Sinopsis Ashoka Samrat episode 299 by. Kusuma Rasmana Di
ruang sidang pengadilan Magadha, Pattliputra, saat itu Ashoka
disidangkan sebagai terdakwa pembunuhan terhadap adiknya, pangeran
Drupada. Sushima menolak percaya dengan semua ucapan Ashoka dan yang
dilakukan dalam persidangan itu membuktikan bahwa Ashoka tidak
bersalah. "Kau menyalahgunakan kesempatan yang diberikan oleh ayah! Aku
adalah saksi semua kejadian itu. Aku melihat semua di depan mataku
sendiri. Kau mencium anak panah lalu menembakkan panah itu. Aku
meremehkanmu, Ashoka! Jika kau berpikir kau benar, lalu buktikan saja
bahwa kau tidak menembakkan panah itu", kata Sushima menuding Ashoka. Ashoka menjawab, "Kau bertingkah begitu gelisah kali ini, Kak. Kau
tidak mengerti sampai sekarang bahwa itu bukan sifatmu. Kegelisahanmu
membuktikan aku tidak bersalah. Apa yang kau katakan tadi?" Sushim mengulanginya, "Kau mencium anak panah". Ashok mengangguk dan menjawab, "Ya, Aku mencium anak panah ini yang
tidak mengandung racun. Jika aku telah mencium anak panah yang ini
(menunjuk anak panah yang membunuh Drupada - saat itu Ashoka menggenggam
2 anak panah) maka aku tidak akan hidup".
Mendengar jawaban Ashoka, Sushima diam namun dia sebenarnya resah, demikian juga Charumitra dan Helena. Siamak menjadi gelisah. Bindu bertanya, "Lalu siapa yang menembakkan panah ini? Bagaimana orang Yunani berani melakukan ini?" Ashoka menjawab, "hal itu hanya bisa terjadi karena beberapa orang dalam istana terlibat. Hanya ada satu orang di sini yang berhubungan dengan Yunani. Yang memiliki simpati dengan orang-orang Yunani. Dia tidak lain, Rajmata Helena!". Helena terkejut dan resah karena namanya disebut, demikian juga Charumitra, Sushima, Siamak dan juga yang lainnya. "Tetapi tidak ada yaang meragukan dirinya. Dia sendiri bahkan memberi hukuman mati kepada anak kandungnya. Cerita itu entah bagaimana berhubungan dengannya, jadi aku pergi menyelidiki ke kamar Rajmata", kata Ashoka lagi.
Kilas balik menunjukkan Ashoka dan
Kaurwaki menemukan sebuah kotak di kamar Helena, yang isinya ternyata
beberapa anak panah. Ashoka dan Kaurwaki lalu bersembunyi karena
mendengar suara langkah kaki masuk ke kamar tersebut. Orang itu adalah
perempuan tua dan seorang pangeran, dilihat dari pakaiannya, karena
Ashoka melihatnya dari tempat tersembunnyi. Dua orang yang datang ke
kamar itu mengambil kotak itu lalu pergi. Ashoka dan Kaurwaki melihat
semuanya dan mengenali kedua orang itu dari belakang saat meninggalkan
kamar. Kilas balik berakhir. Bindushara bertanya, "siapa kedua orang yang kau maksud? Ayo katakan, Ashoka!". Ashoka menjawab, "Rajmata Helena dan pangeran Siamak". Helena, Charumitra dan sekutunya bertambah resah, Siamak bahkan merasa takut. Ashoka berkata, "aku bisa menunjukkan tempat Rajmata menyembunyikan
kotak itu, Ayah. Dia juga meminta Siamak tidak memberitahu siapa pun
tentang hal itu". Bindushara marah dan tidak percaya atas keterangan itu
dan meminta bukti kepada Ashoka.
Ashoka meminta samrat untuk menemaninya ke tempat di mana Helena menyembunyikan kotak itu. Bindushara yang marah berkata, "Rajmata bukan hanya ibuku tetapi juga istri Chandragupta Maurya. Dia sama berartinya untukku seperti Dharma yang sangat berarti bagimu". Suara Bindushara berat menahan marah, sedangkan Helena merasa tersinggung dan marah. Tanpa disadari oleh Bindushara dan yang lainnya, Siamak pergi dari ruang sidang. "Hari ini aku menyadari aku hanya seorang Yunani, seorang ibu tiri bagi Magadha. Ashoka menyalahkanku karena dia tahu tidak ada di sini akan berpihak kepadaku. Siapa pun bisa masuk di kamarku, menempatkan aku sebagai orang yang salah", kata Helena berakting seakan menjadi orang yang teraniaya. Bindushara sekali lagi meminta Ashoka membuktikan tuduhannya kepada Helena.
