINOPSIS MAHAPUTRA episode 132