SINOPSIS MAHAPUTRA episode 125 (23 Desember 2013) by. RS Dipagi hari, Sajja dan Bhatiyani datang ke kamar Jaiwanta, mereka
melihat Jaiwanta sedang bersiap-siap, Sajja menghampirinya dan bertanya
tentang kejadian semalam, tapi tiba tiba dia melihat kearah tempat tidur
dan melihat kalau bunga bunga yang ada di tempat tidur masih utuh, dia
bertanya apakah tidak ada yang terjadi semalam, kemudian dia melihat kue
yang dibawanya juga masih utuh, dia marah melihat itu, kemudian dia
pergi, setelah Sajja pergi kemudian Bhatiyani masuk dan mengejek
Jaiwanta karena tidak terjadi apa apa semalam, Bhatyani melihat Paan
yang dicampurnya dengan obat tidur, dia bertanya-tanya bagaimana Uday
tertidur tanpa memakannya, Jaiwanta melihat Bhatiyani sedang
memperhatikan Pann itu, dia bertanya apakah dia bertanya tanya tentang
Paan itu?, kemudian Jaiwanta mengambil Paan itu dan mengatakan kalau dia
tahu semua yang dilakukan Bhatiyani dengan Paan itu, Bhatiyani terkejut
mendengarnya, Jaiwanta mengatakan kalau dia bukanlah seorang istri
yang seperti Bhatiyani, dia mengatakan kalau seorang istri tidak hanya
menggunakan tubuhnya saja, dia mengatakan kalau dia bukan seperti media
hiburan, seperti yang dilakukan Bhatyani pada Uday, dia mengatakan kalau
dia adalah seorang istri, seorang istri itu harus memberikan ketenangan
pikiran pada suaminya, itu jauh lebih penting dari pada hubungan fisik,
dia mengatakan kalau Uday menemukan kedamaian dengannya, Jaiwanta juga
mengatakan kalau Bhatiyani selalu mencoba untuk merebut kebahagiaannya,
dengan mencoba untuk membunuh Pratap dengan berbagai cara, dengan
membuatnya pergi untuk mengambil mangga muda ke wilayah Shams, dengan
mengatakan semua tentang Sakha Veer pada Uday, tapi pada kebenarannya,
dia selalu yang selalu menang, kebenaran yang selalu menang dan
kejahatan akan selalu kalah, setelah mengatakan itu, kemudian Jaiwanta
memintanya untuk pergi, Bhatiyani tidak senang mendengarnya, dia hendak
pergi, tapi sebelum dia pergi, dia mengatakan kalau dia merasa tidak
lengkap karena Uday belum menyentuhnya, dia juga mengatakan kalau Uday
akan menghabiskan malam ini dengannya, dengan itu dia yang akan menang
dan Jaiwanta yang akan kalah,
Diruangan keluarga, para keluarga
sedang berkumpul kecuali Sajja dengan Panna Tai, Uday meminta Panna
untuk tinggal di Mewar, Jaiwanta setuju dengan permintaan Uday, Panna
mengatakan kalau dia memang ingin tinggal di sini, tapi kalau dia
tinggal Mewar dia akan mengingat kenangan buruknya, mendengar itu, Uday
menjadi merasa bersalah, dia menangis, melihat Uday menangis, Panna
menghampirnya dan mencoba untuk menenangkannya dengan mengatakan kalau
jika dia harus mengorbankan anaknya sekali lagi untuk melindungi
keturunan Mewar, dia akan melakukannya sendiri, mendengar semua itu,
Uday langsung memeluk Panna, dia sangat terharu, melihat mereka yang
bersedih, Pratap mencoba mengalihkan pembicaraan dengan bertanya pada
Panna tentang Krishna, Girjadai mengatakan kalau Krishna ada di depan,
Jaiwanta meminta Pratap untuk menemui Krishna, kemudian Pratap pergi
untuk bertemu dengannya, setelah Pratap pergi, Sajja datang dan
mengatakan sesuatu yang lucu, semua orang menjadi tertawa mendengarnya,
Di sebuah ruangan, Krishna sedang duduk melamun, tak lama Pratap datang
menemuinya, Krishna melihat kedatangannya, dia merasa malu pada Pratap,
Pratap menghamprinya dan duduk di tempat duduk, Pratap menggodanya
dengan mengatakan kalau dia memanggilnya seorang pelayan, Krishna merasa
tidak enak hati, dia meminta maaf pada Pratap atas apa yang
dilakukannya, Pratap lagi mengatakan kalau dia telah memanggilnya
sebagai orang yang pengecut, Pratap lagi lagi menggodanya, Krishna
terlihat ketakutan, kemudian Pratap tiba tiba tertawa dengan keras,
Pratap mengatakan kalau dia sedang bercanda, dia mengatakan kalau pada
saat Krishna memanggilnya Sakha, dia telah menjadi adiknya, Krishna
terharu mendengarnya, dia terlihat bahagia, kemudian dia mengikat benang
sucipada Pratap dan mengatakan kalau itu akan selalu melindunginya,
kemudian Pratap memberikan kalungnya pada Krishna, Krishna menolaknya
tapi Pratap memaksanya untuk menerima itu, mereka tersenyum
Di
depan Istana, Panna dan Krishna akan pergi meninggalkan Mewar, semua
terlihat sedih, Uday dan Jaiwanta melihat Pratap begitu sedih melihat
kepergian Panna dan Krishna, kemudian Uday menggelitik Pratap, Uday juga
meminta Jaiwanta untuk menggelitiknya juga, mereka membuat Pratap
tertawa, mereka bertiga sangat bahagia, di dalam, Bhatyani merasa
jengkel dengan tawa mereka, Jagmal sedang menangis, Kokoiya memintanya
untuk menenangkan Jagmal, Bhatiyani mengatakan kalau dia tidak ingin
Jagmal berhenti menangis agar Uday mendengar dan menyadari kalau dia
memiliki satu anak lagi, tak lama Sajja datang dan bertanya mengapa dia
tidak membuat Jagmal berhenti menangis, Bhatiyani membuat alasan dengan
mengatakan kalau upacara prashannya belum terjadi sehingga dia tidak
bisa membuat makanan dan susunya dan itu yang membuatnya lapar dan
menangis,
Di Delhi, Bairam Khan sedang membuat rencana untuk menyerang Mewar