Charumitra yang resah menolak untuk percaya kata-kata Ashoka dan juga tindakan Kaurwaki. "Kau telah menganiaya Sushima, menyakiti Siamak dan lalu membunuh Drupada. Jika pertemuan ini sedikit lebih lama maka kau mungkin bisa menyalahkan kami juga. Kau bisa menempatkam kami semua sebagai penjahat", kata Charumitra berapi-api. Sushima setuju dengan kata-kata ibunya. "Aku merasa takut saat ini. Aku tidak merasa aman di dekat dia sekarang". Bindu terpengaruh kata-kata Charumitra dan Sushima, dia berkata kepada Ashoka, "Kau melewati batasmu hari ini dengan menyalahkan ibuku. Jika kau gagal maka...." Ashoka memotong, "Anakmu yang lain yang akan mengatakan kebenaran yang sesungguhnya. Dia tahu dimana Rajmata Helena telah menyembunyikan kotak itu. Ayahanda bisa menanyakan kepada Siamak sekarang!". Ashoka menunjuk Siamak, namun kursi Siamak telah kosong, Samrat dan yang lain semua juga terkejut tidak melihat Siamak di kursinya lagi.
Bindushara bertanya ketus, "dimana Siamak?", tidak ada jawaban, semua orang resah dan diam membisu. Ashoka berpikir sejenak, lalu menjawab, "Aku tahu di mana dia berada, Ayah. Mohon ikutlah denganku. Kalian dapat menyaksikan semuanya sendiri!". Samrat dan semua anggota keluarga kerajaan mengikuti langkah Ashoka keluar dari ruang sidang.
Di halaman belakang istana,
Siamak baru selesai menggali tanah dan mengambil kotak yang ada
didalamnya. Ia bermaksud akan pergi dari sana dengan kotak itu ketika
Ashoka dan seluruh anggota keluarga datang ke tempat itu. Siamak kaget
seperti maling yang kepergok. Dia sangat panik dan menjatuhkan kotak
itu. Bindushara kaget tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
Charumitra dan sekutunya semakin bertambah resah. Helena yang sangat
gelisah teringat dengan kata-kata Justin saat di penjara. Bindushara memberi isyarat kepada para prajurit agar menangkap Siamak. Helena mengangkat tangannya menghentikan para prajurit. Helana mendekat, menempatkan diri disamping Siamak. "Siamak tidak
bersalah. Akulah yang ada balik semua ini!", kata Helena. Semua orang
terkejut mendengar pengakuan itu. Bindushara sangat terpukul dengan
kenyataan itu. "Ibu?!", tanya Bindushara tercekat. Helena mengakui semua
itu dihadapan Bindushara. "Ya, dia benar, Anakku", kata Helena menunjuk
Ashoka, "Aku yang meminta panah ini dari Yunani, menaruh racun di
atasnya dan kemudian memastikan Ashoka akan menembakkan panah itu
kearahmu. Siamak tidak mengetahui semua itu. Aku hanya menyuruh dia agar
menyembunyikan kotak ini saja. Dia hanya berniat untuk mengamankan
kotak ini. Ia tidak bersalah. Akulah pelakunya di sini!".
Kembali
ke ruang sidang, Bindushara bertanya kepada Ashoka, "lalu siapa yang
menembakkan panah? Sedangkan ibu berdiri bersamaku pada waktu itu". Ashoka menjawab, "Itu hanya rencananya. Ada orang lain yang melakukan
eksekusi itu". Ashoka melihat ke arah Sushima, demikian juga Helena
melihat Sushima yang menjadi tidak nyaman. Sushima dengan resah berusaha
menjawab, "Ya, aku denganmu waktu itu, itu saja". Bindushara
meminta Ashoka agar mengatakan nama orang yang dimaksud. Ashoka berkata,
"Ayah tidak akan bisa menghukum orang itu lagi". "Kenapa?", tanya Samrat Bindushara.
Kilas balik lain ditampilkan, Ashoka yakin dari fakta bahwa Siamak
tidak bisa menyerang ayahnya. Kaurwaki bertanya, "apakah itu dilakukan
oleh Sushima?". Ashoka tahu dari orang yang dapat memberitahu mereka
tentang kebenaran itu. Ashoka datang ke tempat Indrajit, Indrajit
ketakutan dan bermaksud lari ke pintu namun Nayaka sudah menghadang,
demikian juga dari arah lain Kaurwaki datang menghalangi. Ketiganya
mengelilingi Indrajit yang mulai gelisah dan ketakutan. Indrajit
meminta maaf karena membunuh Drupada tidak sengaja. "Itu ditujukan pada
Samrat", kata Indrajit. Ashoka marah mendengarnya, dia menampar Indrajit
hingga jatuh terduduk. Ashoka kalap dan mencekit leher Indrajit, namun
Nayaka menghentikan Ashoka agar Indrajit tidak sampai mati. Ashoka meminta Indrajit untuk berbicara, "Dimana kau menyembunyikan busur dan anak panah lainnya?", kilas balik berakhir.
Nayaka memasuki ruang sidang dengan anak panah yang dibawa seorang
pelayan. Pelayan memberikan anak panah itu kepada Bindushara. Ashoka
berkata, "Akan lebih baik jika orang yang memanah itu ada di sini
tapi..."
Kilas balik lain menunjukkan Indrajit dipanah oleh seseorang ketika ia mengajak Ashoka ke tempat di mana ia menyembunyikan anak panah dan busur. Ashoka berusaha agar dia menyebut siapa yang menyuruhnya melakukan itu, namun gagal. Indrajit keburu mati, kilas balik berakhir.
Di ruang sidang, Sushima ingat saat ia menembak
Indrajit dengan panah dan bersembunyi dibalik pohon. Ashoka berkata,
"Kakak Sushima benar. Ini adalah sebuah rencana. Ayah adalah targetnya
namun aku yang jadi korban dalam rencana itu!". Sushima bertindak seolah tidak bersalah dan berbicara menentang Rajmata. Siamak resah tak karuan, Helena hanya diam membisu. Ashoka berkata, "Hanya Rajmata yang bisa mengatakan siapa saja yang mendukung dia dalam rencana ini" Bindu sangat terpukul oleh tindakan Helena yang menodai hubungan antara
putra dan ibu untuk selamanya. "Aku tidak tahu harus berkata apa
kepadamu, Ibu. Aku hanya ingin bertanya apakah ibu tahu hubungan dalam
keluarga yang dipenuhi fitnah dan pengkhianatan? Semua pengkhianat
disini mungkin sedang mengingat pembunuhan Acharya Chanakya", kata
Bindushara. Helena hanya diam menunduk. Dia sibuk mengingat tentang
pembunuhan Acharya Chanakya yang dilakukan bersama anggota keluarga lain
yang kini ikut menudingnya, kata-kata peringatan Ashoka tentang balas
dendam atas kematian gurunya kepada mereka, mimpi Justin untuk melihat
Siamak yang menjadi Samrat sebelum mati di tangannya sendiri, kematian
Noor di tangan Ashoka, dan harapannya kepada Siamak yang sibuk berlatih
pedang dengan orang Yunani. Helena jatuh tak berdaya di ruang sidang itu
tanpa menjawab pertanyaan samrat. "Ibu!", kata Samrat terkejut,
demikian juga yang lain melihat Helena jatuh telungkup.
Dari
tahtanya dengan berdiri, Bindushara meminta maaf kepada Ashoka. "Aku
menyatakan kau tidak bersalah", kata Samrat membuat orang-orang lega,
kecuali Charumitra, Sushima, Khalatak dan Siamak. "Aku memberikan hak
pada Yuwaraja Ashoka untuk memutuskan hukuman yang tepat bagi perempuan
ini", kata Samrat pergi dari ruang sidang. Helena dipapah berdiri oleh
dua pelayan perempuan. Ashok berkata, "Aku perintahkan para prajurit
untuk menjaga Helena di penjara sampai aku memutuskan hukuman yang
tepat baginya". Helena dibawa keluar sidang menuju ke penjara oleh
prajurit dan pelayan. Charumitra dan sekutunya hanya diam tidak
berkomentar apapun atas keputusan Ashoka.
Ashoka menatap langit mengucap bersyukur, "Acharya, ini adalah kemenangan pertamaku. Anda akan senang jika Anda berada di sini hari ini". Ashoka sedang berjalan di koridor, Kaurwaki datang mengucapkan selamat pada Ashoka, Ashoka memberikan pujian dan terima kasih kepadanya. Dharma juga datang ke tempat itu, dia tersenyum melihat pasangan itu. Ashoka membungkuk menyentuh kaki ibunya. Dharma berkata, "Satyam ewa Jayate! (hanya kebenaran yang menang)". Ashoka mengulangi, "Satyam ewa Jayate". Dharma senang dan lega karena Ashoka bisa mendapatkan keadilan bagi kematian Drupada. Ashoka berbicara tentang kemenangan pertama dalam memenuhi janji kepada gurunya. "Selama para musuh masih hidup. Keadilan mutlak belum terjadi dengan pengorbanan Acharya Chanakya dan pangeran Drupada", kata Ashoka lagi.
CUPLIKAN: Di kamar pribadi
Charumitra, Sushima berkata, "Rajmata masih belum bebas dari mantra
tantra. Kita harus memastikan ia tidak akan membahayakan kita!". Ashoka
datang ke kamar itu, dari pintu dia memperingatkan Sushima, "Kau tidak
akan mampu melarikan diri saat ini. Rajmata akan membeberkan para
pendukungnya besok di pengadilan. Aku tahu namamu juga akan menjadi
salah satu dari mereka!". Di ruang sidang pengadilan, Bindushara
meminta Helena berbicara, "Siapa yang bersamamu dalam rencana ini?".
Helena menjawab, "Aku tidak sendirian dalam hal ini". Sinopsis Ashoka Samrat episode 300 by. Kusuma Rasmana